SKENARIO
Seorang perempuan berusia 24 tahun datang ke dokter gigi untuk menambalkan
gigi samping kiri atas yang berlubang besar. Pada anamnesis tidak pernah ada sakit
spontan, dan tes vialitas (+). Didapatkan diagnosa pulpitis reversible pada gigi 25
dengan karies media pada daerah proksimal yang meluas dari bukal ke palatal. Dokter
gigi memutuskan untuk melakukan perawatan dengan restorasi Indirek pada gigi
tersebut, dengan bahan komposit indirek. Setelah dokter gigi melakukan preparasi,
dilakukan pencetakan untuk membuat model kerja, kemudian gigi tersebut ditutup
dengan bahan yang menutupi kavitas. Pasien diminta datang keesokan harinya untuk
dilakukan insersi restorasi.
Bab II
KATA SULIT
1. Anamnesis
: Mengetahui riwayat pasien berdasarkan ingatan pasien
2. Tes vitalitas
: Tes untuk mengetahui apakah gigi tersebut vital atau tidak
dengan menggunakan alat bantu berupa stimulus elektrik, thermal atau mekanis
pada mahkota gigi
3. Restorasi indirek
: Bertindak melalui perantara
4. Insersi restorasi
: Tindakan menanam untuk memicu pengembalian ke
keadaan semula (sehat/posisi normal)
Bab III
IDENTIFIKASI MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bab IV
HIPOTESIS
Perempuan usia 25
tahun
Anamnesis :
sakit tidak
spontan
Tes vitalitas
(+)Perempua
Diagnosa gigi 25
Pulpitis reversible
Karies Media
Preparasi Indirek
Menutup Kavitas
Insersi Restorasi
Bab V
LEARNING ISSUE
1. Restorasi Indirek
a. Definisi
b. Klasifikasi
c. Prosedur
d. Indikasi dan kontraindikasi
2. Tumpatan sementara
a. Definisi
b. Bahan
c. Prosedur
d. Indikasi dan kontraindikasi
3. Bahan restorasi Indirek
a. Pertimbangan pemilihan bahan
b. Jenis dan sifat
c. Prosedur
Bab VI
LEARNING OUTCOMES
1. Restorasi Indirek
a. Definisi
Merupakan teknik untuk membuat restorasi di luar mulut dengan
menggunakan cetakan dari gigi yang dipreparasi
b. Klasifikasi
a) Inlay
Merupakan restorasi yang sebagian besar dikerjakan diluar mulut yang
kemudian disemenkan pada preparasi untuk menggantikan satu csp atau
lebih cusp tetapi tidak untuk semua cusp.
Umumnya digunakan untuk gigi yang berkebutuhan khusus seperti gigi
yang lemah karena karies, gigi yang cenderung fraktur bila tidak diberi
pelindung dan gigi yang sulit dibuat retensi.
b) Onlay
Merupakan restorasi gigi yang lebih luas meliputi satu cups atau lebih cusp
c) Full Crown
Merupakan restorasi yang menutupi atau mengelilingi seluruh permukaan
gigi yang dipreparasi.
Restorasi ini biasa digunakan untuk gigi yang mengalami kerusakan
sehingga tidak bisa ditambal tetapi gigi tersebut masih vital
d) Mahkota pigura
Merupakan mahkota tuang dimana bagian bukal dan labialnya diberi facing
yang sama dengan warna gigi. Fasing tersebut mirip dengan veneers.
e) Veneer
permukaan gigi yang dilapisi oleh bahan yang menyerupai gigi;
diindikasikan pada gigi yang mengalami perubahan warna sehingga tidak
sama dengan gigi asli atau gigi sebelahnya
f) Mahkota pasak
Diberikan pada gigi yang sudah mengalami perawatan saluran akar serta
sebagian besar mahkota klinis sudah rusak dan retensi berasal dari saluran
akar
c. Prosedur
1. Inlay
Kunjungan I
a. Preparasi kavitas
- Membuang semua jaringan karies atau bahan tumpatan yang lama
- Preparasi dengan membentuk dinding kavitas 3-5o divergen ke oklusal
- Seluruh dinding kavitas dan dasar kavitas dihaluskan dengan sudut
kavitas dibuat membulat
- Tidak dilakukan pembuatan bevel pada permukaan oklusal
- Dibutuhkan ketebalan minimal 2 mm agar di dapat kekuatan dari
bahan komposit
b. Pembuatan inlay (secara direct/ indirect)
c. Insersi inlay komposit
d. Teknik sementasi
- Persiapan inlay
- Persiapan kavitas
- Aplikasi semen resin
e. Penyelesaian (finishing) dan pemolesan
Kunjungan II
a. Tumpatan sementara dibuka
b. Membersihkan kavitas dan mengeringkan
c. Uji coba ke pasien. Memperhatikan adaptasi (Adaptasi kerapatan tepi
antara jaringan gigi dengan inlay, kontak premature, dll)
d. Jika sudah pas, dilakukan penyemenan > inlay dibersihkan dengan
aquadest
e. Inlay dilakukan dikavitas
f. Membersihkan sisa semen yang berlebihan
g. Finishing dan polishing > disemenkan dengan GIC luting (type I) dan zinc
phospate
2. Onlay
a. Pemasangan isolator karet
b. Akses ke karies
Untuk memperolehakses ke dentin karies. Alat yang digunakan: bur fisur
tungsten carbide kuncup-pendek dengan kekuatan tinggi.
c. Menentukan luas karies
Setelah akses diperoleh, kavitas bisa dilebarkan sampai dicapau pertautan
email-dentin yang sehat.
d. Keyway
Dapat mempengaruhi retensi onlay dan ketahanan terhadap kemungkinan
bergesernya restorasi. Keyway dibuat dengan kemiringan sekitar 6-10 o
terhadap sumbu gigi dengan menggunakan bur fisur kuncup dan dijaga
agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Setelah dibuat keyway, kavitas
dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dan bahwa
kavitasnya membuka dengan sumbu yang benar.
e. Pembuatan boks aproksimal
Kavitas didalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara
yang sama untuk preparasi amalgam dengan jalan membuang dentin
karies pada DEJ. Preparasi dibuat miring 10o terhadap sumbu gigi dengan
bur fisur tungsten carbide kecepatan tinggi.
f. Pembuangan karies dalam
Karies mungkin tertinggal di dinding aksial dan paling baik dibuang dengan
bur ukuran medium dalam kecepatan rendah. Jika karies telah dibuang,
periksa kembali untuk memastikan tidak adanya undercut. Jika masih ada
undercut, maka undercut tersebut ditutup dengan semen pelapik pada
2. ONLAY
Indikasi :
Kerusakan posterior masih terdapat dinding lingual maupun bukal
Karies interproksimal gigi posterior dan fraaktur tonjol
Abrasi gigi posterior yang luas
Mengganti gigi posterior yang rusak
Posterior yang mengalami tekanan yang kuat
Kontraindikasi :
Pasien dengan ekonomi yang kurang
Harapan hidup gigi yang rendah
3. VENEER
Indikasi :
Fraktur sebagian mahkota
Mahkota mengalami perubahan warna
Kelainan bentuk gigi
Gigi atrisi, abrasi dan erosi yang berat
Kontraindikasi :
Pasien OH buruk
Gigi tambalan yang besar
Pasien dengan usia < 10 tahun karena tanduk pulpa tinggi
Mahkota klinis pendek
4. FULL CROWN
Indikasi :
Merupakan pilihan terakhir
Karies yang sangat luas
Mahkota klinis pendek
Kontraindikasi :
Pasien dengan OH buruk
5. MAHKOTA PASAK
Indikasi :
Gigi yang tidak dapat ditumpat
Kehilangan cups
Jaringan periodontal rusak
Akar gigi masih bagus karena untuk retensi
Gigi antagonis bagus agar tidak mengiritasi
Retensi bagus karena akan menerima beban berat
Kontraindikasi :
Karies pada gigi yang belum meluas pada pit dan fisure
Terjadi kerusakan jaringan periodontal
2. Tumpatan Sementara
a. Definisi
Tumpatan sementara merupakan suatu bahan yang digunakan untuk
menutup kavitas dan bersifat sementara. Tumpatan ini digunakan pada kasus
yang tidak bisa dilakukan perawatan satu kali kunjungan, misalnya pada
perawatan saluran akar (saat lubang gigi sedang dirawat tidak dapat dibiarkan
terbuka, namun belum dapat dilakukan restorasi akhir), untuk perawatan
sementara menunggu pulpa sembuh dan atau menunggu pembuatan
restorasi permanen (contoh : inlay/onlay)
b. Bahan
a. ZINC OXIDE EUGENOL CEMENT
Keuntungan :
- efek meredakan pada pulpa
- sealing yang baik dalam jangka pendek
Kerugian :
- kekuatan lemah
- setting time lama
- kekuatan compressive yang lemah
Keuntungan :
- kekuatan compressive yang tinggi
- ketebalan lapisan tipis
Kerugian :
- PH awal yang rendah
- Kurangnya adhesi ke struktur gigi
- Kurangnya efek antikariogenik
- Larut dalam air
c. CALCIUM HYDROXIDE
Mempunyai Ph alkaline yang tinggi. Ph alkaline ini membantu menetralkan
asam yang diproduksi oleh mikroorganisme dan komponen asam yang
mengiritasi dasar dan bahan restorasi. Calcium hydroxide juga memiliki sifat
antibakteri.
d. SEMEN RESIN
Berguna untuk penyemenan pada tumpatan sementara di gigi estetik
Mempunyai kekuatan compressive yang rendah
e. SEMEN SILIKOFOSFAT
Fungsi :
a. Bahan perekat untuk restorasi, bahan tambalan sementara dan
tambalan gigi desidui, bahan perekat fixed restoration, bahan band
orthodontics.
b. Bahan pembuatan die (Combe dalam Hermanto, L.FM. 2007).
Komposisi :
1) Komposisi Bubuk
a. Aluminosilicate glass
b. Seng okside
c. Magnesium okside
2) Komposisi Cairan
a. Asam fosfat (phosphoric acid)
b. Air
c. Seng dan aluminium salt (Aldelina, N.L. 2011)
Salah satu semen silikofosfat yang paling terkenal terdiri atas 90%
bubuk semen silikat dan 10% bubuk semen seng fosfat. Pada umumnya
semen silikofosfat berisi 12% - 25% flourida. Reaksi penyatuan bubuk dan
cairan dapat di gambarkan sebagai berikut:
Seng Oxide/aluminosilicate glass + phosphoric acid
Seng aluminosilicate phosphate gel
f. PINS RETAINED
Pemasangan pin dapat digunakan sebagai tumpatan sementara yang
ekonomis untuk gigi yang prognosisnya belum diketahui
g. GIC
Komposisi Bubuk
Komposisi Cairan
h. CAVIT
Cavity Liner
Merupakan lapisin tipis semen yang digunakan untuk melindungi
pulpa.
Cavity Varnish
Digunakan untuk menghalangi masukan iritasi dari semen atau
bahan restorasi lain, dan untuk mengurangi penetrasi cairam mulut
pada interface restorasi dan gigi ke dalam dentin yang berada
dibawahnya. Bahan ini memiliki ikatan dengan struktur gigi dan tidak
boleh digunakan dengan semen adesif yang bertujuan untuk
meningkatan bond strength ke gigi dan ke restorasi.
Keuntungan :
10
11
i.
FLETCHER
Fletcher adalah bahan tumpatan sementara yang terdiri atas bubuk
dan cairan. Fletcher terdiri dari:
j.
Bubuk
o Zn Sulfat 112 bagian
o Zn oxide 100 bagian
o Mastix
7,5 bagian
Cairan
o Alkohol
196 gram
o Aquadest
65 gram
o Gummie arabicum
25 gram
o Fenol
1 tetes
Alat yang digunakan
o Glassplate yang tebal dan dingin
o Spatel baja antikarat
GUTTA PERCHA
12
Prosedur
Manipulasi ZINC OXIDE EUGENOL
Campuran antara powder dengan liquid membentuk pasta dengan
komposisi seimbang agar didapat adonan berbentuk dempul,
Semakin banyak powder, maka semakin kuat semen dan konsistensinya
semakin kental.Powder dan liquid dicampur hingga didapat konsistensi
yang diinginkan.
Prosedur mixing : Reaksi ZOE tidak eksotermik maka tidak dibutuhkan
mixing slab yang dingin. Mixing dapat dilakukan diatas disposable
mixing pad dari pabrik atau dengan glass slab. Penggunaan glass slab
direkomendasikan untuk semen dengan modifikasi EBA-Alumina.
Pencampuran powder ke liquid tidak perlu secara incremental,
sejumlah powder langsung dicampur dengan liquid, diaduk kemudian
sejumlah kecil powder ditambahkan sampai mixing selesai.
Pencampuran semen modifikasi EBA-Alumina : powder dan liquid
ditakar sesuai dengan instruksi pabrik, dicampur selama 30 detik dan
diasah selama 60 detik sehingga mencapai konsistensi krim.
13
Manipulasi GIC
Manipulasi CAVIT
14
15
c) Tidak larut oleh saliva dalam rongga mulut serta tidak korosi di salam
rongga mulut
d) Tidak toksik dan iritatif baik pada pulpa maupun pada gingival
e) Mudah dipotong dan dipoles
f) Derajat keausan sama dengan email
g) Mampu melindungi jaringan gigi sekitar dari karies sekunder
h) Koefisien muai termis sama dengan enamel / dentin
i) Daya penyerapan airnya rendah
j) Bersifat adhesive terhadap jaringan gigi
k) Radiopaq
a. Non-toxic atau tidak beracun
b. Tidak larut dalam saliva dan cairan lainnya, yang bila dimasukkan
mulut tidak mengiritasi pulpa dan jaringan lainnya
c. Sifat-sifat mekanis harus memenuhi syarat untuk tujuan penggunaan
bahan tersebut
d. Perlindungan jaringan pulpa dari pengaruh bahan restorasi lainnya:
a. Penghambat panas atau tidak bersifat konduktor
b. Pelindung kimia, yakni dapat mencegah penetrasi zat kimia
yang dapat merusak pulpa
c. Penghambat arus listrik untuk menghindari efek galvanis
e. Kuat terhadap tekanan kunyah atau tekanan yang lainnya
16
c. Prosedur
17
sampai dicapai pertautan email-dentin yang sehat. Hal ini menentukan lebar
boks arah bukopalatal.
18
Keyway
Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 100 memakai bus
fisur kuncup dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Lebar
keyway diantara tonjol merupakan daerah yang paling sempit dan melebar
kearah yang berlawanan dengan letak karies aproksimalnya dan dengan
mengikuti kontur fisurnya. Setelah membuat keyway, kavitas dikeringkan
untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dibagian ini dan bahwa kavitasnya
sedikit membuka dengan sumbu yang benar. Jika kemiringan dinding tidak
tepat, maka ketidaktepatan itu harus diperbaiki.
Boks Aproksimal
Kini perhatian dapat dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian
ini kavitas harus di dalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan
dengan cara yang sama dengan jalan membuang dentin karies pada daerah
pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah
dibuang, dinding email dapat dipecahkan dengan pahat pemotong tepi
gingiva. Preparasi dibuat miring sebesar 10 derajat dengan bur fisur
runcing.
Gigi
tetangga
dilindungi
dengan
lempeng
matriks
untuk
melindunginya dari kemungkinan terkena bur. Menjaga agar sumbu bur sejajar
dengan waktu pembuatan keyway merupakan hal yang sangat penting
sehingga bagian boks dan keywaynya mempunyai kemiringan yang sama.
Pelebaran
ke
arah
gingiva
hanya
dilakukan
seperlunya
saja
sekedar
Bevel
19
tidak
dibuat
didinding
aproksimal
karena
akan
menciptakan
undercut, mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah bagian gigi
yang paling cembung. Akan tetapi dinding gingiva dapat dan harus dibevel.
Bevel gingiva sangat penting karena akan menigkatkan kecekatan tuangan
yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.
1. Pola Malam
Pola malam dibuat secara:
- Direct : pembuatan restorasi rigid secara langsung dalam satu kali
kunjungan.
- Indirect : pembuatan restorasi rigid yang dilakukan di laboratorium dan
berkali-kali kunjungan
2. Restorasi sementara
Gigi direstorasi rigid sementara dengan menggunakan semen perekat
sementara, seperti zinc oksid eugenol.
Kunjungan Kedua
3. Tumpatan rigid sementara dibongkar
4. Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air
atau separating medium (cairan agar atau gliserin) pada gigi.
Kemudian tempatkan matriks band, wedge atau cincin penahan untuk
menghasilkan kontak proksimal yang baik.
5. Lalu tumpat dengan porselen. Sesuaikan anatomi oklusal dengan
menggunkan bur untuk menghasilkan pit dan fisur, inklinasi tonjol dan
batas margin yang baik dan sistemis.
6. Trial Inlay/ Onlay porselen pada pasien
7. Jika kedudukannya baik, restorasi rigid yang sudah ditrial disemenkan
pada gigi tersebut.
8. Kelebihan semen dari tepi-tepi yang dapat dijangkau dibersihkan
dengan eskavator sementara benang gigi digunakan untuk membuang
kelebihan di aproksimal. Tepi-tepi restorasi harus dilapisi dua lapisan
pernis copalite untuk mengurangi pelarutan semen selama jam-jam
pertama pengerasan. Setelah itu, Permukaan oklusal harus dipoles
dengan pasta pumis yang diletakkan pada bur sikat, diikutu oleh
whiting yang diletakkan pada berbagai sikat.
20
21