Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

DASAR-DASAR KOMUNIKASI KESEHATAN DAN


TERAPEUTIK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
NUGRAHA PUTRI MAHENDRA CLARISA BATARA DASE
(J011181029) (J011181343)
SUKIANA ARSYAD WA ODE NUR ANISA
(J011181030) (J011181344)
FILDAYANI AMIR DECITA ROBIUL AMALIA NURDIN
(J011181031) (J011181519)
MUHAMMAD ZUL FAHRUL AMIN ABDUL GANY
(J011181032) (J011181520)
DELBI FEBRIAN WINANDA IZZATUL HURRIYAH SYAHRAN
(J01181339) (J011181342)
RAGIL PONCO BUWONO SYAM FATHUL RIJAL ABDULLAH
(J011181340) (J011181341)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN

1
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Blok 1 Dasar-dasar
Komunikasi Kesehatan dan Terapeutik. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak drg. Nursyamsi Sp,BM
2. Teman-teman penulis yang sudah membantu dalam menyelesaikan tugas
kelompok
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak guna kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah pengetahuan.

Makassar, 01 September 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 2


1.3. Tujuan Penulisan 2

1.4. Manfaat Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1. Konsep Komunikasi Kesehatan dan Terapeutik ………………………..………3

2.2. Unsur-unsur Komunikasi 3

2.3. Tahap-tahap Komunikasi Terapeutik 5

2.4.Teknik-teknik Komunikasi Terapeutik 6

BAB III PENUTUP 8

3.1 . Kesimpulan …………………………………………………………………... 8

Daftar Pustaka 10

3
4
5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu
membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu tidak dapat
dihindari bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya.
Hubungan manusia dengan manusia lainnya, hubungan manusia dengan kelompok,
ataupun hubungan kelompok dengan kelompok inilah yang disebut sebagai interàksi
sosial. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat
fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

Manusia sebagai makhluk sosial sudah pada kodratnya memerlukan sebuah interaksi
dengan sesamanya. Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia sebab
manusia saling membutuhkan satu sama lain dalam kelancaran aktivitasnya
sehari-hari. Dengan teknologi yang sudah sangat berkembang, komunikasi dapat
dilakukan dengan mudah. Dimulai dari komunikasi jarak dekat hingga jarak jauh
melalui media elektronik. Komunikasi jarak dekat dilakukan dengan bertatap muka
antara penyampai dan penerima pesan, sedangkan komunikasi jarak jauh dilakukan
tanpa saling bertatap muka dan hanya memanfaatkan teknologi komunikasi. Dalam
setiap komunikasi, manusia saling menyampaikan gagasan, pikiran, jiwa dan emosi

6
secara langsung. Tanpa dapat diabaikan, dalam komunikasi tentunya terdapat
unsur-unsur yang menjadi pokok, diantaranya: komunikator sebagai penyampai
pesan, komunikan sebagai penerima pesan, media, efek yang ditimbulkan oleh pesan,
serta pesan itu sendiri.

Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar
manusia. Pada profesi kedokteran gigi, komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.
Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan
kepedulian sosial yang besar.

1.2. Rumusan masalah

1. Bagaimana Konsep Komunikasi Kesehatan dan Terapeutik ?


2. Apa saja Unsur-unsur Komunikasi?
3. Apa saja Tahap- tahap Komunikasi Terapeutik?
4. Apa saja Teknik-teknik Komunikasi Terapeutik ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis kemukakan, tujuan penelitian yang


ingin disajikan penulis adalah :
1. Untuk mengetahui konsep komunikasi kesehatan.
2. Untuk mengetahui unsur unsur komunikasi kesehatan.
3. Untuk mengetahui ​Tahap- tahap Komunikasi Terapeutik
4. Uktuk menetahui ​Teknik-teknik Komunikasi Terapeeutik

1.4 Manfaat penulisan


1. Mengetahui​ ​Konsep Komunikasi Kesehatan dan Terapeutik

7
2. Mengetahui Unsur-unsur Komunikasi
3. Mengetahui Tahap- tahap Komunikasi Terapeutik
4. Mengetahui Teknik-teknik Komunikasi Terapeeutik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Komunikasi Kesehatan dan Terapeutik

“Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional yang direncanakan


secara sadar, mempunyai tujuan dan berpusat pada kesembuhan pasien (Supriyanto
dan Ernawati,2010). Komunikasi interpersonal sangat potensial untuk menjalankan
fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain,
karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk memberikan stimuli
sebagai daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita.”(1)

“ Potter & Perry (2005), menyatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah


komunikasi yang dilakukan secara sadar oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat,
bidan) untuk kesembuhan pasien. Hubungan antara pasien dengan tenaga kesehatan

8
yang terapeutik merupakan pengalaman belajar bersama sekaligus perbaikan emosi
pasien. Komunikasi terapeutik harus berjalan secara efektif antara pasien dengan
tenaga kesehatan sehingga saling menghargai satu sama lainnya (Stuart & Sundeen,
1979). Komunikasi terapeutik merupakan respon spesifik yang mendorong ekspresi
perasaan dan ide, serta menyampaikan penerimaan dan penghargaan.”(2)

2.2. Unsur-unsur Komunikasi

Berikut ini adalah beberapa hal yang menjadi unsur atau elemen dari sebuah
komunikasi, antara lain:

1. Referen

Sesuatu yang memotivasi seseorang untukberkomunikasi dengan pihak lain. Pada


lingkungan pelayanan kesehatan, yang akan menginisiasi komunikasi adalah
penglihatan, suara, bau, jadual, pesan, objek emosi, sensasi, persepsi, ide, dan
petunjuk lainnya.

Perawat yang memahami jenis stimulus yang mengawali komunikasi akan mampu
membangun dan menyusun pesan secara lebih efisien dan menerima maknanya
dengan lebih baik (Potter dan Perry, 2010).

1. Pengirim dan Penerima


Pengirim adalah pihak yang metode dan menyampaikan pesan, sedangkan penerima
adalah pihak yang menerima dan menguraikan kode pesan. Pengirim
menempatkan ide atau perasaan kedalam bentuk yang dapat ditransmisikan
dan bertanggung jawab atas ketepatan isi dan emosi pesan tersebut. Pengirim
dan penerima merupakan peran yang fleksibel dan berubah dengan adanya
interaksi kedua pihak, terkadang peroses pengiriman dan penerimaan dapat
berjalan bersamaan ( Potter dan Perry,2010).
2. Pesan (​Message)​ Isi dari komunikasi.

9
Pesan mengandung bahasa verbal,non verbal, dan simbolik. Persepsi pribadi
terkadang dapat mengubah interpretasi penerima. Dua orang perawat dapat
menyampaikan informasi yang sama dengan pesan yang berbeda karena
perbedaan gaya komunikasi. Dua individu akan memahami pesan yang sama
secara berbeda. Clien mengirimkan pesan yang efektif dengan
mengemukakan secara jelas dan dengan cara yang dikenal oleh penerima.
Perawat menentukan adanya kebutuhan klarifikasi dengan melihat petunjuk
nonverbal dari pendengar yang memperlihatkan
kebingungan/kesalahpahaman ( Potter dan Perry, 2010 )
3. Media (​Channels)​
Merupakan alat penyampaian dan penerimaan pesanmelalui indra penglihatan,
pendengaran, dan taktil. Ekspresi wajah akan mengirimkan pesan visual,
kata-kata memasuki saluran pendengaran, dan sentuhan menggunakan saluran
taktil. Individu akan memahami suatu pesan dengan lebihbaik jika pengirim
menggunakan berbagai media, ( Potter dan Perry, 2010)

4. Umpan balik
Merupakan pesan yang di kembalikan oleh penerima.Unsur ini menunjukan bahwa
penerima telah mengerti arti dari pesan pengirim. Pengirim harus mencari
umpan balik verbal dan non verbal untuk memastikan terjadinya komunikasi
yang baik. Agar efektif, pengirim dan penerima harus sensitif dan terbuka
terhadap masing-masing pesan, mengklarifikasi pesan, dan memodifikasi
perilaku. Dalam hubungan sosial, kedua pihak memiliki tanggung jawab yang
sama untuk mencari keterbukaan dan kilarifikasi, tetapi perawat memiliki
tanggung jawab utama dalam hubungan perawat-klien

2.3 Tahap- tahap Komunikasi Terapeutik

10
1. Tahap Orientasi.

Sebagian besar responden menyatakan perawat melaksanakan komunikasi terapeutik,


namun masih ada perawat yang belum memperkenalkan diri, belum menanyakan
panggilan kesukaan klien dan tidak menjelaskan tujuan dan waktu yang dibutuhkan
dalam melaksanakan kegiatan. ketidakmampuan untuk membangun dan memelihara
hubungan saling percaya akan menimbulkan masalah seperti seseorang bisa
kehilangan harga diri, merasa tidak yakin pada diri sendiri, menjadi sangat cemas,
dan kemudian bertingkah laku diluar kebiasaannya atau sulit untuk dipahami (
Nurjanah, 2001 ).

2. Tahap Kerja

Sebagian besar perawat melaksanakan komunikasi terapeutik. Dengan adanya


perawat yang belum melaksanaan komunikasi terapeutik pada tahap ini
memungkinkan hubungan terapeutik belum terwujud, kegiatan pada tahap ini
diantaranya tidak memberikan kesempatan klien untuk bertanya. Sehingga dapat
menghambat pekerjaan perawat dalam menyelesaikan masalah klien (Nursalam,
2002 ).

3. Tahap Terminasi

Sebagian besar perawat melaksanakan komunikasi terapeutik pada tahap terminasi.


Respon klien sangat dipengaruhi oleh kemampuan perawat untuk terbuka, sensitif,
empati dan responsif pada perubahan kebutuhan klien. Tahap terminasi adalah saat
untuk mengubah perasaan dan memori serta mengevaluasi kemajuan klien dan tujuan
yang telah dicapai. Tingkat kepercayaan dan keintiman menjadi lebih tinggi,
menggambarkan kualitas hubungan perawat dan klien ( Nurjanah, 2001 ). “(3)

2.4 Teknik-teknik Komunikasi Terapeutik


“Tiap klien tidak sama, sehingga diperlukan penerapan teknik

11
berkomunikasi yang berbeda pula. Teknik komunikasi berikut ini, terutama
penggunaan referensi dari Shives (1994), Stuart & Sundeen (1950) dan Wilson &
Kneisl (1920), yaitu15:
1) Mendengarkan dengan penuh perhatian Berusaha mendengarkan klien
menyampaikan pesan nonverbal bahwa perawat memberikan perhatian
terhadap kebutuhan dan masalah klien. Mendengarkan dengan penuh
perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan
nonverbal yang sedang dikomunikasikan. Keterampilan mendengarkan penuh
perhatian adalah dengan: pandang klien ketika sedang bicara, ​pertahankan
kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan, sikap tubuh
yang menunjukkan perhatian dengan tidak menyilangkan kaki atau tangan,
hindarkan gerakan yang tidak perlu, anggukan kepala jika klien
membicarakan hal penting atau memerlukan umpan balik, condongkan tubuh
ke arah lawan bicara.
2) Menunjukkan penerimaan Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima
berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan
atau tidak setuju. Tentu saja sebagai perawat, kita tidak harus menerima
semua perilaku klien. Perawat sebaiknya menghindarkan ekspresi wajah dan
gerakan tubuh yang menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening
atau menggelengkan kepala seakan tidak percaya.
3) Menanyakan pertanyaan yang berkaitan. Tujuan perawat bertanya adalah
untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai klien. Paling baik jika
pertanyaan dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan gunakan kata-kata
dalam konteks sosial budaya klien. Selama pengkajian, ajukan pertanyaan
secara berurutan.
4) Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri. Dengan
mengulang kembali ucapan klien, perawat memberikan umpan balik sehingga
klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi
berlanjut. Namun harus berhati-hati ketika menggunakan metode ini, karena
pengertian bisa rancu jika pengucapan ulang mempunyai arti yang berbeda.

12
5) Klarifikasi Apabila terjadi kesalahpahaman, perawat perlu menghentikan
pembicaraan untuk mengklarifikasi dengan menyamakan pengertian, karena
informasi sangat penting dalam memberikan pelayanan keperawatan. Agar
pesan dapat sampai dengan benar, perawat perlu memberikan contoh yang
konkrit dan mudah dimengerti klien.
6) Memfokuskan Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan
pembicaraan sehingga lebih spesifik dan dimengerti. Perawat tidak
seharusnya memutus pembicaraan klien ketika menyampaikan masalah yang
penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru.
7) Menyampaikan hasil observasi Perawat perlu memberikan umpan balik
kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya, sehingga dapat
diketahui apakah pesan diterima dengan benar. Perawat menguraikan kesan
yang ditimbulkan oleh syarat nonverbal klien. Menyampaikan hasil
pengamatan perawat sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa
harus bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan.”(4)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan antara dokter dan pasien
yang direncanakan secara sadar untuk kesembuhan pasien.
Unsur-unsur komunikasi :
● Referen

13
● Pengirim dan Penerima
● Pesan (Message) Isi dari komunikasi.
● Media (Channels)
● Umpan balik
Tahap- tahap komunikasi terapeutik
1. Tahap Orientasi
2. Tahap Kerja
3. Tahap Terminasi
Teknik-teknik komunikasi terapeutik
● Mendengarkan dengan penuh perhatian Berusaha mendengarkan klien
menyampaikan pesan nonverbal bahwa perawat memberikan perhatian
terhadap kebutuhan dan masalah klien.
● Menunjukkan penerimaan Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima
berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan
atau tidak setuju.
● Menanyakan pertanyaan yang berkaitan. Tujuan perawat bertanya adalah
untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai klien.
● Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri. Klarifikasi
Apabila terjadi kesalahpahaman, perawat perlu menghentikan pembicaraan
untuk mengklarifikasi dengan menyamakan pengertian
● Memfokuskan Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan
pembicaraan sehingga lebih spesifik dan dimengerti
● Menyampaikan hasil observasi Perawat perlu memberikan umpan balik
kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya

14
DAFTAR PUSTAKA

1. No Title. 2015;

2. Moh. Wildan, Hary Yuswadi, Puji Wahono ZP. Mengukur Kualitas Kinerja
Pelayanan Publik (Program Jaminan Kesehatan Nasional) Dengan Survey

15
Kepuasan Pasien. J Kesehat dr SOEBANDI Vol 3 No 2 i. 2015;3(2):191–202.

3. Rsud DI, Achmad A, Riau P. No Title.

4. Nugroho A wahyu. Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien.


2009;

16

Anda mungkin juga menyukai