Laporan Kasus
OLEH :
PENDAHULUAN
Pembuatan restorasi yang cermat dan baik setelah perawatan endodontik bertujuan
agar gigi yang telah dirawat endodontik dapat terjaga sterilitas ruang pulpanya. Pembuatan
restorasi akhir yang baik dilakukan supaya gigi yang sudah dirawat endodontik tidak
dilakukan pencabutan akibat kegagalan restorasi daripada kegagalan yang disebabkan
perawatan saluran akarnya. Untuk keberhasilan perawatan saluran akar, harus didukung
dengan pembentukan kembali mahkota gigi yang sudah rusak. Pembentukan kembali
mahkota gigi dengan retensi yang baik dapat mendukung gigi yang sudah dirawat dapat
berfungsi lebih lama. Pilihan restorasi yang akan dibuat setelah perawatan hendaknya
sudah dipertimbangkan sebelum perawatan saluran akarnya dimulai, meskipun keputusan
akhir mengenai restorasi yang tepat sering diambil ketika perawatan sedang dilakukan.1,2
Pemilihan bahan restoratif bergantung pada jumlah struktur gigi yang tersisa yang
dapat digunakan untuk mendapatkan bentuk ketahanan dan retensi. Restorasi direk
biasanya tidak dianjurkan pada gigi yang kehilangan lebih dari setengah struktur gigi,
terutama penyangga dentin. Keberhasilan restorasi direk juga diragukan jika melibatkan
area proksimal yang lebih luas. Restorasi indirek telah dikembangkan untuk mengatasi
kerugian restorasi direk adhesif seperti teknik sensitivitas, bentuk anatomi yang buruk,
penyusutan polimerisasi, keausan dan kontak interproksimal. Restorasi indirek
memberikan bentuk ketahanan dan retensi yang diperlukan dan juga mendukung jaringan
gigi yang tersisa.3
Restorasi indirek adalah restorasi yang dibuat di luar mulut pasien yang akan
dilekatkan atau disemen pada gigi pasien yang telah dipreparasi. Restorasi indirek dibagi
menjadi dua yakni intrakoronal dan ektrakoronal. Inlay merupakan restorasi intrakoronal
yang dibuat dari emas, porselen atau logam lainnya kemudian disementasikan ke dalam
rongga gigi yang telah dipreparasi untuk mengembalikan permukaan oklusal dan
proksimal gigi posterior tanpa melibatkan cusp.3,4
LAPORAN KASUS
Skenario Kasus
Seorang pasien berusia 34 tahun, datang ke Departemen Konservatif Kedokteran Gigi
dan Endodontik dengan keluhan ingin dirawatkan kembali belakang kanan bawah yang
pernah ditambal komposit klas II. Pasien mengeluh ada gigi yang patah sehingga tidak
nyaman dipakai makan. Bila berkumur-kumur terasa ngilu tetapi tidak pernah merasakan
sakit spontan. Pada pemeriksaan tampak gigi 46, 47 terdapat karies sekunder antara terpi
tumpatan dengan tepi gigi pada sisi proksimal bagian bukal dan lingual. Dokter gigi
melakukan pembongkaran bahan tumpatannya sehingga tampak karies sekunder pada sisi
proksimal yang menghadap bukal lingual serta melibatkan sebagian cups bukal dan
lingualnya. Gigi masih vital, pada pemeriksaan perkusi dan palpasi tidak memberikan
reaksi sakit. Dokter gigi menyarankan kepada pasien dibuatkan restorasi rigid sehingga
dapat merasakan rasa nyaman untuk dipakai mengunyah makanan.
Penatalaksanaan Kasus
1. Bongkar tumpatan yang lama dengan round bur.
2. Preparasi kavitas: ratakan dasar kavitas dan garis sudut dibuat membulatdengn bur
fissure. Dinding kavitas dibuat divergen 2-5º tergantung ketinggiannya. Untuk
dinding yang pendek, divergensi 2º sudah mencukupi. Untuk dinding yang tinggi
divergensi dibuat 5º.
3. Preparasi bevel: bevel gingival dibuat dengan sudut 30º, intra bevel dibuat dengan
sudut 40º. Sudut kavitas dan tepi tajam dibulatkan.
4. Pemeriksaan kavitas: dinding kavitas terlihat rata dan halus dan semua sudut
kavitas terlihat dari oklusal.
5. Bilas kavitas, keringkan, lakukan pencetakan dengan double impression: aduk
heavy body dengan dengan perbandingan 1:1, lalu cetakkan pada kavitas. Setelah
setting lepaskan heavy body, lalu tuang light body (bisa menggunakan syringe atau
hand mix), cetak hingga setting. Kirim ke lab. Lakukan tambalan sementara selama
pengejaan lab.
6. Lakukan insersi setelah pengerjaan lab selesei, cek oklusi, artikulasi, titik kontak,
adaptasi margin dengan foto rontgen.
7. Setelah semua baik, maka lakukan sementasi dengan GIC luting, fiksasi dengan
jari, buang kelebihan dengan sonde dan dental floss. Periksa kembali oklusi
artikulasi, titik kontask. Poles kembbali hingga mengkilap.
8. Kontrol satu minggu kemudian
Gambar 1 Kavitas yang telah di preparasi Gambar 2 Klinis setelah insersi dan sementasi
PEMBAHASAN
Pemilihan bahan restorasi tergantung dari jumlah struktur gigi yang tersisa yang
dapat digunakan untuk memperoleh retensi. Indirect restorasi dianjurkan untuk gigi yang
mana lebih dari setengah struktur gigi yang hilang, terutama hilangnya dentin support dan
kesuksesan restorasinya tiddak diragukan terutama pada gigi yang kerusakannya mencapai
ke proksimal. Restorasi indirect juga memberikan support retensi dan resistensi pada
berada pada permukaan batas koronal gigi. Retensi dan resistensinya diperoleh dari
kesesuaian dari restorasi dengan dinding gigi yang berlawanan. Restorasi ni dapat dibuat
menggunakan bahan seperti all logam, logam ceramic dan all ceramic/composit. Restorasi
Inlay secara harfiah berarti “laid inside” yang berari restorasi diletakkan didalam
aspek koronal gigi. Inlay dibuat secara ekstraoral dan disementasi pada gigi yangsudah
dipreparasi. Inlay dorancang untuk mengembalikan permukaan oklusal dan proksimal pada
gigi posterior tanpa adanya keterlibatan cusp. Sedangkan onlay secara harfiah berarti “laid
on” atau diletakkan yang dimana restorasi ini seperti inlay, tetapi menupi satu cusp atau
lebih tetapi tidak semua cusp. Onlay adalah kombinasi restorasi intrakorona dan
ekstrakoronal yang memberikan distribusi tegangan yang lebih baik dan mengurangi risiko
fraktur. Inlay dan onlay logam, memiliki berbagai jenis logam dan alloy yang digunakan
pada pembuatanya, bahan yang biasa digunakan adalah gold alloy, palladium alloy, base
oral dan tidak reaktif dengan cairan dalam mulut sehingga tidak melepaskan zat-zat yang
berbahaya ke dalam mulut, tahan terhadap korosi, bahan logam harus mudah dilelehkan
dan dicetak, tahan terhadap aus dan tidak mudah kendur, memiliki densitas yang tinggi
sehingga memudahkan bahan logam mengalir ke dalam mold space sebelum dingin dan
mengeras, memiliki sifat hiht strength, mudah disloder menggunakan solder emas dengan
sedikit kegagalan, harus mudah dilakukan polishing dan finishing, memiliki koefisien
termal terutama untuk restorasi logam keramik yang mana kooefisien termalnya cocok
dengan porselin.
dibanding komposit, dapat memperkuat jaringan yang tersisa, polishing lebihh mudah
karena dilakukan secara ektrakorona. Disamping itu bahan logam juga memiliki kekurang
seperti secara estetik karena tidak sewarna gigi dan jika rusak sulit diperbaiki serta
1. Messer HH, Wilson PR. Preparation for restoration and temporization. In: Walton
RE, Torabinejad M. Prinsiples an practice of endodontics. 3rd Ed. Philadelphia:
WB Saunders; 2006. p.268-94.
2. Salvi GE, Siegrist GBE, Amstad T, Joss A, Lang NP. Clinical evaluation of root
filled teeth restorated with or without and post core system in a specialist practice
setting. Int Endodont J 2007; 40: 209-15.
3. Garg N, Garg A. Textbook of operative dentistry 3rd Ed. New Delhi: Jaypee; 2017.
p. 279