Anda di halaman 1dari 6

PERKEMBANGAN KEDOKTERAN GIGI DI INDONESIA

Kota Surabaya adalah tempat dimulainya pendidikan kedokteran gigi di Indonesia. Pendidikan
kedokteran gigi ini berkaitan dengan dimulainya pendidikan dokter di Hindia Belanda. Dimulai dengan
Sejarah kedokteran gigi di Indonesia era kemerdekaan. Di kota Surabaya keberadaan pasukan
Sekutu (Inggris) memancing perang besar dengan rakyat. Akibatnya kondisi kota menjadi kacau balau
yang menyebabkan situasi perkuliahan di Perguruan Tinggi Kedokteran Gigi Surabaya menjadi
terganggu. Agar proses perkuliahan tetap berjalan maka seiring dengan pindahnya pemerintahan
propinsi Jawa Timur ke kota Malang, Perguruan Tinggi Kedokteran Gigi juga dipindahkan ke kota
Malang dengan status sebagai perguruan tinggi di pengungsian.

Pada Agresi Militer yang kedua, kota Malang digempur habis oleh pasukan tentara
Belanda. makaPerguruan Tinggi Kedokteran Gigi juga harus dipindah lagi ke
kota Klaten danYogyakarta.

Pada tahun 1949 secara resmi Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada berubah menjadi Universitas
Gadjah Mada yang menghimpun fakultas-fakultas yang tersebar di berbagai kota Republik, antara lain
Yogyakarta, Solo, dan Klaten. Dengan demikian Perguruan Tinggi Kedokteran Gigi berubah statusnya
menjadi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada.

Pada tanggal 27 Agustus 1947 Pemerintah Pendudukan Belanda di Jakarta mengumumkan kepada
masyarakat bahwa mereka akan membuka kembali Institut Kedokteran Gigi di Surabaya yang bertempat
di gedung NIAS. Pada tanggal 15 Januari 1948 secara resmi dibuka kembali Institut Kedokteran
Gigiatau Tandheelkundige-Instituut

Pemerintah berinisiatif untuk mendirikan perguruan tinggi lagi terutama di Indonesia bagian timur. Yaitu di
universitas Airlangga. Sejak digabung dengan Universitas Airlangga nama Lembaga Kedokteran Gigi
berubah status menjadi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga dengan lama belajar lima
tahun. Sejak berstatus menjadi fakultas upaya untuk memajukan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Airlangga terus dilakukan. Pada tahun 1959 ketika Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
bekerjasama dengan University of California, Fakultas Kedokteran Gigi juga diberi kesempatan untuk ikut
memanfaatkan kerjasama tersebut dengan mengirim duabelas staf pengajarnya untuk memperoleh
pendidikan tambahan dan pendidikan bergelar dengan beasiswa dari USAID.

Disusun oleh :Bimo Rintoko, drg., Sp.Pros.

Diposting oleh Bimbim Blues DDS di 20.32


Label: Nederlandsch Indische Artsen School/NIAS, School Tot Opleiding Van Indische
Tandarsten/STOVIT, School tot Opleiding van Inlandsche Artsen/STOVIA
BAHAN YANG DIGUNAKAN DOKTER GIGI

Dental Material adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang bahan-bahan yang digunakan di
kedokteran gigi, baik sifat-sifatnya maupun cara memanipulasi bahan tersebut

1. BAHAN CETAK
Bahan cetak dalam kedokteran gigi digunakan untuk membuat replika stuktur oral yang ketika
digunakan untuk mencetak harus dalam bentuk plastis. bahan yang digunakan harus memenuhi
beberapa kriteria, yaitu

(1) Bahan harus cukup cair untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup kental untuk tetap
berada dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke dalam mulut.

(2) Bahan harus mengeras menjadi padat dalam waktu tertentu selama di dalam mulut.

(3) Cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan dari mulut.

Salah satu bahan cetak yang sering digunakan yaitu alginat dan agar-agar yang termasuk dalam bahan
cetak elastik hidrokoloid.

1. ALGINAT

Alginat dipakai untuk pencetakan pada pembuatan geligitiruan lengkap maupun sebagian lepasan, alat
ortodontik, dan model studi. Akan tetapi, alginat tidak cukup akurat untuk pembuatan mahkota dan
jembatan.
Cetakan alginat yang mengandung 85% air dapat mengalami penyusutan yaitu menguapnya air bila
terjadi kenaikan suhu atau bila disimpan di udara terbuka dalam waktu tertentu sehingga cetakan
alginat akan mengalami kontraksi. Cetakan alginat bersifat imbibisi dan sineresis. Karena rawan terjadi
ekspansi maka perlu diwaspadai terjadinya perubahan dimensi yang dapat menyebabkan
ketidakakuratan cetakan alginat.

2). AGAR-AGAR

Cetakan agar-agar adalah polisakarida kompleks yang diekstraksi dari rumput laut.Material cetak agar-
agar digunakan untuk percetakan dalam gigi tiruan, mahkota, dan jembatan. Sifat dari cetakan ini yaitu
(1) Reologi : cukup cair maka dapat mencetak detil permukaan

(2) Dapat melewati undercuts

(3) Mudah terjadi sineresis dan imbibisi, sehingga harus segera diisi gips

(4) Kompatibilitas tergantung komposisi

(5) Tear resistance jelek

(6) Dapat dipakai ulang dan disterilisasi.


2. BAHAN PENGISI

Dental stone adalah produk gipsum yang digunakan sebagai bahan pengisi hasil cetakan agar
mendapat bentuk model yang diinginkan. Dental stone didapat dengan memanaskan dehidrat
menggunakan autoclave sehingga menghasilkan hemihydrates berbentuk partikel kecil dan seragam
yang tentunya membawa sifat kurang porositi terhadap dental stone. Dihidrat yang dipanaskan ini
dikenal juga sebagai alpha hemihydrate. Merupakan tipe 2 dalam standar ISO untuk bahan gypsum
kedokteran gigi yang mempunyai bentuk kristal yang lebih padat berbanding bahan gypsum yang lain.
Hasil yang didapat adalah lebih kuat dan lebih keras kerana bubuk alpha hemihidrate nya hanya
membutuhkan sedikit air untuk proses pengerasan. Alpha hemihidrates juga kurang porous dan lebih
halus berbanding produk plaster of paris sehingga menjadikannya sesuai untuk bahan pengisi dalam
pembuatan model. Pada dental stone terdapat bahan pewarna namun bahan pewarna ini tidak
mengganggu sifat dan karakteristik dental stone.

3. BAHAN RESTORASI
Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan merestorasi struktur gigi yang rusak. Tujuan
restorasi gigi yaitu membuang dan mencegah penyakit serta mengembalikan fungsinya. Perkembangan
bahan restorasi gigi berlangsung pesat dengan adanya kemajuan teknologi dewasa ini. Pemilihan bahan
restorasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kekuatan mekanis dari bahan restorasi, kekuatan
mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan gigi yang masih sehat. Bahan restorasi terdiri dari
restorasi direk dan indirek.

Restorasi direk memiliki pengertian restorasi yang dilakukan langsung pada rongga mulut. Ciri khas
bahan restorasi direk adalah bahan tersebut dimasukkan pada kavitas gigi yang telah dipreparasi oleh
dokter gigi ketika menghilangkan karies. Bahan restorasi direk meliputi amalgam, resin komposit, glass
ionomer cement. Restorasi direk diindikasikan pada gigi dengan kerusakan yang belum cukup luas,
sehingga struktur gigi yang masih ada dapat digunakan sebagai tempat meletakkan material restorasi
tersebut

1). Amalgam

Amalgam merupakan campuran beberapa logam, yaitu air raksa, perak,


seng,tembaga dan beberapa logam lainnya yang ditambahkan untuk meningkatkan sifat
fisik dan mekanis amalgam. Sampai saat ini amalgam adalah bahan tumpatan yang paling umum
digunakan dan merupakan salah satu bahan tumpatan yang tertua. Amalgam memiliki sifat fisik yang
dapat dilihat dari perubahan dimensi diakibatkan oleh faktor saat manipulasi. Amalgam juga dapat
menimbulkan creep, korosi, tarnish, dan memiliki mekanisme perlekatan secara mekanis dengan gigi.
Sifat lain yang dimiliki oleh amalgam adalah kekuatan tekan bahan tersebut yang sangat besar sehingga
dapat dipakai untuk waktu yang lama dan pada tekanan pengunyahan
yang besar. Amalgam memiliki kelemahan dalam hal estetik karena warna bahan tambalan
amalgam sangat kontras dengan warna gigi. Selain itu kekhawatiran tentang toksisitas amalgam yang
dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan sampai saat ini
2). Resin Komposit

Resin komposit adalah suatu bahan tumpatan yang terdiri dari polimer ditambah dengan bahan pengisi
keramik. Bahan restorasi resin komposit relatif mudah dimanipulasi sehingga sangat membantu dokter
gigi dalam melakukan perawatan gigi berlubang dan memberikan hasil yang memuaskan.

Resin komposit digunakan sebagai restorasi di gigi yang memerlukan estetik dan restorasi pada pasien
yang alergi atau sensitif terhadap logam. Penggunaan bahan adhesif resin komposit secara tepat sangat
berperan dalam mencapai keberhasilan restorasi. Bahan restorasi ini mempunyai keuntungan yaitu
warna restorasi yang sangat estetik, preparasi minimal, konduktivitas thermal yang rendah, dapat
digunakan pada gigi anterior dan posterior, melekat pada struktur gigi dengan lekat dan dapat
diperbaiki. Penggunaan resin komposit sebagai bahan restorasi gigi posterior berkembang sangat pesat
karena keinginan pasien untuk mendapatkan restorasi yang sewarna dengan gigi.

Ada beberapa keadaan yang tidak dapat ditoleransi oleh bahan resin komposit. Salah satunya adalah
daerah operasi yang sulit dikontrol kelembapannya sehingga dapat mengganggu perlekatan bahan
tersebut dengan struktur gigi yang dapat menimbulkan kebocoran pada tepi restorasi, terbentuk celah
(gap) akibat kontraksi polimerisasi pada resin komposit yang dapat mengurangi kerapatan tepi dan
timbulnya rasa sakit setelah penumpatan, terjadinya karies sekunder, dan tidak didapatnya titik kontak.

3). Glass Ionomer Cement

Glass ionomer merupakan salah satu bahan restorasi yang sering digunakan karena material ini dianggap
paling biokompatibel. Bahan material yang pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun
1971 ini terdiri atas bubuk dan liquid, bubuknya berupa bubuk kaca fluoroaluminosilikat dan liquidnya
adalah asam poliakrilat. Material ini mampu berikatan secara fisiko kimia dengan jaringan gigi, memiliki
koefisien termal yang sama dengan dentin, dan dapat melepas fluoride yang memungkinkan untuk
mencegah terjadinya karies sekunder. Awalnya sifat fisik dariglass ionomer kurang baik dan indikasinya
terbatas, maka pada akhir dekade tahun 1980, glass ionomer mulai dikembangkan. Hasilnya adalah glass
ionomer modifikasi resin. Glass ionomer jenis ini ditambah hidroksietilmetakrilat (HEMA) yang bersifat
fotoinisiator. Penambahan komponen ini dapat meningkatkan sifat fisik dan estetik.

Keuntungan dari glass ionomer cement adalah bahan


ini dapat merekat ke jaringan keras gigi secara kimia dengan cara pertukaran ion,
biokompatibel, antikariogenik, dan memiliki warna tumpatan yang sewarna dengan
gigi. Kelemahan bahan ini yaitu rapuh dan mudah aus, ketahanan pemakaian yang
rendah, dan sensivitas air pada waktu pengerasan memberikan efek terhadap sifat fisik dan estetik.
Saat ini tidak ada satupun bahan tumpatan direk yang ideal, suatu bahan tumpatan direk hanya dapat
memberikan hasil yang optimal jika digunakan sesuai indikasinya serta dimanipulasi dengan cara yang
benar. Indikasi penggunaan bahan tumpatan, sifat-sifat bahan tumpatan, keunggulan dan kelemahan
masing-masing bahan tumpatan, serta kemampuan klinis seorang dokter gigi merupakan faktor yang
penting dalam pemilihan bahan tumpatan direk yang akan digunakan. Hal tersebut harus diketahui dan
dimiliki oleh seorang dokter gigi.

Sumber 1 : Material Cetak

Sumber 2 Perawatan Karies Gigi dengan Teknik ART Menggunakan Bahan Ionomer Kaca

Sumber 3 : Gambaran Penggunaan Bahan Restorasi Resin Komposit

Sumber 4 : Stabilitas Dimensi Hasil Cetakan Dari Bahan Cetak Elastomer Jenis Silikon Setelah Direndam
Kedalam Campuran Larutan Desinfektan Iodine 1% Dan Isoprofil Alkohol

Sumber 5 : Pengetahuan Dan Tindakan Dokter Gigi Dalam Memilih Bahan Tumpatan Direk Untuk Gigi
Posterior Pada Praktik Dokter Gigi Umum Di Kota medan

Sumber : Material Kedokteran Gigi Yang Mempunyai Bahan Dasar Polimer

PELAYANAN DOKTER GIGI KEPADA MASYARAKAT

Komunikasi yang baik antar disiplin ilmu adalah kunci dari kesuksesan perawatan di KSM gigi dan mulut,
setiap pasien yang datang ke KSM gigi dan mulut akan mendapatkan pelayanan spesialistik terpadu. Setiap
aspek kesehatan gigi dan mulut selalu menjadi pertimbangan yang integratif. Konsep integrasi tersebut akan
memberikan hasil perawatan dengan risiko komplikasi yang minimal. Sebagai contoh, apabila pasien dengan
kasus lobang gigi yang kronis sehingga memerlukan tindakan tertentu dari satu disiplin ilmu maka pada
pasien tersebut juga akan dilihat faktor penyerta lainnya yang sekiranya dapat menurunkan kemungkingkinan
keberhasilan perawatan akibat potensi infeksi yang tidak terkontrol. Potensi infeksi dapat meningkat dengan
kondisi kebersihan lingkungan gigi dan rongga mulut yang buruk misalnya akibat dari adanya karang gigi.
Maka sebelum dilakukan tindakan lanjutan, perlu dilakukan upaya pembersihan karang gigi terlebih dahulu.

Upaya terpadu tersebut juga termasuk upaya edukasi kepada pasien. Misalnya dengan memberikan edukasi
cara menyikat gigi dengan baik dan benar. Upaya sederhana yang apabila dilakukan dengan benar maka akan
memberikan hasil yang maksimal. Hal tersebut tidak lepas dari konsep paradigma sehat yang menjadi inti dari
upaya kesehatan masyarakat dari kementrian kesehatan. Edukasi kesehatan gigi dan mulut tidak terbatas di
dalam poli gigi dan mulut namun juga diupayakan untuk disebarluaskan kepada masyarakat umum
bekerjasama dengan tim humas RSST. Masyarakat perlu mendapatkan informasi yang benar dari sumber
yang terpercaya, terlebih di jaman sekarang dimana arus informasi semakin mudah bertukar baik yang benar
maupun hanya sekedar berita bohong atau hoax.
Oleh : drg. Dimas Cahya Saputra, SpKG
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI

Implan gigi adalah komponen bedah yang tertanam dalam tulang rahang bawah(mandibula), tulang
rahang atas(maxilla) atau tulang tengkorak yang berfungsi untuk menahan gigi tiruan seperti mahkota
selubung(crown), gigi tiruan jembatan(bridge), gigi tiruan lepasan(denture), bahkan bisa juga digunakan
untuk menahan protesa wajah atau sebagai tujuan pengjangkaran pada kasus ortodonti(kawat gigi).
Dapat disimpulkan bahwa implan gigi adalah bagian dari bedah gigi dan mulut yang menanamkan
sekrup sebagai penopang atau akar palsu yang dapat ditanamkan di rahang atas, rahang bawah maupun
tengkorak untuk menopang mahkota gigi yang palsu

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Dengan kata lain teknologi adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana menciptakan sesuatu untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dan
meningkatkan kenyamanan hidup manusia. Perkembangan teknologi yang dulu dengan yang sekarang
adalah, dulu orang masih menggunakan gigi palsu lepasan, tetapi karena perkembangan teknologi,
sekarang orang sudah memakai gigi implan karena keuntungannya lebih banyak. dampak negatif dari
implan gigi adalah bila pemasangan atau penanaman gigi tidak di posisi yang tepat dapat mengakibatkan
dampak yang fatal seperti menyebabkan implan dan gigi menyatu tidak sempurna sehingga
menimbulkan ketidaknyamanan, rasa sakit dan pembengkakan disekitar daerah operasi. Dapat
diibaratkan seperti papan yang akan dilubangi dengan sekrup, bila sekrup ditanam dengan posisi yang
tidak benar dan bila ingin diperbaiki papan sudah terlanjur berlubang, kita dapat menganggap papan
sebagai rahang yang akan dilubangi. Kerusakan dapat diperbaiki, namun proses penyembuhannya tidak
terjadi dalam waktu yang singkat. Proses penyembuhan membutuhkan waktu yang sangat panjang dan
perawatan yang maksimal, dan juga harganya yang membuat tidak semua orang dapat
menggunakannya, Sedangkan menurut Drg.Manginar Sidabutar, MHID, dampak positif dari implan gigi
adalah lebih terlihat seperti gigi asli, daripada menggunkan gigi palsu lepasan, dapat menambah tingkat
percaya diri seseorang, dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama kerena besifat tetap dan bukan
lepasan, hanya akan menimbulkan alergi pada area gusi karena gusi memerlukan penyesuaian dengan
besi yang ditanam, serta tidak akan menimbulkan efek samping yang berlebihan.

Kemajuan teknologi dibidang impan gigi sangat membantu manusia dalam menggantikan gigi yang
hilang karena implan terlihat seperti gigi asli dan hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri
seseorang, gigi dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama karena bersifat tetap dan menimbulkan
efek samping yang kecil.

JANERSIDABUTAR.WORDPRESS.COM

Anda mungkin juga menyukai