Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Penulis mengucapkan syukur kepada
Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kelompok mata
kuliah Dentistry Update dengan tema “Dental Implant dan Perkembangannya di Bidang
Kedokteran Gigi”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami
buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

PENYUSUN

Jember, 8 Maret 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………

BAB I ……………………………………………………………………………………

BAB II …………………………………………………………………………………...

BAB III ………………………………………………………………………………….

BAB IV …………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………

LAMPIRAN ……………………………………………………………………………...
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran gigi terus- menerus dikembangkan
seiring dengan perkembangan zaman ke arah modern. Perawatan di kedokteran gigi bertujuan
untuk mengembalikan fungsi normal pasien, seperti kemampuan berbicara, mastikasi, estetik,
dan menghilangkan rasa sakit, sehingga rasa percaya diri pasien dapat pulih kembali. Oleh
karena itu, perawatan gigi yang sesuai sangat di perlukan untuk memenuhi fungsi tersebut.

Kehilangan gigi adalah masalah yang paling umum terjadi di masyarakat. Kehilangan
gigi dapat disebabkan berbagai macam hal, antara lain karies, penyakit periodontal, dan trauma.
Ketidakpedulian seseorang terhadap kesehatan gigi geliginya dapat mempercepat proses
kehilangan gigi. Bahkan untuk kehilangan sebuah gigi dapat saja menimbulkan permasalahan.
Berbagai macam permasalahan itu, antara lain kesulitan pengunyahan, pergeseran gigi geligi,
dan permasalahan di bidang estetik.

Data statistik kesehatan gigi menyebutkan bahwa 70% orang dewasa yang berusia 35-44
tahun telah mengalami kehilangan gigi, setidaknya satu gigi permanen. Satu dari empat orang
dewasa yang berusia diatas 74 tahun, telah kehilangan semua gigi mereka.

Opsi perawatan yang seringkali dipilih untuk masalah kehilangan gigi adalah penggunaan
gigi tiruan, baik lepasan maupun cekat. Setiap jenis gigi tiruan memiliki keuntungan dan
kerugian masing-masing. Seiring perkembangan zaman, salah satu alternatif perawatan yang
sering dipilih untuk dilakukan saat ini adalah dengan implan gigi. Implan memiliki beberapa
kelebihan, yaitu memberikan penggantian pada gigi yang hilang dengan estetis baik, dapat
menggantikan kehilangan gigi dengan jumlah banyak, tidak repot melepas dan membersihkan
implan, serta tidak mengorbankan gigi tetangga untuk dijadikan penyangga.

Gigi tiruan implan akan terlihat menyerupai gigi alami akibat adanya sulkus gingiva yang
terlebih dahulu dibentuk. Disamping beberapa keterbatasan dan prosedur klinis yang dianggap
oleh sebagian besar dokter gigi sebagai suatu hal yang sukar, gigi tiruan implan mewakili terapi
utama dari sudut pandang kesehatan dan berbagai macam nilai. Bila gigi yang bersebelahan
adalah gigi sehat atau saat pasien menolak untuk dilakukan preparasi gigi untuk pembuatan gigi
tiruan cekat konvensional, gigi tiruan implan merupakan solusi yang terbaik.

1.2 Tujuan

Beberapa tujuan dalam pembuatan makalah ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui definisi dental implant.


2. Untuk mengetahui beberapa macam dental implant.
3. Untuk mengetahui karakteristik beserta penjelasan lainnya dari beberapa macam
dental implant yang sering digunakan.
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kekurangan dental implant.
5. Untuk mengetahui prosedur pemasangan atau teknik pemasangan dental implant.

1.3 Manfaat

Beberapa manfaat dalam pembuatan makalah ini, antara lain:

1. Supaya dapat mengetahui definisi dental implant.


2. Supaya dapat mengetahui beberapa macam dental implant.
3. Supaya dapat mengetahui karakteristik beserta penjelasan lainnya dari beberapa
macam dental implant yang sering digunakan.
4. Supaya dapat mengetahui keuntungan dan kekurangan dental implant.
5. Supaya dapat mengetahui prosedur pemasangan atau teknik pemasangan dental
implant.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dental Implant

Implan merupakan suatu alat medis yang terbuat dari satu atau lebih banyak biomaterial
yang sengaja ditempatkan ke dalam tubuh yang dilindungi oleh jaringan tubuh. Implan
kedokteran gigi merupakan suatu komponen untuk menggantikan gigi yang hilang yang
ditanamkan dalam tulang rahang atau untuk mendukung prostesa gigi seperti mahkota, jembatan,
gigi tiruan atau bertindak sebagai penjangkaran ortodontik (Dede, 2018).

Implan gigi adalah suatu biomaterial bedah biologis atau alloplastik yang dimasukan ke
dalam jaringan lunak dan/atau jaringan keras pada rongga mulut dengan tujuan fungsional atau
kosmetik. Implan dapat dikatakan menjadi solusi bagi berbagai masalah kedokteran gigi yang
dulunya sangat sulit diselesaikan, seperti pasien tak bergigi sama sekali, kehilangan abutment
posterior, korban trauma dengan kehilangan gigi dan tulang, atau bahkan untuk kasus kehilangan
1 gigi (Nissia, 2017).

Dental implant yang tersedia saat ini adalah two-pieces (implant dan abutmen terpisah)
dan one-piece (bagian abutmen menyatu dengan implan). Desain one-piece dental implant lebih
sederhana dibanding two-pieces dental implant. Prosedur pemasangan two-pieces dental implant
lebih rumit dibanding pemasangan one-piece dental implant sebab membutuhkan dua kali
prosedur pembedahan. Implan dimasukkan dalam tulang dan ditutup gingival (submerged),
kemudian dilakukan proses pembedahan lagi untuk memasang abutment. Namun pada one-piece
dental implant, implan dimasukkan kedalam tulang dengan bagian abutment berada di atas
gingival (non submerged) dan tidak dilakukan proses pembedahan kembali. Oleh karena itu, saat
ini one-piece dental implant menjadi popular dan banyak dipilih sebagai pilihan utama dalam
rehabilitasi gigi yang hilang (Fredy, 2017).

Pemilihan bentuk dan ukuran implan menjadi bagian penting dari prosedur rencana
perawatan agar didapat implan yang stabil secara fungsi pengunyahan dan fungsi estetik. Bentuk
dan ukuran dari berbagai desain implan kedokteran gigi saat ini memiliki inovasi atau modifikasi
desain morfologi yang berbeda jika dibandingkan dengan desain implan klasik (Askary, 2008).

Desain–desain implan tersebut umumnya menjadi kunci keberhasilan pada pemasangan


implant. Desain implan merupakan suatu desain yang meliputi bentuk struktur komposisi
material, seluruh bagian yang membentuknya dan karakteristik permukaan implan tersebut.
Bentuk, konfigurasi, permukaan struktur makro dan mikro, dan ketidakteraturan permukaan akan
menggambarkan struktur 3 dimensi dari implant (Bashir, 2016).
Di kedokteran gigi, implan didesain untuk dapat menerima berbagai macam gaya yang
bekerja selama fungsi pengunyahan serta untuk memenuhi sifat estetik. Fungsi implant harus
dapat menyalurkan daya kunyah ke jaringan sekitarnya, maka implan harus didesain untuk dapat
menahan beban kunyah secara biomekanik agar dapat mendukung fungsi protesa. Bagian dari
desain implan meliputi komposisi material implant, geometri fisik implan (karakteristik makro),
dan topografi permukaan implan (karakteristik mikro) (Sykaras, 2000).

Material yang digunakan dalam pembuatan implan gigi dapat dikategorikan dalam dua
jenis, yaitu yang dilihat dari struktur kimianya dan yang kedua pada jenis respon biologis. Dilihat
dari struktur kimia, komposisi implan dapat terbuat dari logam, keramik, dan polimer. Komposisi
kimia ini dapat juga dibagi berdasarkan aktivitas biodinamik implan ketika material implan
ditanamkan dan berinteraksi dengan jaringan tubuh dalam jangka panjang. Komposisi kimia
material implan sesuai aktivitas biodinamik terdiri dari Implan Biotolerant, Implan Bioinert, dan
Implan Bioaktif (Sykaras, 2000).

Penggunaan implan sebagai pengganti gigi yang ditanamkan secara invasif ke dalam
tulang alveolar rahang tentunya akan memicu terjadinya reaksi antigen antibodi karena implan
tersebut dianggap sebagai benda asing yang menginvasi tubuh. Respon imun terhadap
pemasangan implan umum terjadi dan dapat termasuk dalam reaksi hipersensitivitas, 13% orang
mengalami reaksi hipersensitif terhadap nikel, kobalt, atau kromium yang merupakan bahan
implan. Reaksi hipersensitivitas tipe IV seringkali dikaitkan dengan pemasangan implan, dimana
reaksi ini merupakan respon delayed mediated cell. Reaksi alergi terhadap logam terjadi akibat
dari adanya ion hasil korosi implant yang masuk ke dalam tubuh melalui sistem pencernaan,
kulit atau mukosa. Ion ini membentuk kompleks dengan protein dan kemudian bertindak sebagai
alergen sehingga menyebabkan reaksi hipersensitivitas (Nissia, 2017).

Respons imun terhadap material terjadi dalam beberapa aspek yaitu:

(1) Mengaktifkan jalur komplemen melalui jalur klasik, sensitivitas terhadap implan
metal, karena ion metal berperan sebagai hapten yang dapat mengikat pada molekul
protein. Komplek ikatan hapten-molekul protein dilaporkan sebagai pemicu
perantara terjadinya repons imun.
(2) Permukaan polimer dapat menjadi agen stimulan untuk menstimulasi pelepasan IL-l
dari monosit. IL-l penting untuk aktivasi sel T dan diferensiasi sel B.
(3) Respon imun pada tempat inflamasi implan tulang.
(4) Imune imaging profiles pada jaringan tergantung dari kuantitas implan polimer yang
memperlihatkan bahwa makrofag dan neutrofil memiliki perbedaan respons terhadap
implant (Basri, 2015).

Beberapa hal perlu di perhatikan agar implan dapat beradaptasi dengan baik. Salah
satunya adalah kondisi tulang alveolar yang akan menerima implant, yaitu jarak antara puncak
tulang alveolar dan gigi antagonisnya, jarak mesio-distal tulang (walaupun tergantung ukuran
diameter implan, rata-rata 6-8 mm), dan lebar fasio-lingual tulang (umumnya minimal 6 mm)
(Nissia, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Nissia. 2017. Pertimbangan Penggunaan Implan Gigi pada Lansia. Jakarta: Insisiva
Dental Journal, Vol. 6 No.1

Arsista, Dede. 2018. Desain dan Fungsi Implan Kedokteran Gigi yang Beredar di Pasaran.
BandungL J Ked Gi Unpad. Desember 2018; 30(3): 168-174.

Bashir. 2016. Implant Systems. Int J Appl Dent Sci. 2016; 2(2): 35-41.

El Askary. 2008. Fundamental of Esthetic Implant Dentistry. 2nd ed. Hoboken: John Wiley &
Sons, Inc; 2008. h. 109-25.

Gani, Basri A. 2015. Immuno- Biokompatibilitas pada Material Implan: Review Article. Bandar
Lampung: Cakradonya Dent J 2015; 7(2):807-868

Mardiyantoro, Fredy. 2017. One-Piece Dental Implant untuk Rehabilitasi Ruang Kaninus yang

Sempit. Malang: ODONTO Dental Journal. Volume 4. Nomer 1

Sykaras. 2000. Implant Materials, Designs, and Surface Topographies: Their Effect on
Osseointegration. A Literature Review. Int J Oral Maxillofac Implant. 2000; 15(5):
675-90.

Anda mungkin juga menyukai