Anda di halaman 1dari 5

Pencobaan Coping

Ketebalan Metal
Ketebalan porselen harus dibuat setipis mungkin namun masih kompatibel
dengan estetis yang baik. Porselen yang relatif tipis, ketebalan merata, dan disokong
oleh logam yang rigid adalah yang paling kuat. Ketebalan porselen minimum adalah
0,7 mm dan ketebalan yang diinginkan adalah 1mm. Defisiensi pada daerah insisal
edge, daerah interproximal, atau permukaan oklusal dari preparasi gigi yang
disebabkan oleh karies atau rertorasi sebelumnya harus du blocked out pada proses
preparasi atau dikompensasi dengan menambahkan ketebalan coping pada area
tersebut.
Kontur

yang sama

cembung dari sebuah veenering akan mampu

mendistribusikan stress dengan sangat baik, oleh karena itu ujung yang tajam dan
undercut harus dihindari. Jarak luar antara porselen dan metal harus ditentukan pada
sudut yang benar, sehingga pada saat proses burnishing pada metal, porselen tidak
mengalami fraktur (sudut yang sesuai antara lain 90 atau 135 derajat). Namun, jika
ujung dari metal pada garis porcelain-metal junction dibevel atau dibulatkan, maka
porselen akan berakhir pada feathered edge, dan metal yang teroksidasi (opaque) akan
terlihat.
Kekuatan dan ketahanan sebuah restorasi yang maksimum dapat dicapai dari
coping rigidity. Metal tidak boleh mengalami fleksi pada saat seating atau dibawah
gaya oklusal, karena fleksi membuat porselen mengalami tekanan dan akan
mengalami pemotongan. Metal harus keras dan pada saat mendesain coping, harus
dipastikan bahwa kekuatan rigidnya optimum.
Untuk kekuatan dan rigid yang memadai, sebuah noble coping metal
ketebalannya adalah 0,3 mm 0,5 mm. Ketebalan dari coping dapat bervariasi,
bergantung pada konfigurasi preparasi. Tujuan yang sebenarnya adalah mencapai
ketebalan yang sama untuk bahan porselen yaitu 1mm.

Kontak Oklusal dan Proksimal


Bila coping didesain untuk berkontak oklusal pada permukaan metal yang
tidak diveeneer, lokasi dan area yang ditutupi oleh ceramic dapat lebih mudah
dikendalikan dengan berkurangnya resultan dari gigi antagonis. Studi menemukan
bahwa dental porcelain memiliki kekuatan abbrasive yang sangat besar pada gigi
antagonis, sehingga daerah oklusal sebaiknya berkontak pada bahan metal. Porcelainmetal junction harus terletak 1 mm dari kontak oklusal pada posisi maximum
intercuspation.

Untuk meminimalisasi stress akibat dari kontak oklusal pada permukaan


lingual daerah anterior maksila, porcelain-metal junction jangan berada di sekitar area
kontak dengan gigi mandibula. Procelain-metal junction tidak boleh diletkkan di area
yang terlalu dekat dengan insisal edge. Translulensi daerah insisal tidak akan tercapai
dan kemungkinan porselen mengalami fraktur akan lebih tinggi karena tidak lagi
disokong oleh logam.
Kontak proksimal pada gigi anterior harus porselen, dan seorang dokter gigi
harus dapat memfasilitasi hal ini dengan reduksi pada area proksimal yang memadai.
Efek kosmetik akan semakin meningkat dengan meletakkan metal di bagian lingual
sehingga porselen di daerah proksimal dapat mencapai kedalaman dan transulensi
yang cukup. Metal yang terletak di daerah interproksimal cenderung membuat gigi
terlihat lebih gelap, dan perlu diingat distribusi stress yang optimum dapat dicapai jika
porcelain-metal junction terletak secara lingual dari daerah kontak proksimal.

Extent of Veneered Area


Untuk meletakkan kontak oklusal pada metal, permukaan porselen pada
bidang fasial harus melebar sampai ke cusp tip dan sampai sekitar setengah dari
inkinasi lingual dari cusp fasial pada premolar dan molar maksila. Tanpa supporting
ledge, ceramic akan mengalami faktur. Konfigurasi ini akan memberikan efek
kosmetik yang lebih baik dan menyediakan ketahanan jika porcelain-metal junction
terletak jauh dari kontak oklusal. Desain ini akan lebih tahan menghadapi fraktur
dibandingkan porselen yang melebar dari central groove atau yang menutupi seluruh
permukaan oklusal. Variasi dari gigi atas maksila termasuk menutupi porselen dari
mesial marginal ridge sampai pertengahan triangular ridge, atau pada pasien yang
menuntut estetis secara maksimal, penutupan secara sempurna porselen pada
permukaan oklusal premolar dan molar.

P1 mandibula membutuhkan penutupan porselen secara menyeluh pada


permukaan oklusal dari metal-ceramic crown. Derajat penutupan bidang oklusal pada
metal-ceramic crown untuk premolar dan molar mandibula akan disesuaikan dengan
permintaan pasien, keadaan oklusal lengkung gigi antagonis, dan ada tidaknya
bruxism. Setengah distal dari premolar dan moral dapat di unveeneered untuk
membuat kontak oklusal yang lebih banyak ke metal, dan pasien dapat dipuaskan
menggunakan veeneered sewarna gigi pada mesial marginal ridge, kontak proksimal,
fossa, dan inklinasi cusp.

Jika pasien sangat memikirkan estetis, maka permukaan oklusal pada molar
mandibula dapat ditutupi dengan permukaan porselen. Metal collar setebal 1-2mm
dapat digunakan pada permukaan fasial untuk meminimalisir kerusakan struktur gigi
pada bahu fasial. Pasien harus diinformasikan mengenai potensi kerusakan pada gigi
antagonis dan kebutuhan untuk untuk reduksi jaringan yang banyak untuk
menyediakan ruang yang cukup bagi porselen.

Crown posterior dengan permukaan oklusal porselen harus memiliki


setidaknya 3mm metal collar pada permukaan lingual, dengan dukungan metal di
bawah marginal ridge. Walaupun porsi yang lebih besar dari crown akan dilakukan
veeneered dengan porselen, harus tetap dilakukan waxed sampai full contour dan
dipotong untuk memastikan ketebalan yang sama dari porselen dan kontur yang
sesuai.

Margin fasial
Selama beberapa tahun fasial margin secara konvensional pada crown metalceramic adalah metal collar yang sempit. Untuk menghindari penampilan yang tidak
estetis dari metal, finish line fasial seringkali terletak di daerah subgingiva yang dapat
menyebabkan penyakit periodontal yang serius. Resesi gingiva dapat terjadi dari
trauma pada preparasi gigi, pembuatan model kerja, dan mahkota tiruan sementara
yang tidak dikontur secara sempurna.
Untuk menghindari terlihatnya bagian metal, bagian porselen melebar sampai
dengan bagian metal collar. Ini dapat menyebabkan daerah overcountoured pada
margin gingiva. Untuk itu sekarang ini biasanya digunakan margin fasial allporcelain. Peningkatan estetis dan kesehatan periodontal membuat all-porcelain
margin menjadi populer.
Usaha untuk membuat proses fabrikasi all-porcelain shoulders menjadi lebih
mudah telah dilakukan, salah satunya dengan metode direct-lift. Koreksi porselen
ditambahkan pada daerah margin setelah penambahan full-contour buildup pada
crown. Porselen dikondensasi menggunakan teknik kompresi dan dibakar untuk
memproduksi final margin yang sesuai. Porselen opaque diaplikasikan pada metal
coping dan pada bahu sealed stone die, membentuk margin. Setelah margin yang

sesuai telah dibentuk, maka porselen dentin dan enamel dapat diaplikasikan pada
crown.
Perbaduan antara porselen dentin dan enamel telah dicoba untuk substitusi
pembuatan margin. Namun, porselen konvensional lebih cenderung mengalami fusi
pada proses pembakaran karena temperatur fusinya lebih identik. Untuk mengatasi
masalah ini, perusahaan membuat shoulder spesial yang mengandung aluminous yang
berfusi pada temperature 30-80oC lebih tinggi dari porselen dentin atau enamel.

Anda mungkin juga menyukai