PENDAHULUAN
Gigi adalah suatu bagian keras yang terdapat pada rongga mulut sebagai
alat pencernaan secara mekanik. Bagian ini memiliki fungsi untuk berbicara serta
mempertahankan bentuk muka. Selain itu gigi juga membantu proses pencernaan
struktur berlapis-lapis dimulai dari email, dentin yang berada di dalamnya, pulpa
yang berisi pembuluh darah, pembuluh saraf serta bagian lainnya yang dapat
memperkuat gigi. Jika tidak dilakukan perawatan dengan baik,gigi akan mudah
Salah satu struktur lapisan gigi adalah email gigi. Lapisan tersebut
merupakan lapisan terluar dari gigi yang menyelimuti mahkota gigi. Email
memiliki struktur yang paling keras diantara lainnya karena dibentuk oleh sel-sel
ameloblast. Meskipun memiliki struktur paling keras, email gigi juga rentan
terhadap asam yang diakibatkan dari makanan ataupun sisa metabolisme bakteri
yang menghasilkan asam. Dari pola makanan yang mengandung kaya asam dapat
Kerusakan pada gigi terutama pada bagian email gigi disebabkan oleh
menyebabkan gigi berlubang. Lubang pada gigi disebabkan oleh bakteri penghasil
asam sehingga dapat merusak gigi akibat dari reaksi fermentasi karbohidrat. Dari
1
sifat asam tersebut dapat memengaruhi mineral gigi sehingga gigi menjadi sensitif
Karies gigi adalah kasus utama yang menjadi masalah pada kesehatan
gigi. Karies gigi atau gigi berlubang merupakan suatu penyakit berupa hancurnya
jaringan keras gigi (email, dentin dan sementum) yang mengakibatkan lubang dan
pengeroposan pada gigi. Terdapat beberapa faktor penyebab karies gigi seperti
host yang meliputi gigi dan saliva, mikroorganisme, makanan dan waktu. Hasil
menyikat gigi setiap hari, namun yang melakukan dengan baik dan benar
hanyalah 2,3 persen (Farichah, 2016). Menurut data WHO, indikator penilaian
gigi berlubang di Indonesia sudah memasuki rentang enam hingga delapan di atas
Sehingga upaya untuk menangani masalah karies gigi adalah dengan cara
restorasi gigi atau biasa disebut dengan penambalan gigi. Menurut Harty dan
Ogston pengertian dari restorasi gigi adalah hasil prosedur kedokteran gigi yang
memiliki tujuan mengembalikan bentuk, fungsi, dan penampilan gigi. Tujuan dari
restorasi gigi adalah mengembalikan fungsi gigi dan membuang penyakit serta
2
Untuk bahan restorasi gigi dipilih berdasarkan penampilan, keawetan dan
harga. Selain itu dimana dan bagaimana bahan tambalan akan diletakkan, waktu
selanjutnya juga masuk dalam pertimbangan dalam memilih jenis bahan restorasi
(PPGI, 2012). Hal tersebut yang mendasari untuk membuat bahan restorasi.
dokter memiliki banyak pilihan untuk melakukan restorasi gigi berlubang, rusak,
patah dan hilang. Berbagai riset dilakukan untuk mengembangkan bahan yang
Bahan untuk restorasi gigi dengan menggunakan semen gigi. Semen adalah bahan
perekat yang dibentuk agar dapat meutup lubang atau untuk menggabungkan dua
komponen.
antara lain: semen seng fosfat, semen seng oksida eugenol, semen seng
polikarbonat, semen ionomer kaca, semen berbasis resin, dan semen ionomer kaca
modifikasi resin (Craig dan Powers, 2002; Annusavice dkk., 2013). Variasi semen
karakteristik sifat mekanik maupun fisik dari masing-masing semen juga berbeda.
Akhir-akhir ini jenis semen gigi yang digunakan dan dikembangkan adalah Resin
3
Modified - Glass Ionomer Cement (RM-GIC) atau juga disebut semen ionomer
ionomer hibrid yang terdiri dari powder dan liquid. Bubuk kaca berisi
polimer asam poliakrilik, air dan HEMA (Hidroksietil Metaklirat) (Sakaguchi dan
Power, 2012). Itota (2005) menyatakan bahwa HEMA adalah monomer hidrofilik
yang memudahkan air terserap ke dalam matrik resin. Bahan tumpatan RMGIC
inisiator sebesar 20% (Tian dkk, 2012). Proses pelepasan ion fluor dari RMGIC
diawali saat proses setting. Proses setting terjadi reaksi ganda yaitu reaksi asam
basa kemudian dilanjutkan polimerisasi sinar. Reaksi asam basa dimulai ketika
proses pengadukan antara serbuk dan cairan. Polimerisasi sinar terjadi ketika
bereaksi. Perlekatan RMGIC dengan gigi terjadi secara kimiawi dan mekanik.
pengaplikasian GIC untuk waktu kerja yang singkat, pekembangan yang lambat
dan memiliki kerapuhan yang tinggi. Penambahan resin pada GIC bertujuan
4
Hidroksiapatit (HA) adalah keramik berbasis kalsium fosfat yang paling
karena memiliki sifat yang tidak beracun dan biokompatibel, termasuk bahan
komposisi kimianya serupa dengan mineral yang terkandung dalam tulang dan
gigi. Namun, karena mempunyai sifat mekanik yang buruk (Tracy and Doremus,
1984), maka penggunaan bahan tersebut dibatasi untuk beban bantalan aplikasi
berbentuk serbuk yang telah dikembangkan selama dekade terakhir ini termasuk
sintesis basah (Jarcho et al., 1976). Oleh karena itu, suhu yang lembab dan reaksi
Resin komposit tambal gigi tersusun atas bahan utama yaitu matriks resin
yang berupa polimer organik dan penguat (filler) dari material anorganik. Penguat
(filler) merupakan material padat yang dapat mempengaruhi sifat mekanis dan
kimia pada suatu material dari ikatan antar mukanya (Wypych, 2000). Komposit
1970 menggunakan colloidal silica dengan ukuran kurang dari 0,01 m (10 nm)
yang memiliki estetika dan kekuatan mekanis yang lebih baik dibandingkan
5
colloida silica dengan tujuan menggabungkan kelebihan dari sifat-sifat yang
penambahan filler untuk bahan restorasi gigi yang tepat menjadi perhatian
penting.
Dan dengan melakukan karakterisasi sifat fisik (uji densitas, sifat mekanik (uji
kekuatan tekan dan uji kekerasan) serta melihat dari segi morfologi.
sebagai berikut :
Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa hal yang menjadi batasan
6
1. Variasi komposisi nanohidroksiapatit (nHAp) + Silica (SiO2) yang
Glass Ionomer Cement agar diperoleh semen gigi dengan karakteristik yang
terbaik dan selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai salah satu keperluan dalam