Anda di halaman 1dari 47

Mekanisme Erupsi Gigi

dan
Resorpsi
(10 Februari 2016)

Oleh :

DR. drg. Tita R Utari, Sp. Ort


DR. drg. Tita Ratya Utari Sp.Ort

Jl. Tapak Dara CT X no 3


(Belakang Percetakan
Kanisius, Deresan, Gejayan)
Telp : 0274 562491
Hp : 08122970687
ERUPSI GIGI
suatu proses fisiologis berupa
proses pergerakan gigi yang
dimulai dari tempat
pembentukkan gigi di dalam
tulang alveolar kemudian
gigi menembus gingiva
sampai akhirnya mencapai
dataran oklusal.
• Manusia memiliki dua set
gigi.
• 20 gigi desidui saat anak-
anak, dan setelah mereka
eksfoliasi, mereka
digantikan oleh gigi
permanen, terdiri dari 20
gigi succedaneous dan 12
gigi accessional (32 gigi
permanen).
• Setiap gigi berbeda-beda
secara anatomi, tetapi
dasar proses
pertumbuhannya sama
pada semua gigi
ODONTOGENESIS
• Jaringan odontogenik mulai terlihat pada umur
kehamilan 28 hari sebagai daerah penebalan epitelium
ektoderma pada tepi stomodeum bersamaan dengan
disintegrasi membrana orofaringeal. Masing-masing
benih gigi terdiri atas organ enamel dan papilla gigi yang
dikelilingi oleh folikel atau kantong gigi (Sperber, 1991).
• Gigi secara embriologi berasal dari dua jaringan :
– ektoderm  membentuk enamel
– mesoderm  membentuk dentin, sementum, dan
pulpa
• Perkembangan gigi dimulai sejak dalam
kandungan (fetus) sekitar 28 hari IU.

• Gigi desidui berkembang pada minggu ke-6 dan


minggu ke-8 dan gigi permanen berkembang
pada minggu ke-20.

• Tahap mineralisasi pada gigi desidui dimulai pada


minggu ke-14 IU dan seluruh gigi desidui termineralisasi
secara sempurna setelah kelahiran.
• Gigi I dan M1 permanen termineralisasi pada atau waktu
setelah kelahiran, setelah itu baru gigi-gigi permanen lain
mengalami mineralisasi
Perkembangan gigi dibagi dalam 3 tahap:

Pra-Fungsional/
Pra-erupsi Pra-Oklusal
Fungsional
/tahap oklusal
(Tahap Erupsi)
Tahap Pra-Erupsi
• Mahkota gigi terbentuk dan posisinya dalam tulang rahang cukup
stabil (intraosseus),
• Akar gigi mulai terbentuk dan gigi mulai bergerak di dalam tulang
rahang ke arah rongga mulut,
• Penetrasi mukosa,
• akar gigi mulai terbentuk setengah sampai tiga perempat dari
panjang akar
• Tahap pra-erupsi terdiri dari :
a. Inisiasi (Bud Stage)
b. Proliferasi (Cap Stage)
c. Histodiferensiasi (Bell Stage)
d. Morfodiferensiasi
e. Aposisi
f. Kalsifikasi
Dental Lamina Stage

 Terbentuk pada minggu ke-6


 Ectodermal epitel yang melapisi konveks bagian atas
perbatasan proses alveolar menjadi menebal dan terjadi
perkembangan di bagian mesoderm membentuk dental
lamina.
 Karena proses alveolar berbentuk U, lamina gigi juga
berbentuk U
Bud Stage (Inisiasi)

• Terjadi pada minggu ke-7 kehidupan IU.


• Dental Lamina sekarang berproliferasi pada 10 lokasi untuk
membentuk tonjolan epithel yang disebut tunas gigi (enamel
organ) yang tumbuh ke dalam mesenkim dasar.
• Dengan demikian, ada 10 enamel organ (masing – masing lima
buah di setiap sisi lingual) dalam setiap proses alveolar.
• Kesepuluh enamel organ tersebut pertama-tama membentuk 20
gigi desidui dan kemudian membentuk gigi permanen saat gigi
desidui terlepas.
Cap Stage

• Dimulai pada minggu ke-11 kehidupan IU


• Masa neural mesenkim menginvasi tunas gigi/enamel organ.
• Masing – masing tunas gigi berkembang pada laju yang berbeda untuk
membentuk 3 lapisan struktur epithel.
• Hasilnya, enamel organ menjadi berbentuk tudung (topi/cap)
• Masa mesenkim yang menginvasi tunas gigi disebut dental pappila yang
nantinya akan membentuk dentin.
Bell Stage
(Histodiferensiasi)

 Enamel organ berdiferensiasi menjadi 3 lapisan, yaitu:


1. Lapisan sel terluar yang disebut outer enamel epithelium
2. Lapisan sel dalam yang disebut inner enamel epithelium
3. Inti pusat sel yang tersusun longgar yang disebut enamel reticulum
 Pada perkembangan ini, sel berbentuk seperti lonceng, sehingga dinamakan “bell
stage”.
 inner layer enamel epithelium menjadi berbentuk kolom  ameloblasts.
 Sel mesodermal dari dental papilla berdekatan dengan ameloblast membentuk lapisan
epiel yang bersambungan  Odontoblast.
 Ameloblast yang merupakan turunan dari inner enamel epithelium membentuk
enamel.
 Odontoblast yang merupakan turunan dental pappila membentuk dentin dan pulpa
gigi.
 Mesenkim disekeliling gigi berkondensasi membentuk kantung gigi (saccus dentalis).
 Kantung gigi merupakan primordial dari bony alveolus, cementum dan ligament
periodontal.
Apposition Stage
 Pembentukan enamel dan dentin terjadi di tahapan ini.
 Saat jumlah enamel meningkat, ameloblast bergerak
maju ke arah outer enamel ephitelium.
 Sehingga enamel reticulum dan outer enamel
ephitelium menghilang.
 Setelah enamel terbentuk secara penuh, ameloblast
kemudian mengalami regresi/menyusut, hanya
menyisakan membran tipis (dental cuticle) yang setelah
terjadinya erupsi gigi membran ini akan terkelupas.

• Odontoblast memproduksi predentin, jauh didalam enamel.


• Selanjutnya predentin akan mengalami kalsifikasi dan membentuk dentin.
• Akar gigi akan mulai berkembang setelah pembentukan enamel dan dentin berlangsung dengan baik.
• Inner enamel epithelium dan outer enamel epithelium bergabung di leher gigi-tempat terjadinya Hertwig’s epithelial
root sheath.
• Tudung ini tumbuh di mesenkim dan menginisiasi pembentukan akar gigi.
• Terjadi perlekatan odontoblast dengan tudung akar untuk menghasilkan dentin, yang berlanjut membentuk mahkota.
• Pembentukan Dentin terus menerus membuat pulp cavity menyempit dan membentuk pulp canal yang melewati saraf
dan pembuluh.
• Inner cell kantung gigi berdiferensiasi menjadi cementoblast yang akan membentuk cementum.
• Sel mesenkim dari lapisan luar cement menghasilkan ligamen periodontal yang menahan akar gigi dengan kuat bersama
dengan soket alveolar tulang dan juga berfungsi sebagai peredam terhadap goncangan.
Morfodiferensiasi

• Morfodiferensiasi adalah susunan sel-sel dalam


perkembangan bentuk jaringan atau organ. Perubahan
morfodiferensiasi mencakup pembentukkan pola morfologi
atau bentuk dasar dan ukuran relatif dari mahkota gigi.

• Morfologi gigi ditentukan bila epitel email bagian dalam


tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara epitel
email dan odontoblas merupakan gambaran
dentinoenamel junction yang akan terbentuk.

• Dentinoenamel junction mempunyai sifat khas pada setiap


gigi, sebagai suatu pola tertentu pada pembiakan sel.
Kalsifikasi

• Kalsifikasi terjadi dengan pengendapan garam-garam


kalsium anorganik selama pengendapan matriks.

• Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang


sebelumnya telah mengalami deposisi dengan jalan
presipitasi dari bagian ke bagian lainnya dengan
penambahan lapis demi lapis.

• Gangguan pada tahap ini dapat menyebabkan kelainan


pada kekerasan gigi seperti hipokalsifikasi.
Tahap Pra-Fungsional/Pra-Oklusal
(Tahap Erupsi)
• Erupsi merupakan istilah yang berasal dari bahasa Latin
‘erumpere’, yang berarti menetaskan.

• Erupsi gigi adalah suatu proses pergerakan gigi secara


aksial yang dimulai dari tempat perkembangan gigi di
dalam tulang alveolar sampai akhirnya mencapai posisi
fungsional di dalam rongga mulut.

• Erupsi gigi merupakan suatu proses yang


berkesinambungan dimulai dari tahap pembentukkan
gigi sampai gigi muncul ke rongga mulut.
Proses Erupsi Gigi

Selama bulan ke-3 kehidupan IntraUterine, lamina gigi memberikan serangkaian tunas
gigi pada sisi lingual (medial) dari perkembangan gigi sulung  yang menghasilkan gigi
permanen, gigi taring dan premolar.
• Tunas ini mengalami dormansi sampai sekitar tahun ke-6 kehidupan postnatal.
• Pertumbuhan Tunas gigi permanen mendorong gigi sulung dari bawah.
• Karena gigi permanen tumbuh, akar gigi sulung atasnya diserap oleh osteoklas.
• Geraham permanen tidak berkembang dari tunas gigi yang muncul dari lamina gigi
membentuk gigi sulung; melainkan terbentuk dari tunas gigi yang muncul langsung
dari lamina posterior gigi ke daerah yang kehilangan gigi susu.
• Erupsi gigi terjadi setelah formasi dan mineralisasi mahkota terbentuk
sempurna tetapi sebelum akar terbentuk sempurna

• Mahkota dan bagian akar dibentuk sebelum gigi tersebut erupsi,


mahkota dibentuk terlebih dahulu, kemudian baru pembentukkan akar.
Pertumbuhan mandibula dan maksila menurut Sadler, dipersiapkan
untuk tumbuhnya gigi geligi
Stages of Tooth Eruption

Essentials of Oral Histology and Embryology. James Avery, 2nd edition

 Pergerakan gigi ke arah oklusal berhubungan dengan pertumbuhan jaringan ikat di sekitar soket
gigi.
 Proliferasi aktif dari ligamen periodontal akan menghasilkan tekanan di sekitar kantung gigi yang
mendorong gigi ke arah oklusal.
 Tekanan erupsi pada tahap ini semakin bertambah seiring meningkatnya permeabilitas vaskular di
sekitar ligamen periodontal yang memicu keluarnya cairan secara difus dari dinding vaskular
sehingga terjadi penumpukkan cairan di sekitar ligamen periodontal yang kemudian
menghasilkan tekanan erupsi.
Essentials of Oral Histology and Embryology. James Avery, 2nd edition
Teori mekanisme erupsi gigi dapat dibagi
dalam 2 kelompok, yaitu :

1. Gigi didorong atau didesak keluar sebagai


hasil dari kekuatan yang dihasilkan dari
bawah dan disekitarnya, seperti pertumbuhan
tulang alveolar, akar, tekanan darah atau
tekanan cairan dalam jaringan (proliferasi).

2. Gigi mungkin keluar sebagai hasil dari


tarikan jaringan penghubung di sekitar
ligamen periodontal.
Tahap Fungsional/Tahap Oklusal
• Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir
ketika gigi telah tanggal dan berlangsung bertahun-
tahun.
• Selama tahap ini gigi bergerak ke arah oklusal,
mesial, dan proksimal.
• Pergerakan gigi pada tahap ini bertujuan untuk
mengimbangi kehilangan substansi gigi yang
terpakai selama berfungsi sehingga oklusi dan titik
kontak proksimal dipertahankan.
• Pada tahap ini, tulang alveolar masih mengalami
Waktu Erupsi Gigi
• Waktu erupsi gigi diartikan sebagai waktu munculnya
tonjol gigi atau tepi insisal dari gigi menembus gingiva.
• Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat perbedaan
waktu erupsi antara satu populasi dengan populasi lain
yang berbeda ras.
• Berdasarkan penelitian Hurme pada berbagai etnis di
Amerika Serikat dan Eropa Barat didapat data bahwa
tidak ada dua individu yang mempunyai waktu erupsi
yang persis sama pada rongga mulut.
• Perbedaan atau variasi 6 bulan pada erupsi gigi adalah
biasa, tetapi kecenderungan waktu erupsi terjadi lebih
lambat.
Vishram Singh, 2012. Textbook of Clinical Embryology
Sequence and chronology of tooth eruption

Source: http://www.columbia.edu/itc/hs/dental/d9903/lectures/lecture4.pdf
The six/four rule for primary tooth emergence
Four teeth emerge for each 6 months of age
1. 6 months: 4 teeth (lower centrals & upper centrals)
2. 12 months: 8 teeth (1. + upper laterals & lower laterals)
3. 18 months: 12 teeth (2. + upper 1st molars & loer 1st molars)
4. 24 months: 16 teeth (3. + upper canines & lower canines)
5. 30 months: 20 teeth (4. + lower 2nd molars & upper 2nd molars)

Summary
1. By 5 months in utero, all crowns started calcification
2. By 1 year old, all crowns completed formation
3. By 2.5 years, all primary teeth erupted
4. By 4 years old, all primary teeth completed root formation

Source: http://www.columbia.edu/itc/hs/dental/d9903/lectures/lecture4.pdf
Faktor-faktor yang berperan dalam erupsi
gigi
1. Penambahan panjang akar gigi.
 Erupsi dimulai pada saat akar mulai terbentuk.
 Pemanjangan akar menyebabkan terjadinya penambahan jarak antara
mahkota dan ujung akar yang sedang tumbuh.
 Bila ujung akar yang sudah tumbuh disangga oleh tulang di bawahnya
maka mahkota gigi akan terdorong ke arah rongga mulut karena
terbentuknya tulang baru hasil aposisi yang diletakkan diantara ujung
akar yang sedang berkembang dengan tulang penyangga dibawahnya.

2. Pertumbuhan pulpa gigi selama foramen apikal masih terbuka


lebar. Gigi-gigi bergerak dari soketnya seirama dengan denyutan
arteri sehingga perubahan volume secara lokal dapat
menghasilkan sedikit gerakan gigi. Mekanisme ini biasanya
dipengaruhi oleh aktivitas hormonal yang mengatur baik tekanan
darah maupun cairan jaringan.
3. Deposisi sementum pada permukaan akar.
4. Kontraksi sel-sel yang tersusun oblik pada ligamen periodontal juga
dapat mendorong gigi dari soketnya.
5. Resorbsi tulang oleh sel-sel osteoklast pada pintu alveolus,
sehingga jalan menjadi lebih bebas.
6. Pembentukan tulang baru secara aposisi oleh sel-sel osteoblast
pada dinding alveolus.
– Menurut Mjor dan Fejerskov (1991) pergerakan mahkota yang sedang
berkembang hanya mungkin terjadi apabila disertai remodeling tulang
yang membentuk kriptus disekitarnya.
– Remodeling ini dilakukan oleh osteoklast dan osteoblast. Osteoklast
banyak terdapat pada permukaan dinding kriptus yang dituju oleh
pergerakan gigi yang sedang berkembang, sedangkan osteoblast
banyak terdapat pada permukaan kriptus yang dijauhi mahkota yang
berkembang.
– Resorbsi tulang oleh osteoklast akan membuka jalan bagi mahkota yang
sedang berkembang bergerak dari dalam tulang rahang menuju ke arah
oklusal.
– Sebelum mencapai dataran oklusal, gigi-gigi akan bergerak dari
tempatnya berkembang ke arah insisal berurutan melalui tulang yang
menutupinya, lamina propia dan epitelium.
– Pergerakan gigi ke arah oklusal tersebut disertai oleh sejumlah peristiwa
yang saling berhubungan.
• Pertama, pada awal erupsi terjadi juga proses
perkembangan akar yang belum selesai disertai oleh
perkembangan jaringan periodonsiumnya

• Kedua,, resorbsi tulang diatur oleh folikel dentis untuk


membuka jalan mahkota gigi yang akan erupsi.

 Proses ini diawali dengan pemasukan sel-sel mononuklear


yang berakumulasi pada bagian folikel dentis yang
menutupi sepertiga mahkota gigi.

 Sel-sel monosit ini bermigrasi ke permukaan tulang


kemudian bergabung satu sama lain dan berdeferensiasi
menjadi osteoklast yang nantinya dibutuhkan untuk proses
resorbsi tulang (Mjor dan Fejerskov, 1991; Wise dkk.,
2000; Koch dan Poulsen, 2001).
• Ketiga,, pada waktu akar berkembang maka harus ada
modeling tulang pada fundus kriptus untuk membentuk soket
tempat akar dan memberikan ikatan bagi ligamen periodontal
yang mengelilingi akar.

 Pertumbuhan akar pada saat erupsi ikut memberikan kekuatan


untuk mendorong gigi ke arah aksial.

• Keempat,, resorbsi jaringan ikat fibrosa lamina propria gingiva


yang terdapat pada jalan erupsi gigi. Hal ini diikuti oleh
fibrogenesis dan remodeling jaringan ikat yang menyebabkan
berkembangnya sistem serat dento gingival dan perlekatannya
pada bagian koronal akar gigi yang erupsi.

• Kelima, dibuatnya jalan menembus epitel yang menutup


mahkota gigi yang akan erupsi yang diikuti oleh
perkembangan epitel sulkus dan perlekatannya (Mjor dan
Fejerskov, 1991).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Erupsi Gigi

 Erupsi gigi adalah proses yang bervariasi pada setiap


anak.

 Variasi ini dapat terjadi dalam setiap periode dalam


proses pertumbuhan dan perkembangan gigi,
terutama pada periode transisi pertama dan kedua.
Faktor Genetik (Keturunan)
 Faktor genetik dapat mempengaruhi kecepatan waktu erupsi gigi.
 Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan
waktu dan urutan erupsi gigi, termasuk proses kalsifikasi.
 Menurut Stewart, pengaruh faktor genetik terhadap erupsi gigi
adalah sekitar 78%.

Jenis Kelamin
 Waktu erupsi gigi permanen mandibula dan maksila terjadi
bervariasi pada setiap individu.
 Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat
dibandingkan dengan anak laki-laki.
Faktor Ras
 Perbedaan ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi permanen.
 Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih lambat
daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian.
 Orang Amerika, Swiss, Prancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras yang sama
yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar.
 Erupsi lebih cepat pada ras Afrika hitam dibandingkan dengan ras Kaukasoid, orang
Korea (Mongoloid) sedikit lebih cepat daripada ras Kaukasia, dan pada orang Australia
pribumi lebih lambar daripada Kaukasoid.
 Perbedaan ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi permanen.
 Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih lambat
daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian.
 Orang Amerika, Swiss, Prancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras yang sama
yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar.
 Erupsi lebih cepat pada ras Afrika hitam dibandingkan dengan ras Kaukasoid, orang
Korea (Mongoloid) sedikit lebih cepat daripada ras Kaukasia, dan pada orang Australia
pribumi lebih lambar daripada Kaukasoid.
Faktor Lingkungan
• Pertumbuhan dan perkembangan gigi dipengaruhi oleh
faktor lingkungan tetapi tidak banyak mengubah
sesuatu yang telah ditentukan oleh faktor keturunan,
pengaruh faktor lingkungan terhadap waktu erupsi gigi
adalah sekitar 20%.

• Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor


lingkungan, antara lain :
 sosial ekonomi,
 nutrisi,
 faktor penyakit,
 faktor lokal
Clinical Correlation
RESOPTION

http://www.gopixpic.com

• Resorpsi merupakan proses yang menyangkut


penyerapan tulang yang dilakukan oleh osteoklas.
• Resorpsi tulang merupakan suatu proses kompleks,
secara morfologis berhubungan dengan hilangnya
permukaan tulang (lacuna howship) dan melibatkan sel
multinuklear osteoklas
Osteoclast
• Besar, merupakan sel multinuclear.
• Dapat ditemukan pada lokasi dimana terjadi
penyerapan tulang.
• Terletak pada jaringan tulang yang sedang
mengalami resorpsi.
• Sebagai hasil dari aktifitas osteoklas adalah
sebuah teluk yang dangkal yang dinamakan
resorption bay (Lacuna Howship).
• Osteoklas berasal dari jaringan sistem
hemopoitik yaitu monosit dan makrofag.
• Dengan adanya faktor lokal dan sistemik,
monosit dan makrofag akan berdiferensiasi,
terjadi penggabungan sehingga menjadi
multinuklear.
• Pada saat aktif, osteoklas akan menghasilkan
enzim hidrolitik. Enzim ini akan mendigesti
unsur organik tulang
https://embryology.med.unsw.edu.au
Mekanisme resorpsi tulang tersebut adalah :
• Perlekatan osteoklas ke
permukaan tulang.
• Pembentukan lingkungan
asam melalui aktivitas pompa
proton, membuat tulang
mengalami demineralisasi dan
keluarnya matrik organik.
• Degradasi matrik organik yang
mengandung asam amino
oleh aktivitas enzim, seperti
asam fosfatase.
• Pelarutan ion mineral dan
asam amino oleh osteoklas
(Newman dkk., 2002).
Daftar Pustaka
• Leslie P. Gartner, Hiatt James .L, 2014. Color Atlas and Text of
Histology 6th ed., Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
• Vishram Singh, 2012. Textbook of Clinical Embryology 1st ed., New
Delhi: Reed Elsevier India Private Limited.

Gambar dan Ilustrasi :


• https://www.youtube.com/watch?v=ZdglZymoIyQ
• http://www.mouthhealthy.org/en/az-topics/e/eruption-charts
• http://www.kck.usm.my/ppsg/histology/DT_36.html
• http://www.uniondentalsurgery.com/v1/dental-info/the-important-
of-saving-a-deciduous-molar-milk-tooth
• http://www. gopixpic.com/2955/bone-remodelling
• http://www.realmagick.com/parathyroid-hormone-bone-
resorption/
Terimakasih
&
Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai