DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
NUGRAHA PUTRI MAHENDRA CLARISA BATARA DASE
(J011181029) (J011181343)
SUKIANA ARSYAD WA ODE NUR ANISA
(J011181030) (J011181344)
FILDAYANI AMIR DECITA ROBIUL AMALIA NURDIN
(J011181031) (J011181519)
MUHAMMAD ZUL FAHRUL AMIN ABDUL GANY
(J011181032) (J011181520)
DELBI FEBRIAN WINANDA IZZATUL HURRIYAH SYAHRAN
(J01181339) (J011181342)
RAGIL PONCO BUWONO SYAM FATHUL RIJAL ABDULLAH
(J011181340) (J011181341)
1
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Blok 1 Dasar-dasar
Komunikasi Kesehatan dan Terapeutik. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak drg. Nursyamsi Sp,BM
2. Teman-teman penulis yang sudah membantu dalam menyelesaikan tugas
kelompok
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak guna kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah pengetahuan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 3
Daftar Pustaka 10
3
4
5
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu
membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu tidak dapat
dihindari bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya.
Hubungan manusia dengan manusia lainnya, hubungan manusia dengan kelompok,
ataupun hubungan kelompok dengan kelompok inilah yang disebut sebagai interàksi
sosial. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat
fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.
Manusia sebagai makhluk sosial sudah pada kodratnya memerlukan sebuah interaksi
dengan sesamanya. Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia sebab
manusia saling membutuhkan satu sama lain dalam kelancaran aktivitasnya
sehari-hari. Dengan teknologi yang sudah sangat berkembang, komunikasi dapat
dilakukan dengan mudah. Dimulai dari komunikasi jarak dekat hingga jarak jauh
melalui media elektronik. Komunikasi jarak dekat dilakukan dengan bertatap muka
antara penyampai dan penerima pesan, sedangkan komunikasi jarak jauh dilakukan
tanpa saling bertatap muka dan hanya memanfaatkan teknologi komunikasi. Dalam
setiap komunikasi, manusia saling menyampaikan gagasan, pikiran, jiwa dan emosi
6
secara langsung. Tanpa dapat diabaikan, dalam komunikasi tentunya terdapat
unsur-unsur yang menjadi pokok, diantaranya: komunikator sebagai penyampai
pesan, komunikan sebagai penerima pesan, media, efek yang ditimbulkan oleh pesan,
serta pesan itu sendiri.
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar
manusia. Pada profesi kedokteran gigi, komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.
Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan
kepedulian sosial yang besar.
7
2. Mengetahui Unsur-unsur Komunikasi
3. Mengetahui Tahap- tahap Komunikasi Terapeutik
4. Mengetahui Teknik-teknik Komunikasi Terapeeutik
BAB II
PEMBAHASAN
8
yang terapeutik merupakan pengalaman belajar bersama sekaligus perbaikan emosi
pasien. Komunikasi terapeutik harus berjalan secara efektif antara pasien dengan
tenaga kesehatan sehingga saling menghargai satu sama lainnya (Stuart & Sundeen,
1979). Komunikasi terapeutik merupakan respon spesifik yang mendorong ekspresi
perasaan dan ide, serta menyampaikan penerimaan dan penghargaan.”(2)
Berikut ini adalah beberapa hal yang menjadi unsur atau elemen dari sebuah
komunikasi, antara lain:
1. Referen
Perawat yang memahami jenis stimulus yang mengawali komunikasi akan mampu
membangun dan menyusun pesan secara lebih efisien dan menerima maknanya
dengan lebih baik (Potter dan Perry, 2010).
9
Pesan mengandung bahasa verbal,non verbal, dan simbolik. Persepsi pribadi
terkadang dapat mengubah interpretasi penerima. Dua orang perawat dapat
menyampaikan informasi yang sama dengan pesan yang berbeda karena
perbedaan gaya komunikasi. Dua individu akan memahami pesan yang sama
secara berbeda. Clien mengirimkan pesan yang efektif dengan
mengemukakan secara jelas dan dengan cara yang dikenal oleh penerima.
Perawat menentukan adanya kebutuhan klarifikasi dengan melihat petunjuk
nonverbal dari pendengar yang memperlihatkan
kebingungan/kesalahpahaman ( Potter dan Perry, 2010 )
3. Media (Channels)
Merupakan alat penyampaian dan penerimaan pesanmelalui indra penglihatan,
pendengaran, dan taktil. Ekspresi wajah akan mengirimkan pesan visual,
kata-kata memasuki saluran pendengaran, dan sentuhan menggunakan saluran
taktil. Individu akan memahami suatu pesan dengan lebihbaik jika pengirim
menggunakan berbagai media, ( Potter dan Perry, 2010)
4. Umpan balik
Merupakan pesan yang di kembalikan oleh penerima.Unsur ini menunjukan bahwa
penerima telah mengerti arti dari pesan pengirim. Pengirim harus mencari
umpan balik verbal dan non verbal untuk memastikan terjadinya komunikasi
yang baik. Agar efektif, pengirim dan penerima harus sensitif dan terbuka
terhadap masing-masing pesan, mengklarifikasi pesan, dan memodifikasi
perilaku. Dalam hubungan sosial, kedua pihak memiliki tanggung jawab yang
sama untuk mencari keterbukaan dan kilarifikasi, tetapi perawat memiliki
tanggung jawab utama dalam hubungan perawat-klien
10
1. Tahap Orientasi.
2. Tahap Kerja
3. Tahap Terminasi
11
berkomunikasi yang berbeda pula. Teknik komunikasi berikut ini, terutama
penggunaan referensi dari Shives (1994), Stuart & Sundeen (1950) dan Wilson &
Kneisl (1920), yaitu15:
1) Mendengarkan dengan penuh perhatian Berusaha mendengarkan klien
menyampaikan pesan nonverbal bahwa perawat memberikan perhatian
terhadap kebutuhan dan masalah klien. Mendengarkan dengan penuh
perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan
nonverbal yang sedang dikomunikasikan. Keterampilan mendengarkan penuh
perhatian adalah dengan: pandang klien ketika sedang bicara, pertahankan
kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan, sikap tubuh
yang menunjukkan perhatian dengan tidak menyilangkan kaki atau tangan,
hindarkan gerakan yang tidak perlu, anggukan kepala jika klien
membicarakan hal penting atau memerlukan umpan balik, condongkan tubuh
ke arah lawan bicara.
2) Menunjukkan penerimaan Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima
berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan
atau tidak setuju. Tentu saja sebagai perawat, kita tidak harus menerima
semua perilaku klien. Perawat sebaiknya menghindarkan ekspresi wajah dan
gerakan tubuh yang menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening
atau menggelengkan kepala seakan tidak percaya.
3) Menanyakan pertanyaan yang berkaitan. Tujuan perawat bertanya adalah
untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai klien. Paling baik jika
pertanyaan dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan gunakan kata-kata
dalam konteks sosial budaya klien. Selama pengkajian, ajukan pertanyaan
secara berurutan.
4) Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri. Dengan
mengulang kembali ucapan klien, perawat memberikan umpan balik sehingga
klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi
berlanjut. Namun harus berhati-hati ketika menggunakan metode ini, karena
pengertian bisa rancu jika pengucapan ulang mempunyai arti yang berbeda.
12
5) Klarifikasi Apabila terjadi kesalahpahaman, perawat perlu menghentikan
pembicaraan untuk mengklarifikasi dengan menyamakan pengertian, karena
informasi sangat penting dalam memberikan pelayanan keperawatan. Agar
pesan dapat sampai dengan benar, perawat perlu memberikan contoh yang
konkrit dan mudah dimengerti klien.
6) Memfokuskan Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan
pembicaraan sehingga lebih spesifik dan dimengerti. Perawat tidak
seharusnya memutus pembicaraan klien ketika menyampaikan masalah yang
penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru.
7) Menyampaikan hasil observasi Perawat perlu memberikan umpan balik
kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya, sehingga dapat
diketahui apakah pesan diterima dengan benar. Perawat menguraikan kesan
yang ditimbulkan oleh syarat nonverbal klien. Menyampaikan hasil
pengamatan perawat sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa
harus bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan.”(4)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan antara dokter dan pasien
yang direncanakan secara sadar untuk kesembuhan pasien.
Unsur-unsur komunikasi :
● Referen
13
● Pengirim dan Penerima
● Pesan (Message) Isi dari komunikasi.
● Media (Channels)
● Umpan balik
Tahap- tahap komunikasi terapeutik
1. Tahap Orientasi
2. Tahap Kerja
3. Tahap Terminasi
Teknik-teknik komunikasi terapeutik
● Mendengarkan dengan penuh perhatian Berusaha mendengarkan klien
menyampaikan pesan nonverbal bahwa perawat memberikan perhatian
terhadap kebutuhan dan masalah klien.
● Menunjukkan penerimaan Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima
berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan
atau tidak setuju.
● Menanyakan pertanyaan yang berkaitan. Tujuan perawat bertanya adalah
untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai klien.
● Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri. Klarifikasi
Apabila terjadi kesalahpahaman, perawat perlu menghentikan pembicaraan
untuk mengklarifikasi dengan menyamakan pengertian
● Memfokuskan Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan
pembicaraan sehingga lebih spesifik dan dimengerti
● Menyampaikan hasil observasi Perawat perlu memberikan umpan balik
kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya
14
DAFTAR PUSTAKA
1. No Title. 2015;
2. Moh. Wildan, Hary Yuswadi, Puji Wahono ZP. Mengukur Kualitas Kinerja
Pelayanan Publik (Program Jaminan Kesehatan Nasional) Dengan Survey
15
Kepuasan Pasien. J Kesehat dr SOEBANDI Vol 3 No 2 i. 2015;3(2):191–202.
16