Anda di halaman 1dari 6

Diskolorasi gigi

11.38 |
Diskolorasi enamel gigi dapat disebabkan oleh penodaan(staining), penuaan
(aging), dan oleh bahan-bahan kimia.
Disamping staining, ada beberapa faktor yang mempengaruhi warna gigi setiap
orang. Genetik juga berperan. Beberapa orang mempunyai enamel yang lebih
cerah daripada yang lainnya. Penyakit juga dapat menjadi faktor dan perawatan
dapat menyebabkan diskolorasi dari gigi.

Penyebab Perubahan Warna Gigi


Ada dua faktor penyebab perubahan warna gigi yaitu diskolorisasi ekstrinsik dan
diskolorisasi intrinsik. Penyebab perubahan warna gigi yang lain adalah
diskolorisasi karena proses penuaan.

Diskolorisasi ekstrinsik terjadi pada permukaan luar gigi dan biasanya


disebabkan kebiasaan minum minuman berwarna yang berkepanjangan
seperti teh, kopi atau sirup yang dapat menyebabkan perubahan warna
dari coklat sampai hitam. Perawatan bleaching dapat menjadi perawatan
yang efektif untuk kasus ini. Faktor kebiasaan pasien tersebut harus
dikurangi agar warna gigi yang sudah dirawat bleaching dapat bertahan
lebih lama. Perubahan warna gigi dapat juga disebabkan penggunaan obat
kumur klorheksidin, tetapi mekanisme terjadinya sangat kompleks,
bervariasi tergantung pada kepekaan setiap individu dan konsentrsi
klorheksidin yang digunakan.

Diskolorisasi intrinsik adalah perubahan warna yang mengenai bagian


dalam struktur gigi selama masa pertumbuhan gigi dan umumnya
perubahan warna terjadi di dalam dentin sehingga relatif sulit dirawat
secara eksternal. Perubahan warna gigi akibat faktor intrinsik merupakan
noda-noda yang timbul akibat faktor endogen, baik yang didapat dari
sumber lokal maupun sistemik. Faktor lokal penyebab perubahan warna
intrinsik sesudah gigi erupsi dapat disebabkan karena perdarahan akibat
trauma, kesalahan prosedur perawatan gigi, dekomposisi jaringan pulpa,
pengaruh obat-obatan dan pasta pengisi saluran akar dan pengaruh
bahan-bahan restorasi.

MINUM teh secara teratur dapat memberikan banyak manfaat bagi tubuh.
Karena teh mengandung flour sekira 90-350 mg yang diperlukan dalam menjaga
kesehatan gigi dan gusi. Namun, siapa kira ternyata teh juga bisa merusak gigi.

Di antara sekian banyak jenis minuman, teh termasuk paling banyak dikonsumsi
masyarakat, bahkan di Jepang dikenal adanya upacara minum teh. Namun,
meminum teh secara terus-menerus ternyata dapat menyebabkan perubahan
warna pada gigi, yaitu gigi berubah warna menjadi kekuningan.

Gigi dapat mengalami perubahan warna menjadi abu-abu, kuning atau cokelat
kehitaman dikarenakan banyak faktor, baik faktor dari luar tubuh (ekstrinsik)
maupun dari dalam tubuh (intrinsik).

Penyebab umum diskolorasi ekstrinsik ini adalah kopi, teh, pewarna makanan
buatan, anggur, berri, mengunyah tembakau, ataupun rokok yang meninggalkan
tar berwarna kecokelatan pada gigi yang terjadi secara perlahan dalam jangka
waktu yang panjang.

Sedangkan diskolorasi intrinsic, terjadi pada saat pembentukan struktur gigi.


Contoh ekstrem adalah pemakai obat antibiotik tetrasiklin yang dikonsumsi
semasa pertumbuhan gigi pada anak-anak berumur di bawah delapan tahun
atau semasa dalam kandungan ibunya.

Bila terkena obat ini selama proses pembentukan struktur gigi, maka akan
menyebabkan gigi berubah warna menjadi cokelat sampai abu-abu pada seluruh
struktur gigi. Tergantung seberapa parah efek yang terjadi akibat dari tetrasiklin
tersebut.

Diskolorasi gigi dapat pula disebabkan intake fluoride yang melebihi batas aman,
kadar fluoride yang diperbolehkan adalah 800-1.000 ppm. Akan tetapi, pada
anak sebaiknya sekira 200-300 ppm. Gigi nonvital atau gigi mati akibat trauma,
misalnya pernah jatuh atau terkena benda keras dapat menyebabkan gigi
menjadi kehitaman.

Hal ini disebabkan darah yang keluar dari pembuluh darah pulpa teroksidasi,
kemudian masuk ke saluran-saluran sangat kecil pada gigi yang disebut tubuli
dentalis dan akhirnya terjadi perubahan warna pada gigi.

Seperti sudah disinggung di atas bahwa diskolorasi yang disebabkan asap rokok,
makanan, ataupun minuman dapat mudah dibersihkan.

Alasannya, hanya terdapat permukaan gigi dan tidak sampai mempengaruhi


struktur dentin. Pada kasus tersebut dapat diatasi dengan aplikasi TSR atau

tooth stain remover. Namun, pada kasus yang sudah melibatkan jaringan di
dalam gigi (dentin dan email), maka perawatannya harus dilakukan dengan
bahan-bahan kimia tertentu.

2.1 Perubahan Warna menurut Grossman


Menurut Grossman (1995), perubahan warna gigi dapat diklasifikasikan sebagai
ekstrinsik atau intrinsik.

2.1.1 Perubahan Warna Ekstrinsik


Perubahan warna eksrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya
berasal lokal, misalnya noda tembakau yang menyebabkan warna gigi menjadi
cokelat kekuning-kuningan sampai hitam, pewarnaan karena makanan dan
minuman menyebabkan gigi menjadi berwarna gelap, pewarnaan karena noda
logam nitrat perak, bercak kehijauan yang dihubungkan dengan membran
Nasmyth pada anak-anak.

2.1.2 Perubahan Warna Intrinsik


Perubahan warna imtrinsik adalah pewarnaan gigi yang diakibatkan oleh noda
yang terdapat di dalam email dan dentin, penyebabnya adalah penumpukan
atau penggabungan bahan-bahan di dalam struktur gigi misalnya stain
tetrasiklin, yang bila masuk ke dalam dentin akan terlihat dari luar karena
transluensi email. Perubahan warna gigi dapat dihubungkan dengan periode
perkembangan gigi misalnya pada dentiogenesis imperfekta atau setelah selesai
perkembangan gigi yang disebabkan oleh pulpa nekrosis.

2.2 Penyebab Perubahan Warna Gigi menurut


Walton
Menurut Walton dan Torabinejab (1996) perubahn warna dapat terjadi pada saat
atau setelah terbentuknya email dan dentin. Penyebab perubahan warna gigi
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu karena noda alamiah dan pewarnaan
iatrogenik.

2.2.1 Penyebab Noda Alamiah


Perubahan warna gigi disebabkan oleh sejumlah noda pada permukaan gigi
setelah gigi erupsi. Noda alamiah mungkin berada pada permukaan atau
berikatan di dalam struktur gigi, kadang-kadang diakibatkan defek email atau
karena cedera trauma.

Contoh penyebab noda alamiah adalah sebagai berikut :


1. Pulpa nekrosis
Produk kerusakan jaringan yang dilepaskan masuk kedalam tulubus dentin dan
mewarnai dentin di sekitarnya.

2. Perdarahan intrapulpa
Disebabkan oleh trauma pada gigi dan akan menyebabkan perdarahan dan lisis
eritrosit. Produk disintegrasi darah diduga sebagai ion sulfida, masuk ke dalam
tulubus
dentin sehingga menyebabkan perubahan warna gigi yang makin lama makin
meningkat.

3. Metamorfosis kalsium
Pembentukan dentin sekunder ireguler secara ekstensif di dalam kamar pulpa
atau
pada dinding saluran akar menyebabkan translusensi mahkota gigi berkurang
atau warna gigi berubah menjadi kekuningan atau kuning kecoklatan.
Pada pasien yang sudah tua,perubahan warna gigi terjadi secara fisiologis
sebagai
akibat aposisi dentin secara berlebihan disamping karena penipisan dan
perubahan optik dalam email.

4. Defek perkembangan
Perubahan warna dapat terjadi karena kerusakan pada saat perkembangan gigi.

1) Fluorosis endemik
Masuknya sejumlah flour saat pembentukan gigi menyebabkan kerusakan
struktur yang mengalami mineralisasi dan mengakibatkan terjadinya hipoplasia.
Permukaan gigi menjadi porus dan akan menyerap warna di dalam rongga mulut.

2) Obat-obatan sistemik
Masuknya obat-obatan atau bahan kimia pada saat pembentukan gigi dapat
menyebabkan perubahan warna gigi. Pada umumnya obat yang menyebabkan
perubahan warna gigi paling berat adalah tetrasiklin, menyebabkan gigi
berwarna kuning kecoklatan sampai abu-abu tua. Hal ini tergantung kepada
jumlah, frekwensi, jenis tetrasiklin dan umur pasien saat meminum obat.

3) Defek dalam pembentukan gigi


Kerusakan dalam pembentukan gigi terjadi sebatas email berupa hipoplasia atau
hipokalsifikasi,terlihat warna gigi kecoklatan.

4) Kelainan darah dan faktor-faktor lain


(1) Kondisi sistemik mengakibatkan lisis eritrosit secara luas. Produk
kerusakan darah dapat bergabung ke dalam dentin dan mewarnai gigi.
(2) Suhu tubuh yang tinggi saat pembentukan gigi menyebabkan
perubahan warna beebentuk pita pada email.
(3) Porfiria penyakit metabolisme menyebabkan menyebabkan gigi susu
atau gigi permanen berubah warna menjadi kemerahan atau kecoklatan.
(4) Penyakit sistemik dan masuknya bahan obat-obatan, merupakan
kejadian yang jarang dan tidak dapat diidentifikasi.

2.2.2 Penyebab Perubahan Warna Iatrogenik


Perubahan warna sebagai akibat prosedur perawatan gigi atau dapat disebabkan
oleh berbagai bahan kimia dan bahan yang dipakai di bidang kedokteran gigi.

2.2.2.1 Perubahan Warna Gigi karena Perawatan Endodontik


Perubahan warna gigi akibat perawatan endodontik dapat disebabkan oleh
beberapa hal tersebut dibawah ini (Walton & Torabinejab, 1996) :

1. Bahan obturasi
Bahan obturasi yang dapat menyebabkan perubahan warna gigi adalah semen
saluran akar dari jenis seng oksida eugenol atau semen saluran akar dengan
komponen logam.

2. Sisa-sisa jaringan pulpa


Fragmen jaringan pulpa yang tertinggal di dalam mahkota, biasanya dalam
tanduk
pulpa, dapat mengakibatkan perubahan warna secara perlahan.

3. Obat-obatan intra kanal


Kebanyakan obat-obatan dapat menyebabkan perubahan warna gigi, misalnya
obat intrakanal golongan fenol berkontak langsung dengan dentin, dalam waktu
yang lama memungkinkan obat berpenetrasi ke dalam dentin sehingga akan
menyebabkan
perubahan warna gigi.

2.2.2.2 Perubahan Warna Gigi karena Restorasi Korona


Restorasi yang dipakai biasanya ada dua tipe, yaitu (Walton & Torabinejab,
1996):

1. Restorasi logam
Amalgam merupakan penyebab paling hebat karena elemen warna gelap dapat
mengubah warna dentin menjadi abu-abu gelap.
2. Restorasi komposit
Kebocoran mikro tumpatan komposit dapat menyebabkan perubahan warna gigi.
Tepi tumpatan yang terbuka merupakan tempat masuknya bahan kimia yang
mewarnai dentin.

Anda mungkin juga menyukai