PENDAHULUAN
Logopedi adalah bagian ilmu fonetik yang mempelajari dan mendalami cara
bicara, terutama memperbaiki cara bicara. Dalam ilmu logopedi terdapat beberapa hal
yang penting dalam kehidupan manusia normal dan sehat. Semakin berkembangnya
pendidikan profesi kesehatan gigi khususnya dibidang kesehatan gigi anak, maka
perlu dipelajari lebih mendalam mengenai perilaku komunikasi normal dan patologis
Bicara adalah suatu hal yang unik bagi manusia dan merupakan salah satu
cara berbahasa. Ditinjau dari fungsinya, bahasa adalah alat komunikasi yang
digunakan manusia untuk saling berhubungan, sedangkan bicara atau bunyi bahasa
sistem organ tubuh dan pikiran agar manusia dapat mengkomunikasikan suatu
Bicara yang normal dihasilkan oleh integrasi aktivitas struktur fisik dan sistem
saraf. Proses fisik yang terlibat dalam bicara antara lain respirasi, fonasi, resonansi
1
2
Keterlambatan dan kelainan mungkin bervariasi, mulai dari yang ringan atau tidak
ada pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari dan sosialisasi, sampai yang tidak
mampu untuk mengeluarkan suara atau tidak memahami dan tidak mempergunakan
bahasa Hanya sebagian kecil anak-anak yang mengalami kelainan bicara dan bahasa
BAB II
Fonasi adalah proses dalam menghasilkan bunyi vokal (suara). Istilah fonasi
dirujuk kepada suara atau bisikan yang dihasilkan oleh getaran pita suara dan
berkaitan dengan mekanisme bicara. Dengan demikian, hal-hal yang tidak berkaitan
dengan bicara, walaupun merupakan hasil produksi getaran pita suara, tidak dapat
disebut fonasi, misalnya batuk dan mendehem. Oleh karena itu, fonasi didefinisikan
sebagai proses fisiologis yang mengubah aliran udara dalam vokal tract menjadi
mengenai laring beserta seluruh komponennya, vokal tract serta korelasinya dengan
pemahaman produksi bicara yang terbatas pada bunyi vokal saja. Untuk
menghasilkan berbagai tipe suara maka pita suara tersebut harus bergetar. Getaran
dengan suara nyaring atau lembut, bernada tinggi atau rendah, berbicara dengan suara
jelas, serak, hingga nyaring menghentak. Kadangkala bunyi suara dapat diiringi
dengan perasaan cemas, perasaan gembira atau banyak lagi sikap dan emosi yang
4
dibawa didalam suara. Suara-suara yang disebutkan diatas, dihasilkan oleh berbagai
unsur gabungan elemen suara pada laring serta mendapat resonansi di daerah yang
Mekanisme fonasi dapat dijelaskan sebagai berikut. Udara dari dalam paru-
paru mengalir keluar melalui bronkus, trakhea dan berhenti di laring, di bawah pita
suara. Berhentinya udara disini, disebabkan oleh menutupnya pita suara. Udara di
bawah pita suara ini terus bertambah, sehingga tekanannya semakin besar dan
karena semakin berkurangnya volume udara dari bawah pita suara, menyebabkan
tekanan subglotal berkurang. Hal ini menjadikan pita suara menutup kembali.
Proses dalam menghasilkan bunyi vokal (suara) juga dipengaruhi oleh organ-
organ yang terlibat dalam proses fonasi. Organ yang terlibat dalam kegiatan fonasi
antara lain pita suara, laring serta otot-otot ekstrinsik dan intrinsik laring.1,2,4,5
2.1.1 Laring
Laring berperan sebagai vibrator, dimana dalam hal ini unsur yang berperan adalah
pita suara. Pita suara didefinisikan sebagai lipatan di sepanjang dinding lateral laring
5
yang dapat diregangkan dan diatur posisinya serta berada dalam batas posisi laring.1,5
Laring berada pada bagian anterior leher setinggi korpus vertebra servikal
ketiga sampai keenam yang menghubungkan faring dan trakhea. Kerangka laring
berbentuk piramida terbalik terdiri atas sembilan tulang rawan yang berhubungan
melalui ligamentum dan membran. Dari sembilan tulang rawan tersebut, terdapat tiga
tulang rawan tunggal, yaitu : kartilago tiroid, krikoid dan epiglotis. Selain itu, juga
terdapat tiga tulang rawan yang berpasangan, yaitu aritenoid, kornikulata dan
kuneiformis.
Bagian terbesar yang merupakan tubuh laring terdiri atas tulang rawan tiroid.
Didalam tubuh laring terdapat membran, ligamen, mukosa, otot dan saraf. Bagian
bawah yang merupakan tempat kedudukannya paling kokoh terdiri atas tulang rawan
tulang rawan aritenoid, tiroid, trakea dan membentuk selaput elastis kuat berupa
konus elastikus (pita suara), dimana ujung anteriornya melekat pada tempat
rawan aritenoid.1
Laring dipersarafi oleh nervus vagus. Saraf sensoris terdapat pada mukosa
laring di atas plika vokalis yang berasal dari ramus laringeus internus, cabang
laringeus superior. Di bawah plica vokalis, mukosa laring dipersarafi oleh nervus
Laring terdiri atas dua kelompok otot, yaitu otot intrinsik dan ektrinsik. Otot
intrinsik terdiri dari otot yang mengendalikan aditus larynges, yaitu otot
arythenoideus oblique, dan otot yang dapat menggerakkan plika vokalis, yaitu : otot
Otot ektrinsik terdiri dari otot elevator dan depresor laring. Otot elevator
Bagian terpenting laring adalah pita suara yang terdiri atas 2 pasang lipatan
vocal dan ligamen ventrikularis. Bidang antara ligamen kiri dan kanan disebut rima
Unsur vibrator pada laring adalah pita suara yang membentang sepanjang
dinding lateral laring, diregangkan dan diatur posisinya oleh beberapa otot khusus
laring, sehingga terdapat perbedaan regangan dan ruangan yang membentuk celah
A. Voiceless
Terjadi pada saat inspirasi, kedua pita suara saling menjauh dan membuka secara
penuh (full abduction) sehingga udara dengan bebas dapat lewat diantaranya tanpa
B. Voiced
Aliran udara yang lewat dengan bebas dan cepat pada waktu inspirasi,
menciptakan ruang hampa parsial dan menyebabkan kedua pita suara saling
mendekat, aliran udara terhenti, timbul tekanan di belakang pita suara, pita suara
kembali terbuka, sehingga terbentuk pola getaran yang terus menerus, kemudian
Jumlah getaran per detik disebut frekuensi, istilah psikologisnya adalah pitch.
Pitch berhubungan dengan nada dan keras suara, intensitas suara, serta kualitas suara.
Lebih cepat getaran, lebih tinggi pitchnya. Kecepatan getaran biasanya ditentukan
oleh massa, panjang dan tekanan suatu benda waktu bergetar. Frekuensi getaran yang
dikeluarkan oleh laring dapat diubah dengan dua macam cara. Pertama, suatu
perubahan dapat dicapai dengan meregangkan atau mengendurkan pita suara. Kedua,
frekuensi suara berubah dengan mengubah bentuk dan massa tepi-tepi pita suara.
tepi pita suara meruncing dan menipis. Frekuensi bass dihasilkan oleh kontraksi otot
thyroarythenoideus sehingga tepi pita suara melebar dengan massa yang besar saling
mendekat.2
Gambar 5. Posisi pita suara pada waktu inspirasi, berbisik dan fonasi.2
Ukuran pita suara balita umur 14 hari panjangnya 3 mm, umur 1 tahun
panjang pita suara 5,5 mm, umur 5 tahun panjang pita suara 7,5 mm, umur 6,5 tahun
10
panjang pita suara 8 mm, umur 15 tahun panjang pita suara 9,5 mm. Pada laki-laki
dewasa panjang pita suara 23 mm, sedangkan pada perempuan dewasa panjang pita
suara 17 mm. Pada tipe soprano 14 – 18 mm, tenor 22 mm dan pada tipe bass 25
mm.2
Sumber suara fonasi yang diproduksi melalui pita suara dengan intensitas
yang lemah, meskipun sudah mempunyai warna, tetapi masih sulit untuk
diidentifikasi. Oleh karena itu resonator memberikan variasi warna suara (frekuensi,
intensitas, kualitas). Resonator adalah tempat suara fonasi lewat menuju udara luar
yang nantinya akan menjadi suara bicara, memberi variasi pada frekuensi suara
fonasi, sehingga meningkatkan intensitas dan kualitas suara menjadi resonansi yang
dan pulsasi udara dalam suatu ruangan. Permukaan ruangan sebagai organ resonator
adalah penting untuk menghasilkan suara resonansi. Susunan permukaan yang tajam
dan keras akan menghasilkan frekuensi yang tinggi. Misalnya saluran yang
merupakan tempat udara lewat dalam sistem organ bicara tidak merupakan saluran
lurus, tetapi merupakan saluran dengan banyak tahanan, seperti terdapatnya thyroid
prominence atau adam’s apple. Struktur ini pada laki-laki lebih tajam dibandingkan
Resonansi dalam hal suara bicara berkaitan dengan respon bunyi dari molekul
11
udara yang terdapat didalam rongga mulut, rongga hidung, rongga bukal yaitu rongga
yang terdapat di antara bibir, pipi dan gigi, serta rongga faring, rongga laring dan
trakhea. Untuk singkatnya rongga tersebut dikenal dengan istilah vocal tract yang
Organ resonator secara spesifik merupakan bagian dari vocal tract yang terdiri
atas rongga faring, rongga mulut, rongga hidung dan sinus. Rongga-rongga tersebut
terdapat diatap rongga mulut sekitar hidung yaitu sinus paranasalis. Struktur
resonator ini tidak memberikan kekuatan pada aliran udara, tetapi menyimpan dan
mengkonsentrasikan kekuatan udara yang sudah ada pada suara faring. Suara laring
Ciri-ciri resonansi sangat bervariasi pada tiap orang. Selain merupakan aspek
yang sangat penting bagi efektivitas bicara. Peneliti terdahulu percaya, bahwa suara
yang dihasilkan pada pita suara mempunyai komposisi yang sangat mendasar dan
kaya akan bunyi, kemudian berbagai resonator disiapkan untuk memberikan getaran
pada suara tersebut dengan hembusan udara yang dihasilkan oleh lipatan-lipatan pita
suara dan pada akhirnya diresonansi sebagai frekuensi tertentu. Organ yang terlibat
pada resonansi diantaranya adalah faring, rongga mulut, hidung dan sinus
paranasalis.2,5,6
12
BAB III
Secara umum bahasa yang normal harus memenuhi syarat seperti sesuai
faktor neuromotor pada saat pemberian makanan dan kecacatan rongga mulut
alat produksi bicara. Masalah kelainan-kelainan yang terjadi dapat bervariasi mulai
dari distorsi suara ringan seperti cadel sampai pembicaraan yang tidak dapat
13
dipahami.3
penggabungan kata-kata sampai menjadi kalimat sehingga bahasa yang didengar dan
dikatakan menjadi bahasa yang dimengerti. Suara dihasilkan ketika pita suara dalam
laring di vibrasi sehingga perubahan aliran udara dan bentuk lipatan vokal dapat
mempengaruhi kekerasan nada dan kualitas suara. Lancar atau tidaknya dalam
suara, dan kefasihan dapat dipengaruhi oleh adanya abnormalitas dalam pernafasan
(aliran udara ke luar dan ke dalam paru-paru), fonasi (suara yang dihasilkan oleh
laring), dan resonansi suara (getaran di dalam sistem vokal). Kelainan seperti ini
sangat bervariasi dalam tingkatannya, dan dapat terjadi secara tersendiri, bersama-
sama dengan yang lain, atau berhubungan dengan kondisi patologis bahasa lainnya.
Neurofisiologi yang normal seperti adanya selaput dan otot yang baik untuk
berkembang dengan baik. Kelainan klinis berupa adanya hambatan struktural dalam
pengucapan termasuk di dalamnya bibir, gigi, gerakan lidah yang terbatas, cleft up,
dan/atau cleft palate merupakan sejumlah sindrom yang sering menandai malformasi
depan kepala.7
sesederhana seperti yang kita bayangkan. Mekanisme bicara merupakan suatu proses
gambaran bagaimana mekanisme bicara tersebut dimulai, fungsi apa saja yang
dari dalam tubuh. Dalam mekanisme bicara, pernapasan bukan hanya sebagai
kebutuhan untuk hidup, tetapi merupakan modal dasar dan sumber energi
perubahan suara dimana terjadi perubahan udara dari dalam traktus vokalis
setelah proses ekspirasi selesai, sehingga udara yang keluar dihambat oleh
pita suara.
BAB IV
lingkungan disekitar anak. Seorang anak tidak akan mampu berbicara tanpa
sekitar. Faktor keturunan berperan kira-kira 40% dan faktor lingkungan 60%. Untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, maka kebutuhan dasar anak
harus terpenuhi meliputi kebutuhan fisik, kebutuhan emosi dan kebutuhan stimulasi.
16
Jika terdapat satu saja kebutuhan dasar yang tidak cukup atau tertunda, maka hal
anak terhambat, kecerdasan menurun, gangguan emosi, kelainan tingkah laku, cacat,
bahkan kematian.7
Perkembangan berbicara pada setiap anak memang berbeda. Ada anak yang telah
mampu berbicara lancar sebelum 12 bulan, namun ada pula anak yang masih sulit
untuk berbicara padahal usianya sudah lebih dua tahun, tetapi sebagian besar anak
sudah dapat berbicara (meskipun baru satu suku kata) pada usia18 bulan.7-8
koordinasi otot-otot yang benar untuk berbicara. Meskipun anak belum mampu
berbicara, namun jauh sebelum itu dia telah mampu memahami apa yang
disampaikan kepadanya. Hal ini merupakan tahap awal persiapan berbicara yaitu
mengamati. Dalam fase ini anak mengamati cara orang tua berbicara. Bagaimana cara
mengkoordinasikan otot – otot dan bentuk bibir. Selain itu, anak juga merekam
peniruan. Anak akan belajar bicara dengan meniru kata atau bunyi-bunyian yang
paling sering didengar dan tertatanam dalam benaknya. Beberapa cara melatih anak
sepatah kata pun. Dengan sering memberi rangsangan kepada anak ia akan sadar
2. Ajari anak mengucapkan kata yang telah dipenggal sehingga lebih mudah
dikatakan, seperti: mengajari anak untuk mengucapkannya kata batu menjadi “Ba
– Tu” , kata mama menjadi “Ma-Ma” , kata sapi menjadi “Sa-Pi” dan seterusnya.
3. Bernyanyi bersama anak akan lebih memudahkan mereka menghafal kata dan
5. Mendorong anak untuk berbicara walau sekacau apa pun yang dia katakan.
Walaupun anda tidak mengerti apa yang disampaikan anak, hargailah anak
6. Salah satu meode paling ampuh mengajari anak berbicara adalah memintanya
untuk memilih. Biasanya anak akan mengucapkan kata yang terakhir dia dengar,
seperti : “Adik mau pisang atau apel?” Maka anak akan menjawab apel. Lalu jika
dibalik, “Adik mau apel atau pisang?” Maka dia akan menjawab pisang.
Meskipun anak hanya meniru apa yang didengar pada saat terakhir, namun jika
7. Ajari anak berbicara dengan kata-kata yang benar. Meskipun jika anak cadel dalam
18
sempurna. Hal ini mengajarkan padanya makna kata – kata yang benar dan bukan
orang tua yang ikut berbicara seperti yang diucapkan anak. Misalnya : Anak
BAB V
KESIMPULAN
Proses maturasi bicara dan kemampuan bahasa merupakan salah satu ciri- ciri
penting pada perkembangan anak sejak bicara membentuk perilaku. Hal ini
dapat berbicara dengan baik. Proses bicara berbeda sesuai dengan keadaan psikologis
dan tahap tumbuh kembang anak. Apabila anak tidak diajak berbicara maka tidak
menutup kemungkinan anak akan terlambat dalam berbahasa dan tentunya dapat
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton, A.C. 1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 7th ed. EGC. ( Hal 162-4)
2. Buku Pegangan Kuliah Mahasiswa PPDGS LOGOPEDI edisi 12. Sumedang. (Hal
17-22)
20
3. Utomo Budi R.Deteksi Perubahan Suara Kasus Logopedik Pada Perawatan Gigi
2012)
6. Sicher, H.Oral Anatomy.3rd ed. St Louis The C.V Mosby Co.1960: (82-314)
7. Eko Jaenudin. Stimulasi Keluarga Pada Perkembangan Bicara Anak Usia 6-36
http://www.yayasanmdf.org/home/index.php?view=article&catid=2:artikel&id=82: