Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehilangan gigi biasa disebabkan oleh beberapa hal antara

lain trauma, karies, penyakit periodontal, dan iatrogenik. Akibat

Kehilangan beberapa gigi akan menyebabkan gangguan fungsi

fonetik, mastikasi, dan estetik serta menyebabkan perubahan lingir

alveolar, serta adanya daerah tidak bergigi dapat menyebabkan gigi

sebelahnya migrasi dan gigi antagonisnya ekstrusi yang akan

menyebabkan Tanggalnya gigi dan dapat mengakibatkan

kemampuan mencerna dan menelan makanan berkurang.(M.Yoga

Arie Yunanto, 2016; Pintadi, 2013)

Oral hygiene (OH) pasien yang jelek menyebabkan terjadinya

retensi makanan di dalam mulut. Sisa makanan yang terus

tertimbun dapat mengakibatkan bau mulut, kerusakan gigi,

penyakit periodontal, bone loss, dan jika tidak segera diganti

dengan gigi tiruan maka dapat menyebabkan bergesernya gigi

alami ke ruang bekas gigi yang hilang. Bila keadaan ini terus

berlanjut, akan terjadi disorientasi dari sendi temporomandibula

yang dapat menimbulkan rasa nyeri. Kelainan yang mungkin timbul


akibat hilangnya gigi yang tidak segera diganti adalah resorbsi

tulang alveolar, perubahan dimensi vertikal, dan status kesehatan

gigi dan mulut.(M.Yoga Arie Yunanto, 2016)

Untuk mengatasi kehilangan gigi sebagian, ada beberapa

pilihan dalam melakukan perawatan di bidang kedokteran gigi

seperti gigitiruan sebagian lepasan, gigitiruan cekat dan implan.

Pada beberapa kasus yang tidak memungkinkan dibuatkan

gigitiruan jembatan dan implan, maka gigitiruan sebagian lepasan

merupakan pilihan terbaik.(Mauliyani, 2012)

Gigitiruan adalah suatu alat yang berfungsi untuk

menggantikan sebagian atau seluruh gigi asli yang hilang dan

digunakan pada rahang atas maupun rahang bawah. Meskipun

kemajuan dalam bidang estetika kedokteran gigi sangat pesat,

namun fungsi dari gigitiruan itu sendiri didukung oleh kondisi fisik

seseorang. Tanpa adanya gigi yang mendukung rahang dan gingiva,

kulit dapat tampak kendur, dan dapat mengakibatkan penurunan

kemampuan seseorang untuk makan dan berbicara. Komplikasi-

komplikasi tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup dan

kebahagiaan seseorang.(Mauliyani, 2012)


Gigitiruan harus dibuat mirip dengan gigi asli yang masih ada,

sehingga tidak terlihat perubahan yang nyata pada penampilan

wajah dan senyum pasien. Gigitiruan juga dapat membuat

seseorang merasa nyaman pada saat memakan makanan tertentu

dan dapat meningkatkan rasa percaya diri akibat kehilangan gigi.

(Mauliyani, 2012)

Amiyatun Naini dalam penelitiannya menemukan bahwa

kebutuhan pembuatan gigi tiruan masyarakat semakin meningkat,

ada 65 % dari jumlah penduduk lanjut usia yang memakai gigi

tiruan, Penggantian gigi geligi ini dimaksudkan untuk mencegah

terjadinya penyakit degeneratif yang timbul sebagai akibat

hilangnya gigi dan untuk mengembalikan fungsi pengunyahan,

estetis dan fonetik.(Naini, 2013)

Gigitiruan sebagian lepasan dijadikan pilihan perawatan sejak

beberapa dekade yang lalu setelah ditemukan resin akrilik dan alloy

chrom cobalt, sebagai bahan restorasi gigi. Beberapa pertimbangan

dalam pemilihan jenis gigitiruan resin akrilik dan kerangka logam,

diantaranya faktor biaya dan dapat diterima secara fisiologis.

Penggunaan gigitiruan kerangka logam sering dikeluhkan oleh

pasien karena konstruksi cengkeramnya yang tidak estetik. Oleh


karena itu saat ini sedang dikembangkan jenis gigitiruan tanpa

cengkeram yang disebut gigitiruan fleksibel. Jadi ada 3 jenis

gigitiruan sebagian lepasan yang dapat dibedakan menurut bahan

basis gigitiruannya yang pertama adalah gigitiruan kerangka logam,

yang kedua adalah akrilik dan jenis ketiga adalah gigitiruan dengan

bahan nilon termoplastik yang sering disebut dengan flexi. (Biba,

2013; Mauliyani, 2012)

Gigi tiruan termoplastik,saat ini semakin populer dikalangan

kedokteran gigi, sebagai salah satu pilihan untuk gigi tiruan

sebagian lepasan. Keuntungan gigi tiruan termoplastik adalah:

unsur estetik, kenyamanan, kekuatan dan mudah untuk aplikasinya.

Secara umum gigi tiruan ini memiliki fleksibilitas dan

biocampatibilitas yang cukup baik.(Pintadi, 2013)

Resin termoplastik merupakan bahan yang digunakan dalam

pembuatan flexible denture. Termoplastik berarti suatu bahan

plastik yang dapat menjadi lunak diatas temperatur tertentu dan

menjadi padat kembali setelah didinginkan. Terdapat beberapa jenis

resin termoplastik, antara lain : Acetal termoplastik,Polikarbonat

termoplastik, Akrilik termolastik, Nilon termoplastik.(Taufik

Sumarsongko, 2015)
Karena sifat lenturnya, nilon termoplastik menjadi bahan yang

digunakan dalam pembuatan flexible dentures. Penggunaan bahan

seperti nilon telah mengalami kemajuan, bahan ini menggantikan

bahan logam dan akrilik yang sebelumnya digunakan untuk

membuat landasan pada gigi tiruan.(Taufik Sumarsongko, 2015)

Tidak semua pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan berhasil

atau berfungsi dengan baik, karena terdapat banyak ditemui

keluhankeluhan pasien antara lain protesa yang longgar, rasa sakit

akibat luka pada jaringan mukosa mulut yang terlalu menekan,

kesalahan oklusi dan adanya basis protesa yang mengalami fraktur.

Salah satu keluhan yang paling sering adalah protesa yang longgar,

yang disebabkan oleh resorbsi residual ridge, sehingga protesa

tidak dapat berfungsi dengan baik.(Setiawan, 2013)

Relining adalah suatu prosedur untuk menambahkan bahan

baru pada sisi protesa yang menghadap jaringan pendukung untuk

mencekatkan kembali gigi tiruan. Prosedur relining merupakan

suatu proses yang dilakukan dengan maksud memperbaiki gigi

tiruan sebagian lepasan agar dapat berfungsi dengan baik tanpa

membuat protesa baru.(Setiawan, 2013)


B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat di buat

beberapa rumusan masalah tentang bagaimana prosedur reparasi

relining pada gigi tiruan fleksibel Bio-Tone, bagaimana prosedur

reparasi fraktur pada gigi tiruan fleksibel Bio-tone, dan bagaimana

prosedur reparasi tambah gigi pada gigi tiruan fleksibel Biotone.

C. TUJUAN PENULISAN
1.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui presedur reparasi pada gigi tiruan fleksibel

Bio-Tone.

1.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui prosedur reparasi fraktur pada gigi tiruan

fleksibel Bio-Tone.
2. Untuk mengetahui prosedur reparasi relining pada gigi tiruan

fleksibel Bio-Tone.
3. Untuk mengetahui prosedur reparasi tambah gigi pada gigi

tiruan fleksibel Bio-Tone.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Peneliti
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang prosedur

reparasi pada gigi tiruan fleksibel Bio-Tone.

2. Teoritis

Mampu memberikan informasi tentang prosedur reparasi

pada gigi tiruan fleksibel Bio-Tone.

3. Praktis

Memberikan informasi hasil penelitian tentang prosedur

reparasi pada gigi tiruan fleksibel Bio-Tone.

4. Institusi

Memberikan informasi kepada jurusan teknik gigi amirah

makassar berupa hasil penelitian prosedur reparasi pada gigi tiruan

fleksibel Bio-Tone, dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya

yang akan melakukan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai