Anda di halaman 1dari 16

Indikasi Pemilihan Restorasi Indirek Pasca Endodontik

Beberapa penelitian menyatakan bahwa kegagalan perawatan endodontik sering terjadi


akibat restorasi yang tidak adekuat. Hal ini menyebabkan restorasi yang tepat menjadi
lebih penting dibandingkan dengan penutupan apikal (Baumgardneer et al., 1995)
Dasar Pertimbangan dalam Menetapkan Restorasi Gigi setelah Perawatan
Endodontik
Perencanaan pemilihan restorasi harus dilakukan dengan beberapa pertimbangan. Ford
menyatakan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan restorasi adalah:
1. Banyaknya jaringan gigi tersisa
Banyaknya struktur jaringan gigi tersisa mempengaruhi retensi dan resistensi dari gigi.
Pemilihan restorasi untuk menggantikan struktur gigi yang telah hilang sangat
dipengaruhi oleh banyaknya struktur gigi tersisa (Garg, 2011).
2. Fungsi gigi
Fungsi gigi dalam lengkung rahang akan mempengaruhi beban kunyah yang diterima
gigi. Pemilihan restorasi dipengaruhi oleh fungsi dari gigi (Segovic, 2004).16
3. Posisi atau lokasi gigi
Gigi anterior membutuhkan pertimbangan estetik yang lebih dibandingkan dengan gigi
posterior. Restorasi pada gigi anterior harus memiliki niali estetik yang baik (Cheung,
2011).
4. Morfologi atau anatomi saluran akar
Morfologi saluran akar berpengaruh dalam pemilihan restorasi. Morfologi akar yang
bengkok dapat menjadi pertimbangan jika ingin direstorasi dengan mahkota pasak
(Cheung, 2011) Semakin sedikit sisa dari struktur gigi dan semakin besar fungsi gigi
dalam lengkung rahang, pemilihan restorasi harus dilakukan dengan lebih hati-hati. Gigi
dengan sisa struktur gigi yang sedikit dan beban kunyah yang besar memiliki risiko
fraktur yang lebih tinggi, sehingga perencanaan harus dilakukan dengan lebih baik (Ford,
2004)

Gigi Paska Perawatan Saluran Akar :


- Tidak ada suplai makanan
-

Kelembaban internal menurun

Rapuh

Banyak kehilangan struktur mahkota gigi yang disebabkan oleh :


1. Karies
2. Restorasi sebelumnya
3. Trauma yang menyebabkan fraktur
4. Endodontik treatment

Syarat Ideal untuk Restorasi setelah Perawatan Endodontik


Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh restorasi setelah perawatan endodontik:

1. Menutupi koronal secara menyeluruh


Restorasi pada gigi yang telah dirawat endodontik harus dapat menutupi koronal secara
menyeluruh agar dapat mencegah terjadinya infeksi berulang (Ford, 2004).
2. Melindungi struktur gigi yang tersisa
Gigi yang telah dirawat endodontik seringkali kehilangan jaringan keras dalam jumlah
besar, sehingga gigi menjadi rentan terhadap fraktur. Restorasi harus dapat melindungi
struktur gigi yang tersisa, agar gigi terhindar dari risiko fraktur (Ford, 2004)
3. Memiliki retensi agar restorasi tidak lepas
Bentuk retensi adalah suatu bentuk preparasi kavitas sedemikian rupa sehingga restorasi
tidak terlepas dari gigi. Pemilihan restorasi dilakukan dengan mempertimbangkan bentuk
retensi dari gigi (Roberson et al., 2006 ; Segovic, 2004).
4. Memiliki resistensi agar mampu menahan daya kunyah
Bentuk resistensi adalah suatu bentuk kavitas sedemikian rupa sehingga gigi bersama
restorasi dapat menahan beban kunyah (Walmsley et al., 2007). Semakin lebar istmus
kavitas oklusoproksimal, resistensi gigi terhadap fraktur semakin rendah. Bentuk
resistensi sangat penting, karena bentuk resistensi yang kurang menyebabkan restorasi
atau gigi pecah. Masing-masing restorasi memiliki bentuk resistensi untuk mencegah
pecahnya restorasi.
5. Mampu mengembalikan fungsi gigi, yaitu fungsi mastikasi, estetik, bicara dan menjaga
gigi antagonis dan gigi sebelahnya.
Jenis Restorasi setelah Perawatan Endodontik untuk Gigi Posterior
Gigi posterior menerima beban kunyah lebih besar dibandingkan dengan gigi anterior,
karena itu pertimbangan dalam pemilihan restorasi juga berbeda. Faktor yang paling
utama dalam menentukan restorasi adalah banyaknya jaringan gigi sehat yang tersisa
(Garg, 2011).
Logam cor sepeti alloy emas, mahkota emas, makota metal porselen, dan restorasi all
porcelain, merupakan restorasi pilihan pada gigi posterior yang telah dirawat endodontik,
seperti pada gambar. Restorasi ini melindungi gigi dengan baik, walaupun membutuhkan
pembuangan jaringan dan biayanya cukup besar (Cheung, 2011 ; Garg, 2011).

Gambar Restorasi Onlay Logam Cor (Sedyaningsih, 2010)


a. Sebelum gigi direstorasi
b. Setelah gigi direstorasi dengan onlay logam cor

Bahan logam cor diindikasikan untuk gigi posterior karena kekuatannya yang baik.
Logam cor merupakan pilihan bahan restorasi untuk gigi setelah perawatan endodontik.
Bentuk restorasinya dapat berupa inlay, onlay, dan mahkota penuh.

Gambar Restorasi Mahkota Porselen (Aschheim & Dale, 2001)


a. Gigi sebelum direstorasi
b. Gigi setelah direstorasi dengan mahkota porselen
Gigi posterior selalu membutuhkan perlindungan koronal karena beban kunyahnya yang
besar. Premolar lebih rentan terhadap fraktur dibandingkan dengan gigi molar dan harus
direstorasi minimal dengan onlay pada kedua cusp (Segovic, 2004),

besar menyebabkan gigi posterior lebih baik direstorasi dengan onlay atau mahkota
penuh (Johnson, 2002 ; Stock et al., 2007 ; Weine, 2004). Mahkota pasak, seperti pada
Gambar menjadi pilihan jika restorasi yang lain tidak memiliki retensi yang cukup untuk
menggantikan struktur gigi yang hilang, karena beberapa penelitian menyatakan bahwa
restorasi mahkota pasak dapat meningkatkan risiko fraktur (Cheung, 2005 ; Schwartz,
2004 ; Tronstad, 2003).

Gambar Restorasi Mahkota Pasak (Johnson, 2002)

Gigi posterior secara umum tidak menggunakan mahkota pasak sebagai restorasi.
Ukuran kamar pulpa yang

Indikasi dan kontraindikasi restorasi indirek pasca endodontik


1 Inlay
Inlay adalah suatu restorasi yang terbuat dari bahan emas/logam/porselin bakar/resin
akrilik yang pembuatannya di luar mulut dan kemudian dimasukkan ke dalam kavitas
gigi yang telah dipreparasi. Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas
diantara tonjol gigi/ cusp.
Indikasi :
- Kerusakan gigi atau karies meliputi permukaan oklusal dan proksimal gigi
posterior dan hanya mengenai sebagian cups saja
-

Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar

Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke puncak cusp

Mengembalikan estetik pada restorasi


kerusakan akibat adanya karies sekunder

gigi

posterior

yang

mengalami

Kontra Indikasi:
- kebersihan rongga mulut yang jelek
- pada pasien dengan insident karies yang tinggi pada pasien muda dibawah 10
tahun
- pada kavitas yang besar di daerah proksimal bagian depan
2 Onlay
Indikasi :
1
2
3
4
5
6

Abrasi gigi posterior yag luas


Kerusakan gigi posterior yang besar tapi email dan dentin bagian bukal dan lingual
masih sehat
Telah dirawat endodontik
Memperbaiki fungsi oklusi
Kemungkinan terjadinya frakur cups karena kurang jaringan sehat pendukungnya
Lebar ishmus telah melebihi sepertiga jarak antar cups

Kontra Indikasi :
1
2

Dinding bukal dan lingual sudah rusak


Mahkota klinis pendek
Onlay MOD
Indikasi:

Restorasi onlay MOD terutama cocok bagi posterior yang telah rusak oleh
karies luas di mesial dan distal tonjol gigi seperti ini sangat rentan terhadap
fraktur jika restorasi yang dibuat adalah restorasi intrakorona.
Restorasi onlay tak dapat dipakai jika dinding email bukal dan lingual telah
rusak.
Jika mahkota klinisnya cukup panjang, onlay merupakan restorasi yang paling
baik, karena onlay lebih menghemat jaringan gigi dan memungkinan
pengetesan kevitalan pulpa.
Onlay juga sangat cocok bagi restorasi gigi posterior pasca-perawatan saluran
akar yang dinding-dinding bucal lingualnya masih utuh mengingat gigi
semacam ini telah menjadi rawan fraktur.

Uplay
Kelebihan Uplay dibandingkan dengan MOD onlay
Pada uplay:
Menutup seluruh permukaan okusal sehingga dapat memperbaiki oklusi
(anatomis dan fungsi)
Dengan adanya logam yang menutupi permukaan oklusal, maka cups akan
terlindung Tekanan kunyah pada uplay dapat diteruskan dengan lebih baik
Tekanan pada uplay condong untuk lebih menyatukan cups dibandinglan dengan
MOD onlay.
3

Mahkota Pasak
Adalah restorasi mahkota gigi pasca perawatan saluran akar dengan retensi
intraradikuler berupa pasak (dowel) dan inti (core) tuang yang sesuai individual
(custom) . Gigi pasca perawatan saluran akar memerlukan retensi berupa pasak
(dowel) masuk ke dalam saluran akar dan inti (core) untuk mendukung restorasinya.
Indikasi Restorasi Mahkota Jaket Dengan Inti Pasak Tuang
Gigi pasca PSA dengan mahkota yang sudah rusak dan tidak dapat direstorasi
secara konvensional
- Merupakan single restorasi untuk memperbaiki inklinasi gigi
- Sebagai abutment gigi tiruan cekat
Kontra Indikasi Restorasi Mahkota Jaket Dengan Inti Pasak Tuang
-

Posisi gigi dengan gigitan tertutup dan edge to edge


Penderita dengan bad habbit
Kesehatan umum tidak baik
Gigi berakar pendek dan tipis

Ceramic
Indikasi:

1.
malposisi.

Pada gigi anterior yang sudah hancur, patah, diskolorisasi, ataupun

2.
Pada keadaan oklusi yang tidak baik, ceramic sebenarnya dapat digunakan
untuk memperbaiki gigi posterior tetapi tidak dapat untuk jangka waktu yang
lama, melihat dari sifat-sifat bahan itu sendiri.
Veneer keramik diindikasikan untuk memperbaiki kosmetik dari gigi
anterior yang mengalami perubahan warna atau hipoplastik (Anusavice, 1996).

Perubahan warna yang dimaksud adalah perubahan warna yang sedang tidak
terlalu parah. Perubahan warna ini bisa diakibatkan karena tetracycline, fluoride,
dan umur. Selain itu dapat digunakan untuk restorasi yang disebabkan trauma,
fraktur (keretakan), serta pertumbuhan gigi yang kurang sempurna. Anatomi dari
gigi yang kurang sempurna atau malposisi dapat juga diperbaiki dengan veneer.
Prosedur ini tidak hanya memberi estetik yang baik, tetapi juga dapat diandalkan
fungsi kekuatannya (Castelnuovo dkk, 2000). Selain itu diindikasikan untuk kasus
khusus seperti diastema, hilangnya keratan gigi taring (caninus) pada posisi
lateral (Dunitz, 1999). Menurut Haga dan Nakazawa, 2002, veneers keramik juga
diindikasikan untuk karies apabila tidak terlalu luas tetapi dangkal, dan perubahan
warna gigi akibat penambalan.

Kontraindikasi:
Kontraindikasi pemakaian veneer adalah penderita dengan relasi oklusi
edge to edgeexcessive stress selama pemakaian veneer keramik. Perawatan ini
juga tidak dianjurkan untuk pasien dengan oklusi berat, kesehatan mulut (oral
hygiene) yang buruk, kekurangan mineral dan fluoride pada gigi. Komplikasi pada
veneer keramik dapat terjadi karena ketidakhati hatian saat preparasi,
kerusakan pulpa, iritasi jaringan periodontal yang parah dan penampilan gigi yang
tidak natural (Castelnuovo dkk, 2000). Selain itu bruxism dan tidak cukup
tersedianya email gigi yang sehat juga termasuk dalam kontraindikasi, hal ini
karena bahan bahan bonding dentin saat ini meskipun telah berkembang namun
kekuatan perlekatan dengan dentin terlalu lemah, sehingga veneer keramik
bergantung pada perlekatan dengan email. Oleh karena itu terbukanya dentin
sebaiknya dijaga sesedikit mungkin (Haga dan Nakazawa, 2002).
Mahkota Tiruan (Artificial Crown / Full Crown)

Menurut banyaknya jaringan mahkota gigi atau jaringan mahkota gigi yang digantikan
dapat dibedakan atas :
1 Mahkota Tiruan Penuh (Full Veneer Crown):
Mahkota tiruan yang menggantikan seluruh jaringan permukaan mahkota gigi, dipasang
secara permanent dengan bahan semen
2 Mahkota Tiruan Sebagian (Partial Veneer Crown) :

Mahkota tiruan yang menggantikan sebagian jaringan permukaan mahkota gigi,


dipasang secara permanent dengan bahan semen.
3 Mahkota Tiruan Pasak (Dowel / Post and Core Crown):
Mahkota tiruan yang menggantikan sebagian besar atau seluruh jaringan mahkota gigi
dengan retensi berupa pasak, dipasang secara permanent dengan bahan semen ke
dalam saluran akar yang telah di rawat dan dipersiapkan.

1. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi & kontraindikasi pembuatan post


& core.
Indikasi :
-gigi yang telah dirawat saluran akar dan akan digunakan sebagai penyangga
bridge.
-adanya perubahan warna pada gigi dan kemungkinan gigi fraktur setelah PSA.
- gigi yang telah dirawat saluran akar yang cukup panjang dan lebar.
-jaringan periodontal dan periapikal tidak ada kelainan.
Kontraindikasi :
-adanya proses patologis pada jaringan periodontal dan periapikal, menyebabkan
hilangnya dukungan terhadap gigi yang akan dibuatkan restorasi post & core
sehingga akar gigi mudah fraktur.
-oral hygiene jelek, memudahkan kontaminasi bakteri terhadap saluran akar
selama perawatan.
-bentuk dan diameter akar gigi pendek, kecil, membengkok, tidak mampu
menahan daya kunyah pada saat digunakan, sehingga akar muadah fraktur.
-mahkota asli masih memiliki estetik yang cukup baik, hanya sedikit struktur yang
hilang.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan prosedur pembuatan post & core.
Faktor yang harus dipertimbangkan ketika merencanakan pembuatan pasak dan inti :
Bentuk retensi dan resistensi
Pemeliharaan struktur gigi
Efek ferulle
Bentuk Retensi dan Resistensi :
Retensi pasak menentukan kemampuannya untuk menahan tekanan vertikal yang
dapat mengakibatkan pasak terlepas. Resistensi pasak menentukan kemampuan
pasak dan gigi untuk menahan tekanan lateral dan rotasional.
Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi pasak:
Panjang pasak

Pedoman yang diterima dalam menentukan panjang pasak mencakup:


-Pasak harus sama panjang dengan panjang mahkota klinis
-Pasak harus berakhir di antara tulang krestal dan apex gigi
-Pasak harus sepanjang mungkin tanpa mengganggu apical seal
Diameter pasak
Diameter pasak memiliki sedikit perbedaan dalam hal retensi, meningkatnya
diameter pasak akan meningkatkan bentuk resistensi namun juga meningkatkan
resiko fraktur akar.
Keruncingan dan disain pasak
Bermacam-macam tipe pasak yang tersedia:
-Meruncing, dengan tepi halus
-Meruncing, dengan tepi bergerigi
-Sejajar, dengan tepi halus
-Sejajar, dengan tepi bergerigi
Umumnya tipe sejajar memiliki retensi yang lebih besar dibandingkan dengan tipe
yang meruncing.

Pemeliharaan Struktur Gigi :


Pemeliharaan struktur gigi harus diusahakan semaksimal mungkin baik pada bagian
koronal maupun bagian radikular.
Efek Ferulle :
Ferrule adalah suatu benda berbentuk kerah bulat melingkar seperti cincin yang
terbuat dari besi yang digunakan untuk mengepaskan akar atau mahkota dari gigi.
Pada dasarnya, ferrule menguatkan gigi dan melindunginya dari tekanan wedging
dan fraktur vertikal.

Prosedur pembuatan post & core :

Teknik pemasangan pasak :


Pengangkatan isi saluran akar dengan menggunakan rotari intrumens yaitu peeso
reamer, dan getes glidden drill. Bahan pengisi saluran akar dibersihkan secara
incremental sampai panjang yang sudah ditentukan. Untuk mengetahui kedalaman dari
preparasi pasak dapat menggunakan periodontal probe sebagai acuan. Dipilih pasak
yang besar dan panjangnya sesuai dengan saluran akar yang sudah di reparasi.Untuk
meningkatkan retensi, dipilih pasak yng sesuai supaya adaptasi dengan dinding saluran
akar baik. Setelah pasak sesuai kemudian dilakukan sementasi.
Pembuatan mahkota pasak setelah perawatan endodontik:
Gigi yang telah mengalami perawatan saluran akar / endodontik harus
memiliki prognosa yang baik, sehingga dapat mengembalikan fungsi seperti semula dan
dapat berperan baik sebagai gigi sandaran untuk gigi tiruan cekat atau lepasan.
Dengan rencana perawatan yang baik, diharapkan resiko mengalami patah pada
mahkota gigi tersebut dalam proses pengunyahan setelah pemasangan mahkota pasak
tidak terjadi. Saat memutuskan gigi akan dilakukan perawatan endodontik, harus
dipertimbangkan mengenai restorasi berikutnya.( 5 ,9)
Sebelum melakukan restorasi gigi yang telah dirawat endodontik, perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut : apical seal harus baik, tidak ada sensitifitas pada
bagian apikal yang diakibatkan penekanan, tidak ada eksudat, fistel dan inflamasi
aktif. Pengisian saluran akar yang tidak berhasil / tidak adequate, sebaiknya dilakukan
perawatan ulang dan gigi harus diobservasi kembali untuk menentukan keberhasilan /
kegagalan suatu perawatan (4,7 ).
Suatu kasus gigi dengan struktur koronal masih dalam keadaan utuh, dapat
langsung dilakukan penambalan secara sederhana. Sedangkan bila kehilangan struktur
koronalnya cukup banyak, maka kehilangan tersebut dapat digantikan dengan pasak
dan inti. Misalnya pada gigi anterior dengan bagian koronal masih utuh, hanya sedikit
berlubang, maka cukup dilakukan penambalan, dan untuk gigi molar dapat direstorasi
dengan amalgam / komposit, atau kombinasi dari mahkota pasak terpisah yang
disementing pada amalgam atau resin komposit.

Persiapan gigi untuk dibuat mahkota pasak, setelah perawatan endodontik :


Preparasi pada gigi yang telah dirawat endodontik terdiri dari tiga tahap, yaitu:
Pertama, pembuangan bahan pengisi saluran akar,
Kedua, pembesaran saluran akar,
Ketiga, preparasi struktur mahkota gigi.
~ Pembuangan bahan pengisi saluran akar:
Sistem saluran akar dilakukan obturasi sempurna, kemudian membuat ruangan
untuk pasak, dan dengan memastikan saluran lateral telah tertutup. Pembuangan bahan
pengisi saluran akar ini, dapat menggunakan endodontic plugger yang dihangatkan, dan
atau menggunakan rotary instrument bersama sama dengan bahan kimia. Setelah
pembuangan guttaperca, kemudian dilakukan penghitungan panjang pasak yang
sesuai. Mahkota pasak harus adequat untuk retensi dan resistensi, serta tidak membuat
apical seal menjadi lemah. Panjang pasak harus sebanding dengan tinggi mahkota
anatomis
( 2/3 panjang akar ), serta sebaiknya meninggalkan guttaperca 5 mm diapikal. Bahan
pengisi apikal yang dibutuhkan minimum sebesar 3 mm, dan jika tidak tercapai
terutama pada gigi pendek, akan menjadikan panjang pasak tidak ideal, sehingga
prognosanya menjadi buruk. Dengan mengetahui panjang saluran akar, maka panjang
pasak yang dibutuhkan akan dapat diketahui. ( 8,9,10 )
Apabila diketahui dari hasil anamnesa, bahwa guttaperca tersebut sudah lama
dan kehilangan sifat termoplastisnya, maka dapat menggunakan rotary instrument yang
lebih kecil dari ukuran saluran akar dengan ujung aman yang tidak berfungsi untuk
memotong, tetapi hanya untuk mengambil guttaperca tersebut, tanpa merusak dentin,
karena alat tersebut diprediksikan akan dapat mengikuti bentuk saluran akar.( 12 )
~ Pembentukan Saluran Akar:
Dapat dilakukan dengan instrumen tangan atau bor berkecepatan rendah.
Prosedur ini membuang undercut-undercut pada saluran akar, dan mempersiapkan
saluran akar agar dapat menerima pasak yang sesuai tanpa harus melebarkan saluran
akar. Diameter pasak tidak boleh lebih dari 1/3 diameter akar, dan dengan tebal
dinding saluran akar minimal 1 mm. Akhiran preparasi tepat pada garis servikal, dengan
diameter 1/6 saluran akar. Sedangkan bentuk seat diturunkan kurang lebih 1mm, dengan
penampang seat 1/6 diameter saluran akar, dan diameter saluran akar 2 x 1/6 sama
dengan 1/3 diameter akar. Sebaiknya mengetahui nilai rata-rata diameter akar sangat
penting , untuk disesuaikan dengan pasak yang disarankan. Selain itu mengetahui
panjang akar dan panjang mahkota pun harus dapat diukur. .(9,11 )

3. Mahasiswa mampu menjelaskan teknik sementasi pada restorasi pasca


endodontik.
Bahan yang digunakan untuk sementasi post :
-zinc phospat
-polikarboksilat
-glass ionomer

-resin modified glass ionomer


-resin sement
Pengisian saluran akar dengan semen akan menghindari terperangkapnya udara dan
memastikan lapisan semen yang uniform.
Aplikasi semen dpt dilakukan dengan menggunakan lentulo. Aplikasi semen dilakukan
sampai perluasan ke apikal pada saluran akar yang merupakan rongga untuk post.
Tapi tidak semua semen memiliki working time yang cukup. Semen zinc phospat sering
digunakan karena working timenya panjang. Penggunaan resin base semen untuk post &
core hanya dibatasi jika terdapat retensi minimal. Semen resin memiliki kecenderungan
untuk peningkatan perubahan dimensional karena absorpsi air dan menyebabkan fraktur
akar.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyemenkan pasak :
-harus dipastikan saluran akar telah dicuci bersih dan bebas dari debris.
-harus dipastikan bahwa saluran akar sudah benar-benar kering. Harus dicek dengan
paper point.
-pasak harus tepat pada saluran tetapi tidak boleh terlalu kencang sehingga terbentuk
tekanan hidrolik dari semen dan membuat pasak sulit ditempatkan. Untuk
menanggulanginya dibuat saluran akar (alur berbentuk V) dgn bur sepanjang sisi pasak
sebagai tempat keluarnya kelebihan semen selama pemasangan.
-harus dipastikan spiral lentulo terpasang pada henpis dan siap digunakaan.
Semen yang biasa digunakan adalah:

Zinc fosfat
tekhnik pengadukan : 2:1
konsistensi lebih encer
indikasi: anterior dan posterior

Polikarboksilat

Glass ionomer cement


pengadukan pada glass lab dengan spatel
bubuk dibagi 2-3 bagian,dalam 20-30 detik
glass lab yang dingin dan tebal memperpanjang setting time

Semen komposit berbasis resin


Indikasi : gigi anterior dan posterior
Semen Zinc fosfat dan Glass ionomer mempunyai retensi yang hampir sama. jika
menggunakan resin cement,eugenol yang terkandung dalam root canal sealer harus
diirigasi dengan ethanol atau etching dengan 37% phosporic acid

Tahap sementasi :

Bersihkan saluran akar dan post and core

Cobakan pasak inti kedalam saluran akar sampai posisi yang tepat,

Periksa inklinasi dan ruang inti, apakah sudah tepat dan tersedia ruangan untuk
mahkota. Inti tidak dipoles hanya dihaluskan

Jika sudah tepat aduk semen ZnPOsesuai dengan WP ratio

Bersihkan saluran akar dan post and core

Cobakan pasak inti kedalam saluran akar sampai posisi yang tepat,

Periksa inklinasi dan ruang inti, apakah sudah tepat dan tersedia ruangan untuk
mahkota. Inti tidak dipoles hanya dihaluskan

Jika sudah tepat aduk semen ZnPOsesuai dengan WP ratio


4. Mahasiswa mampu menjelaskan evaluasi pada restorasi pasca endodontik.
Keberhasilan perawatan saluran akar dapat dievaluasi berdasarkan pemeriksaan
klinis, radiografis, dan histologis.1,5 Evaluasi klinis dan radiografis dapat dilakukan
dengan mudah, namun evaluasi histologis memerlukan pemeriksaan laboratorium.
Evaluasi klinis dan radiografis dianjurkan untuk dilakukan 6 bulan sampai 4 tahun
setelah perawatan. Kriteria keberhasilan perawatan saluran akar menurut Quality
Assurance Guidelines yang dikeluarkan oleh American Associaton of Endodontics
adalah tidak peka terhadap perkusi dan palpasi, mobilitas normal, tidak ada sinus
tract atau penyakit periodontium, gigi dapat berfungsi dengan baik, tidak ada tandatanda infeksi atau pembengkakan, dan tidak ada keluhan pasien yang tidak
menyenangkan. Berdasarkan gambaran radiografis, suatu perawatan dianggap
berhasil bila ligamen periodontium normal atau sedikit menebal (kurang dari 1mm),
radiolusensi di apeks hilang, lamina dura normal, tidak ada resorbsi, dan pengisian
terbatas pada ruang saluran akar, padat mencapai kurang lebih 1 mm dari apeks.5
Keberhasilan perawatan saluran akar dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain
adanya lesi periradikular sebelum dan sesudah perawatan, kualitas pengisian dan
efektifitas penutupan bagian korona.
Penyebab Kegagalan Perawatan Saluran Akar :
Menurut tahapan perawatannya, kegagalan perawatan saluran akar dapat
digolongkan dalam kegagalan pra perawatan, selama perawatan, dan pasca
perawatan.
Kegagalan yang terjadi sebelum perawatan biasanya disebabkan oleh diagnosis dan
seleksi kasus yang salah. Prognosis gigi yang akan dirawat sebetulnya buruk akan tetapi
perawatan tetap dilakukan sehingga dalam waktu yang tidak lama akan timbul lagi
gejala yang merupakan kegagalan perawatan.
Kegagalan selama perawatan biasanya disebabkan oleh tahap pembersihan,
pembentukan, dan pengisian saluran akar yang benar. Perawatan endodontik yang baik
biasanya berpedoman pada Triad Endodontik. Triad endodontik yang pertama adalah
mendapatkan akses yang lurus kedalam saluran akar. Triad endodontik yang kedua
adalah preparasi saluran akar untuk membuang atau mengurangi iritan yang berbahaya
dalam ruang pulpa dan menutup ruang tersebut, mengontrol mikroorganismenya dan
menangani inflamasi periapeksnya. Preparasi yang tidak melebihi saluran akar akan
memberikan prognosis yang baik. Instrumentasi yang melewati apeks (over

instrumentation) dapat menyebabkan terdorongnya mikroorganisme, serpihan dentin


dan sementum ke periapeks dan menyebabkan inflamasi yang persisten. Triad
endodontik yang ketiga adalah pengisian saluran akar. Kesalahan dalam pengisian terjadi
akibat proses pembentukan saluran akar yang kurang baik atau pengisian yang kurang
tepat. Kondensasi isi saluran akar menyebabkan hasil pengisian lebih hermetis, sehingga
iritan yang tertinggal di dalam saluran akar tidak menimbulkan masalah di kemudian
hari. Demikian pula pengisian saluran akar yang terlalu pendek atau panjang juga akan
menimbulkan masalah.
Kegagalan pasca perawatan dapat disebabkan oleh penutupan bagian korona gigi yang
tidak baik karena restorasi yang tidak adekuat Gigi pasca perawatan saluran akar
mempunyai sifat fisik yang berbeda dengan gigi vital, yaitu rentan terhadap fraktur
karena struktur gigi yang hilang akibat karies atau prosedur perawatan. Restorasi pasca
perawatan saluran akar harus mempunyai retensi dan berfungsi, serta dapat melindungi
sisa jaringan gigi terhadap fraktur dan mempunyai kerapatan (seal) yang baik. Apabila
salah satu persyaratan tidak dipenuhi dapat menyebabkan lepasnya restorasi atau
terjadinya fraktur pada gigi atau restorasi sehingga perawatan menjadi gagal.
Penyebab Kegagalan Restorasi :
Kebocoran tepi restorasi dapat terjadi karena hubungan antara gigi dan restorasi tidak
harmonis dikaitkan dengan kualitas restorasi yang buruk atau restorasi yang tidak
mencapai tepi ginggiva dengan baik. Dampak yang paling ringan dari kebocoran tepi ini
adalah terjadinya karies sekunder yang dapat berlanjut ke dasar kavitas dan melarutkan
semen sehingga akan mencapai daerah apeks. Faktor penyebab lainnya adalah
pemilihan jenis restorasi.Restorasi dipilih yang sesuai dengan kondisi sisa jaringan gigi
dan posisinya. Struktur restorasi disesuaikan dengan sisa jaringan gigi agar dapat
mencegah gigi fraktur atau dicabut.Kegagalan restorasi pasca perawatan saluran akar
kebanyakan disebabkan bentuk restorasi yang tidak adekuat. Misalnya penggunaan
pasak, pasak berulir dan yang diameternya terlalu besar. Demikian juga dengan hal ini
sangat berhubungan dengan retensi dan kebocoran tepi dari restorasi.
Penanggulangan kegagalan perawatan saluran akar dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu perawatan ulang secara konvensional atau ortograd dan bedah atau retrograd.
Perawatan ulang saluran akar dilakukan dengan mengulang perawatan melalui akses
mahkota dengan tujuan untuk membuang iritan pada saluran akar yang sebagian besar
terdiri atas mikroorganisme yang tinggal atau berkembang setelah perawatan.
Penanggulangan dengan bedah apeks (retrograd) dimaksudkan untuk menutup rapat
saluran akar pada apeksnya. Meninggalkan debris dan mikroorganisme dalam saluran
akar berlawanan dengan prinsip biologis, oleh karena itu bedah apeks merupakan pilihan
kedua jika akses mahkota pada perawatan ulang saluran akar tidak dapat dilakukan.
Dengan demikian ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum perawatan
ulang dilakukan.Riwayat penyakit mengenai adanya kegagalan perawatan ulang dan
kegagalan bedah apeks maka kasus ini tidak di indikasikan untuk perawatan ulang.
Demikian juga kondisi klinis pasien. Ada beberapa kondisi klinis yang dapat diindikasikan
sebagai kegagalan yaitu adanya gejala periodontitis yang menetap sesudah dilakukan
oclusal adjusment, sensitivitas terhadap termal yang kemungkinan disebabkan ada salah
satu saluran akar yang tidak dirawat dan adanya sinus tract. Radiogram pathosis atau
adanya lesi periodontium yang tidak ditanggulangi dengan perawatan saluran akar, ada
lesi periapeks yang tidak mengalami penyembuhan setelah perawatan dan fraktur pada
akar. Keadaan tersebut tidak dapat ditanggulangi dengan perawatan ulang. Sedangkan
kegagalan akibat adanya saluran akar yang tidak terdeteksi pada saat perawatan saluran
akar perlu dipertimbangkan. Pada saluran akar yang bengkok, kalsifikasi dan menyebar
akan sangat sulit apabila dilakukan perawatan ulang saluran akar. Sama seperti
pengisian saluran akar yang sangat padat dan menggunakan bahan logam. Pembuangan
bahan restorasi atau semen sangat sulit dilakukan perlu dipertimbangan, karena dapat

menjadi perforasi atau fraktur. Faktor iatrogenik meliputi adanya sumbatan pada saluran
akar akibat instrumen patah, bahan pengisi yang sangat keras, perforasi, birai dan
prognosis yang meragukan. Untuk melakukan perawatan ulang saluran perlu kerja sama
yang baik dengan pasien, karena kemungkinan akan terjadi kegagalan kembali.
Ketrampilan operator dan tersedianya alat-alat untuk perawatan ulang merupakan
persyaratan utama, karena pengalaman operator sangat menunjang keberhasilan
perawatan ulang saluran akar.
Kegagalan :
Lepasnya pasak dari saluran akar

Karena tidak hermetis

Pasak terlalu pendek

Fraktur akar longitudinal

Rasa sakit saat sementasi pasak

Akar fraktur karena campuran terlalu kental

Fraktur pasak

Biasanya terjadi pada tepi gingiva

Diameter terlalu kecil

lepasnya mahkota

Preparasi terlalu pendek

Fraktur mahkota

Inti terlalu tebal khususnya bagian palatal

Tanda-tanda : keausan, tinggi mahkota klinis pendek

Perlekatan semen ke interfase dentin-akar

Biasanya tanpa keluhan

Adanya ruangan
bakteri

yang dapat menjadi jalan masuknya saliva / invasi

Evaluasi :
1. TO karena kelebihan semen,bentuk pasak yang tidak sesuai,cek dengan
artikulating paper
2. Bentuk mahkota klinis,warna dan harmonisasi mahkota dengan gigi antagonis
atau tetangga
3. Rontgen untuk melihat kepadatan dan kontak adaptasi antara pasak dan dentin
Beberapa penyebab kegagalan :

Pertimbangan yang salah dalam menerima gigi untuk perawatan

Debridement yang tidak memadai saat preparasi saluran akar

Traumatik injuri jaringan periapikal saat instrumentasi saluran

Bahan irigasi yang melewati foramen apikal

Gagal mendisinfeksi saluran akar

Obturasi saluran akar yang tidak baik

Jumlah semen terlalu banyak pada jaringan periapikal

Gigi yang traumatik oklusi

Kondisi sistemik pasien

Anda mungkin juga menyukai