biasa dan yang dapat mengancam perkembangan masyarakat, bangsa, dan dunia.
Narkoba menjadi salah satu senjata ampuh dalam proxy war untuk melumpuhkan
sebuah bangsa tanpa serangan fisik. Untuk menghadapinya jelas dibutuhkan
gerakan penyadaran dan pemberantasan secara massif dan komperehensif
dengan mengajak masyarakat ikut berpartisipasi aktif memerangi
penyalahgunaan narkoba. Problema penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkoba tentu berkaitan dengan kegagalan manusia Indonesia dalam menyerap
nilai Pancasila sebagai sebuah nilai luhur hasil konsensus pendiri bangsa.
Permasalahan narkoba hadir karena anak bangsa hanya memahami Pancasila
dalam konteks penghafalan tanpa ada usaha pengamalan semaksimal mungkin
(Saputra, 2017).
Sila kedua mengajarkan tentang rasa kemanusiaan, kasih sayang, dan hati
nurani yang bersih sebagai modal dasar dalam membangun hubungan yang
harmonis dengan sesama manusia dan alam sekitarnya. Pemakaian narkoba jelas
bertentangan dengan nurani dan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) yang dapat
mengakibatkan pertemanan menjadi renggang, hidup menyendiri sehingga
kehilangan kasih sayang bahkan sampai harus kehilangan nyawa. Dibutuhkan
kesadaran kolektif dan massif di lingkungan tempat tinggal kita untuk dapat
menjauhkan diri dari nakroba yang dapat mengancam kelangsungan masa depan
generasi muda dan bangsa Indonesia (Saputra, 2017).