Anda di halaman 1dari 14

Learning task

(Kerjakan learning task dibawah ini dengan mencantumkan referensi jawaban, bukan dari ppt dosen)
1.Bagaimana efek perawatan endodontic terhadap gigi yang menerima perawatan
- Perubahan struktur
Mahkota gigi yang pada gigi yg tlh di PSA mjd lemah krn karies,trauma,preparasi akses kavitas. Bagian dari mahkota
yang lemah ini tdk mampu utk melakukan fungsi normalnya bahkan setelah perawatan endodontik yang sukses.
Struktur gigi yang lemah rentan terhadap fraktur
- Perubahan karakteristik dentin
Perawatan endodontic telah terbukti dapat menyebabkan perubahan permanen dan melemahnya struktur gigi yang
ada. Dentin radicular memiliki kadar air yang lebih sedikit daripada bagian koronal karena tubulus yang lebih sedikit,
bagian anorganik yang lebih banyak dan secara anatomi merupakan dentin intertubular. Kadar air akan semakin
berkurang karena penuaan, penurunan jumlah konten organic dan peningkatan komponen anorganik.

Perubahan kepadatan mineral karena variasi dalam jumlah dan diameter tubulus dalam gigi juga memaparkan variasi
dalam sifat dentin. Ini menunjukkan bahwa nilai kekerasan dentin berbading terbalik dengan kepadatan tubulus
dentin.
- Pertimbangan estetik
Perubahan warna gigi juga dapat terjadi karena cleaning dan shaping pada saluran akar yang tidak sempurna,
akumulasi / penimbunan dari sealer, debris, atau bahan pengisi yang tertinggal dalam kamar pulpa.
Perubahan warna dan penggelapan warna gigi nonvital adalah pengamatan klinis yang umum, dan teknik endodontic
yang tidak tepat dapat berkontribusi pada perubahan warna. Misalnya, pembersihan dan pembentukan saluran akar
yang tidak memadai dapat meninggalkan jaringan nekrotik di tantuk pulpa koronal sehingga gigi menjadi gelap.
Selain itu, bahan pengisi saluran akar (gutta percha dan semen saluran akar) yang tertahan dalam aspek koronal
pada gigi anterior dapat mengurangi tampilan estetik.
Perubahan dentin secara biokimia merubah warna dan penampilan gigi. Secara umum zat organic yang terdapat
dalam dentin (misal : hemoglobin) mungkin memainkan peran penting dalam perubahan warna dan penetrasi pigme
makanan dan minuman yang dipicu oleh tidak adanya tekanan pulpa.
Perawatan endodontic dan restorasi gigi dalam zona estetik memerlukan control yang cermat terhadap prosedur
dan bahan untuk mempertahankan penampilan yang translusen dan alami. Oleh karena itu sangat disarankan untuk
menghindari penggunaan semen endodontic yang berpotensi pewarnaan dan untuk pembersihan seluruh residu
material dalam ruang pulpa.

2.Pertimbangan apa saja yang harus ditentukan sebagai indikasi restorasi


- Banyaknya jaringan gigi tersisa
Banyaknya struktur jaringan gigi tersisa mempengaruhi retensi dan resistensi dari gigi. Pemilihan restorasi untuk
menggantikan struktur gigi yang telah hilang sangat dipengaruhi oleh banyaknya struktur gigi tersisa (Garg,
2011).
- Fungsi gigi
Fungsi gigi dalam lengkung rahang akan mempengaruhi beban kunyah yang diterima gigi. Pemilihan restorasi
dipengaruhi oleh fungsi dari gigi (Segovic, 2004).
- Posisi atau lokasi gigi
Gigi anterior membutuhkan pertimbangan estetik yang lebih dibandingkan dengan gigi posterior. Restorasi
pada gigi anterior harus memiliki niali estetik yang baik (Cheung, 2011).
- Morfologi atau anatomi saluran akar
Morfologi saluran akar berpengaruh dalam pemilihan restorasi. Morfologi akar yang bengkok dapat menjadi
pertimbangan jika ingin direstorasi dengan mahkota pasak (Cheung, 2011)
Semakin sedikit sisa dari struktur gigi dan semakin besar fungsi gigi dalam lengkung rahang, pemilihan restorasi
harus dilakukan dengan lebih hati-hati. Gigi dengan sisa struktur gigi yang sedikit dan beban kunyah yang besar
memiliki risiko fraktur yang lebih tinggi, sehingga perencanaan harus dilakukan dengan lebih baik (Ford, 2004)

3. apa saja perbedaan restorasi pada gigi anterior dan posterior yang telah menerima perawatan endodontic
Dari segi pemilihan bahan:
Gigi anterior yang telah dirawat endodontik dan memiliki struktur jaringan gigi yang sehat masih banyak, serta retensi
yang cukup, dapat direstorasi secara langsung dengan komposit resin atau semen glass ionomer (Garg, 2011).
Gigi anterior dengan sisa jaringan keras gigi sedikit, retensi dari jaringan gigi yang tersisa tidak adekuat, dan tidak dapat
digunakan restorasi lain, maka aspasak dan inti menjadi pilihan. Restorasi komposit menjadi kontraindikasi jika sisa
jaringan kurang dari sepertiga koronal (Cheung, 2011 ; Garg, 2011) namun untuk pemsangan pasak dan inti pada gigi
anterior rahang bawah harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena gigi yang sempit secara dimensi mesiodistal .

Gigi posterior menerima beban kunyah lebih besar dibandingkan dengan gigi anterior, karena itu pertimbangan dalam
pemilihan restorasi juga berbeda. Faktor yang paling utama dalam menentukan restorasi adalah banyaknya jaringan gigi
sehat yang tersisa (Garg, 2011). Gigi yang tidak berisiko fraktur dan memiliki sisa jaringan cukup banyak, diindikasikan
menggunakan restorasi sederhana. Kavitas yang tidak meliputi proksimal dapat direstorasi dengan komposit high
strength untuk gigi posterior (Cheung, 2011 ; Cohen, 2011 ; Garg, 2011) Logam cor sepeti alloy emas, mahkota emas,
makota metal porselen, dan restorasi all porcelain, merupakan restorasi pilihan pada gigi posterior yang telah dirawat
endodontik, Restorasi ini melindungi gigi dengan baik, walaupun membutuhkan pembuangan jaringan dan biayanya
cukup besar (Cheung, 2011 ; Garg, 2011).
Gigi posterior secara umum tidak menggunakan mahkota pasak sebagai restorasi. Ukuran kamar pulpa yang besar
menyebabkan gigi posterior lebih baik direstorasi dengan onlay atau mahkota penuh (Johnson, 2002 ; Stock et al., 2007
; Weine, 2004). Mahkota pasak, seperti. menjadi pilihan jika restorasi yang lain tidak memiliki retensi yang cukup untuk
menggantikan struktur gigi yang hilang, karena beberapa penelitian menyatakan bahwa restorasi mahkota pasak dapat
meningkatkan risiko fraktur (Cheung, 2005 ; Schwartz, 2004 ; Tronstad, 2003).

4. gambarkan komponen pasak tuang

. Komponen pasak dan inti tuang. a. pasak, b. inti, c. koping, d. mahkota

5. jelaskan teknik pembuatan pasak tuang


- dekaputasi mahkota gigi
- pemotongan guttap point
- pelebaran saluran akar
- preparasi seat untuk pasak tuang
- pembuatan catatan gigit
- pembuatan model malam pasak tuang
- intruksi lab
- try in atau pasang coba
- insersi dan sementasi

6. jelaskan keuntungan dan kelemahan fibre post


Beberapa keuntungan penggunaan FRC secara umum adalah modulus elastisitasnya yang hampir sama dengan dentin,
berkisar 20 GPa dibandingkan dengan pasak logam, core dan mahkota, memiliki flexural strength yang lebih baik dari
bahan lain, atraumatik, sangat retentif, resistensinya terhadap fraktur yang lebih baik dan resistance fatigue yang lebih
baik dibandingkan pasak stainless steel, titanium dan porselin. Keuntungan lain pasak fiber adalah radiopak, memiliki
konduktivitas dan light transmission yang dapat mempercepat proses bonding, memiliki bentuk dan ukuran yang
bervariasi, dengan empat bentuk dasar, yaitu 2-stage, tapered, paralel dan pointed.

7. jelaskan teknik insersi fiber post di saluran akar


Dinding saluran akar dan permukaan dentin yang tersisa dietsa dengan 37% asam fosfat selama 15 detik,
dibilas selama 30 detik, dan kemudian dikeringkan dengan udara. Bonding agent diaplikasikan pada saluran akar
dengan microbrush, disemprot pelan dengan udara untuk menguapkan bonding agent dan disinar selama 20 detik.
fiber post dibasahi dengan bonding agent. Flowable sealer berupa resin komposit disuntikkan ke dalam saluran akar
dan permukaan fiber post dimasukkan 3 mm kedalam saluran akar sehingga 2 mm berada di luar saluran akar,
kelebihan flowable composite diambil dan disinar selama 20 detik menggunakan LED curing unit.
8. jelaskan indikasi inlay dan onlay
INDIKASI INLAY
1. Untuk karies yang besar dan dalam, terutama yang meuluas sampai ke aproksimal
2. Sebagai penyangga bridge
3. Gigi yang mengalami abrasi yang luas atau pada karies yang lebar meskipun masing dangkal
4. Pada gigi yang menerima tekanan oklusi yang besar,
5. Pada kasus kasus dimana di perlukan :
6. Perlindungan terhadap jaringan periodontal
7. Kontak yang lebih baik dengan gigi tetangga
8. Menghindari terjadinya penimbunan sisi makanan
9. Untuk menambah tambalan pada kelas IV
10. Bila keadaan sosial ekonomi pasien mengijinkan
11. Pada kasus dimana faktor estetik sangat penting diperhatikan
12. Pada daerah yang mengalami erosi disebbabkan oleh cara menyikat gigi yang salah
13. Pada kavitas yang besar di permukaan proksimal gigi depan
14. Karies luas yang tidak mungkin direstorasi amalgam dan kavitas kurang 1/3-1/2 antar tonjol gigi, resistensi tonjol
gigi yang ada masih kuat
Tarigan.R.1993.”Tambalan Inlay”.Penerbit Buku Kedokteran:EGC.Jakarta
Bakar.Abu.2012.”Kedokteran Gigi Klinis Ed.2”.Quantum Sinergis Media:Yogyakarta.Hal.64
Tarigan R., 1993, Tambalan Inlay, Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta

1. Pengganti restorasi amalgam yang rusak.


2. Kalau restorasi dibutuhkan sebagai penghubung tonjol bukal dan lingual.
3. Restorasi karies interproksimal gigi posterior.
4. Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat.
5. kerusakan yang Lebar: pada preparasi, yang lebar ke fasiolingual dan memerlukan jangkauan cusp.
6. Estetika: Bila estetik lebih diperlukan, karena dengan metode indirek, estetika yang lebih baik dicapai.
7. Abrasi gigi posterior yag luas
8. kerusakan gigi posterior yang besar teapi email dan dentin bagian bukal dan lingual masih sehat
9. Telah dirawat endodontik
10. Memperbaiki fungsi oklusi
11. Kemungkinan terjadinya frakur cups karena kurang jaringan sehat pendukungnya
12. Lebar ishmus telah melebihi sepertiga jarak antar cups
9. jelaskan teknik preparasi inlay dan onlay beserta gambar bagiannya
Inlay komposit
1. Buang semua jaringan karies atau bahan tumpatan yang lama
2. Preparasi dengan membentuk dinding kavitas 5-100 divergen ke oklusal
3. Seluruh dinding kavitas dihaluskan dengan dasar kavitas rata, semua sudut kavitas dibuat membulat (internal
line angle membulat)
4. Bentuk resistensi didapat dari preparasi bentuk boks dengan sudut yang bulat
5. Pembuatan groove tidak dilakukan
6. Retensi dan resistensi didapat dari perlekatan di enamel dan dentin
7. Tidak dilakukan pembuatan bevel pada permukaan oklual
8. Margin gingival tidak dilakukan bevel atau chamfer
9. Cavosurface margin tidak boleh kurang dari 900 dan harus ditempatkan bebas dari tekanan oklusal
10. Dibutuhkan ketebalan minimal 2 mm agar didapatkan kekuatan bahan komposit
11. Lebar isthmus 1-1,5 mm dan lebar dinding gingival 1-1,5 mm
Inlay Porselen
Teknik preparasi
1. Pengurangan oklusal 1,5 sampai 2,0 mm
2. Pengurangan cusp fungsional 1,5-2,0 mm, pengurangan cusp non fungsional 1,5 mm
3. Sisa jaringan gigi yang tersisa minimum 2,0-2,5 mm
4. Internal atau eksternal line angle membulat
5. Dinding vertikal kavitas utama yang hampir sejajar dan divergen 50-100
6. Lebar minimum area isthmus 2,0 mm
7. Tanpa bevel
Inlay Porselen Fused to Metal
Teknik preparasi
1. Dinding kavitas tegak atau divergen 30 sampai 50
2. Tidak ada undercut
3. Internal line angle tajam
4. Eksternal line angle membulat
5. Retensi dovetail, isthmus 1/3 atau < 1/3 antar puncak tonjol
6. Ketebalan restorasi 2,5 mm
Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi/ cusp. (biasanya ditujukan untuk
kavitas yang besar)
Teknik Preparasi Kavitas =
· Membuang semua jaringan karies atau bahan tumpatan yang lama dengan menggunakan round bur
· Preparasi dengan membentuk dinding kavitas 6-10 derajat divergen ke oklusal yg berfungsi sebagai retensi antar
jaringan gigi dengan bahan onlay
· Preparasi bevel terbalik atau kontra bevel pada sisi fasial atau lingual dari masing masing cusp fasial atau lingual yang
berkurang. Untuk ini, biasanya bur bentuk flame yang digunakan. Selain itu bevel kontra harus cukup lebar sehingga
enamel cavo surface margin memperpanjang setidaknya 1 mm di luar kontak oklusal dengan gigi antagonis.
· Seluruh dinding kavitas & dasar kavitas dihaluskan dengan menggunakan fissure bur, serta pastikan semua sudut
kavitas dibuat membulat tanpa adanya undercut dan bagian yg tajam lainnya
· Dibutuhkan ketebalan minimal 2 mm agar di dapat kekuatan dari bahan komposit

soal SGD tambahan:


1. Bagaimana menentukan pemilihan pasak aktif dan pasif?
Pemilihan pasak aktif dan pasif ditentukan dari indikasi untuk pasak aktif adalah gigi yang memiliki saluran akar pendek,
sehingga membutuhkan retensi yang lebih sedangkan pasak pasif sangat tergantung pada adaptasi dekat di saluran akar
untuk retensi. Pasak pasif tidak menimbulkan efek perenggangan dan pasak pasif mudah diangkat jika memerlukan
perawatan ulang.

2. pada mahkota klinis yang pendek (edge to edge) desain pasak tuang apa yang digunakan ?

3. gigi post PSA dengan PK 25 mm, berapakah panjang pasak di dalam SA? Bagaimana menghitung panjang guttap yang
dikeluarkan apabila panjang mahkota 4 mm?
PGS: 25+1 = 26
PA: 26-4 = 22
Panjang Guttap yg dikeluarkan= 22x2/3= 14,66
4. apa beda struktur PFM dan all porcelain shg porcellain menyerpai warna gigi?
PFM (Porcelen fused to metal)
Pada crown dengan bahan Porcelain Fused to Metal (PFM), kekuatan diperoleh dari substruktur metal dan estetik
didapatkan dari veneer porcelain. Crown PFM digunakan untuk mengembalikan gigi yang rusak sangat parah untuk
melindungi struktur gigi yang tersisa, dan juga untuk mempertahankan oklusi dan menawarkan estetik. Crown PFM
dapat diaplikasikan pada gigi anterior maupun gigi posterior.
keuntungan sebagai crown :
adanya metal core yang mendukung gigi
tahan terhadap mastikasi maupun fraktur
dapat digunakan dalam kavitas yang luas dan besar
metal dilapisi porcelain membuat adanya unsur estetis menyerupai warna gigi
All Porcelain
mudah fraktur karena tidak adanya unsur yang dapat mendukung kekuatan gigi, dan
Sedangkan untuk yang all porcelain merupakan restorasi yang digunakan di kedokteran gigi yang bahannya berasal dari
porselen murni tanpa ada campuran bahan lainnya maka dari itu sulit memadukan warna yang sesuai dengan warna
gigi asli pasien sehingga membutuhkan keahlian khusus dan pengalaman dari operator sendiri. Sumber : Endang W.,
dkk. : perbedaan kekuatan geser reparasi.2012

Topic 4
1. Kendala apa saja yang kira-kira dihadapi oleh pasien dan dokter gigi dalam merawat gigi posterior menggunakan
Stainless Steel Crown ?
 Penempatan yang tidak tepat dapat menimbulkan beberapa gangguan seperti pada kesehatan gusi
dan tulang alveolar
 Estetik kurang
 Mudah terjadi penumpukan plak gigi di areal servikal yang dapat mengakibatkan inflamasi gingiva

2. Apa akibat saat preparasi mahkota tidak ideal ?


 Jika jaringan pulpa belum terbuka – bias membuka jaringan pulpa dan mengakibatkan infeksi
 Merusak gigi tetangga
3. Komplikasi apa saja yang mungkin terjadi pada saat preparasi Stainless Steel Crown ?
Soal tambahan
• Gingival margin contour. Jelaskan dan gambarkan perbedaan kontur gingiva molar 1 dan molar 2.

• Apakah ada beda kontur bagian bukal dan lingual?

SGD 5
1.Apa yang dimaksud dengan GTC !
Gigi Tiruan yang berkaitan dengan pemugaran dan /atau penggantian geligi yang hilang dan tidak dapatdilepas oleh
pasiennya sendiri maupun dokter gigikarena dipasangkan secara permanen pada gigi asliyang merupakan pendukung
utama dari restorasi.
Gigi Tiruan yang berkaitan dengan penggantian atau perbaikan gigi yang rusak dengan restorasi mahkota logam,
logam-porselen, porselen, dan penggantian gigi yang hilang dengan protesa yang cekat.
2. Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian GTC !

- Retainer
Adalah bagian GTC yang melekatkan GTC tersebut pada gigi penyangga
- Pontic
Bagian dari GTC yg mengganti kedudukan gigi yg hilang
- Connector
Bagian GTCyang menghubungkan pontik dan pemaut
- Abutment
- Pier

3. Sebutkan dan jelaskan tujuan pembuatan GTC !


- Memperbaiki penampilan pada pasien dengan kehilangan gigi, terutama gigi anterior,
tentusaja penampilan harus diperhatikan.
- Mengembalikan kemampuan mengunyah banyak pasien tidak bisa makan dengan baik karena
banyaknya gigi yang hilang.
- Menstabilkan oklusi, stabilitas oklusi dapat hilang karena adanya gigi yang hilang, kehilangan gigi
dapat menyebabkan gigi disekitarnya mengalami ekstrusi yang dapat merusak stabilitas oklusi pasien
- Memperbaiki pengucapan, kehilangan gigi khususnya pada gigi anterior dapat mengganggu dalam hal
pengucapan seseorang
- Pada splinting periodontal kehilangan gigi dapat menyebabkan gigi tetangganya goyang,
jadigigi tiruan jembatan dapat berfungsi juga sebagai splinting.
- Membuat pasien merasa percaya, jika dalam penggunaan gigi tiruan dapat memberikan banyak
keuntungan terhadap kesehatannya secara umum.
4. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi GTC, keuntungan dan kerugiannya !
1. Ada 6 macam desain dari GTC yang perbedaannya terletak pada dukungan yang ada pada masing-masing
ujung pontik. Keenam desain ini adalah:

a. Fixed-fixed bridge
Semua komponen digabungkan secara rigid, dengan cara penyolderan setiap unit individual bersama atau
menggunakan satu kali pengecoran. Memiliki dua atau lebih gigi penyangga. GTC tipe ini menghasilkan
kekuatan dan stabilitas yang sangat baik dan juga mendistribusikan tekanan lebih merata pada restorasi.
Diindikasikan pada span pendek, atau untuk splinting pada gigi goyang dengan kondisi periodontal kurang
baik.

Keuntungan → Memiliki indikasi terluas dari semua jenis GTJ; Punya efek splinting terbaik dan karenanya
sering digunakan sebagai perawatan penunjang periodontal.

Kerugian → Jika span terlalu panjang terjadi resiko adanya gaya ungkit/bent/efek flexural. Hal ini terjadi
pada saat makan, bolus makanan berada baik di gigi penyangga atau berada di tengah span/pontik.

b. Semi fixed bridge

Pada jenis ini, gaya yang datang dibagi menjadi dua, menggunakan konektor rigid dan non rigid sehingga
tekanan oklusi akan lebih disalurkan ke tulang dan tidak dipusatkan ke retainer. GTC tipe ini
memungkinkan pergerakan terbatas pada konektor diantara pontik dan retainer. Diindikasikan pada span
panjang dan jika terdapat pier/intermediate abutment pada pengganti beberapa gigi yang hilang.

Keuntungan → Adanya konektor non-rigid mencegah terjadinya gaya ungkit sebagaimana yang terjadi
pada GTJ rigid-fixed; Preparasi tidak terlalu ekstensif sehingga pasien yang ruang pulpanya besar tidak
menjadi masalah; Prosedur sementasi bertahap sehingga jika terjadi kesalahan tidak semua unit harus
diulang.

Kerugian → Pembuatan relatif sulit, terutama keakuratan kedua unit retainer; Harganya relatif lebih
mahal; Efek splinting kurang; Risiko fraktur pada kunci tinggi.

c. Cantilever bridge

Suatu gigi tiruan yang didukung hanya pada satu sisi oleh satu atau lebih abutment. Pada cantilever
bridgeini, gigi penyangga dapat mengatasi beban oklusal dari gigi tiruan. GTC tipe ini tidak diindikasikan
untuk daerah dengan beban oklusal besar. Apabila terkena gaya lateral, maka gigi penyangga akan
tipping, rotasi, atau drifting. GTC tipe ini diindikasikan untuk pengganti satu gigi yang hilang.

Keuntungan → Desain sederhana, pembuatannya mudah namun hasil maksimal; Jaringan yang rusak tidak
banyak; Estetika paling baik karena kesederhanaan desainnya serta menggunakan full-porcelain crown.

Kerugian → Punya daya mengungkit yang dapat merusak jaringan periodonsium (baik tulang maupun
mukosa); Terjadi rotasi palato-labial, namun hal ini jarang terjadi karena adanya keseimbangan jaringan
mukosa bibir, pipi, dan lidah; Indikasi sangat terbatas.

d. Spring cantilever bridge

Suatu gigi tiruan yang didukung oleh sebuah bar yang dihubungkan ke gigi atau penyangga gigi. Loop atau
bar tersebut menghubungkan retainer dan pontik dipermukaan palatal. Lengan dari bar yang berfungsi
sebagai penghubung ini dapat dari berbagai panjang, tergantung pada posisi dari lengkung gigi
penyangga dalam kaitannya dengan gigi yang hilang. Jenis gigitiriruan ini digunakan pada pasien yang
kehilangan gigi anterior dengan satu gigi yang hilang atau terdapat diastema di sekitar anterior gigi yang
hilang.

Keuntungan → Mendapat hasil estetika yang sangat baik; Waktu kunjungan relatif lebih singkat; Desain
umumnya disambut baik oleh pasien karena faktor estetika dan kekuatan yang tahan lama; Tingkat
kegagalan rendah selama preparasi dan pembuatannya benar.
Kerugian → Palatal bar dapat membengkok/patah suatu saat jika ada gaya yang cukup besar seperti
trauma atau sering bergerak atau bahkan secara alami; Meskipun waktu kunjungan singkat, waktu
pembuatan cukup lama dan kompleks serta butuh keahlian.

e. Compound bridge

Ini merupakan gabungan atau kombinasi dari dua macam gigi tiruan cekat dan bersatu menjadi suatu
kesatuan. Diindikasikan pada pengganti gigi hilang yang membutuhkan gabungan beberapa tipe GTC.

f. Adhesive bridge/resin-bonded fixed partial denture/maryland bridge

Merupakan GTC yang sangat konservatif karena preparasi yang sangat minimal. Dilakukan preparasi gigi
penyangga hanya sebatas email. GTC tipe ini terdiri dari satu atau dua beberapa pontik yang didukung
retainer tipis yang direkatkan dengan semen dengan sistem etcing bonding ke email gigi penyangga di
bagian lingual dan proksimal. Gigi penyangga harus memiliki mahkota klinis yang cukup lebar agar dapat
memberikan retensi dan resistensi yang maksimal. Gigi tersebut juga tidak boleh goyang dan inklinasi
mesiodistalnya harus kurang dari 15 derajat. Retensinya berupa mikromekanik antara permukaan email
dengan permukaan dalam retainer yang telah dietsa. Diindikasikan pada GTC span pendek, abutment
yang tidak membutuhkan restorasi, dan penggantian kehilangan gigi anterior pada anak-anak, karena
anak-anak masih memiliki ruang pulpa yang besar. Kontraindikasi GTC tipe ini adalah penggantian ggi
anterior dengan deep over bite.
5. Bila pasien kehilangan gigi 11, jenis pontik apa yang digunakan, dan jelaskan alasannya
Jadi jenis pontik yang digunakan adalah jenis pontik ridge lap karena Bagian labial/bukal dari dasar
pontik berkontak dengan linggir alveolus sedangkan bagian palatal menjauhi linggir ataupun sedikit menyentuh
mukosa dari linggir. Hal ini mengakibatkan estetis pada bagian labial/bukal lebih baik, sehingga estetik dari gigi
anterior tepenuhi dan mudah dibersihkan pada bagian palatal.
Ridge lap pontik di gunakan untuk gigi anterior rahang atas dan bawah karena berdasarkan pertimbangan
estetika dan kebersihan, ridge lap pontik dengan desain labial menyentuh permukaan gingivanya dapat
memenuhi fungsi estetik, selain itu mudah dibersihkan karena pada bagian palatalnya dibuat melayang.

6.(nir) Sebutkan jenis-jenis pontik serta jelaskan?


 Pontik Pelana (Saddle Pontic):
 Adalah pontik yang paling dapat menjamin estetika karena seluruhbentuk pontik menggantikan
seluruh bentuk gigi yang hilang tanpa merubah bentuk anatominya.
 Bagian embrasure mesial dan distal tertutup, permukaan bukal overlaps pada daerah edentulous
ridge dengan bagian yang kontak berbentuk cekung. Keadaan ini menyebabkan kebersihan kurang
terjamin sehingga Sering menyebabkan inflamasi jaringan lunak di bawah pontik.
 Hal di atas menyebabkan sisa makanan tidak bisa keluar sehinggakebersihan kurang
 Pontik tumpang lingir (Ridge Lap Pontic):
 Pontik ini mempunyai gambaran seperti gigi asli, tetapi mempunyai permukaan yang cembung pada
daerah yang kontak dengan jaringan di bawahnya sehingga memudahkan proses pembersihan.
Permukaan lingual pontic ini berbentuk membelok/melengkung sedikit untuk mencegah terjadinya
akumulasi sisa makanan, bagian bukal sedikit cembung, daerah cervikalnya menempel pada gingiva
sehingga memungkinkan jenis ini untuk daerah yang mudah terlihat ( appearance zone ). Pontik ini
bisa digunakan untuk RA maupun RB.
 Tidak menempel edentulous pada permukaan lingual, palatinal
 Yang menempel adalah permukaan buccal, labial
 Mencegah impaksi dan akumulasi makanan tapi tidak mengabaikan faktor estetika, untuk gigi anterior

 "sanitary pontic /Hygienic pontic


Disini pontik tidak mempunyai bagian yang menempel sama sekali dengan jaringan di
bawahnya/ridge. Bentuk ini sering disebut juga sebagai "sanitary pontic" tetapi hal ini sebetulnya
keliru, karena sanitary pontic merupakan nama dagang yang tergolong di dalam type pontic bukan
pada kelompok design pontic. Jenis ini dirancang untuk daerah yang tidak mudah terlihat
(nonappearance zone) dengan demikian daerah yang paling tepat adalah posterior RB. Ketebalan
oklusogingival pontic ini tidak boleh kurang dari 3 mm, dan jarak antara ridge dengan pontik cukup
lebar untuk memberikan fasilitas pembersihan.
 Sama sekali tidak menempel pada edentulous ridge (mengantung)sehingga self cleansing terjamin
 Untuk gigi Molar bawah, karena letaknya yang dibelakang sehingga kalaupontik menggantung tidak
terlihat
 Kenapa dipakai dibawah:
a. Makanan bebas keluar masuk
b. Supaya tidak inflamasi
c. Menumpuknya sisa makanan di bawah - karena pengaruh grafitasi
d. Untuk Premolar estetis masih terlihat sehingga tidak digunakan bentuk ini.

 Conical Pontic
 Hampir sama dengan Hygienic pontic dan Ridge Lap pontic
 Pontik ini mempunyai bentuk konus pada daerah yang menempel dengan jaringan di bawahnya,
sehingga mempunyai kecenderungan untuk terjadi akumulasi sisa makanan sering disebut sebagai
bullet /spheroid pontic.

7.(rak) Persyaratan GTC


 Persyaratan fisiologis
 Persyaratan estetik
 Persyaratan mekanis
 Persyaratan fungsional (keserasian oklusi)
 Persyaratan fonetik
SGD 6
a. Apa saja yang menjadi pertimbangan dalam menyusun rencana perawatan ?

b. Mengapa seorang operator perlu mengenal penderita dalam menentukan keberhasilan


perawatan ?
c. Jelaskan pentingnya anamnesis untuk memperoleh diagnosis yang tepat !
d. Menurut House (1937) ada beberapa karakter penderita yang perlu diketahui oleh operator,
sebutkan dan jelaskan !
SGD 7
a. Hal apa saja yang harus dipahami operator untuk mendapatkan hasil preparasi yang baik ?
Dalam melakukan preparasi gigi penyangga pada pembuatan GTC, hal yang perlu diperhatikan operator :
 Prinsip-prinsip preparasi
1. Preservation of tooth structure (Pemeliharaan struktur gigi)
2. Retention and resistance (Bentuk retensi dan resistensi GTC)
3. Structural durability (Kekuatan/daya tahan dari restorasi)
4. Marginal integrity ( Kerapatan batas akhir preparasi)
5. Pemeliharaan jaringan periodonsium
 Macam-macam alat yang digunakan
o Round end tapered
o Torpedo diamond
o Short needle diamond
o Torpedo carbide finishing
 Tahap-tahap preparasi
o Reduksi oklusal. Pengurangan bagian oklusal sebesar 1,5 mm pada cusp fungsional dan 1 mm pada
cusp non fungsional. Pengurangan dilakukan dengan menggunakan round-end tappered diamond.

o Reduksi bukal / lingual. Pengurangan bagian ini dilakukan dengan menggunakan torpedo diamond.

o Reduksi proksimal. Pada awal pengurangan bagian proksimal, dilakukan pengurangan dengan
\menggunakan short needle diamond. Jika sudah didapatkan ruang yang cukup, maka selanjutnya
digunakan torpedo diamond, yang akan membentuk fiinsh line berupa chamfer.
o Reduksi axial. Semua permukaan axial dihaluskan dengan torpedo carbide finishing, yang akan
membuat finish line berupa chamfer. Perlu dilakukan penghalusan sudut-sudut yang tajam pada
permukaan bukal atau lingual. Tahap terakhir adalah pembuatan seating groove pada tonjolan yang
paling besar (bukal pada gigi RB, lingual pada gigi RA). Pembuatan seating groove akan membantu
mencegah kemungkinan rotasi selama sementasi, dan akan membantu memandu casting pada
tempatnya.
b. Sebutkan prinsip-prinsip dasar preparasi gigi penyangga
Untuk memperoleh desain preparasi yang baik , maka operator sedapat mungkin mengikuti 5 prinsip dasar
yaitu :
1. Preservation of tooth structure (Pemeliharaan struktur gigi)
Yang dimaksudkan dari pemeliharaan struktur gigi adalah, pengambilan jaringan sehat tidak boleh terlalu
banyak serta tetap melindungi jaringan email dan dentin yang tersisa dengan menggunakan mahkota
sementara
2. Retention and resistance (Bentuk retensi dan resistensi GTC)
Seperti yang kita ketahui retensi adalah kemampuan bagian gigi penyangga untuk mencegah restotasi nya
terlepas, sedangkan resistensi adalah daya tahan terhadap beban kunyah yang diterima.
Factor yang mempengaruhi retensi antara lain ; derajat kemiringan preparasi yang tepat, luas permukaan
daerah yang disemen , retensi tambahan serta kekasaran permukaan preparasi
Factor yang mempengaruhi resistensi antara lain daya ungkit, lebar gigi dan bentuk tapered.
3. Structural durability (Kekuatan/daya tahan dari restorasi)
Daya tahan restorasi dipengaruhi 3 bentuk preparasi antara lain
1. Pengurangan bidang oklusal (tebal oklusal dan cusp fungsional)  pengurangan bidang oklusal yang kita
lakukan akan menjadi ketebalan dari mahkota gigi yang akan disemenkan, ketebalan restorasi harus cukup
menahan beban kunyah dan mencegah restorasi tersebut lepas
2. Pengurangan bidang proksimal /axial (under/over contoured)  pada saat mengurangi daerah proksimal ,
kita perlu memperhatikan gigi tetangga yang sedang di preparasi agar tidak ikut terpreparasi. Preparasi
gigi pada daerah mesial-distal ; bukal – lingual  sejajar
3. Penguat untuk perlindungan mahkota  lbh bagus mahkota penuh : FCC, FVC agar dapat menahan
beban kunyah lebih baik
4. Marginal integrity ( Kerapatan batas akhir preparasi)
Tepi restorasi harus beradaptasi dengan baik dengan jaringan gigi yang tersisa. Kerapatan preparasi
bergantung pada 3 faktor yaitu :
1. Kecekatan tepi preparasi  perlekatan tepi preparasi harus baik dan tidak ada bagian yang terbuka,
apabila ada akan menyebabkan semen mudah larut dan restorasi gampang terlepas
2. Kekuatan tepi preparasi
3. Kebersihana restorasi  tepi rest. harus ditempatkan didaerah yg mudah dibersihkan, sebaiknya di
daerah supragingiva agar mudah dibersihkan. Namun apabila mahkota terlalu kecil, tepi restorasi
dapat diletakkan di daerah subgingiva dengan melakukan retraksi gingiva terlebih dahulu.
5. Pemeliharaan jaringan periodonsium
Jaringan periodontal harus dijaga dengan baik karena jaringan periodontal berkaitan dengan kekuatan
dari gigi penyangga. Apabila jaringan periodontal tidak baik maka akan membuat restorasi tidak bertahan
lama
Tepi preparasi yang masuk ke dalam sulkus gingiva dilakukan pada daerah anterior untuk menunjang
estetik , namun sebaiknya batas akhir praparasi 1-1.5 mm diatas servical
Bila terlalu masuk  merugikan periodonsium

c. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan struktur gigi pada preparasi GTC
Tujuan → melindungi jaringan email dan dentin yang tinggal
Faktor:
- Pengambilan jaringan gigi
Pengambilan jaringan gigi yang terlalu banyak pada saat preparasi akan menghasilkan bentuk yang terlalu
runcing atau terlalu pendek sehingga memberi akibat yang kurang baik terhadap retensi atau resistensi dari
restorasi. Di sisi lain, preparasi yang tipis menyebabkan tipisnya restorasi sehingga akan menurunkan daya tahan
restorasi. Oleh karena itu pada saat pengambilan jaringan gigi tidak boleh overpreparasi atau underpreparasi.
Selain itu, khususnya pada gigi vital overpreparasi juga akan menyebabkan kemungkinan terjadinya sensitifitas
gigi, peradangan pulpa, bahkan nekrosis.
- Pengetahuan anatomi gigi
Pada saat preparasi diperlukan pengetahuan tentang ketebalan enamel dan dentin. Ketebalan enamel dan
dentin bervariasi. Daerah enamel paling tebal terdapat pada bagian insisal atau oklusal dan daerah paling tipis
terdapat pada daerah CEJ. Ketebalan pada masing-masing gigi (anterior dan posterior) juga berbeda. Begitu
halnya dengan dentin. Selain itu seiring bertambahnya usia ketebalan dentin juga akan bertambah.
- Pengambilan daerah bukal
Untuk pemasangan retainer FVC diperlukan pengambilan daerah bukal yang lebih banyak dibandingkan FCC.

d. Apa saja yang mempengaruhi Retensi dan resistensi agar dapat menahan tekanan kunyah ?
Jelaskan !
 Retensi : Kemampuan bagian gigi penyangga untuk mencegah restorasi terlepas dari gigi penyanggqa oleh
tekanan yang searah dengan axis ( sumbu axial/vertikal) gigi
Faktor yang mempengaruhi retensi :
0
1. Derajat kemiringan preparasi (bentuk taper mengecil kearah insisal/oklusal 2-3
2. Luas permukaan daerah yg disemen
3. Makin besar/luas permukaan preparasi, retensi makin besar- sesuai dgn besar dan panjang mahkota
gigi penyangga
4. Daerah yg mengalami gaya gesekan, diperoleh dengan cara :permukaan preparasi axial yg saling
berlawanan ( mesial-distal, bukal-lingual) hampirsejajar dan penambahan box, intra koronal atau axial
groove
5. Kekasaran permukaan preparasi : diratakan, tidak boleh dihaluskan
 Resistensi : Kemampuan bagian gigi penyangga untuk mempertahankan restorasi karena daya kekuatan ke
arah apikal, miring atau horisontal.
Faktor yang mempengaruhi resistensi :
1. Daya ungkit dan resistensi
Tekanan paling besar yg dialami pada waktu berfungsi adalah arah apikal dan adanya daya ungkit
dapat melepas restorasi (GTC kurang kaku).
2. Panjang preparasi dan resistensi ( gigi preparasi pendek , 4 mm)
3. Lebar gigi dan resistensi
gigi preparasi yang lebar/ luas permukaan besar, mempunyai retensi yang lebih baik , tapi kadang gigi
kecil resistensi baik krn memiliki daya rotasi yang kecil  bisa ditambahkan groove
4. Bentuk taper dan resistensi
resistensi kecil pada preparasi berbentuk terlalu taper/runcing (tangkai bur hrs sejajar arah pasang
atau sumbu axial gigi bur tapered
5. Arah insersi
Harus sejajar antara kedua gigi penyangga. Sebagai patokan preparasi dinding axial gigi penyangga

Anda mungkin juga menyukai