Anda di halaman 1dari 3

HIPOPLASIA ENAMEL

A. Definisi
Hipoplasia enamel merupakan salah satu kelainan pada struktur
gigi yang ditandai dengan terjadinya gangguan padda proses pembentukan
matriks enamel pembentuk mahkota gigi yang disebabkan oleh beberapa
faktor yang umumnya terjadi pada gigi permanen akibat adanya trauma
dan infeksi pada gig sulung.Hipoplasia enamel terjadi karena terjadinya
gangguan pembentukan enamel pada fase formasi atau pembentukan
matriks organik penyusun enamel.
B. Etiologi
1. Faktor Umum
 Trauma
 Infeksi
 Radiasi
 idiopatik
2. Faktor Lokal
 Lingkungan
 Prenatal : Sifilis Kongenital
 Neonatal : Hipokalsemia
 Postnatal : Defisiensi vitamin A,C dan D atau
fluor yang berlebih.
 Herediter
C. Patogenesis
Pembentukan enamel pada gigi sulung dimulai saat fetus berusia 5
bulan intrauterin.Sedangkan pada gigi permanen, pembentukan enamel
dimulai pada bulan ke-4 setelah bayi dilahirkan dan menjadi sempurna
pada umur 4-7 tahun.
Pada anak yang mengalami trauma pada gigi sulung di bawah
umur 4-7 tahun, di mana pada umur di bawah 4 tahun enamel masih dalam
proses pembentukan, dapat menyebabkan terjadinya kelaianan
pembentukan mahkota gigi.Trauma pada gigi sulung yang menyebabkan
gigi mengalami fraktur mahkota yang melibatkan enamel, dentin dan
terbukanya ruang pulpa merupakan penyebab terjadinya infeksi karena
terbukanya ruang pulpa yang merupakan jalan masuknya mikroorganisme
dan menginfeksi periapikal gigi sulung.Ketika infeksi telah mencapai pada
akar gigi sulung, dapat mengganggu pembentukan enamel pada gigi
permanen karena letak mahkota gigi permanen yang memang dekat
dengan akar gigi sulung.
Adanya trauma yang meninggalkan jejas pada gigi sulung hingga
menyebabkan infeksi pada periapikal gigi akan mengganggu ameloblas
pembentuk mahkota gigi permanen.Akibatnya ameloblas yang semula
berbentuk kolumnar berubah menjadi bentuk kuboid sehingga susunan
epitel ameloblas menjadi berubah (abnormal).Selanjutnya akan terjadi
proses degenerasi pada sel ameloblas yaitu adanya perubahan pada inti
sel.Ini sel mengalami nekrosis berupa kariolisis ( hilangnya inti sel karena
lisis ) dan piknosis (inti sel mengecil, bulat dan gelap ).Karena tidak
ditemukannya lagi inti sel pada ameloblas, secara berangsur-angsur
ameloblas akan berubah menjadi bentukan kista dan akan terlihat
sitoplasma yang bervakuola.Lisisnya inti sel pada sel ameloblas
menyebabkan terjadinya nekrosis pada sel ameloblas sehingga pada fase
formation atau fase pembentukan matriks organik enamel terganggu dan
proses penyusunan enamel terhenti dan menyebabkan enamel berkurang
atau bahkan enamel tidak terbentuk sama sekali pada daerah tersebut
sehingga membentuk groove dan pit yang dalam atau dangkal pada
permukaan gigi akibat terjadinya hipoplasia enamel.
D. Gambaran Klinis
Pada hipoplasia enamel dapat ditemukan gambaran klinis berupa :
1. Perubahan warna pada enamel gigi
Mahkota gigi berwarna kuning sampai coklat.Perubahan warna
gigi yang menjadi kuning pada hipolasi enamel disebabkan karena
lapisan dentin tidak ditutupi atau sedikit ditutupi oleh enamel sehingga
terjadi warna kuning akibat pancaran warna dentin yang selanjutnya
pada daerah ini terjadi penyerapan stein dan akan berubah menjadi
kecoklatan.
2. Pembentukan groove yang dalam dan pit pada permukaan gigi
Perubahan kedalaman groove dan pit disebabkan karena
terlepasnya atau hilangnya enamel dari permukaan gigi.
Secara garis besar kerusakan yang ditimbulkan bervariasi
tergantung dari keparahan dan lamanya infeksi.
Bila infeksi ringan dan berlangsung dalam waktu singkat, maka
groove terlihat berupa garis horizontal dengan kedalaman dangkal yang
melintasi gigi.Sementara itu, bagian lain dari gigi terlihat
normal.Kadangkala juga ditemukan adanya bentuka pit- pit kecil yang
tersusun horizontal, terutama pada permukaan vestibular gigi insisivus
dan molar pertama.
3. Timbul rasa ngilu pada gigi dan rentan terhadap karies
Enamel merupakan jaringan yang kuat dan paling keras yang
melindungi gigi terhadap rangsangan pengunyahan seperti rangsangan
thermis, mekanis dan kimiawi.Pada hipoplasia enamel, ditemukan
lapisan enamel ang tipis bahkan tidak ada enamel yang melapisi
dentin.Akibatnya dentin tidak lagi memiliki lapisan pelindung, sehingga
ketika mendapatkan rangsangan pengunyahan, seperti panas dan dingin
gigi akan menjadi ngilu.
Gigi yang mengalami hipoplasi enamel lebih rentan terhadap
terjadinya karies karena permukaan gigi yang mengalami hipoplasia
enamel tidak rata sehingga memudahkan melekatnya makanan, dan
dengan oral hygiene yang buruk memperparah proses terjadinya karies.

4. Hipoplasie enamel dapat terjadi pada gigi sulung dan gigi permanen,
namun insidensi terbesar pda gigi permanen.

Anda mungkin juga menyukai