Anda di halaman 1dari 3

Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi

Perkembangan gigi melibatkan interaksi resiprokal antara epitel rongga mulut dan sel-sel mesenshim yang berasal dari neural crest cranial. Interaksi tersebut secara progresif berperan untuk transformasi primordial gigi menjadi struktur yang termineralisasi. Proses perkembangannya meliputi : (1) pembentukan dental lamina, (2) histogenesis enamel organ, (3) morfogenesis mahkota dan (4) diferensiasi akhir pada odontoblast, ameloblast, sementoblast.

Pada pertumbuhan dan perkembangan gigi terdapat dua bagian yaitu jaringan keras rongga mulut dan jaringan lunak rongga mulut. Jaringan keras rongga mulut terdiri dari enamel, dentin, sementum, dan tulang alveolar. Pada jaringan lunak rongga mulut terdiri dari gingiva, lidah, bibir, palatum lunak. Dan ada pula beberapa bagian yang merupakan jaringan pendukung yang terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan tulalng alveolar. Pada perkembangan gingiva terjadi pada akhir pembentukan matrik enamel yaitu ameloblas menghasilkan kutikula enamel primer terjadi erupsi terbentuk sulkus gingiva kemudian terbentuklah gingiva. Pada pembentukan sementum terjadi bila dentin akar mulai terbentuk, epithelial root sheath akan segera dipisahkan dari jaringan ikat sekitarnya dan terpecah oleh karena degenerasi atau proliferasi aktif jaringan ikat. Kemudian sel-sel jaringan ikat periodontal berhubungan dengan permukaan akar akan berdifferensiasi menjadi sementoblas, sementoid, sehingga terbentuklah sementum.

ODONTOGENESIS Odontogenesis adalah proses terbentuknya jaringan gigi. Proses ini tidak terjadi pada yang bersamaan untuk semua gigi. Gigi dibentuk dari lapisan ektoderm, yaitu lapisan dari jaringan ektomesenkim. Ektomesenkim ini dibentuk dari neural crest cells. Sel ini terdapat di sepanjang sisi lateral dari neural plate. Perkembangan gigi dimulai dengan pembentukan primary dental lamina yang menebal dan meluas sepanjang daerah yang akan menjadi tepi oklusal dari mandibula dan maksila dimana gigi akan erupsi. Dental lamina ini tumbuh dari permukaan ke mesenchyme di bawahnya. Bersamaan dengan perkembangan dari primary dental lamina, pada 10 tempat di dalam maxillary arch dan mandibular arch, beberapa sel dari dental lamina memperbanyak diri pada laju yang lebih cepat daripada yang lain, sehingga terbentuklah 10 tonjolan kecil dari sel-sel epithel terbentuk pada dental lamina dalam setiap rahang, yang merupakan calon benih gigi susu.

TAHAP BUD STAGE, CUP STAGE, DAN BELL STAGE Inisiasi (bud stage) Tahap inisiasi merupakan penebalan jaringan ektodermal, merupakan gambaran morfologi pertama dari perkembangan gigi, akan tetapi hal ini didahului suatu gejala dasar induktif. Tanda-tanda pertumbuhan ektomesenchym berasal dari neural crest menunjukkan induksi primer dari odontogenesis. Jaringan odontogenik primer dapat dibedakan dan dikenali sebagai lamina gigi pada embrio manusia sedini pada awal kehamilan 28 hari. Dental lamina terlihat sebagai suatu penebalan jaringan epitel pada tepi lateral dari stomodeum, dan pada saat membrane oropharyngeal pecah. Penebalan epitel berkembang sampai batas-batas inferior lateral dari tulang maksila dan pada batas-batas superior lateral dari lengkung mandibula, dimana kedua hubungan tersebut membentuk tepi lateral dari stomodeum. Permulaan epitel odontogenik timbul kira-kira Pada usia perkembangan 35 hari, pada batas inferior lateral dari tulang frontonasal, menimbulkan empat daerah asli yang tepisah dari jarngan odontogenik gigi geligi rahang atas. Gigi anterior atas berasal dari lamina gigi dalam tulang frontonasal, dan gigi posterior atas berasal dari tulang lateral rahang atas.

2. Tahap Proliferasi ( cap stage ) Proliferasi adalah gejala di mana proyeksi dari lamina gigi meluas sampai ke dasar mesenkim pada tempat yang khusus dan membentuk primordial dari gigi primer ( organ enamel). Sewaktu sel-sel membiak organ gigi bertambah besar ukuranya. Lembaran epitel yang lain, pita alur bibir atau vestibula lamina berkembang hampir berdekatan dan bersama-sama lamina gigi. Pita ini mengikuti pola pertumbuhan yang sama dengan pertumbuhan lamina gigi kecuali apabila tempatnya lebih dekat dengan permukaan wajah.

Bentuk yang tidak umum dari lamina ini adalah sesudah pembentukan dari sebuah pita epitel yang padat dan lebar, sel-sel inti pecah dan meninggalkan suatu ruangan yang besar dibatasi oleh jaringan epitel. Ruangan ini membentuk vestibula dari mulut dan bibir, dan sisa-sisa jaringan epitel membentuk garis bibir, pipi dan gusi. Pada perkembangan dari vestibula, lamina memisahkan pipi dan bibir dari jaringan keras stomodeum. Jaringan mesoderm mendorong jaringan epitel sehingga terbentuk topi (cap stage / clock form) bila terjadi gangguan pada tahap proliferasi akan mengakibatkan kelainan dalam jumlah gigi, misalnya anodontia dan hyperdontia.

3. Tahap Histodiferensiasi ( bell stage ) Perubahan bentuk organ gigi dari bentuk topi (cap stage) ke bentuk lonceng. Terjadi karena kegiatan inti sel membelah diri (miotik) . Proliferasi dari sel-sel sekitar perifer dan pada bagian dalam dari cekungan organ enamel. Tahap lonceng ini ditandai oleh histodiferensiasi dan morfodiferensiasi. Yang terlihat pada tahap ini adalah rangkaian perubahan bentuk (metamorfosis) dan organ enamel yang khas untuk gigi susu dan tetap. Ketika berubahnya bentuk kuntum yang dini dengan pembesaran dan pembesaran ke dalam organ pada tahap topi atau cap, yang kemudian menjadi organ bentuk organ yang besar. Peristiwa dasar dari diferensiasi sel, proliferasi, pergeseran dan pematangan akan berlanjut sebagai dental organ melalui tahap lonceng dan aposisi. Selama tahap lonceng, lamina gigi kehilangan kelanjutannya oleh invasi mesenchym dari jaringan pengikat di sekitarnya. Tetapi lamina gigi berproliferasi terus secara teratur pada ujung distalnya untuk membentuk primordial dari gigi tetap. Jaringan epitel merangsang jaringan mesoderm dan jaringan mesoderm mendorong lagi jaringan epitel selama perkembangan dari organ enamel, sebuah rangkaian dari perubahansel menghasilkan 4 lapisan : Epitel bagian luar dari organ enamel Stellate reticulum Epitel bagian dalam dan organ enamel pecah menjadi Stratum intermediare Ameloblas. 4. Tahap Morfodiferensiasi Pola morfologi atau bentuk dasar dan ukuran relatif dari gigi yang akan datang dibentuk pada tahap morfidiferensiasi. Morfodiferensiasi tidak mungkin terjadi tanpa tahap proliferasi. Tahap lonceng yang berlanjut menandai tidak hanya histodiferensiasi yang aktif tetapi juga suatu tahap penting morfodiferensiasi dari korona dengan menggaris luarkan dentino enamel junction yang akan datang.

Hubungan dentino-enamel dan dentino-semental berbeda dan mempunyai sifat khas pada setiap gigi, sebagai suatu pola tertentu dari pembiakan sel. Dalam penyesuaian dengan pola ini ameloblas, odontobla, dan sementoblas mengendapkan enamel, dentin, dan semenetum serta memberi bentuk dan ukuran yang khas pada gigi. Di ujung dari lamina dentis kemudian dibentuk lagi tonjolan kedua (lamina dentis) yang nanti akan menjadi gigi tetap. Tangkai gigi kemudian putus sekitar pembentukan gigi ini. Jaringan mesodermal menjadi tebal membentuk suatu kantong yang disebut kantong gigi ( Saccus dentis ).

Anda mungkin juga menyukai