Anda di halaman 1dari 4

Evaluasi Pencobaan Coping

Coping metal merupakan bagian penting dari restorasi metal-keramik. Desain nya
memiliki efek penting bagi sukses/tidaknya restorasi. Terdapat 6 aspek yang perlu diperhatikan
ketika mendesain restorasi metal-keramik dan aspek tersebut perlu dievaluasi ketika pencobaan
coping logam:

1. Ketebalan veneer porselen


2. Dukungan (support) dari veneer porselen
3. Ketebalan metal yang mendasari dan berdampingan dengan porselen
4. Peletakan kontak oklusal dan proksimal
5. Perluasan area yang di-veneer untuk porselen
6. Desain margin fasial

Ketebalan veneer porselen

Porselen harus memiliki ketebalan minimal yang sesuai dengan estetik yang baik.
Porselen yang relative tipis, dengan ketebalan seragam dan didukung metal yang rigid
merupakan kriteria yang terkuat. Ketebalan minimal proselen adalah 0.7 mm, dan yang
diinginkan sekitar 1-1.5 mm. Ekstensi porselen yang melebihi 2 mm rentan terkena fraktur
walaupun area tebal porselen ini tidak berada pada area dengan konsentrasi tekanan. Contoh
adalah pembuatan pontic dengan ekstensi tebal porselen pada daerah gingival. Meskipun ekstensi
tersebut tidak terkena beban oklusal, namun rentan terhadap kegagalan prematur karena stress
yang dialaminya ketika firing dan cooling. Defisiensi pada incisal edge, daerah interproksimal,
atau permukaan oklusal dari preparasi gigi yang mungkin disebabkan karies/ fraktur gigi/
restorasi sebelumnya perlu di blokir pada preparasi atau dikompensasi dengan menambah
ketebalan dari coping pada daerah2 tersebut.

Support dari porselen

Kontur pada area diveneer yang konveks dan memiliki flow seimbang mendistribusikan
stress dengan baik. Sudut tajam dan undercut harus dihindari. Daerah junction luar dari porselen
terhadap metal harus berada pada sudut yang tepat untuk menghindari burnishing dari metal serta
fraktur selanjutnya pada porselen.

Selain menghasilkan ketebalan yang seragam dari porselen, metal perlu dikontur
sehingga veneer yang terdapat diatasnya dapat menahan tekanan2 kompresif. Contoh aplikasinya
adalah menghindari ekstensi dari metal pada lingual hingga ke incisal edge pada restorasi gigi
anterior rahang atas dan menghasilkan supporting ledge di bawah cusp buccal dari
premolar/molar rahang atas. Kegagalan memenuhi kriteria tersebut tidak menyebabkan ketebalan
berlebih dari porselen, namun dapat menyebabkan fraktur porselen prematur karena diekspos
terhadap tekanan geser (shearing force).

Ketebalan metal

Kekuatan maksimal dan usia panjang dari restorasi ditentukan melalui kekakuan
(rigidity) coping. Metal tidak boleh melentur ketika seating atau ketika dibawah tekanan oklusal
karena fleks meletakan proselen pada tekanan dan menyebabkan shearing.

Untuk kekuatan dan kekakuan yang cukup, coping noble metal harus memiliki ketebalan
minimal 0.3-0.5 mm. Alloy base metal dengan yield strength dan temperatur leleh yang lebih
besar dapat memiliki ketebalan 0.2 mm. Ketebalan dari coping dapat bervariasi, tergantung pada
konfigurasi dari preparasi.

Kontak oklusal dan proksimal

Apabila coping didesain untuk meletakan kontak oklusal pada daerah metal yang tidak
diveneer, maka area yang dilapisi keramik dapat dikontrol dengan lebih baik, dengan keausan
lebih kecil dari gigi antagonis-nya. Studi dan pengalaman klinis telah mendokumentasi
kecenderungan abrasi yang tinggi dari porselen dental dan efek merusak nya pada enamel/emas.
Jacobi et al menemukan bahwa porselen dental menghilangkan 40 kali lebih banyak struktur gigi
dibandingkan emas. Maka dari itu, kontak oklusal sebaiknya terjadi pada metal ketika
memungkinkan, jauh dari garis persimpangan porselen-metal. Kontak dekat dengan junction
dapat menyebabkan flow metal dan selanjutnya menyebabkan fraktur porselen. Persimpangan
porselen-metal harus diletakan 1 mm dari kontak oklusal pada posisi maximal intercuspation.

Untuk meminimalisir stress yang dihasilkan kontak oklusal pada permukaan palatal dari
restorasi anterior maksilla, maka persimpangan porselen-metal tidak boleh diletakan pada daerah
yang berkontak dengan gigi mandibula-nya. Dan tidak boleh terlalu dekat dengan incisal edge.
Bila iya, tranlusensi incisal akan rusak, dan kemungkinan untuk fraktur porselen menjadi lebih
besar karena tidak lagi didukung oleh metal.

Ketika tidak didapatkan vertical overlap yang cukup untuk meletakan kontak pada metal,
persimpangan porselen-metal diletakan cukup jauh sehingga kontak terjadi pada porselen. Bila
hal ini terjadi, terdapat potensi tinggi terjadinya abrasi pada gigi asli antagonis nya. Pasien perlu
diinformasikan mengenai ini.

Perluasan area yang diveneer

Suatu desain yang dapat digunakan untuk gigi posterior maksilla adalah untuk mem-
veneer permukaan fasial yang kritis untuk estetika seiring menjaga kontak oklusal pada metal.
Untuk meletakan kontak oklusal pada metal, porselen pada permukaan fasial memanjang
melewati cusp tip dan melewati setengah dari inklinasi palatal cusp fasial gigi. Perlu diberikan
suatu ledge membulat dari metal dibawah cusp fasial untuk mendukung porselen. Tanpa
supporting ledge, keramik akan fraktur. Konfigurasi ini akan memuaskan syarat kosmetis dari
mayoritas pasien dan membuat restorasi tahan lama apabila diletakan jauh dari kontak oklusal.

Margin fasial

Untuk waktu yang lama, margin fasial yang konvensional untuk crown metal keramik
adalah metal collar yang sempit. Untuk menghindari terlihatnya metal pada gigi, finish line
sering diletakan pada subgingiva, yang menyebabkan inflamasi gingiva kronis dan masalah
periodontal.
Untuk menghindari terlihatnya daerah metal tersebut, porselen diperpajang untuk
menutupi collar tersebut. Finish line yang digunakan untuk memfasilitasi desain ini adalah heavy
chamfer/ bevel dengan coping metal yang memanjang hingga cavosurface margin dan ditipiskan.
Bila dilakukan dengan baik, desain ini dapat dihasilkan dengan kontur yang baik, adaptasi
marginal, dan estetis yang baik.

Shilingburg 4th ed: p1087-1101

Anda mungkin juga menyukai