Post – Natal
Pertumbuhan maksila dipengaruhi oleh pertumbuhan otak, pertumbuhan tulang
cranial, dan nasalseptal guidance, yang memberikan pengaruh signifikan terhadap
pergerakan maju mundur maksila dari lahir hingga umur 7 tahun. Setelah umur 7 tahun
hingga dewasa pengaruh-pengaruh tersebut berkurang secara dramatis seiring pertumbuhan
sutural dan pertumbuhan permukaan intramembranosa mengambil alih.
c. Kartilago Symphyseal
Kartilago ini muncul di jaringan ikat diantara ujung Meckel's cartilage tetapi
sepenuhnya “berdiri” sendiri (tidak bergantung pada Meckel's cartilage). Mereka akan
hilang setelah setahun pertama kelahiran.
Post – Natal
Pertumbuhan mandibula terjadi oleh proses remodeling tulang (proses
regenerasi yang terjadi secara terus-menerus dengan mengganti tulang lama dengan tulang
yang baru.) Bagian kanan dan kiri mandibula pada bayi yang baru lahir masih terpisah,
kemudian menyatu pada midline mental symphisis selama tahun pertama. Lokasi utama
pertumbuhan post-natal mandibula adalah :
Pada saat lahir, mandibular condylers tumbuh lebih secara horizontal sehinggan
condylar tumbuh memanjang Sedangkan, pada anak-anak, pertumbuhan lebih secara vertical
sehingga pertumbuhan condylar meninggi. Pertumbuhan mandibula berlangsung hingga
akhir masa remaja, sekitar umur 20 tahun.
Proses Amelogenesis
Ektoderm akan membentuk email gigi Rahang Atas dan Rahang Bawah dan
disebut sebagai epitel odontogenik. Pada lapisan ini juga terjadi proliferasi dan memadat,
membentuk dental lamina, yang dipisahkan oleh matriks intersel dengan ektomesenkhimal.
Ektomesenkhimal merupakan jaringan ikat embrional, mengalami proliferasi dan memadat.
Terdiri dari sel-sel spindle sp stelat dengan substansi dasar bersifat gelatin. Fase-fase
pembentukan organ email yaitu :
Kalsifikasi Enamel
Pada kalsifikasi email terjadi sekretori ameloblas; sel stratum intermedium :
mengambil dan melepaskan ion Ca; stelat reticulum terdesak ameloblas; Amelogenesis selesai,
ameloblas kontak dengan epithel email luar, kehilangan serabut Thoines (karena
sitodiferensasi).
Struktur Enamel
Struktur email terdiri dari matriks organik dan anorganik. Matriks organik yang
merupakan protein email terdiri dari Enamelin dan Amelogenin yang mempunyai afinitas besar
terhadap hidroksi apatit. Pada matriks anorganik : Ca fosfat dalam bentuk hidroksiapatit
Ca10(PO4)6(OH)2, berbentuk kristal besar, datar, heksagonal. Pada dentino enamel junction
kandungan sodium magnesium dan karbonat lebih banyak, sedangkan pada permukaan sodium,
magnesium, carbonat lebih sedikit, kandungan fluoride, timah, zink lebih banyak sehingga
lapisan luar lebih keras. Struktur email terdapat gradiasi kekerasan yang menunjukkan bagian
dalam lebih banyak mengandung air dan lebih larut terhadap asam.
Elemen lain pada struktur email yaitu aluminium, barium, strontium, titanium.
Bagian terkeras berupa hidroksi apatit sekitar 95%-99%, pada dentin sekitar 70% dan tulang
sekitar 45%. Ameloblas berjalan dari dentino enamel junction yang areanya lebih sempit ke
arah permukaan yang areanya lebih lugs. Pada daerah cekung (fissure) menunjukkan sel-sel
ameloblas menjadi tertekan; kalsifikasi kurang baik dan sisa-sisa makanan sukar dibersihkan
sehingga mullah terkena karies, perlu fissure sealant.
Prisma Enamel
Prisma email berjalan dari dentino enamel junction ke permukaan luar dan
tegak lurus pada permukaan luar. Bentuk berkelok pada daerah tonjol sesuai dengan dentino
enamel junction. Aprismatik pada daerah dekat dentino enamel junction dan juga pada
permukaan luar karena tidak ada prosesus Tomes pada amelogenesis. Ukuran panjang
tergantung lokasi, daerah tonjol lebih panjang daripada servikal. Lebar rata-rata 4um, bagian
permukaan lebih lebar daripada dentin enamel junction. Pada potongan melintang, bentuk
seperti lubang kunci dengan bagian kepala kunci arah ke atas yaitu bagian oklusal dan insisal.
Bagian ekor kunci arah ke servikal.
Antar lubang kurci tersusun rapi, ekor terkunci antara 2 kepala. Bagian kepala
dibentuk oleh satu ameloblas, bagian ekor oleh tiga ameloblas yang berdekatan. Pada tonjol
atau tepi insisal : prisma dapat berpilin (gnarled email). Mudah patah kalau tidak didukung
dentin, hal ini harus diperhatikan pada saat
melakukan preparasi. Antar prisma terdapat
selubung prisma berukuran 0,1-0,2 μm. Pada
selubung prisma terdapat matriks email lebih
banyak dan hidroksi apatit hampir tidak ada. Pada
prisma email terdapat hidroksi apatit lebih banyak
dan matriks sedikit. Selubung prisma terlihat
disekeliling bagian kepala dan hampir hilang pada
bagian ekor prisma.
Ukuran kristal hidroksiapatit lebih
besar kira-kira 4 kali daripada kristal pada dentin dan tulang. Arah kristal menunjukkan aksis
panjang sejajar dengan bagian kepala dan tegak lurus pada bagian ekor. Perubahan orientasi
dimuiai pada bagian leher dari bentuk lubang kunci. Pertumbuhan email menunjukkan aposisi,
ada face istirahat seteleh dibentuk, tidak ada remodeling dan tidak ada perubahan bentuk.
Pembentukan email yang tidak sempurna secara mikroskopis menunjukkan :
a) garis melintang pada prisma sebagai gambaran gelap dan terang, hal ini dapat dibandingkan
dengan garis imbrication dari Von Ebner pada dentin, kemungkinan ada perbedaan kalsifikasi
antara siang-malam; b) garis Retzius, incremental lines pada waktu pembentukan ada stress,
atau adanya penyakit, atau proses kelahiran. Pada dentin sebagai garis Owen, terlihat adanya
kalsifikasi irregular; c) neonatal lines, garis-garis ini tergantung pada keadaan intra uterin. Pada
desidui ditunjukkan adanya garis hitam sesudah lahir lebih banyak dibandingkan sebelum lahir.
Proses Dentinogenesis
Pada pembentukan dentin bagian tonjol lebih awal dibentuk. Terjadi sintesis,
sekresi matriks organik ekstrasei (kolagen tipe I, III) dengan protein non kolagen. Matriks
terjadi mineralisasi. Odontoblast bergerak menjauh, ada perpanjangan prosesus, berupa kanal
tubules dentinalis. Lapisan yang belum terkalsifikasi antara odontoblast dan lapisan
terkalsifikasi yaitu predentin, dentoid.
Dentin
Pembentukan, struktur, sifat fisik, biokimiawi dentin menyerupai tulang yaitu
a) Pertumbuhannya secara aposisi; b) Dimensi hidroksiapatit; c) Ada prosesus pada sistem
kanalikuli; d) Organiks matriks yaitu kolagen; e) Ada
ketidaksamaan yaitu pada dentin avaskuler. Ada saling
ketergantungan dari dentin dengan pulpa, sehingga
diistilahkan dengan dentin-pulpa kompleks karena
pulpa mempertahankan dentin dan dentin melindungi
pulpa. Matriks organik berupa Kolagen tipe I pada
dentino enamel junction dan orientasinya ireguler
substansi dasar yang amorf, terdiri dari
glikosaminoglikans; Protein non kolagen merupakan
bagian terbesar yaitu a) Asam karboksiglutamat yang
kaya protein, mempunyai afinitas besar terhadap
kalsium; b) Kalsium pengikat protein; c) Protein
pembentuk tulang, d)Glikoprotein lain yaitu fibronektin, dentinonektin; d) Kalsium ATP-ase,
alkalin fosfatase dan e) Kolagenase.
Odontoblast terdiri dari sel-sel stelat pada ektomesenchimal papilla dentinalis;
berfungsi untuk mempertahankan dan memperbaiki dentin; bentuk sel kolumner panjang,
bagian basal dekat pulps berupa bagian apikal terdiri dari sitoplasma besar dan panjang
(prosesus adontoblastik) dan memanjang dari badan sel ke dentin yang terkalsifikasi; prosesus
berada dalam kanal tubulus dentinalis. Model sekresi seperti ameloblast, sel-sel asinar glandula
parotis. Dentinogenesis terdiri dari 2 fase yaitu fase organik dan fase anorganik. Fase organik
terdiri dari sintesis dan sekresi kolagen, substansi dasar, komponen non kolagen. Fase anorganik
terdiri dari matriks dan garam-garam Ca fosfat.
Aktivitas odontoblast berupa pengambilan dan penyimpanan ion Ca (dalam
mitochondria); memproduksi ikatan ion Ca-glikoprotein; memproduksi membran yang ada
hubungan alkalin fosfatase, menaikkan konsentrasi ion fosfat; memproduksi membran yang ada
hubungan Ca ATP-ase sebagai transport ion Ca. Secara mikroskopis pada dentin yang sudah
dibentuk dapat dijumpai garis yang disebut Incremental lines, sebagai akibat pembentukan
dentin secara aposisi sehingga terbentuk garis regular/ireguler. Terdiri dari 2 macam yaitu Garis
mayor berupa contour Owen dan Garis minor berupa von Ebner dan imbrication line. Tubulus
dentinalis berjalan dari pulpa sampai dentino enamel junction. Beberapa ada yang melewati
dentino enamel junction yang disebut enamel spindle. Bagian mahkota berbentuk S dan bagian
akar lurus.
Dekat pulpa lebih berdesakan (4-5 kali) daripada dentin enamel junction.
Tubulus dentinalis terdiri dari : prosesus odontoblasttik, serabut syaraf tanpa myelin, sirkulasi
cairan ekstrasel, fibril kolagen, kristal hidroksiapatit. Bersifat permeabel, sehingga bisa
didapatkan mikroorganisme dan produknya, debries dari degenerasi sel dan materi bahan
tambalan gigi. Bagian intertubuler yaitu antara tubulus-tubulus sifat kalsifikasi lebih kecil. Pada
peritubuler terjadi kalsifikasi lebih banyak. Pada bagian dentino enamel junction ada cabang
pendek 2-3, sifat lebih sensitif, dan pada permukaan beberapa prosesus odontoblast kontak
dengan ameloblas. Tubulus dentinalis bagian akar kadang-kadang berupa cabang pada sisi
tubulus yang saling berhubungan. Diameter berkurang karena deposisi dari dalam tubulus.
Diameter pada dentino enamel junction sekitar 2 gm, pada dekat pulpa 3-4 μm.
Dentin primer adalah dentin yang dibentuk sebelum gigi sempurna (pada bagian
mahkota dan akar). Dentin sekunder adalah dentin yang dibentuk setelah gigi terbentuk
sempurna, hal ini karena gigi berfungsi (oklusi), pertumbuhannya lambat dan continue, pada
daerah sirkumpulpa menyempit dan kadang-kadang terbentuk sepanjang tubulus dentinalis, dan
kalsifikasi lebih baik daripada dentin primer. Reaktif, reparatif, atau disebut juga tersier dentin,
pembentukannya relatif cepat di region tertentu. Pada daerah dimana tubulus dentinalis terbuka
akibat karies maupun preparasi, temperature tinggi dan terdapat agen kimiawi. Yang berperan
dalam pembentukan dentin ini adalah sel-sel mesenkhimal yang tidak berdifferensiasi. Pada
dentin ini tidak ada tubulus dentinalis, akibat preparasi dengan temperature tinggi tubulus,
dentinalis kehilangan prosesus dalam odontoblast sehingga berisi udara kemudian terbentuk
dead tract.
Sklerotik atau transparan dentin terbentuk karena umur tua dengan prosesus dan
tubulus dentinalis terjadi kalsifikasi. Terjadi pada dentin perifer dan akar gigi. Dapat juga terjadi
pada dekat karies, adanya dekalsifikasi lokal sehingga ada mineral bebas, yang kemudian terjadi
remineralisasi. Sensasi pada dentin terjadi karena adanya komunikasi antar odontoblast dari
mikrotubulus dan mikrofilamen sehingga terjadi transfer rasa sakit. Teori lain menyatakan
serabut syaraf berjalan dekat set odontoblast, kemudian myelin hilang (tinggal akson, didukung
set Schwann) sehingga sel Schwann hilang, akhiran bebas pada set odontoblast kemudian
masuk ke tubulus.
Akhiran syaraf tidak penetrasi ke sepanjang ketebalan dentin, kadang-kadang
tidak ke semua tubulus dentinalis. Pendapat lain bahwa pada peritubuler space terdapat cairan
ekstraseluter (kandungan potassium tinggi yang peka terhadap rangsangan), merupakan
"minisirkulasi"' bergerak pada tubulus dentinalis, dengan mekanisme hidrodinamik, hal ini yang
menyebabkan terjadinya sensitivitas. Dapat disimpulkan bahwa timbulnya sensasi sakit karena
kombinasi dari mekanisme tersebut.
Erupsi Gigi
A. Erupsi Gigi Primary Teeth / Deciduous Teeth / Temporary Teeth / Gigi Susu
Bererupsi pertama kali, dapat digantikan dengan gigi permanen
Berjumlah 20, 10 pada maksila dan 10 pada mandibula
Terdiri dari 2I, 1C, 2M pada tiap kuadran
Dimulai saat bayi berusia 6 bulan yang ditandai dengan munculnya gigi di1 rahang bawah
dan berakhir dengan erupsi gigi dm2 pada usia 2 tahun
Durasi: 0-6 tahun
B. Erupsi Gigi Permanent Teeth / Succedenious Teeth / Secondary Teeth / Gigi Tetap
Berjumlah 32, 16 pada maksila dan 16 pada mandibular
Terdiri dari 2I, 1C, 2P, 3M pada tiap kuadran
Dimulai pada usia 6 tahun yang ditandai dengan erupsinya M1 rahang bawah. Pada masa
ini I1 rahang bawah juga sudah bererupsi.
Pada usia 7-8 tahun, I1 rahang atas dan I2 rahang bawah mulai erupsi.
Pada usia 8-9 tahun, I2 rahang atas erupsi.
Pada usia 10-12 tahun, periode gigi bercampur (mixed dentition period) akan selesai
Pada rahang bawah, C erupsi lebih dahulu daripada P1dan P2
Pada rahang atas, P1 erupsi lebih dahulu daripada C, dan P2 erupsi hampir bersamaan
dengan C
Erupsi M2 berdekatan dengan erupsi P2, tetapi ada kemungkinan M2 erupsi lebih dahulu
daripada P2
Erupsi gigi terakhir adalah M3 (18-25 tahun)
Durasi: 6-25 tahun
D. Lingkungan
Kebiasaan Oral
Kebiasaan oral yang mempengaruhi perkembangan tulang rahang antara lain menghisap
ibu jari atau jari-jari tangan, menghisap dot, bernafas melalui mulut, dan penjuluran lidah.
Peran kebiasaan oral terhadap perubahan dan karakteristik lengkung rahang tergantung
dari frekuensi, intensitas dan lama durasi (Budiarjo, 2003). Hasil penelitian Aznar (2006)
dan peneliti lain, menunjukkan kebiasaan hisap jari untuk jangka waktu yang panjang
akan menyebabkan penambahan jarak antara molar mandibula. Aznar juga menunjukkan
bahwa kebiasaan menghisap mainan akan menyebabkan pengurangan lengkung gigi
maksila terutama di bagian kaninus dan kebiasaan bernafas melalui mulut menyebabkan
pengurangan ukuran pada rahang atas dan bawah. Aktivitas kebiasaan buruk ini berkaitan
dengan otot-otot rongga mulut.
Fisik
Perubahan dalam kebiasaan diet seperti tekstur makanan yang lebih halus menyebabkan
penggunaan otot dan gigi berkurang. Akibat dari pengurangan pengunyahan akan
menyebabkan terjadinya perubahan pada perkembangan fasial sehingga maksila menjadi
lebih sempit (Lindsten, 2002).
E. Jenis Kelamin
Penelitian menunjukkan bahwa ukuran lengkung rahang laki-laki lebih besar dari perempuan
dalam arah transversal. Lavele menyatakan bahwa perbedaan ukuran lengkung gigi rahang
bawah antara laki-laki dan perempuan disebabkan adanya faktor kekuatan fungsional,
kebiasaaan makan, sikap tubuh dan trauma dimana lebih berpengaruh pada laki-laki daripada
perempuan (Desy F, 2007).
3. Anatomi Mandibula
Anatomi TMJ
Anatomi Gigi
Anatomi Rahang Atas
Torus Palatinus
Torus Mandibula
Radioanatomi Gigi
1. Enamel
2. Dentin
3. Kamar pulpa
4. Saluran akar
5. Funnel shape
Radioanatomi Jaringan Penyangga Gigi
a. Periodontal Ligament
Gambaran radiografisnya yaitu terlihat garis radiolucent tipis memanjang mengelilingi akar
gigi dengan tebal yang sama. Berada diantara akar gigi dan lamina dura
b. Lamina Dura
Lamina dura merupakan tulang kortikal yang membatasi soket gigi. Terlihat garis radiopaque
tipis mengelilingi akar gigi dan ruang periodontal dengan tebal yang sama tanpa putus dan
berhubungan dengan korteks tulang pada puncak tulang interdental.
c. Tulang Interdental
Tulang interdental merupakan tulang rahang yang berada diantara gigi geligi. Puncaknya
disebut “alveolar crest”. Tulang ini terdiri dari: tulang spongiosa yang diliputi oleh tulang
kortikal tipis, kelanjutan dari lamina dura. Pada daerah anterior berbentuk segitiga meruncing
dan pada daerah posterior berbentuk mendatar.
d. Tulang Alveolar
Tulang Spongiosa
Trabekula tulang berupa garis-garis radiopaque tipis silang menyilang seperti jala-jala halus.
Diantara trabekula tulang terdapat ruang sumsum tulang (ruang intermedullary). Secara
radiografik berupa rongga radiolucent diantara trabekula tulang dengan ukuran yang
bervariasi
Tulang Kortikal
Tulang kortikal merupakan bagian tulang yang terpadat. Gambaran radiografik berupa garis
radiopaque tebal.
4. Pergerakan TMJ
Hal yang unik dari TMJ adalah sendi kanan dan kiri digabungkan dengan
mandibula yang sangat kuat. Suatu sendi dengan begitu tidak dapat bergerak pada suatu isolasi
(Sendiri), sehingga harus ada pergerakan kompensasi dari pergerakan sendi lainnya.
Contohnya,jikakita ingin mengerakan madnibula kearah satu sisi saja sehingga puncak gigi
posterior dapat menggiling makanan ketika mengunyah, kita akan menggeser kondil dari sendi
lawannya kedepan dnegan menggunakan otot pterygoid lateral ketika menahan sendi lainnya
kebelakang dengan serat otot horizontal temporalis. Rasakan dikedua sisi sendi ketika terjadi
pergerakan mandibula ke arah kiri. Maka akan terasa sendi bagian kanan akan bergerak kedepan
dan disaat yang bersamaan sendi bagian kiri bergerak kearah belakang untuk mengkompensasi
gerakan sendi kanan.
Kedua pergerakan TMJ harus bergerak secara bersamaan karena keduanya
tidak dapat berlaku secara independen. Tetapi meskipun begitu, bukan berarti pergerakan kedua
sendi harus sama persis. Setiap TMJ dapat berotasi dalam 1 axis melalui kepala kondil dan dapat
bergeser kedepan dari fossa mandibula kearah articular eminence. Rotasi sendiri memproduksi
sedikit pembukaan mulut secara perlahan. Setelah mandibula sedikit turun dalam beberapa
millimeter, akan terasa pergerakan kedepan ketika mulut membuka semakin besar. Hal ini
memungkinkan untuk menggerakan TMJ kedepan (protrusi) tanpa rotasi tetapi gigi gigi harus
sedikit terpisah kalau tidak puncak gigi akan mengganggu pergerakan rahang. Pada aslinya,
pergerakan sliding (pergeseran) dan rotasi terjadi saat yang bersamaan. Pergeseran arah yang
berlawanan akan menarik rahang kebelakang dan berotasi kea rah yang berlawanan, kemudian
menutup rahang. Berikut adalah pergerakan yang dapat terjadi dalam TMJ: