Anda di halaman 1dari 12

Kata sulit

1. Hipersalivasi ▶️rigil
Hipersalivasi adalah kondisi saat produksi air liur menjadi lebih banyak dari normal.

hipersalivasi adalah peningkatan air liur yang berlebihan (1-2 L/hari). Hipersalivasi
disebabkan oleh peningkatan keasaman didalam mulut atau peningkatan asupan zat
pati, yang menstimulasi kelenjar mengalami sekresi berlebih.
Hipersalivasi adalah keadaan terjadinya sekresi saliva yang berlebiihan yang dapat
terjadi karena psikis, reaksi emosional yang secara fisiologis dapat mempengaruhi aliran
saliva.

2. Restorasi (Shelly )▶️sarah


Restorasi dapat dibedakan menjadi restorasi direk dan indirek. Restorasi direk adalah
restorasi gigi yang dapat dibuat langsung pada kavitas gigi dalam satu kunjungan (American
Dental Assosiation, 2003). Restorasi indirek adalah restorasi struktur gigi yang dilakukan
diluar mulut pasien. Material untuk restorasi dibuat di laboratorium dental kemudian
dipasangkan pada gigi yang sudah dipreparasi (Roberson dkk., 2006). Restorasi indirek
sering digunakan untuk gigi yang kehilangan banyak strukturnya karena dapat
mengembalikan kontur, fungsi, dan penampilan dari gigi. Indikasi penggunaan restorasi
indirek adalah pada kasus karies primer atau karies akibat restorasi yang sudah ada, fraktur
jaringan gigi, dan dampak dari trauma. Restorasi indirek dapat berupa restorasi intrakoronal
(inlei), ekstrakoronal (mahkota jaket), dan kombinasi intra dan ekstrakoronal (onlei)
(Bartlett dan Ricketts, 2007; Walmsley dkk., 2007). Restorasi indirek harus disemenkan pada
gigi menggunakan material semen perekat untuk menyediakan retensi dan penutupan celah
tepi kavitas. Prosedur ini disebut sementasi (Walmsley dkk., 2007; Annusavice dkk., 2013).
Objek dalam sementasi adalah untuk menahan restorasi pada tempatnya dan
mempertahankan integritas struktur gigi. 
restorasi menurut KBBI adalah pengembaliam atau pemulihan kepada keadaan semula.
Restorasi adalah perawatan gigi untuk menciptakan gigi yang dapat berfungsi
dengan baik.
Tujuan dari restorasi adalah membantu mengembalikan bentuk, fungsi dan
estetik gigi. Bahan restorasi kedokteran gigi yang dikenal meliputi amalgam, resin
komposit, semen glass ionomer, logam cor, keramik dan paduan metal keramik.

3. Biokompatibilitas intan ▶️natasya


Biokompatibilitas merupakan kemampuan suatu material untuk berinteraksi dengan sel-
sel / jaringan hidup atau sistem metabolisme yang tidak menyebabkan toksisitas, injuri
atau reaksi imun saat berfungsi pada tempat spesifik. Biokompatibilitas menentukan
apakah bahan tersebut dapat digunakan di dalam tubuh, di samping sifat secara fisik dan
kimia, kemudahan proses, estetika dan harga yang terjangkau. Secara umum,
biokompatibilitas dapat diukur berdasarkan sitotoksisitas setempat, sistemik dan
kemampuan menimbulkan alergi serta karsinogenik.Tujuan dari uji biokompatibilitas
adalah untuk mengetahui interaksi antara material terhadap jaringan tubuh. Respon
inflamasi ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah sel neutrofil terutama di bagian tepi
dari jaringan yang mengalami reaksi toksisitas, sedangkan reaksi atau respon imun akan
terjadi apabila terdapat penolakan terhadap bahan implan berupa reaksi
hipersensitivitas.
Biokompatibilitas atau keadaan yang harmonis antara bahan restorasi dengan
lingkungan biologi mulut. Bahan restorasi dapat berkontak dengan mukosa, jaringan gigi,
pulpa tanpa memberi pengaruh toksik. Masalah yang dihadapi adalah dikeluarkannya
bahan kimia dari bahan restorasi yang dapat menyebabkan iritasi pulpa atau reaksi
alergi.
Biokompatibilitas merupakan kemampuan suatu bahan untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan dimana bahan tersebut tidak membahayakan tubuh, dan
non-toksik.

4. Tumpatan
Tumpatan adalah mengembalikan fungsi gigi dalam mulut dengan jalan menghentikan
proses karies dan menjaga pulpa agar tetap vital dan sehat. Beberapa bahan tumpatan
yang dipakai dokter gigi , yaitu resin komposit mempunyai estetik yang baik, amalgam
mempunyai kekuatan dan harganya yang relatif murah, dan GIC memiliki daya tahan
rendah terhadap kondisi yang asam.
Tumpatan adalah mengembalikan fungsi gigi dalam mulut dengan jalan menghentikan
proses karies dan menjaga pulpa agar tetap vital dan sehat.
Penumpatan gigi merupakan suatu tindakan restorasi gigi dengan cara membuang
jaringan karies dan meletakan bahan restorasi pada gigi yang mengalami kerusakan.
Penambalan gigi merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kerusakan gigi agar bisa
kembali kebentuknya semula dan bisa kembali berfungsi dengan baik.

List soal
1. Bagaimana sifat fisik dan mekanik meterial restorasi dan biokompatibilitas yang ada
pada rongga mulut ? Rigil ➡️intan
JAWAB:
Sifat fisik-mekanik yang baik dari bahan kedokteran gigi adalah bahan harus stabil
dalam kondisi asam/basa cairan rongga mulut, penghantar termal rendah sebaiknya
sedapat mungkin sama dengan jaringan gigi, mempunyai daya tahan deformasi
permanen atau patah di bawah tekanan kunyah, mempunyai kemampuan dapat
dipoles sehingga memberi permukaan yang halus dan homogen, sesuai dengan
warna gigi, tahan terhadap kepatahan di bagian tepi yang tipis, daya tahan terhadap
pemakaian terutama email gigi, tahan terhadap korosi/karat, mempunyai adesi atau
ikatan kimia dengan jaringan gigi yang baik, mempunyai adaptasi yang baik dengan
dinding kavitas gigi, tidak mempunyai sifat alat penghantar aliran listrik dalam
rongga mulut, tidak sensitif dengan kontaminasi kelembaban selama peletakan
bahan restorasi, dan tidak ada perubahan termal atau perubahan demensi selama
proses pengerasan.
Biokompatibilitas atau keadaan yang harmonis antara bahan restorasi dengan
lingkungan biologi mulut. Bahan restorasi dapat berkontak dengan mukosa, jaringan
gigi, pulpa tanpa memberi pengaruh toksik. Masalah yang dihadapi adalah
dikeluarkannya bahan kimia dari bahan restorasi yang dapat menyebabkan iritasi
pulpa atau reaksi alergi.
Dari aspek estetik, bahan restorasi idealnya mempunyai keserasian dengan jaringan
sekitar gigi dalam hal bentuk, translusensi dan tekstur.
Dari aspek aplikasi kliniknya, bahan restorasi mudah dikerjakan, kavitas dan bentuk
struktur gigi, aman dalam penanganan bahan, memerlukan preparasi minimal
jaringan gigi, dapat memperbaiki fungsi gigi dalam mulut, mudah melakukan
diagnosis dan mudah untuk diperbaiki bila terjadi kerusakan, dan relatif tidak
menimbulkan sensitisasi pada saat dokter gigi melakukan manipulasi
Sifat-sifat Biologis:
a. Tidak mengandung racun, tidak hanya untuk pasien tetapi untuk
operator/perawat Gigi dan dokter Gigi.
b. Tidak mengiritasi rongga mulut dan jaringan sekitarnya
c. Tidak menghasilkan reaksi alergi.
Sifat-sifat kimia: Suatu bahan di dalam mulut harus:
a. Tidak larut dalam saliva/dalam segala macaam cairan yang bias
dimasukkan ke dalam mulut.
b. Tidak luntur dan tidak berkarat.
Sifat-sifat mekanis dan termis: Bahan-bahan yang dipergunakan untuk
berbagai pemakaian kedokteran gigi haruslah cukup kuat, cukup kaku dan
keras serta tahan terhadap abrasi dll.

2. apa saja bahan bahan restorasi yang digunakan dalam tambalan gigi tersebut ? Intan
▶️Rigil
 Amalgam Amalgam kedokteran gigi (dental amalgam) dibuat dengan cara
mencampurkan merkuri cair dengan zat-zat padat yang merupakan perpaduan
dari perak, timah, tembaga, dan kadang seng, paladium, indium, dan selenium.
Kombinasi dari logam padat tersebut disebut dengan amalgam alloy. Sangat
penting untuk dapat membedakan antara amalgam kedokteran gigi dan
amalgam alloy (Craig, R. G., & Powers, J. M.2002). Amalgam kedokteran gigi
merupakan alloy yang terdiri dari merkuri, perak, tembaga, dan timah, dan
mungkin juga bisa mengandung palladium, zinc, dan elemen-elemen lain untuk
meningkatkan karakteristik dan kinerja klinis amalgam itu sendiri. (Anusavice,
Keneth J. 2004). Amalgam adalah suatu alloy, air raksa dengan satu atau
beberapa logam lain. Pada suhu kamar air raksa didapati berbentuk cairan, titik
bekunya adalah -39ᵒC. Dapat segera mengalami reaksi amalgamisasi dengan
logam seperti perak, tin, cuprum menghasilkan suatu bahan yang padat. Indikasi
utama bahan restorasi amalgam/dental amalgam adalah sebagai bahan tambal
posterior. Restorasi dental amalgam ini sangat baik karena secara teknik tidak
sensitif, dapat mempertahankan bentuk anatomi dari gigi, tidak mudah fraktur,
dan tahan lama. Air raksa/mercury dicampur dengan puder alloy untuk
mendapatkan bahan plastis, kemudian dimasukkan ke dalam preparasi kavitas.
Amalgam yang telah set atau mengeras lebih kuat dari semua jenis semen gigi
yang ada serta semua bahan tambalan gigi anterior. Bahan tambal amalgam
dipergunakan sejak awal abad 19 dibuat dari campuran koin perak
Spanyol/Meksiko dengan air raksa. Standardisasi amalgam merupakan
standardisasi pertama yang dibuat American Dental Association (ADA) tahun
1919, sehingga disebut ADA Spefications No.1.
 Glass Ionomer Cement. Semen ionomer kaca adalah bahan tambal sewarna gigi
yang komponen utamanya terdiri dari likuid yang merupakan gabungan air
dengan polyacid (Asam poliakrilat, maleat, itakonat, tartarat) dan bubuk berupa
fluoroaluminosilicate glass (Anang, Mariati.2015). Bahan ini bersifat anti
kariogenik oleh karena mampu melepaskan flourida, mempunyai thermal
compatibility dengan enamel gigi, serta mempunyai biokompatibilitas yang baik
(Jurnal PDGI.2012). Indikasi glass ionomer cement adalah, • Restorasi pada lesi
erosi/abrasi tanpa prevarasi kavitas. • Penutupan / penumpatan pit dan fisura
oklusal. • Restorasi gigi decidiu. • Restorasi lesi karies kelas V. • Restorasi lesi
karies kelas III, diutamakan yang pembukaannya dari lingual atau palatinal belum
melibatkan bagian labial.
Semen ionomer kaca adalah bahan tambal sewarna gigi, likuid merupakan
gabungan air dengan polyacid (Asam poliakrilat, maleat, itakonat, tartarat) dan
bubuk berupa fluoroaluminosilicate glass. Setelah gigi ditumpat, bahan GI
tersebut mengeluarkan fluor yang bermanfaat untuk mencegah terjadinya karies
di sekitar gigi yang ditumpat. GI bisa digunakan untuk menumpat gigi depan
maupun belakang yang karies gigi belum mencapai pulpa.
 Bahan resin komposit merupakan bahan tumpatan yang digunakan untuk gigi
anterior maupun posterior. Komposisi resin komposit, yaitu Matriks resin
organik, Bahan pengisi anorganik (filler), Bahan pengikat (coupling agent),
Aktivator, Bahan lain untuk stabilitas warna dan mencegah polimerisasi dini.
Macam-macam resin yaitu Komposit Macrofiller/komposit konvensional,
Komposit Microfiller, Komposit Small Particle Filler, Komposit Hybrid, Komposit
MikroHybrid, Komposit NanoHybrid. Kelebihan Resin komposit, dianjurkan
pemakaiannya karena selain lebih baik dari segi estetis dari pada amalgam dan
Glass Ionomer Semen/GI, resin komposit juga lebih mudah cara aplikasinya,
efisien waktu, biaya dan tenaga. Kekurangan: Perubahan warna setelah beberapa
tahun pemakaian, Shrinkage menyebabkan perubahan warna pada tepi
tumpatan, risiko lepas tambalan.
 Pit dan fissure sealant dan bahan restorasi resin preventif  Kelebihan bahan
resin preventif adalah estetika baik, sifat konduktivitas termal rendah, dapat
dilakukan dalam satu kali kunjungan, mudah diperbaiki bila terjadi kerusakan,
adanya ikatan resin akan memperkuat struktur gigi. Kekurangannya adalah tidak
ada sifat menutup celah seperti amalgam, permukaan mudah terjadi keausan
karena pemakaian, debu yang dihasilkan berpotensi membahayakan bagi pasien.

DIRECT RESTORATIONS Adalah tambalan yang secara langsung dikerjakan oleh


dokter gigi pada gigi pasien di dental unit, tanpa membutuhkan proses pengerjaan di
laboratorium.

a. Amalgam
Amalgam adalah bahan tambal berbahan dasar logam, di mana komponen
utamanya:
 likuid yaitu logam merkuri
 bubuk yaitu logam paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak,
timah, dan tembaga. Selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan
persentase yang lebih kecil.
Kedua komponen tersebut direaksikan membentuk tambalan amalgam yang
akan mengeras, dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi.

Kelebihan :
Dapat dikatakan sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat
dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah, sehingga
amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut
(pada beberapa penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga lebih dari 15 tahun
dengan kondisi yang baik) asalkan tahap-tahap penambalan sesuai dengan prosedur.
Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada
umumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut
yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut. Penambalan dengan
amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu “technique sensitive” bila
dibandingkan dengan resin komposit, di mana sedikit kesalahan dalam salah satu
tahapannya akan sangat mempengaruhi ketahanan dan kekuatan bahan tambal
resin komposit. Biayanya relatif lebih rendah

Kekurangan :

Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi,
sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan atau di mana pertimbangan
estetis sangat diutamakan.
Dalam jangka waktu lama ada beberapa kasus di mana tepi-tepi tambalan yang
berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi
sehingga tampak membayang kehitaman
Pada beberapa kasus ada sejumlah pasien yang ternyata alergi dengan logam yang
terkandung dalam bahan tambal amalgam. Selain itu, beberapa waktu setelah
penambalan pasien terkadang sering mengeluhkan adanya rasa sensitif terhadap
rangsang panas atau dingin. Namun umumnya keluhan tersebut tidak berlangsung
lama dan berangsur hilang setelah pasien dapat beradaptasi.
Hingga kini issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang
dikandungnya masih hangat dibicarakan. Pada negara-negara tertentu ada yang
sudah memberlakukan larangan bagi penggunaan amalgam sebagai bahan tambal.

b. Resin komposit

Resin komposit adalah bahan tambal sewarna gigi, dengan bahan dasar polimer dan
ditambahkan dengan partikel anorganiksebagai penguat. Bahan tambal ini umumnya
mengalami reaksi pengerasan dengan bantuan sinar (sinar UV, atau bisa juga dengan
visible light)

Kelebihan:
Secara estetik sangat memuaskan, terutama resin komposit dengan formulasi terkini
di mana hasil akhirnya sangat menyerupai gigi asli. Namun tentu membutuhkan
keterampilan dan keahlian dari dokter gigi. Karena kelebihannya ini, resin komposit
adalah bahan tambal yang paling sering digunakan dalam “cosmetic dentistry”.
Aplikasinya cukup luas. Meski dulu ada keraguan bahwa bahan tambal resin
komposit tidak cukup kuat untuk digunakan pada gigi geraham di mana tekanan
kunyah di daerah tersebut paling besar, namun bahan tambal ini terus menerus
mengalami perkembangan sehingga kini cukup dapat diandalkan untuk menambal
gigi geraham meskipun kekuatannya masih tetap di bawah amalgam. Warna bahan
tambal dapat disesuaikan dengan keadaan gigi pasien, karena resin komposit
memiliki pilihan shade/warna.

Kekurangan :
Material ini membutuhkan tahapan-tahapan yang membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan yang cukup mendalam dari dokter gigi untuk mendapatkan hasil yang
benar-benar memuaskan dan tahan lama. Jika tidak, tambalan dapat mudah
lepas/patah, berubah warna, atau terlihat batas antara tepi tambalan dengan gigi
sehingga mengurangi estetika.
Pada saat penambalan diperlukan suasana mulut yang cukup kering karena
kontaminasi saliva dapat mempengaruhi sifat-sifat jangka panjang dari resin
komposit, seperti kekuatan dan daya tahannya. Oleh sebab itu gigi yang akan
ditambal resin komposit idealnya harus benar-benar diisolasi, dan hal ini cukup sulit
dilakukan terutama pada gigi belakang dan mungkin menimbulkan ketidaknyamanan
bagi pasien.
Dapat terjadi karies sekunder di bawah tambalan yang mungkin disebabkan karena
kebocoran tambalan sehingga bakteri dapat berpenetrasi ke jaringan gigi dan
kembali menyebabkan karies.
Resin komposit dapat menyerap warna dari zat pewarna dari makanan atau
minuman sehingga dalam jangku waktu lama dapat berubah warna.

c. Glass Ionomer Cement (GIC)

Glass ionomer cement adalah bahan tambal sewarna gigi yang komponen utamanya
adalah :

 Likuid yang merupakan gabungan air dengan polyacid (asam poliakrilat,


maleat, itakonat, tartarat)
 Bubuk yang berupa fluoroaluminosilicate glass

Kelebihan :
Bahan tambal ini meraih popularitas karena sifatnya yang dapat melepas fluor yang
sangat berperan sebagai antikaries. Dengan adanya bahan tambal ini, resiko
kemungkinan untuk terjadinya karies sekunder di bawah tambalan jauh lebih kecil
dibanding bila menggunakan bahan tambal lain Biokompatibilitas bahan ini terhadap
jaringan sangat baik (tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap tubuh)
Material ini melekat dengan baik ke struktur gigi karena mekanisme perlekatannya
adalah secara kimia yaitu dengan pertukaran ion antara tambalan dan gigi. Oleh
karena itu pula, gigi tidak perlu diasah terlalu banyak seperti halnya bila
menggunakan bahan tambal lain. Pengasahan perlu dilakukan untuk mendapatkan
bentuk kavitas yang dapat ‘memegang’ bahan tambal.

Kekurangan :
Kekuatannya lebih rendah bila dibandingkan bahan tambal lain, sehingga tidak
disarankan untuk digunakan pada gigi yang menerima beban kunyah besar seperti
gigi molar (geraham) Warna tambalan ini lebih opaque, sehingga dapat dibedakan
secara jelas antara tambalan dan permukaan gigi asli, Tambalan glass ionomer
cement lebih mudah aus dibanding tambalan lain

3. apa saja yang menjadi factor keberhasilan teerhadap bahan restorasi ? Shelly ▶️sarah
JAWAB:
Berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bahan untuk restorasi gigi
yaitu seberapa luas jaringan karies yang ada, kekuatan dari jaringan gigi yang tersisa,
karakteristik yang spesifik dari jaringan gigi pasien dan kesehatan jaringan periodontal, oral
hygiene pasien dan riwayat karies gigi pasien, kondisi keuangan pasien selama prosedur
restorasi, risiko dan keuntungan bagi pasien selama prosedur restorasi berlangsung,
keahlian dokter gigi dalam menjalankan prosedur perawatan, pilihan dari dokter gigi dan
perawatan standar yang berlaku, dan persetujuan dari pasien. Dari berbagai pertimbangan
di atas maka ditentukan pilihan perawatan yang disepakati dengan tiga opsi, yaitu jaringan
gigi dapat dilakukan restorasi, kemungkinan gigi harus dilakukan pencabutan, dan tidak
dilakukan perawatan. Pilihan yang terbaik adalah pasien berpartisipasi aktif melalui
persetujuan perawatan yang dijalankan yang dikenal dengan “informed consent”. Dalam hal
gigi memerlukan restorasi perlu dipertimbangkan prosedur yang akan dijalankan serta
pilihan bahan restorasi yang akan digunakan. Penentuan pilihan prosedur dan penggunaan
bahan restorasi perlu dikuasai oleh dokter gigi dalam menjalankan prakteknya.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan bahan restorasi Kesuksesan restorasi untuk
penggunaan klinik yang lama dapat dibagi dalam tiga grup kategori yaitu pasien,
klinisi/dokter gigi dan bahan restorasi
Karakteristik pasien sebagai faktor yang berperan penting dalam usia pakai restorasi.
Kerjasama yang baik dari pasien selama prosedur perawatan meliputi kontrol saliva,
kejelasan akses ruang operasi akan membantu dalam preparasi gigi dan peletakan bahan
restorasi. Besar ukuran restorasi, faktor makanan/diet, kegiatan preventif pasien dan
kebiasan buruk pasien seperti bruksisma atau sering menggigit es batu juga penting. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan frekuensi karies dan status oral hygiene
yang buruk menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan pemilihan perawatan.
Beberapa studi menunjukkan bahwa faktor keahlian dokter gigi berpengaruh pada usia
pakai suatu restorasi, preparasi jaringan gigi, pembuatan kontur restorasi, dan adanya over
hanging akan menyebabkan kegagalan dari restorasi. Begitu cepatnya perkembangan bahan
restorasi dengan berbagai modifikasi harus selalu diikuti oleh dokter gigi agar dapat
menggunakan bahan restorasi dengan baik. Faktor bahan restorasi, misalnya perubahan
kecil pada saat manipulasi dapat menyebabkan perbedaan yang besar dalam kualitas dan
tampilan suatu restorasi. Keadaan ini dikenal dengan sensitivitas teknik saat manipulasi.
Sensitivitas teknik saat manipulasi akan memberi variasi dalam sifat fisik, mekanik,
karakteristik penanganan dan tampilan hasil restorasi.
Pada penggunaan amalgam dapat terjadi pada saat waktu pencampuran dan kecepatan
yang dipakai serta kontaminasi akan menyebabkan berkurangnya kekuatan restorasi.
Penggunaan gigi geligi saat berfungsi juga berpengaruh secara individual seperti abrasi oleh
makanan, kebiasaan buruk seperti sikat gigi, dan faktor lain. Bila bahan restorasi lebih keras
dari jaringan gigi seperti porselen dan base metal maka secara cepat akan terjadi keausan
email pada gigi lawan. Hal ini menyebabkan akan terjadi karies baru. Infeksi dapat terjadi
akibat bakteri yang berkembang biak di sekeliling kebocoran restorasi dan dapat
mengancam vitalitas jaringan pulpa.

Berikut adalah beberapa factor yang berpengaruh terhadap keberhasilan Restorasi plastis,
diantaranya yaitu:

a. Teknik isolasi yang baik.


Teknik isolasi yang baik akan dapat membantu terciptanya keberhasilan restorasi
yang dilakukan. Isolasi yang baik akan memberikan wilayah kerja yang tepat,
tanpa mengganggu daerah gigi tetangga, dan memberikan batas yang baik agar
daerah yang dipreparasi tidak terkontaminasi dengan saliva. Bila terdapat
kontaminasi air sebelum setting pada bahan yang mengandung zinc, akan timbul
reaksi antara zinc (anoda) dan bahan logam lain yang bersifat katoda dan air
sebagai elektrolit, hydrogen terlepas sebagai hasil reaksi ini serta tekanan uap
hydrogen dapat menyebabkan pergeseran amalagam sehingga terjadi ekspansi
yang mungkin tidak kelihatan dalam 24 jam tetapi dapat muncul beberapa hari
setelah penambalan.

b. Pemilihan bahan tumpatan yang tepat.


Bahan tumpatan dipilih berdasarkan kebutuhan dan pertimbangan yang
melibatkan posisi restorasi. Apabila bahan tumpat yang biasa digunakan untuk
restorasi kavitas di bagian anterior dipakai untuk restorasi kavitas posterior,
maka, tentunya bahan tersebut tidak akan mampu menahan beban mastikasi di
bagian posterior dan sebaliknya.

c. Design kavitas yang sesuai.


Design kavitas yang baik hendaknya mempertimbangkan segi retensi, resistensi,
convenience, dan ekstension for prevention. Apabila keempat hal tersebut
terpenuhi, maka karies sekunder sulit sekali timbul, dan daya tahan restorasi akan
menjadi semakin lama. Karies sekunder biasanya disebabkan oleh preparasi yang
tidak memenuhi criteria ekstension for prevention, yaitu pit dan fissure yang
dalam harus diikutsertakan pada preparasi walaupun tidak terkena karies. Juga
criteria removal of caries, yaitu penghilangan jaringan yang terinfeksi. Apabila
kedua criteria tersebut tidak terpenuhi maka akan terjadi karies sekunder.

d. Teknik manipulasi bahan restorasi plastis.


Cara manipulasi bahan restorasi plastis berbeda-beda untuk tiap bahan, dengan
berbagai ketentuan tertentu. Apabila hal ini tidak diikuti dengan baik, maka akan
berpengaruh terhadap kekuatan sifat mekanisnya, ekspansifnya, dan
dikhawatirkan akan menyebabkan mikroporositas yang menjadi penyebab karies
sekunder. Pengetahuan akan teknik manipulasi beserta cara pengaplikasian bahan
menjadi syarat utama dalam keberhasilan restorasi yang dilakukan.

e.Proses polishing.
Proses polishing dilakukan sesuai dengan waktu pengerasan sempurna tiap-tiap
bahan. Polishing pada GIC boleh dilakukan setelah 5 menit, namun polishing pada
amalgam tidak boleh dilakukan sebelum tumpatan mencapai ± 24 jam karena
reaksi pengerasan amalgam terjadi secara sempurna setelah 24 jam atau lebih,
apabila polishing dilakukan kurang dari 24 jam maka akan mempengaruhi
kekuatan amalgam. Kekuatan amalgam akan turun dan ketika dilakukan polishing
kemungkinan bisa pecah.

f. Teknik finishing.
Untuk stone hijau digunakan untuk finishing tumpatan amalgam sedangkan stone
putih digunakan untuk finishing tumpatan GIC atau komposit. Apabila tidak
dilakukan finishing maka permukaan amalgam menjadi kasar sehingga adanya
penumpukan makanan dan menyebabkan suasana asam yang dapat
menyebabkan karies sekunder pada gigi sekitar tumpatan dan dapat
menyebabkan tarnish (pada permukaan dan tidak merusak restorasi) dan korosi
(hasil dari reaksi kimia yang dapat berpenetrasi ke dalam tumpatan amalgam
sehingga menjadi rusak).

4.Apa saja sifat2 dental material? sarah ➡️ bina

 Sifat Mekanik
Hardness
Hardness didefinisikan sebagai kemampuan suatu bahan
untukmenerima tekanan benda keras (Combe, 1992). Hardness dapat pula
diartikansebagai kemampuan menahan suatu goresan, sehingga kekerasan
merupakanketahanan terhadap indentasi. Indentasi dihasilkan pada
permukaan suatubahan dari gaya yang diaplikasikan dari ujung tajam atau
partikel abrasiveyang berasal dari interaksi sejumlah sifat. Sifat-sifat yang
berhubungan dengankekerasan suatu bahan adalah kekuatan, batas
keseimbangan, dan kelenturan.Disamping itu kekerasan juga sebagai energi
deformasi elastik atau plastikyang diperlukan untuk mematahkan suatu
bahan dan merupakan ukuran dari ketahanan terhadap fraktur.
Kekuatan Fatik
Kekuatan fatik adalah kekuatan dimana ketika sebuah material
mengalami kelelahan akibat tegangan berkali – kali. Dapat disebut juga batas
kelelahan, yaitu jumlah siklus stress karakter yang spesifik spesimen bahan
dapat menahan sebelum kegagalan alam tertentu terjadi. Dipengaruhi oleh
faktor – faktor lingkungan seperti korosi. Kekuatan fatik dapat pula disebut
juga sebagai nilai kekuatan yang diperoleh dari suatu pengukuran kegagalan

 Sifat Reologi
 Sifat Fisis
 Sifat Kimiawi
 Sifat Biologi
 Sifat Thermal
 Sifat Adhesi
5.Apa yg dimaksud dengan tumpatan? Serta kegunaannya untuk apa? ▶️Shelly
Tumpatan adalah mengembalikan fungsi gigi dalam mulut dengan jalan
menghentikan proses karies dan menjaga pulpa agar tetap vital dan sehat. Manfaat
tindakan penambalan gigi adalah sebagai berikut :
a. Mengembalikan bentuk anatomi gigi
b. Mengembalikan fungsi gigi.
c. Menutup jalan masuk bakteri sehingga menghentikan kerusakan gigi lebih
lanjut
d. Menutup tubulus dentin yang terbuka yang merupakan penyebab rasa
linu.
Tujuan Penumpatan gigi yaitu:
1) Melindungi bagian gigi yang belum terkena karies;
2) Mencegah kehilangan gigi karena karies;
3) Mengembalikan fungsi mengunyah;
4) Menormalkan fungsi bicara;
5) Mengembalikan bentuk gigi;
6) Meningkatkan penampilan pasien

6. Mengapa harus mempertimbangkan sifat fisik dan mekanik material restorasi sebelum
melakukan penanganan? Natasya▶️putri
JAWAB:
harus mempertimbangkan sifat mekanik, seperti ketangguhan retak, kekuatan tekan,
kekuatan lentur, ketahanan aus,. Contohnya pada Resin komposit, resin komposit untuk gigi
posterior harus memiliki sifat mekanik seperti struktur gigi asli dan harus memiliki kekuatan
tekan yang sama atau lebih baik dari struktur gigi asli untuk menahan gaya mastikasi
(Banava et al., 2008). Kekuatan tekan memiliki peran penting dalam proses mastikasi (Didem
et al., 2014) Ketika suatu objek diuji dengan tekanan, kegagalan mungkin akan terjadi
sebagai akibat dari pada objek tersebut (Sakaguchi dan Powers, 2012). Dan Salah satu
pertimbangan penyebab kegagalan restorasi adalah fraktur karena kelelahan bahan.
Kelelahan bahan pada restorasi gigi dipengaruhi penyerapan air oleh matriks resin dan
kekuatan oklusi (Matheus et al., 2010). Pengerutan polimerisasi juga menimbulkan stress
pada gigi yang direstorasi sehingga dapat mengakibatkan ketahanan yang tidak memadai
dalam lingkungan mulut (Caselli et al., 2006).
Jadi jika dalam melakukan penangan tidak mempertimbangkan sifat- sifat mekanik atau fisik
akan menimbulkan dampak / kegagalan restorasi.
7.Apa hubungannya hipersalivasi dengan tambalan pada gigi? binaa ▶️natasya
Saliva adalah cairan yang lebih kental daripada air biasa. Selain kelenjar saliva minor, ada
tiga kelenjar saliva mayor yang mengeluarkan saliva, yaitu kelenjar parotis, kelenjar
submandibularis, dan kelenjar sublingualis. Dalamsetiap hari sekitar 1000-1500 cc saliva
dikeluarkan oleh kelenjar saliva, karena dibutuhkan jumlah saliva yang cukup untuk
kenyamanan dan memeliharakesehatan mulut. Saliva berperan penting dalam
penanganan untuk melindungi mukosa oral dari iritasi mekanik dan infeksi,. Suatu
kondisi saliva yang memadai untuk penanganan medis adalah saliva yang encer, yang
dihasilkan oleh sel serus. Menurunnya aliran saliva menyebabkan mukosa mulut menjadi
kering dan tidak elastis, bibir pecah-pecah, pembentukan fissure pada lidah dan muk osa
oral. Laju aliran saliva tergantung pada lama dan intensitas stimulus.Stimulus tersebut
terdiri atas stimulus mekanik dan stimulus kimiawi. Bila stimulus mekanik tampak dalam
bentuk pengunyahan, maka stimulus kimiawi tampak dalam bentuk pengaruh
pengecapan.Kedua jenis stimulus tersebut akan membangkitkan kegiatan refleks saliva.
Stimulus asam,
frekuensi pengunyahan yang tinggi, dan gigitan yang kuat dapat meningkatkan sekresi
saliva. Volume cairan mulut sangat tergantung pada sifat rangsanganataustimulasinya.
Kelenjar saliva dapat dirangsang dengan cara-cara 1) mekanis, misalnya mengunyah
makanan kerasatau permen karet; 2) imiawi, oleh rangsangan rasa seperti asam, manis,
pahit, dan pedas; 3) neuronal, melalui sistem saraf otonom, baik simpatis maupun
parasimpatis; 4) psikis dan stres menghambat sekresi; 5) stimulus rangsangan rasa sakit,
misalnya oleh gingivitis,radang, gigi tiruan dapat menstimulasi sekresi.
Dan mungkin saja dalam penanganan pada tambalan gigi menimbulkan suatu rangsangan.
Neutrofil dalam rongga mulut terutama berasal dari cairan sulkus gingiva yang
berfungsi untuk memfagositosis bakteri dan debris. Keberadaan bahan tambalan
kemungkinan dapat mempengaruhi keadaan rongga mulut.Adanya benda asing
dalam rongga mulut kemungkinan juga dapat merangsang neutrofil untuk keluar
dalam jumlah yang banyak, misalnya dengan penggunaan bahan tambalan gigi.
Selain itu juga dapat menimbulkan alergi / hipersensitivitas terhadap bahan
tambalan kemungkinan dapat terjadi. Sel-sel yang berperan dalam kejadian inflamasi
alergik ini adalah sel darah putih atau leukosit dengan turunannya; neutrofil, basofil,
eosinofil, limfosit, mastosit makrofag, sel plasma, sel epitel dan lain-lain.

8.Berapa lama tumpatan harus diperiksakan kedokter lagi? putri▶️ratna


9.Apa penyebab tumpatan gigi seseorang bisa mengalami kebocoran? ▶️
10.

Anda mungkin juga menyukai