Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I

PENDAHULUAN

Logopedi adalah bagian dari ilmu fonetik yang mempelajari dan mendalami

bidang cara bicara dan terutama memperbaiki cara bicara. Dalam ilmu logopedi terdapat

beberapa hal yang terkait di dalamnya seperti : perkembangan bicara, mekanisme bicara,

pembentukan suara ucapan bicara, kelainan fungsi bicara.2

Bicara adalah suatu hal yang unik bagi manusia dan merupakan salah satu cara

berbahasa. Ditinjau dari fungsinya, bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan

manusia untuk saling berhubungan, sedangkan bicara atau bunyi bahasa, bahasa oral

(bahasa lisan) adalah sistem psikofisiologik yang mempergunakan berbagai bagian sistem

organ tubuh dan berbagai pikiran supaya manusia dapat mengkomunikasikan suatu

informasi antar sesamanya.2

Bicara yang normal dihasilkan oleh integrasi aktifitas struktur fisik dan sistem

saraf. Proses fisik yang terlibat dalam bicara adalah : respirasi, fonasi, resonansi dan

artikulasi. Dalam makalah ini pembahasan ditekankan mengenai mekanisme bicara yang

berhubungan dengan fonasi dan resonansi. Fonasi adalah proses di dalam menghasilkan

bunyi vokal. Organ yang terlibat dalam kegiatan fonasi adalah : laring dan otot ekstrinsik

dan intrinsik laring, serta pita suara sebagai bagian yang terpenting dari laring. Resonansi

adalah suatu respon bunyi dari molekul udara yang berada di dalam rongga mulut, hidung

dan faring, rongga bukal, laring bagian dalam dan trachea. 1,4
2

BAB II

FONASI

Secara umum yang disebut dengan fonasi adalah proses di dalam menghasilkan

bunyi vokal (suara).6 Istilah fonasi dirujuk kepada suara atau bisikan yang dihasilkan oleh

getaran pita suara yang terdapat pada laring, yang berkaitan dengan mekanisme bicara.

Dengan demikian hal-hal yang tidak berkaitan dengan bicara, walaupun merupakan hasil

produksi getaran pita suara pada laring, tidak dapat disebut fonasi, misalnya batuk dan

mendehem. Jadi, fonasi didefinisikan sebagai proses fisiologik yang mengubah aliran

udara dalam vocal tract menjadi energi akustik di dalam laring. Karena itu pemahaman

tentang fonasi merupakan pemahaman tentang laring dengan seluruh komponennya,

vocal tract serta korelasinya dan pemahaman produksi bicara yang terbatas pada bunyi

vokal saja.

Untuk menghasilkan berbagai tipe suara maka pita suara tersebut harus bergetar.

Getaran tercetus melalui pembangkitnya yaitu aliran udara. 2 Di dalam proses ini banyak

terjadi perubahan atau pergantian pergerakan. Sehingga tercipta bermacam suara.

Seseorang bisa berbicara dengan suara yang nyaring atau lembut, bernada tinggi atau

rendah, berbicara dengan suara yang jelas (bening) atau dengan suara yang serak, bisa

juga seseorang berbicara dengan suara yang diiringi oleh ekspresi marah, dengan suara

yang nyaring menghentak, dengan suara yang diiringi perasaan cemas atau ragu, dengan

suara yang menunjukkan perasaan gembira atau banyak lagi sikap dan emosi yang

dibawa didalam suara. Setiap suara yang tersebut diatas, disusun oleh berbagai

penggabungan elemen suara yang dihasilkan oleh laring serta mendapat resonansi di
3

daerah yang bersangkutan dengan pernapasan, dalam hal ini adalah pernapasan di atas

laring.6

Secara umum bahwa fonasi dapat dijelaskan sebagai berikut : Udara dari dalam

paru mengalir keluar melalui bronchus, trakhea dan berhenti di laring, di bawah pita

suara. Berhentinya udara disini, disebabkan oleh menutupnya pita suara ke median.

Udara di bawah pita suara terus bertambah, sehingga tekanannya semakin besar dan

memaksa pita suara terbuka sehingga mengakibatkan terpencarnya udara, dengan

semakin berkurangnya volume udara dari bawah pita suara, menjadikan tekanan

subglotal berkurang, hal ini menjadikan pita suara menutup kembali. Selanjutnya

peristiwa tersebut diulang dan berlangsung terus, menghasilkan tekanan udara yang

bergantian.2,6

2.1 Organ Fonasi

Proses di dalam menghasilkan bunyi fokal (suara), terdapat organ yang terlibat

dalam proses fonasi. Organ yang terlibat dalam kegiatan fonasi adalah : laring dan otot-

otot ekstrinsik dan intrinsik laring, serta pita suara sebagai bagian yang terpenting dari

laring.1,2

2.1.1 Laring

Laring berperan sebagai vibrator. Unsur vibrator adalah pita suara, sebagai lipatan

di sepanjang dinding lateral laring yang diregangkan dan diatur posisinya oleh otot

khusus yang berada dalam batas larink sendiri.1,3

Fungsi laring adalah :

1). Tempat lewatnya udara yang menghubungkan faring dan trakea


4

2). Spincter, untuk menghalangi masuknya makanan dalam faring

3). Organ bicara

2.1.1.1 Anatomi

Laring terdapat di bagian anterior leher setinggi corpus vertebrae cervikalis ketiga

sampai keenam, menghubungkan antara pharyng dan trachea. Kerangka laring yang

berbentuk pyramid terbalik terdiri dari sembilan tulang rawan yang berhubungan melalui

ligamentum dan membrane. Dari sembilan tulang rawan terdapat tiga tulang rawan

tunggal, yaitu : kartilalgo tiroid, crikoid dan epiglotika. Dan terdapat tiga tulang rawan

yang berpasangan aritenoid, corniculata dan cuneiformis.

Gambar 1. Anatomi Laring 7

Bagian terbesar yang merupakan tubuh laring terdiri dari tulang rawan tiroid, di

dalam tubuh laring terdapat membrane , ligament, mukosa, otot dan saraf. Bagian bawah

yang merupakan tempat kedudukan yang kokoh terdiri dari tulang rawan krikoid. Tulang
5

rawan krikoid membentuk tempat-tempat hubungan dengan tulang rawan aritenoid,

tiroid, trackhea dan membentuk selaput elastik yang kuat : konus elastikus (pita suara)

yang ujung anteriornya melekat pada tempat pembentukannya, sedangkan ujung posterior

dapat begerak pada kedua tulang rawan aritenoid.3

Gambar 2. Ligamen dan Membran Laring 3

2.1.1.2 Persarafan

Laring dipersarafi oleh nervus vagus (N.X), dengan nukleusnya dalam nucleus

ambigus dan medulla oblongata. Saraf sensoris mukosa laring di atas plica vokalis

berasal dari ramus laringeus internus, cabang laringeus superior. Di bawah plica vokalis,

mukosa laring dipersarafi oleh n. laringeus reccurens. Saraf motoris otot intrinsik oleh

laringeus recurrens, kecuali m. cricothyroideus dipersarafi oleh laringeus externus dari n.

laringeus superior.5

2.1.1.3 Otot

Laring terdiri dari dua kelompok otot, yaitu : otot intrinsik dan ektrinsik. Otot

intrinsik terdiri dari : otot yang mengendalikan aditus larynges, yaitu otot arythenoideus

oblique, dan otot yang dapat menggerakkan plica vokalis, yaitu : otot cricothyroideus
6

(tensor), otot cricoarythenoideus lateralis (abductor), otot arythenoideus transversus

(abductor), otot thyroepiglotis, otot thyroarythenoideus externus (relaksor) dan otot

thyroarythenoid internus (otot vokalis).3,5

Gambar 3. Otot Instrinsik . A. Gambaran Posterior B. Gambaran Lateral 3

Otot ektrinsik terdiri dari otot elevator dan depresor laring. Otot elevator

meliputi : otot stylohyoideus, otot digastricus, otot mylohyoideus dan otot geniohyoideus.

Sedangkan otot depresor meliputi : otot omohyoideus, otot sternohyoideus, otot

sternothyriodeus dan otot thyrohyoideus.3,5

2.1.1.4 Pembuluh Darah

Pasokan darah untuk daerah laring bagian atas berasal dari arteri laryngea

superior kanan dan kiri yang merupakan cabang dari arteri thyroidea superior. Sedangkan

untuk laring bagian bawah pasokan darah bersal dari arteri laryngea inferior kanan dan

kiri yang merupakan cabang dari arteri thyroidea inferior.5

2.1.2 Pita Suara


7

Bagian terpenting larinks adalah pita suara yang terdiri dari 2 pasang lipatan

memanjang dalam arah antero-posterior. Masing-masing lipatan disebut ligamen vocals

dan ligamen ventrikularis. Bidang antara ligament kiri dan kanan disebut rima

glottidis, sedangkan antara kedua ligament ventrikularis disebut rima vestibular

Gambar 4. Pita suara 4

Unsur vibrator pada laring adalah pita suara yang membentang sepanjang dinding

lateral laring, diregangkan dan diatur posisinya oleh beberapa otot khusus laring,

sehingga terdapat perbedaan regangan dan ruangan yang membentuk celah pada pita

suara dengan bermacam ukuran yang menimbulkan keadaan.2

1) Voiceless

Terjadi pada saat inspirasi, kedua pita suara saling menjauh dan membuka secara

penuh (full abduction) sehingga udara dengan bebas dapat lewat diantaranya tanpa

menimbulkan suara (voiceless).

2) Voiced

Aliran udara yang lewat dengan bebas dan cepat pada waktu inspirasi,

menciptakan ruang hampa parsial dan menyebabkan kedua pita suara saling mendekat,

aliran udara terhenti, timbul tekanan di belakang pita suara, pita suara kembali terbuka,

maka terbentuk pola getaran yang terus menerus, yang mencetuskan suara (voiced).
8

Jumlah getaran perdetik disebut frekuensi, istilah psikologiknya pitch, yang

berhubungan dengan nada suara dan keras suara, dengan intensitas suara dan kualitas

suara tergantung kepada bentuk dan ukurun organ bicara, sesuai dengan perkembangan

ontogenetik bicara. Lebih cepat getaran lebih tinggi pitchnya. Kecepatan getaran biasanya

ditentukan oleh massa, panjang dan tekanan suatu benda waktu bergetar. Frekuensi

getaran yang dikeluarkan oleh laring dapat diubah dengan dua macam cara yaitu :

pertama, suatu perubahan dapat dicapai dengan meregangkan atau mengendurkan pita

suara. Kedua, frekuensi suara berubah dengan mengubah bentuk dan massa tepi pita

suara. Frekuensi tinggi dihasilkan oleh kontraksi berbagai otot thyroarythenoideus,

sehingga tepi pita suara meruncing dan menipis. Frekuensi bass dihasilkan oleh kontraksi

otot thyroarythenoideus sehingga tepi pita suara melebar dengan massa yang besar saling

mendekat.2

Gambar 5. Posisi pita suara pada waktu inspirasi, berbisik dan fonasi.2

Ukuran pita suara, balita umur 14 hari panjangnya 3 mm; umur 1 tahun panjang

pita suara 5,5 mm; umur 5 tahun panjang pita suara 7,5 mm; umur 6,5 tahun panjang pita

suara 8 mm; umur 15 tahun panjang pita suara 9,5 mm; pada laki-laki dewasa panjang
9

pita suara 23 mm; pada perempuan dewasa panjang pita suara 17 mm; pada tipe soprano

14 18 mm; tenor 22 mm dan pada tipe bass 25 mm.2

2.2 UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM FONASI

Unsur-unsur yang terkandung dalam fonasi seperti yang telah disebutkan diatas,

bahwa bunyi alat suara yang dihasilkan oleh proses fonasi mempunyai ciri warna suara

(modalitas suara) sebagai berikut:2,6

2.2.1 Nada Suara

Nada suara sangat erat hubungannya dengan frekuensi getaran yang ditentukan

oleh jumlah pengelompokkan (unit mssa), elastisitas, kepanjangan dan pelaksanaan dari

pita suara (kemampuan untuk menerima tekanan yang tergantung dari bentuk, tekstur

selaput lendir dan tingkat keuletan jaringan) serta tergantung pada pemindahan dan

tekanan udara pada glotis.2.6

2.2.2 Intensitas Dan Kenyaringan (Keras) Suara

Intensitas (desakan) bunyi berhubungan langsung dengan kenyaringan.

Kenyaringan suara ditentukan oleh tekanan yang dihasilkan dari pelepasan aliran udara

sebagai hasil dari perpaduan antara volume, kecepatan dan tekanan aliran udara yang

mengalir melalui glottis serta resistensi glotis itu sendiri.

Penambahan tekanan getar meyebabkan membesarnya amplitudo dari pergerakan

molekul udara, dimana di dalam peredarannya dilanjutkan oleh mekanisme pendengaran

dan oleh karenanya menghasilkan suatu sensasi yang lebih nyaring. Persoalan nyaring

adalah subyektif, sensasi psikologis dari pertimbangan intensitas.2,6


10

Intensitas, sama halnya dengan frekuensi adalah suatu nilai fisik dari signal

akustik yang dapat diukur dengan suatu alat, alat tersebut dinamakan sound level meter,

dengan satuan dB (desibel).6

2.2.3 Kualitas Suara

Kualitas (mutu) suara yang merupakan ketepatan nilai getaran yang dihasilkan

oleh pita suara dan arah aliran getaran (resonansi). Sebenarnya untuk arah aliran getaran

lebih populer dinamakan sebagai resonansi suara, yaitu resonansi dirongga mulut dan

rongga hidung. Secara ontogenetik bicara, kualitas suara tergantung kepada bentuk dan

ukuran organ bicara, disamping kemampuan tingkah laku pita suara dan desakan aliran

udara.2,6 Antara lain bahwa pita suara normal menutup tanpa bunyi, bila hal ini gagal,

maka setiap awal fonasi akan terdengar atau terjadi bunyi benturan (gesekan) dari kedua

pita suara. Bunyi demikian itu dinamakan bunyi glottal attack, dan ini termasuk nilai

kualitas suara abnormal, misalnya suara serak (hoarse).6

BAB III

RESONANSI
11

Sumber suara fonasi yang diproduksi melalui pita suara dengan intensitas yang

lemah, meskipun sudah mempunyai warna, tetapi masih sulit untuk diidentifikasi. Oleh

karena itu resonator memberikan variasi warna suara (frekuensi, intensitas, kualitas). 2,6

Resonator adalah tempat suara fonasi lewat menuju udara luar yang kelak akan menjadi

suara bicara, memberikan variasi pada frekuensi suara fonasi, sehingga meningkatkan

intensitas dan kualitas menjadi suara resonansi yang dapat dikenal identitasnya.2,6

Resonansi berhubungan dengan respon bunyi terhadap getaran suatu benda dan

getaran atau pulsasi udara dalam suatu ruangan. Permukaan ruangan sebagai organ

resonator adalah penting untuk menghasilkan suara resonansi. Susunan permukaan yang

tajam dan keras akan menghasilkan frekuensi yang tinggi. Misalnya saluran yang

merupakan tempat udara lewat dalam sistem organ bicara tidak merupakan saluran lurus,

tetapi merupakan saluran dengan banyak tahanan, seperti terdapatnya thyroid prominence

atau adams apple. Struktur pada laki-laki lebih tajam dibandingkan dengan perempuan.

Pada laki-laki membentuk sudut 90 derajat, sedangkan pada perempuan membentuk

sudut 120 derajat.2

Resonansi dalam hal suara bicara berkaitan dengan respons bunyi dari molekul

udara yang terdapat di dalam rongga mulut, rongga hidung, rongga bukal yaitu rongga

yang terdapat di antara bibir, pipi dan gigi, serta rongga faring, rongga laring dan trakhea.

Untuk singkatnya rongga tersebut dikenal dengan istilah vocal tract yang berfungsi

sebagai sumber bunyi sekaligus berfungsi sebagai resonator.2,6

Organ resonator secara spesifik merupakan bagian dari vocal tract yang terdiri

dari rongga faring, rongga mulut, rongga hidung dan sinus yang terdapat diatap rongga
12

mulut sekitar hidung yaitu sinus paranasalis. Struktur resonator tidak memberikan

kekuatan pada aliran udara, tetapi menyimpan dan mengkonsentrasikan kekuatan udara

yang sudah ada pada suara faring. Suara laring yang sudah diresonansi masih bukan

merupakan suara bicara.2

Ciri resonansi sangat bervariasi pada tiap orang, selain merupakan aspek yang

sangat penting bagi efektifitas bicara. Peneliti terdahulu percaya bahwa suara yang

dihasilkan pada pita suara mempunyai komposisi yang sangat mendasar dan kaya akan

bunyi. Kemudian berbagai resonator disiapkan untuk memberikan getaran pada suara

tersebut dengan hembusan udara yang dihasilkan oleh lipatan pita suara. Akhirnya

diresonansi pada frekuensi tertentu.2

3.1 Organ Resonansi

Organ yang terlibat pada resonansi diantaranya adalah faring, rongga mulut,

hidung dan sinus paranasalis.5

3.1.1 Faring
Rongga faring memanjang dari basis cranial vertebra servikal keenam dan

berlanjut sampai kartilago krikoideus yang membuka ke dalam esophagus. Faring dibagi

dalam 3 bagian yaitu nasofaring, orofaring, dan laringofaring.5


13

Gambar 6. Bagian Farynx (Gambaran posterior)3

Gambar 7. Otot-otot Pharynx A. Gambaran Lateral B. Gambaran posterior 3

3.1.1.1 Persarafan

Semua otot faring kecuali m. stylofaringeus disuplai oleh rami pharyngeal nervi

vagus. Nervus sensorik faring meliputi :3

1) N. glossopharyngeus (CN IX) adalah suplai sensorius utama dari faring

2) N. maxillaries (V-2) mesuplai palatum molle dan atap farngeal

3) N. vagus (CN X) adalah sensorius dari daerah sekitar faring

3.1.1.2 Pembuluh Darah

Pembuluh darah arteri pada faring memiliki anastomosis suplai darah sangat

banyak dari berbagai sumber yaitu : pertama, a. pharyngea ascendens cabang a. carotis

externa. Kedua adalah a. thyroidea superior cabang a. carotis externa dan yang ketiga

adalah a. thyroidea inferior. Selain itu paltum molle dan daerah tonsil disuplai oleh a.

facialis dan a. maxillaries.3

Pembuluh darah vena pada faring akan membentuk plexus. Plexus akan saling

bergabung membentuk v, faringeal dan v. jugularis interna.3


14

3.1.2 Rongga mulut

Rongga mulut disebelah lateral dibatasi oleh prosesus alveolaris dan gigi. Atap

rongga mulut dibentuk oleh palatum yang dipisahkan dari rongga hidung. Bagian dasar

rongga mulut dibentuk oleh otot dan sebagian besar berkaitan dengan lidah. Dinding

posterior rongga mulut dibentuk oleh bagian ventrikel palatum lunak. Bagian depan

dibatasi oleh bibir dan pipi.5

Prosessus alveolaris tulang maksila dan mandibullaris membagi rongga mulut

menjadi 2 bagian yaitu :

1) Cavum oris : dibatasi oleh gigi dan mukosa di bagian depan dan samping,

bagian atap dibatasi oleh palatum, dan dasar cavum oris dibatasi oleh

sebagian besar lidah.

2) Vestibulum oris : terdapat diantara gigi, selaput lendir bibir dan pipi.

3.1.3 Hidung

Rongga hidung adalah saluran yang dimulai dari nostril sampai nasofaring dan

dipisahkan oleh septum nasal. Septum nasal tediri dari tulang dan kartilago yang

merupakan dasar tulang etmoideus dan tulang vomer . Bagian atap hidung dibentuk oleh

tulang nasal, frontal , ethmodeus dan sfenoideus. Bagian dasar dibentuk oleh tulang

palatum keras. Dinding lateral hidung terdiri dari konkha inferior , konkha medius dan

konha superior. Konkha inferior terdapat lubang disebut meatus inferior , antar konkha

medius dan konkha superior terdapat meatus superior meatus superior , antara konkha

medius dan konkha inferior terdapat meatus media.5

3.1.4 Sinus Paranasalis


15

Hampir semua tulang di sekitar hidung terdiri dari ruangan yang dibatasi oleh

suatu lanjutan membran mukosa hidung . Merupakan lubang terbuka ke dalam hidung

dan berisi udara. Sinus paranaslis dilapisi oleh membran yang tipis dan tidak elastik,

kurang kelenjar dan pembuluh darah serta ditutupi oleh epitel bersilia dan epitel gepeng

berlapis semu. Sinus paranalis terbagi menjadi sinus maksilaris, frontalis, ethmoidalis dan

sphenoidalis.5

BAB IV

KESIMPULAN

Bicara adalah proses pembentukan sejumlah suara atau kumpulan kata yang

merupakan penggabungan vokal dan konsonan yang dihasilkan oleh mekanisme fisik

disertai ciri suara yaitu nada suara , keras suara dan kualitas suara yang meliputi tekanan,

intonasi dan irama.


16

Proses bicara melibatkan beberapa sistem dan fungsi tubuh, melibatkan sistem

pernapasan, pusat khusus pengatur bicara di otak dalam korteks serebri, pusat respirasi di

dalam batang otak dan struktur fonasi dan resonansi.

Organ utama yang berperan pada proses fonasi adalah laring, otot instrinsik,

ekstrinsik serta pita suara. Organ yang berperan pada proses resonansi adalah faring,

rongga mulut, hidung dan sinus paranasalis.

DAFTAR ISI

1. Guyton, A.C. 1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 7th ed. EGC. ( Hal 162-164)

2. Haroen, E.R. 2008. Buku Pegangan Kuliah Mahasiswa PPDGS LOGOPEDI edisi

12. Sumedang. (Hal 17-22)

3. Liebgitt, B. 1995. Dasar-dasar Anatomi Kedokteran Gigi. EGC. (Hal 267- 321).

4. Novida. 2008. Udara Memungkinkan Kita Bicara. www. id.shooving.com.


17

5. Sicher, H.1960. Oral Anatomy.3rd ed. St, Louis, The C.V Mosby Co. (Hal 82-

314).

6. Perilaku komunikasi normal, jurusan terapi wicara politeknik al-islam bandung

7. http: //en.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai