Anda di halaman 1dari 79

DEMINERALISASI DAN REMINERALISASI

JARINGAN GIGI

PATOBIOLOGI JARINGAN KERAS GIGI (NON


KARIES)

Rehulina Ginting, drg., M.Si


Departemen Biologi Oral
FKF USU
LINGKUNGAN NORMAL
 Enamel = hidroksi apatit dan fluor apatit
 Ditutupi pelikel protektif (protein dan glikoprotein)
 Saliva mengandung Ca2+ dan PO43-; terkait jenuh
pada pH normal
 Presepitasi apatit bergantung pada Ca2+ dalam
saliva dan menghambat difusi oleh pelikel saliva
 Pd pH <4, saliva berada di bwh titik jenuh 
pengurangan kristal apatit sehingga mineral sdi
permukaan menjadi hilang.
 Penetrasi asam ke enamel lebih efektif bila asam
dalam bentuk tidak terurai (Fergusson, dkk, 1996)
 Struktur protein enamel rendah (2-3% vol) akan
mudah terjadi kehilangan mineral pd permukaan
 Enamel jaringan keras paling kuat pada gigi ; tetapi
dapat mengalami kerusakan bila terkena serangan
asam
REMINERALISASI
 Hanya terjadi bila pH kembali menjadi normal dan cukup Ca2+ dan PO43-
pada oral cavity.

 pH dapat menjadi lebih netral karena adanya kemampuan buffer dari Ca2+
dan PO43-.

 dipercepat dengan flouride Ca10(PO4)6(OH)F. (kemampuan F untuk


berikatan dengan HA lebih besar ketimbang dengan OH-)

 Pada awalnya, apatite pada email memiliki ion karbonat dan magnesium.
Tetapi keduanya sangat mudah larut pada keadaan yang sedikit asam. Oleh
karena itu, secara perlahan – lahan karbonat dan magnesium akan larut dan
digantikan oleh hidroxyl dan flouride.
Siklus demineralisasi dan
remineralisasi.
Ketika pH turun, ion asam akan bereaksi dengan fosfat pada saliva
maupun pada plaque sampai pH kritis dari hidroksiapatite (5.5). bila
pH turun lagi,maka ion asam akan bereaksi lebih lanjut dengan fosfat
yang berada pada permukaan kristal hidroksiapatite. Pada pH ini
flouride juga akan dilepas, bereaksi dengan Ca2+ dan HPO42-,
membentuk Flourideapatite ataupun Flouride enrich apatite (OH.F).
Ketika pH turun ladi dibawah pH kritis dari Flouride (4.5),
Flourideapatite akan terurai. Ketika pH kembali menjadi normal, reaksi
yang berkebalikan akan terjadi.
SIKLUS PERUBAHAN pH
 Paparan asam dalam waktu lama akan menurunkan
pH dalam rongga mulut
 Pada stadium awal, terjadi interaksi ion asam
dengan group fosfat dalam saliva
 Bila konsntrasi ion asam sgt kuat, terjadi tendensi
utk bereaksi dgn fosfat dalam hidroksi apatit
(McIntyre, 1992)
 pH kritis hidroksi apatit 5.2 – 5.5
 pH kritis flour apatit 4.5
DEMINERALISASI

•Demineralisasi enamel: hilangnya / terurainya sebagian atau


keseluruhan dr kristal enamel.
•hilangnya sebagian atau keseluruhan mineral dari hidroxyapatite
[Ca10(PO4)6(OH)2]
•Proses ini terjadi akibat gangguan keseimbangan calcium hidoxyl apatit.

Ca10(PO4)6(OH)2  10Ca2+ + 6PO43- + 2OH-


DEMINERALISASI
 Hilangnya / terurainya sebagian atau keseluruhan dari kristal
enamel; hilangnya sebagian atau keseluruhan mineral dari
hidroksi apatit [Ca10(PO4)6(OH)2]
 Sifat etching asam terjadi akibat tingginya adhesi polimer ke
struktur enamel
 Luas dan banyaknya pelarutan kristal apatit bergantung pada
:
 Kekuatan dari pH yang rendah
 Kurangnya kalsium dan fosfor
 Kemampuan kelasi
 Frekuensi serangan dari bahan erosif
 Pd proses lebih lanjut, terjadi perubahan pada
lapisan dentin, dimulai pada bagian peritubular-
pelebaran tubulus dentin
 Regio inter tubular dapat terkena pada kehilangan
jaringan secara progresif
 Demineralisasi yang cepat pada dentin akan
menyebabkan hipersensitif; karena dentin tertier
tidak mengganti jaringan yang hilang pada
permukaan tubulus
 Pada gigi yang mengalami demineralisasi pada
prisma enamel, berlanjut sampai daerah batang
prisma dan inter prismatik membentuk struktur seperti
sarang lebah
 Struktur prisma menjadi lebih ireguler diikuti dgn
derajat hilangnya enamel yg bevariasi
 Proses ini irreversible
 Erosi gigi lebih persisten pada pemaparan asam dlm
waktu yg lama
 Demineralisasi terjadi akibat gangguan
keseimbangan kalsium hidroksil apatit
Ca10(PO4)6(OH)2 10Ca2+ + 6PO43- + 2OH
 pH turun, PO43- akan berubah menjadi HPO42- atau
H2PO4-
 OH- menjadi normal dlm bntk air

 Akibatnya, saliva menjadi jenuh dlm waktu yg tidak


lama  reaksi memutar ke kanan (Touyz, 1994)
 Asam2 organik terdiri dari 2 atau lebih group
karboksi yg sgt mudah bergabung ke dlm bntk
kalsium kelasi
 Menyebabkan pelarutan mineral dari gigi
(Nikiforuk, 1995; Sauerwein, 1974)
 Demineralisasi tejadi bukan hanya karena pH,
tetapi bergantung juga pada :
 Tipe asam
 Jumlah titratable asam (buffer capacity)
 Kemungkinan faktor kelasi (Imfeld, 1996)
 Komposisi fluorida dan fosfat pada enamel gigi
(Ferguson, dkk, 1996; Cate dan Imfeld, 1996)
 Produk hygiene mulut ( Zero, 1996)
 Byk mekanisme lain dlm mulut yg dpt mencegah
terjadi erosi (peringkat awal); antara lain saliva
 Saliva secara perlahan menetralisasi asam dgn
mengurangi atau mencegah sehingga menghalangi
terjadi dekalsifikasi
 Level Ca2+ dan PO43- dlm saliva sgt jenuh dan
berpengaruh pd hidroksi apatit dlm pH rongga mulut
normal (Lussi,1996; Imfeld,1996; Cate dan
Imdeld,1996)
PATOGENESIS TERJADINYA
DEMINERALISASI ENAMEL

Enamel tersusun atas prisma enamel yg padat : meluas sampai


dentinoenamel Junction  permukaan luar

Di antaranya : Substansi Inkaprismata (kristal lebih kecil)

Ion-ion dari saliva  masuk ke bagian dalam enamel


Memungkinkan

Terjadi perpindahan ion-ion : permukaan dalam enamel  permukaan luar


Akibatkan

Perubahan dalam enamel


Tersusun dari jutaan kristal-kristal kecil dan panjang

Untuk : - Pertahankan integritas enamel


- Tingkatkan resistensi enamel

ENAMEL Banyaknya jumlah kristal enamel

Reaksi Pelarutan Enamel:


Sistem Kimia Aktif
Ca10(PO4)6(H2O)2 + 14H+ 
10Ca2+ + 6H2PO4 + 2H2O
Berperan dalam berbagai reaksi spt:
- Pelarutan dan pemindahan ion-ion dr saliva ke
- Asam (-ve) oleh mikroorganisme dentin
plak : Reaksi pelarutan hilang.
- Reaksi pertukaran ion-ion dlm saliva
- Asam (+ve) : Reaksi pelarutan
- Proses demineralisasi & remineralisasi
terus berlangsung
 Dikatakan enamel: komponen dinamis dlm RM
pH 7
Kristal apatit H+ bereaksi dgn PO43-
REMINERALISASI terbentuk dalam saliva dan plak
pH 6.8

Hidroksi apatit terlarut


Fluor apatit
Fluor apatit terbentuk jika
pH 5.5 terbentuk
ada F
pH 5.5

H+ kehabisan Fluor apatit dan


dan/atau hidroksi apatit
dinetralisasi terlarut pH 4.5
pH 3 DEMINERALISASI
PENGGUNAAN
AMOURPHOUS
CALCIUM PHOSPHATE
DALAM PROSES
DEMINERALISASI &
REMINERALISASI
Saliva

Memainkan peranan Melindungi jaringan


yang penting dalam rongga mulut
Proses terjadinya
remineralisasi

Pencegahan
Buffer
karies

Mengatur Untuk menelan,


keseimbangan Peranan melarut dan
air sebagai pelumas
penting
saliva

Integritas Antibakteri
gigi

Kelainan
periodontal Membantu proses
pencernaan

Untuk pemisahan
makanan
Menurut Kidd & Kawan-kawan
- Proses demineralisasi enamel Kurang tahan terhadap
terjadi pada pH < 5 minimal lingkungan asam
1 – 3 menit
pH kritis= pH 5 – 5,5

Faktor substrat (diet) yang Waktu Banyak


banyak karbohidrat
terutama sukrose Hydroxyapatite

Faktor yang
mempengaruhi Gigi
Lingkungan
demineralisasi
enamel
Fluorapatite
Orang diet banyak protein dan
lemak dapat mengurangkan Kurang berbanding
demineralisasi berbanding Agen hydroxyapatite
diet karbohidrat
pH kritis= pH < 4,5

Streptococcus mutans
bakteri plak yang ada di Lebih tahan terhadap
lingkungan asam
dalam rongga mulut
yang menghasilkan asam
Hydroxylapatite

Hydroxylapatite crystals on matrix

General

Category Mineral Species

Chemical formula Ca5(PO4)3(OH


Healthy tooth enamel rods.

Enamel rods demineralized, or broken down by acid.

Enamel rods remineralized, or rebuilt, by


fluoride and the minerals
Tooth enamel is often covered with
plaque. This plaque consists mainly of
bacteria. The plaque is often found
close to the gum, in between teeth, in
grooves of the chewing surfaces of
teeth and other hidden areas.

Demineralization occurs when sugar


and starches combine with bacteria and
form acids that dissolve your tooth
enamel. Tooth decay forms when the
calcium and phosphates in enamel are
destroyed.
Remineralization occurs when the
calcium and phosphates in your saliva
enter the demineralized areas of your
tooth. Using fluoride can help this
process and fight tooth decay. Saliva
also helps by washing away surface
sugars and buffering the acids.
Asid flak menyebabkan demineralisasi

Flak

Fluorida meningkatkan kadar


remineralisasi dan melindungi
daripada demineralisasi

Asid fl ak memasuki rod di dalam


gigi dan merosakkan enamel

Fluorida

Fluorida memasuki rod di dalam gigi Enamel mendapat galian semula


untuk merawati enamel yang rosak selepas tambahan fluorida
Melindungi jaringan
dalam
Rongga mulut

Membentuk lapisan Membantu menjaga


perlindungan pada Mengatur pH
integritas gigi dengan
membran mukosa rongga mulut
kandungan kalsium
yang bertindak pada dan fosfat
barier terhadap iritan
dan cegah kekeringan

bersihkan mulut dari:


- makanan
- plak
- debris sel
- bakteri
dapat menghambat pembentukkan karies
ETIOLOGI
1. Asam dari bakteri plak
 flora normal spt Streptokokus mutans
 Bakteri melekat pd pelikel enamel berinteraksi
dgn sukrosa menghasilkan asam organik
(laktat/asam susu, levan, dan dektran)
 Asam tdk dpt lgsg melarutkan bagian luar enamel
karena lebih tahan serangan asam
 Msk ke dlm permukaan dlm enamel melalui enamel
rod dgn proses difusi dan melarutkan enamel dari
dlm permukaan
2. Asam pada pengetsaan
 Asam fosfat(H3PO4) 30-40% digunakan untuk

mendapatkan retensi dari permukaan gigi sebelum


dilakukan prosedur restorasi atau perlekatan
bracket ortodonti.
 Struktur batang enamel yg tegak lurus terhadap

permukaan enamel menjadi jalan masuk ion2 ke


permukaan
 Asam yg dihasilkan bakteri dpt msk ke subsurface
enamel dan melarutkan sebagian dari kristal
apatit.
 Jika proses peruraian tidak
berhenti/teremineralisasi ion2 yg telah larut, maka
enamel akan mengalami kerusakan.
 Demineralisasi gigi dapat terjadi pada pH <5 dlm
waktu 1-3 menit (Kidd dkk)
 Proses demineralisasi terjadi dlm bbrp tahapan :

Ca10(PO4)6(H2O)2+8H-+10H2O
6CaHPO4.2H2O+Ca2-
 Setiap 2 H- melepaskan 1 Ca2- dari apatit enamel

yg terlarut sehingga terbentuk fosfat sekunder yg


cukup larut.
 Apabila pembentukan asam diteruskan makan
terjadi reaksi yg berlanjut :
2CaHPO4.2H2O+2H2O+2H+
Ca(H2PO4)2+Ca2++4H2O
Dgn demikian terbentuk fosfat primer yg
menyebabkan kalsium lepas
3. Erosi gigi
 Kehilangan enamel gigi karena serangan asam.

 Faktor luar : makanan/minuman, obat-obatan yang

mengandung asam
 Faktor dalam : asam dari lambung

 Asam menyebabkan enamel menjadi kurang keras pd

waktu yang singkat dan kehilangan mineral


 Kekerapan serangan asam dan ketidakmampuan

saliva mengembalikan partikel enamel menyebabkan


kehilangan permukaan gigi dimulai.
 Erosi terjadi karena penguraian prisma enamel
perifer.
 Terjadi apabila pH pada permukaan gigi <3.
 Bermula pada permukaan enamel,berlanjut hingga
enamel larut selapis demi selapis.
Dpt terjadi sebagai berikut :
 Asam kuat melekat pada permukaan gigi; pH saliva

pada istirahat.
 Asam yang mengatasi kekuatan buffer HPO42-

saliva dan buffer plak, sebelum HCO3- ada akibat


stimulasi saliva (McIntyre,1992)
 Masalah kesehatan yang dapat menyebabkan
erosi gigi:
 Bulimia
 Gastro-esofagu reflux
 Alkoholism
 Penurunan masukkan makanan yang kaya protein
dan fosfat.
37
38
KLASIFIKASI EROSI
39

 CATE (1961)  derajat erosi gigi


Derajat 1 Erosi (G1) Hilang lap enamel
Derajat 2 Erosi (G2) Hilang lap enamel + lap dentin
Derajat 3 Erosi (G3) Hilang lap enamel + dentin + sekunder dentin
Derajat 4 Erosi (G4) Hilang lap enamel + dentin + pulpa gigi
AKIBAT DEMINERALISASI

Gigi yg mengalami erosi Gigi yg mengalami abrasi

Gigi yg mengalami karies Gigi yg mengalami atrisi


Erosi daripada peminum Coca-Cola
4. Bleaching
 Ion2 H2O2 berdifusi ke dalam enamel dan dentin

hingga melarutkan mineral.


 Jalan masuk : struktur batang enamel dari gigi

tegak lurus pada permukaan enamel


 H2O2 bersifat hipertonik berbanding cairan pada

struktur gigi dan jar sekitar  proses penyerapan


air  pergerakan cairan melalui tubulus-tubulus
dentin
 Tekanan disalurkan oleh serat Tome melalui tubulus
dentin  odontoblas  reseptor saraf  jar
afferen  otak  sakit/ngilu
 Gigi menjadi hipersensitiviti
ABRASI GIGI
 Kehilangan jaringan gigi yang disebabkan adanya
substansi asing (sikat gigi dan pasta gigi)
 Biasa dijumpa pada servikal gigi di mana lesinya
lebih besar
 Sering pada permolar dan kaninus
 Lebih mudah pada permukaan yang mengalami
demineralisasi
ATRISI GIGI
 Hilangnya permukaan gigi ataupun restorasi
disebabkan kontak antara gigi dgn gigi selama
penggunaan.
 Berhubungan dgn gigi yg sering digunakan
 Lebih cepat dan mudah terjadi pada permukaan
yg mengalami demineralisasi
 Kerusakan pada tonjol gigi atau restorasi
PATOGENESIS DEMINERALISASI
ENAMEL
 Enamel tersusun atas prisma padat yg meluas dari
DEJ menuju permukaan luar.
 Di antara prisma terdapat substansia interprismata
yg mengandung kristal yg lebih kecil
 Ion masuk melalui celah prisma dan memungkinkan
terjadi perpindahan ion dari permukaan dalam ke
permukaan dalam.
 byk jmlh kristal faktor penting dlm mempertahankan
integritas enamel dan meningkatkan resistensi
enamel
 Enamel adalah komponen dinamis karena terdapat
sistem kimia aktif yg berperan dlm :
 Perlarutan dan perpindahan ion2 dari saliva ke
dentin
 Reaksi pertukaran ion2
 Proses demineralisasi dan remineralisasi
 Nizel (1981) menggambarkan tentang aksi
pelarutan enamel oleh asam yang mengakibatkan
lepasnya sebagian ion-ion pada enamel sebagai
berikut:
 Ca10(PO4)6(H2O)2 + 14H+ ----------- 10Ca2+ +
6H2PO4 + 2H2O
 Reaksi pelarutan berhenti apabila tiada asam
 Dlm rongga mulut yg sehat, terdpt siklus
berkelanjutan remineralisasi dan demineralisasi dr
permukaan gigi
PERAN SALIVA
 Membantu proses pencernaan, menelan, pelarutan
dan pelumas, pemisahan makanan, mengatur
keseimbangan air, pelindung, pembersih,
mempertahan integritas gigi, lidah dan membran
mukosa, anti bakteri dan buffer
 Melindungi jar melalui :
 Membentuk lapisan pelindung pada membran
mukosa
 Membantu membersihkan mulut dr mknn, debris sel
dan bakteri
 Mengatur pH mulut
 Membantu menjaga integritas gigi dgn menyediakan
kandungan mineral untuk remineralisasi dan
menghambat keausan
PERANAN pH TERHADAP TERJADI
DEMINERALISASI ENAMEL

 Dlm keadaan normal, saliva mengandung ion Ca2+


dan ion PO43-
 Mampu menetralkan keasaman dan pencegah
pembentukan asam
 pH normal : 5,7 – 7,0; rata-rata 6,7
FAKTOR YG MEMPENGARUHI TERJADI
DEMINERALISASI
1. Faktor gigi (komposisi enamel)
 Semakin byk mineral, semakin kuat enamel

terhadap serangan asam


2. Faktor agen
 Semakin byk bakteri plak, semakin byk asam yg
dihasilkan
 Contoh : streptokokus mutans mampu menghasilkan

asam organik melalui metabolismenya


3. Faktor lingkungan
 Ada substrat sbg bahan makanan bakteri.

 Diet yg dimakan mempengaruhi pembentukan plak

dan metabolisme bakteri


4. Waktu
 Proses demineralisasi enamel gigi dapat terjadi pd

pH yg rendah(<5) minimal dlm waktu 1-3


menit(Kidd dkk)
USAHA PENCEGAHAN
DEMINERALISASI ENAMEL
 Saliva berpotensi menimbulkan remineralisasi
secara alamiah
 Remineralisasi : proses pengembalian ion2 mineral
yg hilang dr enamel
 Tergantung pd :
 kandungan ion Ca2+ dan PO43- dlm
saliva;meningkat jika ada ion F-
 Kemampuan buffer yg dpt mengontrol pH asam
Proses terjadinya
remineralisasi

Pencegahan
Buffer
karies

Mengatur Untuk menelan,


keseimbangan Peranan melarut dan
air sebagai pelumas
penting
saliva

Integritas Antibakteri
gigi

Kelainan
periodontal Membantu proses
pencernaan

Untuk pemisahan
makanan
1. Hygiene oral
 Mencegah penumpukan bhn mknn, dan plak
 Mulut yg bersih akan menghambat terbentuk plak
yg dpt menghasilkan keasaman dlm mulut
 Menyikat gigi sehabis makan dan sebelum tidur
dgn pasta gigi yg mengandung fluor
 Bertujuan : mencegah penumpukan sisa makanan,
plak dan kalkulus
Melindungi jaringan
dalam
Rongga mulut

Membentuk lapisan Membantu menjaga


perlindungan pada Mengatur pH
integritas gigi dengan
membran mukosa rongga mulut
kandungan kalsium
yang bertindak pada dan fosfat
barier terhadap iritan
dan cegah kekeringan

bersihkan mulut dari:


- makanan
- plak
- debris sel
- bakteri
dapat menghambat pembentukkan karies
2. Fluoridasi
 Pemberian fluor dgn tujuan mendapatkan
keuntungan setinggi-tingginya utk kesehatan gigi
 Sistemik : fluoridasi air minum, pemberian dlm bntk
tablet, penambahan dlm garam dapur,
penambahan ke dalam susu
 Topikal : aplikasi terus ke permukaan gigi; memberi
perlindungan pd gigi yg masih utuh agar terhindar
demineralisasi
 Dilakukan supaya hidroksi apatit menjadi
fluorapatit.
Keuntungan fluor apatit :
 Mampu menghambat demineralisasi lebih lanjut

dibandingkan hidroksi apatit asli (pH kritis 4.5)


 mempunyai daya bakteriostatik

 Modifikasi permukaan enamel; plak tidak dapat


melekat
 Buffer pH plak
Efek pemakaian fluor secara topikal :
 Enamel menjadi lebih tahan terhadap serangan

asam
 Memacu proses remineralisasi

 Menghambat sistem enzim mikrobiologi;

mempengaruhi jenis polisakarida ekstraseluler yg


terjadi
 Efek bakteriostatik; menghambat kolonisasi
mikroorganisme
2. DIET
1. HYGIENE ORAL
 jaga kebersihan RM
TUJUAN: perbaiki kesehatan
sikat gigi setiap kali habis
lingkungan mulut
makan & sebelum tidur
i. usahakan diet karbohidrat
dengan pasta gigi berfluor
serendah mungkin yang
disesuaikan dengan
TUJUAN: untuk pelihara
kebutuhan kalori
kebersihan & kesehatan
RM terutama gigi serta ii. dalam pemakaian
3. FLUORIDISASI karbohidrat sebaiknya
jaringan dengan mencegah
tertimbun sisa-sisa dipilih dalam bentuk
makanan pada sela-sela larutan /bentuk-bentuk
gigi& permukaan gigi yang dapat segera
bersih dalam RM
sehingga mengurangi
USAHA
pembentukkan plak-
PENCEGAHAN plak gigi & adanya
DEMINERALISAS
I ENAMEL
stimulasi aliran saliva
iii. Batasi jumlah makan
dengan menekan
keinginan untuk makan
diantara jam-jam makan.
3. Diet
Memberi perlindungan gigi pd waktu perkembangan
Diet yg dianjurkan :
 Diet karbohidrat serendah mungkin;disesuaikan dgn
kebutuhan kalori
 Karbohidrat dlm bntk larutan/yg mudah bersih;
mengurangi pembentukan plak dan adanya
stimulasi aliran saliva
 Batasi jumlah makan; tidak makan di antara jam-
jam makan
Perubahan bentuk wajah
pada bruxer
Bruxism pada molar
FUNGSI TMJ

Anda mungkin juga menyukai