DENTIN PULPA
Disusun oleh:
Kasiam Fatimah
(04031181419005)
(04031281419024)
Rahma Fernita
(04031281419028)
(04031381419055)
(04031381419058)
2015
A. KOMPLEKS DENTIN PULPA1
Dentin adalah jaringan ikat yang membentuk sebagian besar gigi. Bagian mahkota
dilapisi enamel dan bagian akar dilapisi oleh sementum, serta dikelilingi dan dilindungi oleh
pulpa. Dentin ini lebih keras dibandingkan tulang, tetapi lebih lembut jika dibandingkan
dengan enamel. Dentin memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap stimulus.
Pulpa adalah suatu rongga yang berisi pembuluh darah dan persyarafan gigi. Oleh karena
itu, secara anatomis dentin sangat berhubungan erat dengan pulpa, karena dentin dan pulpa
memiliki jaringan penyusun yang sama, maka disebutlah kompleks dentin dan pulpa. Secara
embriologi dan fisiologi, dentin dan pulpa saling berkaitan satu sama lain. Hal ini berkenaan
dengan fungsi pulpa itu sendiri:
1.
2.
3.
4.
Gbr. 1
(A = anatomi gigi, B = histological kompleks dentin pulpa)
pada bell stages dalam fase perkembangan gigi di jaringan papilla yang berdekatan dengan
titik atas cekung dari epitel enamel bagian dalam (cikal bakal cusp). Dari titik ini,
pembentukan dentin tersebar dari cusp sampai sisi serviks (leher) organ enamel dan dentin
akan menebal hingga terbentuklah korona dentin. Sementara akar dentin terbentuk pada
fase yang lebih akhir dan memerlukan proliferasi sel sel epitel dari bagian serviks organ
enamel di sekeliling pulpa. Sel sel yang berperan dalam dentinogenesis adalah sel
odontoblast.
SKEMA 1. DENTINOGENESIS
PE
ro
es
oi
d
od
na
tp
ol
b
ll
m
i
e
l
l
a
a
a
s
t
1. Diferensiasi Odontoblast
Gbr. 3
(A = struktur dentin dipotong secara koronal; B = penampang struktur dentin)
Pada struktur dentin, terdapat pembagian tipe-tipe dentin:
Dentin Primer
Dentin primer adalah dentin yang pertama sekali dibentuk. Pembentukannya
terjadi hanya pada masa pertumbuhan gigi sampai dengan gigi erupsi. Dentin
primer dibentuk secara cepat sebelum foramen apikal sempurna. Dentin primer
lebih banyak mengandung mineral dibandingkan dentin sekunder. Lapisan terluar
dari dentin primer yang disintesis pada awal pembentukan dentin disebut mantel
dentin. Sedangkan lapisan dalam dekat pulpa, disebut circumpulpal dentin.
Circumpulpal dentin terbentuk setelah pembentukan mantle dentin.
Dentin Sekunder
Setelah dentin primer terbentuk, selanjutnya adalah pembentukan dentin
sekunder. Dentin sekunder ini dibentuk setelah proses erupsi dan pergantian gigi
serta berlangsung selamanya. Dentin sekunder terbentuk setelah foramen apikal
sempurna dan dibentuk lebih lambat. Secara fisiologis, dentin sekunder
didepositkan mengelilingi tepi pulpa selama pulpa masih vital, sehingga ruang
pulpa secara progresif akan menyempit seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini
terjadi selama lingkungan di sekitar struktur dan jaringan gigi tetap stabil dan
konstan tanpa ada trauma ataupun rangsangan dari luar.
Tabel 1. Perbedaan dentin primer dan sekunder
Dentin Primer
Dibentuk secara cepat sebelum
Dentin Sekunder
Dibentuk lebih lambat dan setelah
erupsi
Mengandung lebih banyak mineral
Mengandung lebih sedikit protein
gigi.
Mengandung lebih sedikit mineral
Mengandung lebih banyak protein
Dentin Tersier
Dentin tersier dibentuk oleh stimulus yang bervariasi, contohnya adalah atrisi
(gigi yang terkikis), karies, dan prosedur restorasi gigi. Berbeda dengan dentin
primer dan dentin sekunder yang terbentuk sepanjang batas dentin dan pulpa.
Dentin tersier hanya dibentuk oleh sel sel yang dipengaruhi stimulus tertentu.
Kualitas dan kuantitas dentin tersier yang terbentuk bergantung pada intensitas
dan durasi stimulus. Dentin tersier dapat mempunyai tubulus berkelanjutan
dengan dentin sekunder, bisa jarang dan tidak teratur, bahkan bisa tidak ada sama
sekali. Dentin tersier terbagi menjadi 2 (dua) yakni dentin reaksioner dan dentin
reparatif.
b) Histologi Dentin
junction (satu mikron). Di bagian korona dentin, tubulus mengikuti S-shaped dari
lapisan terluar dentin menuju pinggiran pulpa. Akan tetapi, ketika mendekati
sudut insisal dan cusp tubulus berubah menjadi hampir lurus.
Gbr. 5.
Tubulus Dentin
Tabel 2. Rata-rata jumlah dan diameter tubulus dentin per satuan luas (mm2) pada jarak dari
pulpa dentin yang bervariasi
Jarak dari
pulpa (mm)
Dinding Pulpa
0.1 0.5
0.6 1.0
1.1 1.5
1.6 2.0
2.1 2.5
2.6 3.0
3.1 3.5
Rentang
30 52
22 59
16 47
21 47
12 47
11 36
7 40
10 25
Rentang
2.0 3.2
1.0 2.3
1.0 1.6
0.9 1.5
0.8 1.6
0.6 1.3
0.5 1.4
0.5 1.2
dengan lebar yang sama sepanjang hidup gigi, karena selama hidup terjadi
deposisi dentin yang lambat dan kontinu.
Permeabilitas Dentin
Dentin menjadi permeabel karena adanya tubulus dentin. Tubulus dentin
merupakan saluran utama untuk berdifusinya cairan melalui dentin. Permeabilitas
cairan sebanding dengan diameter dan jumlah tubuli, jadi permeabilitas dentin
meningkat pada pulpa, sebab terjadinya konversi tubuli ke arah pulpa.
2. Pulpa
a) Struktur Pulpa
Struktur pulpa terdiri dari 4 (empat) bagian utama, antara lain:
Saluran assesory adalah saluran akar tambahan. Secara klinis, saluran assesory
penting karena berperan dalam kontak pulpa dengan jaringan periodontal.
b) Histological Pulpa
Di dalam pulpa, juga terdapat 4 (empat) lapisan, antara lain:
Di bawah lapisan odontoblast, terdapat lapisan sempit sekitar 40m yang tidak
mengandung sel. Lapisan ini disebut lapisan bebas sel yang mengandung
pembuluh kapiler, sel saraf tak bermyelin, dan sitoplamik fibroblast. Ada atau
tidaknya lapisan ini dipengaruhi oleh fungsi pulpa. Sel ini tidak terdapat pada
pulpa muda dimana dentin sedang terbentuk dan tidak pula pada pulpa tua dimana
dentin reparatif sedang dibentuk.
Lapisan Kaya Sel
Lapisan kaya sel merupakan lapisan terbesar pada pulpa. Lapisan ini mengandung
banyak sel, antara lain fibroblast, mesenchyme yang belum berdiferensiasi, sel
sel pertahanan seperti makrofage, serat serat kolagen, substansi dasar, dan
ujung-ujung syaraf sensorik. Pada lapisan subodontoblast terkandung lebih
banyak fibroblast dibandingkan lapisan tengah pulpa.
Lapisan Pulp Proper
Lapisan tengah pulpa disebut sebagai lapisan pulp proper. Lapisan ini terdiri dari
jaringan ikat yang banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf. Di lapisan
ini, fibroblast merupakan sel dominan.
odontoblast
berperan
dalam
dentinogenesis.
Selama
dentinogenesis, odontoblast membentuk dentin dan tubulus dentin. Sel ini terdiri
dari dua komponen struktural dan fungsional utama, yakni badan sel dan
prosesus sitoplasmiknya. Badan sel terletak persis di bawah matriks dentin yang
tidak termineralisasi (predentin) dan membentuk daerah odontoblastik.
Sedangkan prosesus meluas ke dentin dan predentin melalui tubulus. Fungsi
utama odontoblas selama hidup pulpa adalah memproduksi dan mendeposisi
dentin.
dari makrofag aktif dalam endositosis dan fagositosis. Karena pergerakan dan
aktivitas fagosit dari makrofag, makrofag dapat bertindak sebagai pemakan dan
menlenyapkan sel darah merah yang telah rusak, sel sel mati dan benda asing
di dalam jaringan.
Dendrit
Sel dendrit adalah sel tambahan di dalam sistem imun sama dengan yang
ditemukan pada sel epidermis dan membran mukosa yang disebut sel
Langerhand. Sel dendrit kebanyakan ditemukan di jaringan limfe tapi juga dapat
ditemukan di jaringan ikat termasuk salah satunya di pulpa. Di pulpa yang
normal, sebagian besar sel dendrit terletak di perifer dari mahkota pulpa dekat
dengan predentin tetapi bermigrasi kearah tengah pulpa setelah proses penuaan.
Sel dendrit inilah yang berperan dalam menginduksi sel T untuk melakukan
pertahanan.
Limfosit
Pada pulpa normal terdapat limfosit B dan limfosit T. Limfosit T yang terbentuk
dari T8 (supressor) lebih dominan dibandingkan limfosit B. Limfosit juga
ditemukan pada gigi yang mengalami impaksi. Keberadaan makrofage, dendrit
dan limfosit T pada pulpa menunjukkan sedang adanya proses pertahanan pada
pulpa.
Sel Mast
Sel mast merupakan sel pertahanan yang terdapat di jaringan ikat. Sel mast ini
jarang terdapat pada pulpa yang normal. Kebanyakan sel mast ini ada pada
pulpa yang terinflamasi. Granular pada sel mast mengandung heparin,
antikoagulan dan histamin.
Sel Mesenchym yang belum terdiferensiasi
Sel mesenchyme berasal dari jaringan ikat pulpa. Berdasarkan stimulus yang
diterima, sel inilah yang berkembang menjadi odontoblast dan fibroblast. Sel
mesenkim ditemukan dilapisan kaya sel, mahkota pulpa, dan sering ditemukan
di pembuluh darah. Pada pulpa yang lebih tua, jumlah selnya ikut berkurang
seiring dengan jumlah sel lain di mahkota pulpa. Sel ini memperlihatkan
sitoplasma yang banyak dan pelebaran sitoplasma periferal.
Pembuluh darah.
Pembuluh darah pada pulpa terdapat 2 pembuluh darah, yakni pembuluh darah
arteriola dan venula.
Pembuluh Darah Aferen (Arteriola)
Terdapat satu sampai dua pembuluh aferen yang memasuki saluran akar
melalui foramen apikal. Pembuluh-pembuluh ini adalah pembuluh arteriola
yang merupakan cabang kecil dari arteri dental. Arteri dental adalah cabang
dari arteri alveolaris inferior, arteri alveolaris posterior superior, atau arteri
infraorbita, yang kesemuanya merupakan cabang dari arteri maksilaris
interna. Dari arteri maksilaris interna arteri alveolaris arteri dental
arteriola
Pembuluh Darah Eferen (Venula)
Venula merupakan sisi eferen (keluar) dari sirkulasi pulpa dan sedikit lebih
besar daripada arteriola yang berkaitan dengannya. Venula membesar ketika
venula-venula bergabung saat menuju foramen apikal. Setelah keluar dari
foramen apikal, venula-venula akan bersatu dan berjalan ke posterior ke vena
maksilaris melalui pleksus pterigoideus, atau ke anterior lalu ke vena fasialis.
keluar melalui satu atau dua pembuluh yang lebih besar di foramen apikal.
Pembuluh limfatik dijumpai di dalam pulpa. Struktur endotelialnya yang halus
membuat pembuluh tersebut sukar untuk dilihat. Fungsi pembuluh limfatik ini
adalah menghilangkan cairan celah dan produk pembuangan metabolik, untuk
mempertahankan tekanan jaringan intrapulpa pada tingkat yang normal.
D. KOMPOSISI DENTIN PULPA1,2,3,5
1. Komposisi Dentin
Komposisi dentin berdasarkan berat, terbagi atas 70% anorganik, 20 % organik dan
10% air. Akan tetapi, jika berdasarkan volume 45% anorganik, 33% organik dan 22%
air.
a) Komponen anorganik terdiri dari Calcium Hydrocyapatite dalam bentuk kristal.
Kristal ini memberikan kekerasan pada dentin, kristal ini mempunyai ukuran yang
lebih kecil dibandingkan enamel dengan lebar sekitar 35 nm dan ketebalan sekitar
10 nm.
b) Komponen organik dentin terdiri dari 90% serat kolagen yang melekat pada
substansi yang tidak beraturan dan sisanya protein nonkolagen serta fraksi lemak,
glikosaminoglikan dan protein kompleks yang masing-masing sekitar 0,2%.
Kolagen memberikan kekuatan pada dentin. Kebanyakan adalah kolagen tipe I
(dengan sedikit kolagen tipe III dan tipe V) dengan diameter rata-rata sekitar 100
nm. Kolagen tipe I bertindak sebagai kerangka yang menampung sebagian besar
(diperkirakan 56%) mineral di dalam lubang dan pori-pori fibril. Berdasarkan
struktur dan formasinya, kolagen tipe I memiliki:
Triple helix dengan 2 rantai -1 dan 1 rantai -2.
Formasi prokolagen intraseluler (formasi triple helix atau sekresi)
Pembuangan propeptida dalam proses prokolagen menjadi tropokolagen.
Pembentukan serat dengan barisan molekul tropokolagen, dilindungi oleh
protein non-kolagen seperti decorine.
Formasi rantai silang piridinolin antara lisin dan residu hidroksilisin. Hal ini
meningkat seiring modifikasi predentin yang menyebabkan mineralisasi
dentin.
Protein nonkolagen melapisi ruang antarkolagen fibril dan bertumpuk disepanjang
pinggiran tubulus dentin. Pada protein nonkolagen terdapat proteoglikan, dekorin
dan biglikan. Proteoglikan terdiri dari bagian kecil protein dan bagian besar
glikosaminoglikan. Fibronectin, suatu protein ekstraseluler ditemukan pada
jaringan ikat dan membrane basalis ditemukan pada mantle dentin, tapi tidak pada
dentin selanjutnya. Selain itu, terdapat muatan organik lain seperti asam sitrat, lipid
polisakarida dan fraksi protein lain yang bukan kolagen dan proteoglikan.
2. Komposisi Pulpa
Berdasarkan berat, komposisi pulpa diperkirakan mengandung 75% air dan 25%
komponen organik. Seiring bertambahnya umur, pulpa menjadi kurang seluler dan
kaya akan serat. Komponen organik pulpa ialah kolagen. Serat serat utama dalam
bentuk kolagen terdiri dari kolagen tipe I sebanyak 60% dan kolagen tipe III sebanyak
40% dengan diameter berkisar 50 nm. Substansi dasar pulpa ialah proteoglikan dan
fibronectin. Kompleks kerangka kolagen dan penggabungan dari proteoglikanglikoprotein menghasilkan rangka untuk menstabilkan struktur pulpa.
REFRENSI
1. Ten Cates Oral Histology : Development, Structure and Function. 8th Ed. Antonio
Nanci. Mosby. 2012, 8:165-204
2. Seltzer and Benders: Dental Pulp. 3th Ed. Kenneth Hargreaves, Harold Goodis.
Quintessence. 2002, 4:66-75
3. Cohens: Pathway of The Pulp. 10th Ed. Kenneth Hargreaves, Stephen Cohen. 2011,
11:296-318
4. Ilmu Endodontik dalam Praktek. 11th Ed. Louis Grossman. 1995, 3:32-39
5. Master Dentistry. 3th Ed. Berkovitz, Moxham, Linden. Elsevier. 2011, 12:169-174