Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Terapeutik Keperawatan
Oleh Kelompok 7:
2. Engla 211211783
Dosen Pengampu :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan penulis
membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas Komunikasi Terapeutik Keperawatan
tentang “ Komunikasi Terapeutik Pada Kelompok” dan malakah ini juga bertujuan untuk
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis yaitu Ibu Ns. Guslinda, M.Kep, Sp.Kep.J yang
telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah wawasan penulis. Penulis juga
mengucapkan terimakasi kepada semua pihak yang telah memerikan sebagian pengetahuan
Penulis menyadari sepenuhnya dan mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah yang telah memberikan bimbingan dan arahan, sehingga tugas ini dapat selesai dengan
baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian
tugas ini tidak lepas dari kekhilafan dan kealfaan penulis sebagai manusia biasa. Oleh karena
itu, penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHSAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain (Stuart & Sundeen, 1998)
hubungan antara tenaga kesehatan dan pasien untuk mengenal kebutuhan pasien
penyembuhan pasien.
bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Untuk memenuhi
1
sekaligus merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak mungkin
1.2 Tujuan
kelompok
kelompok
1.3 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Pembaca
kelompok
2
BAB II
PEMBAHASAN
komunikan atau penerima berita kepala dan pemahaman yang dikehendaki bersama.
Ada beberapa pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli yaitu:
2. Menurut James A.F. Stoner, Komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha
4. Menurut Drs. Onong Uchjana Effendy, MA, Komunikasi mencakup ekspresi wajah,
sikap dan gerak-gerik, suara, kata-kata tertulis, percetakan, serta kereta api, telegraf,
3
Effendy (2003 : 308) menyatakan bahwa komunikasi sebagai konsekuensi hubungan
sosial (socialrelations). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling
berhubungan satu sama lain yang karena hubungan menimbulkan interkasi sosial
(social intreraction).
beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan,
melibatkan minimal 3 orang atau lebih yang memiliki tujuan yang sama untuk saling
berkomunikasi satu dengan yang lain. Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005
mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga
orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi,
yang memiliki karakteristik yang khusus yaitu adanya pelaku yang terdiri dari minimal
3 orang,
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. (Deddy
4
Mulyana 2005). Kelompok ini misalnya adalah kelompok diskusi, kelompok
pemecahan masalah atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu
karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi
kelompok.
kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara 3 orang atau lebih dengan tujuan
yang diketahui seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana
secara tepat.
komunikasi kelompok terjadi ketika 3 orang atau lebih bertatap muka, biasanya di
bawah pengarahan seorang pimpinan untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan
5
Kualitas komunikasi dalam kelompok primer bersifat dalam dan
meluas. Dalam artinya menembus kepribadian yang tersembunyi atau
meyingkap unsur-unsur yang tersirat. Meluas artinya hanya sedikit kendala
yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Dalam kelompok primer,
kita menentukan hal-hal bersifat pribadi dengan menggunakan berbagai
lambang, bahasa verbal maupun nonverbal. Dalam kelompok primer tidak ada
pembagian peran secara sistematis karena komunikasi yang terjadi secara
langsung dan sifatnya bersifat informal. Sedangkan kelompok sekunder,
komunikasi bersifat dangkal (menembupermukaan luar dari kepribadian kita)
dan terbatas (hanya berkaitan dengan hal tertentu saja). Kebanyakan
menggunakan komunikasi verbal dan jarang sekali melibatkan komunikasi
nonverbal. Dalam kelompok sekunder terdapat pengelompokan angota yang
terorganisir secara sistematis untuk tujuan tertentu karena interaksi sosial terjadi
secara tidak langsung, berjauhan dan sifatnya kurang kekeluargaan.
6
4. Kelompok Deskriptif dan Preskriptif
1. Tatap Muka
2. Partisipan
7
Tujuan atau maksud dari sebuah kelompok akan memberikan beberapa
tipe identitas kelompok. Tipe identitas kelompok tersebut dibagi berdasarkan
tujuan kelompok dibagi menjadi 3, yaitu :
Pelaku komunikasi yaitu siapa yang berperan sebagai sumber atau dapat
dikatakan pula sebagai penyampai pesan. Peranan sumber tersebut adalah siapa
yang menyampaikan informasi kepada para anggota kelompok lain dan
penyampai informasi apa saja yang dianggap penting bagi kelangsungan
kelompok
8
3. Interaksi yang terjadi di dalam proses komunikasi kelompok
Interaksi adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia
dimana perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau
memperbaiki kelakuan individu lain atau sebaliknya. Dalam interaksi, apabila
seseorang tertarik pada orang lain, maka ia akanmemberikan feedback atau
timbal balik dari komunikasi yang dilakukan orang lain. Sebaliknya, jika
seseorang tidak tertarik, maka dia tidak akan memberikan interaksi timbal
4. Kohesivitas
9
Yang terjadi di dalam proses komunikasi kelompok Kohesi kelompok adalah
bagaimana anggota kelompok saling menyukai dan saling mencintai satu sama
lain. Tingkatan kohesivitas akan menunjukkan seberapa baik kekompakan
dalam kelompok yang bersangkutan. Menurut Forsyth (2010) sebuah kelompok
dapat dikatakan mempunyai tingkat kohesivitas tinggi apabila memiliki ciri-ciri
:
d. Saling berbagi
bagian dari harga yang harus dibayar sebagai hasil dari diterima menjadi
timbal balik
10
1. Komunikasinya berlangsung tatap muka dan adanya timbal
balik
masing-masing individunya.
identitas kelompoknya
seperti apa peranannya dalam kelompok, serta sasaran atau tujuan yang ingin
4. Situasinya heterogen
ini bersifat heterogen. Karena anggotanya berasal dari status sosial, pendidikan,
usia, dan jenis kelamin yang berbeda, sehingga dapat memengaruhi jalannya
proses komunikasi.
11
2.8 Bentuk Komunikasi Kelompok
komunikator dengan setiap komunikan dapat terjadi dialog atau tanya jawab.
yangcukup kentara, sehingga dia baik pada saat timbul pertanyaan atau
interpersonal dan komunikasi ini mempunyai ciri mudah diarahkan dan rasional
berdialog dengan komunikan. Jadi dalam komunikasi kelompok besar ini hanya
sehingga wabah mental sering terjadi, serta emosional lebih tinggi dan lain
Proses komunikasi kelompok besar bersifat linear, satu arah dari titik
yang satu ke titik yang lain, dari komunikator ke komunikan. tidak seperti pada
12
komunikasi kelompok kecil yang berlangsung secara sirkular, dialogis, dan
bertanya jawab
1. Brainstorming/curah pendapat
2. Demonstrasi
dilakukan.
3. Ceramah
4. Role play
1. Ukuran kelompok
13
Dari segi komunikasi, semakin besar ukuran kelompok maka akan
jumlah anggota. Sementara itu itu, dari segi kepuasan anggota kelompok, makin
jumlah anggota ideal. Kelompok dengan jumlah anggota lima hingga tujuh
minat, atau manfaat. Titik berat pada tujuan umum kelompok memungkinkan
melakukan negosiasi terkait berbagai solusi yang dapat diterima oleh semua
pihak
3. Persepsi peran
apa yang ingin dicapai. Selain itu, setiap anggota kelompok memiliki konsep
4. Umur kelompok
14
Suatu kelompok yang dibentuk untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam
jangka waktu yang pendek akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk
yang dibentuk untuk jangka waktu yang panjang akan melalukan berbagai
5. Status
bahwa seorang ketua dalam sebuah kelompok adalah juga seorang anggota
untuk mengarahkan seseorang dengan status yang tinggi yaitu ketua kelompok.
6. Budaya
yang pada umumnya diciptakan oleh budaya. Misalnya pria yang berasal dari
15
menyebabkan masalah ketika bekerja sama dengan perempuan. Untuk
7. Struktur kelompok
8. Norma kelompok
komunikasi. Gejala konformitas ini dikaji lebih mendalam oleh Leon Festinger
9. Kepemimpinan
16
Penampilan kelompok tergantung pada beberapa faktor dan faktor
10.Jaringan komunikasi
dan pemimpin yang mempengaruhi siapa yang berbicara kepada siapa. Agar
dapat menjangkau orang yang tepat di saat yang tepat. Jaringan komunikasi
yang baik memastikan bahwa informasi tersedia ketika dibutuhkan dan jaringan
komunikasi tidak menjadi tumpah ruah dengan adanya informasi yang tidak
relevan
17
suatu kelompok maka akan semakin besar tingkat kepuasan anggota. Kohesi
ingin mengendalikan orang lain dalam suatu tatanan hierarkis, dan ingin
oleh anggota kelompok. Hal ini berarti tidak hanya membagi ide yang dimiliki
18
kejelian terkait apa yang dikatakan oleh anggota kelompok lain untuk
memastikan bahwa kita memahami ide atau gagasan anggota kelompok lain
secara tepat
kelompok salah satunya adalah dapat membentuk rasa saling percaya manakala
diskusi kelompok. Lebih jauh, sikap mereka akan tampak pada sejumlah
atau group syntality theory yang dirumuskan oleh Raymond Bernard Cattell.
19
dengan cara berkomunikasi yang baik, saling menghormati satu sama lain, serta
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi
kepentingan.
2. Hambatan dalam penyandian atau simbol. Hal ini dapat terjadi karena
bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu,
simbol yang digunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa
media komunikasi misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga
si penerima.
20
6. Hambatan dalam memberikan umpan balik. Umpan balik yang
21
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
1. Latar Belakang
Sekarang ini seks bebas sudah menjadi hal yang tidak tabu lagi bagi kalangan
remaja dan mahasiswa di Indonesia. Kegiatan seks bukan hanya dilakukan oleh
pasangan yang sah menurut agama dan hukum yang berlaku akan tetapai juga
dilakukan oleh para pelajar dan mahsiswa. Aktifitas seks bebas mungkin sesuatu
yang biasa di negara lain khususnya dalam kehidupan barat, tetapi tidak di negara
kita Indonesia. Itu sesuatu yang dilarang dalam masyarakat kita. Seks bebas
dan kebutuhannya yang lain daripada menuntut ilmu. Mereka tidak lagi tenggelam
dalam pelajaran akan tetapi sudah tenggelam dalam lautan asmara yang mereka
namakan cinta. Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk
hidup di muka bumi ini. Bukan hanya manusia yang memiliki naluri seks, tetapi
Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diluar nikah. Tidak
Dalam islam seks bebas atau hubungan badan diluar nikah disebut zina.
Kegiatan seks (bersetubuh) hanya boleh dilakukan ketika sudah ada ikatan yang
sah yaitu pernikahan. Hubungan seks yang dilakukan diluar pernikahan merupakan
noram yang berlaku lainnya) dan merupak suatu perbuatan dosa yang besar dan
22
sangat berat hukumannnya. Hubungan seks diluar nikah dapat berisiko terjadinya
kandungan yang dapat membahayakan dirinya sendiri, dan yang paling utama dan
2. Tujuan penyuluhan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
C. Pokok Bahasan
23
a. Faktor penyebab seks bebas
E. Metode
✓ Ceramah
✓ Tanya Jawab
• Leaflet
• Infokus
G. Sasaran
I. Proses Pelaksaan
Tahapan Kegiatan Peserta Penyuluhan
No dan Kegiatan Penyaji / Penyuluh
Waktu ( Audien )
24
• Menjelaskan kontrak waktu, •Mendengarkan dan
tempat dan tujuan per temuan memperhatikan, menyepakati
kontrak waktu
• Mengkaji pengetahuan audiens
tentang bahaya pergaulan seks • Mengemukakan pendapat
bebas
• Tepuk tangan
• Memberikan reinforcement
positif (pujian)
25
• Menjawab pertanyaan
J. Setting Tempat
Keterrangan :
: Penyuluh
: Moderator
: Observer
: Fasilitaror
26
K. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi proses
1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
2. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
3. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
27
Lampiran Materi
Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diluar nikah.
Tidak sepantasnya apabila seorang manusia melakukan hubungan seks diluar
nikah. Dalam islam seks bebas atau hubungan badan diluar nikah disebut zina.
Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diluar nikah dan juga
hubungan kelamin yang dilakukan secara bebas yang tidak sesuai dengan
norma-norma yang ada di masyarakat.
B. Faktor Penyebab Seks Bebas
* Pegangan tangan
* Pelukan
28
mereka menggunakan alat kontrasepsi yang dijual bebas dan menggunakan
metode coitus interuptus.
Lingkungan keluarga
Lingkungan masyarakat
Lingkungan pergaulan
Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya lebih
mengarah kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah “Anak Gaul”.
Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan
nongkrong di kafe, mondar-mandir di mal, memahami istilah bokul, gaya fun,
berpakaian serba sempit dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan
mempertontonkan bagian tubuhnya yang seksi.
Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan hal
yang disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan.
Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang biasanya menjadi korban dari pergaulan
bebas, di antaranya terjebak dalam perilaku seks bebas.
29
Kurangnya pendidikan agama dari keluarga
Kurangnya pendidikan agama yang tidak diperoleh sejak dini dari keluarga,
terutama orangtuanya, sehinga mereka dapat dengan mudah terjerumus ke dalam
hal-hal yang negative.
Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks akan
memperkuatkan kemungkinan remaja percaya dan salah paham yang diambil dari
media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke kaum beresiko
melakukan perilaku berbahaya untuk kesehatannya.
VCD dan DVD porno begitu mudah diperoleh hanya dengan Rp 5.000.
Sekali dirazia, setelah itu bebas lagi diperjualbelikan. Sistem pendidikan yang
mengejar angka-angka pun memberi andil kerusakan generasi muda itu.
Narkoba
Seks bebas dan narkoba sangat erat kaitannya. Dimana orang-orang yang
telah terjerumus kedalam pengaruh napza, sebagian besar dari mereka dapat
dipastikan telah melakukan seks bebas. Baik hubungan diluar nikah maupun dengan
berganti-ganti pasangan.
30
Kebersamaan nyaris sirna dalam kasih sayang, kejujuran, moral dan etika
kini semakin memudar dalam kehidupan kita di tengah arus globalisasi, bahkan
dengan bangga mereka mengadopsi budaya barat dan sadar atau tidak sadar menjadi
agen budaya asing.
Media cetak
Gaya hidup
Gaya hidup remaja sekarang yang selalu diikuti dengan dunia gemerlap
malam, seperti dugem, clubbing, minum-minuman keras, merokok, nongkrong di
kafe dan lain sebagainya.
Situs-situs itu tidak berguna dan tidak cocok untuk dilihat. Situs itu akan
mengurangi keimanan kepada Tuhan dan cenderung membawa mereka untuk
melakukan sesuatu yang salah. Tetapi banyak orang tidak tahu atau tidak
memikirkan tentang itu. Mereka terlalu bernafsu untuk melihat gambar-gambar itu
semua.
Faktor Ekonomi
31
Faktor ekonomi, seperti kemiskinan adalah salah satu penyebab terjadinya seks
bebas.
Kondom yang terjual bebas di apotik-apotik adalah salah satu penyebab seks
bebas karena kita tahu kalau kondom dapat mencegah kehamilan, sehingga dapat
melakukan seks bebas kapanpun.
Sebenarnya untuk menjauhkan remaja dari pergaulan seks bebas dapat dilakukan
dengan cara:
32
D. Bahaya Seks bebas
Terputusnya sekolah
Akibat dari pergaulan bebas dan seks bebas adalah terputusnya sekolah karena
dengan seks bebas dan pergaulan bebas, mereka tidak sepenuhnya focus dengan
belajar saat di sekolah dan hanya memikirkan pacarnya atau mau ngapain setelah
sekolah (kencan di tempat-tempat romantic, makan malam, dll). Itulah yang dapat
menyebabkan anak putus sekolah karena malas belajar dan hanya memikirkan
pacarnya saja, apalagi kalau sudah patah hati, pasti malas umtuk melakukan
kegiatan apapun.
Dari seks bebas yang sudah dilakukan, maka dipaksakan untuk dapat menikah
pada usia muda karena harus mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukan
oleh kedua belah pihak. Menikah diusia muda juga banyak mempunyai dampak
yang tidak baik untuk kedua pihak, misalnya: karena ketidaksiapan psikis dan
psikologi, maka dapat menyebabkan pertengkaran dan perceraian dan bagi seorang
istri, karena organ-organ reproduksinya belum berfungsi dengan baik seperti wanita
yang sudah dewasa, maka bisa menyebabkan perdarahan saat melahirkan dan
penyakit-penyakit lainnya.
33
Jika harus menjadi orang tua di usia muda, maka sudahkah kita memiliki bayangan,
kira-kira pekerjaan apa yang paling mungkin kita kerjakan untuk membiayai
keluarga kita? Sementara pada sisi yang lain, bekal untuk berkompetinsi mencari
pekerjaan yang layak, mungkin belum kita miliki. Jika, setelah kita analisis ternyata
kita belum siap untuk menjadi orang tua di usia muda, maka lebih baik tidak usah
pacaran terlebih dahulu. Maka, bahwa di usia muda lebih baik kita menghindari
pacaran terlebih dahulu agar waktu yang kita miliki dapat betul-betul kita
maksimalkan untuk mempersiapkan masa depan kita.
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki
dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
34
Disebabkan oleh bakteri. Infeksi dimulai beberapa hari sampai beberapa
minggu setelah berhubungan intim dengan orang yang terjangkit penyakit ini
Pada pria, penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari kemaluan pria.
Buang Air Kecil dapat terasa sakit. Gejala-gejala ini dapat terasa berat/tidak
terasa sama sekali
* Herpes
* Infeksi Jamur
* Syphilis
* HIV/AIDS
AIDS bisa membuat kehidupan kita tidak berguna, dan merusak hidup
kita meskipun kita menghindarinya dengan kondom ketika kita berhubungan
seks, ia masih tidak bisa dihindari. Setiap orang bisa terkena jika kita tidak
mencoba menghindarinya.AIDS merupakan kumpulan gejala akibat rusaknya
sistem kekebalan tubuh. Diakibatkan oleh serangan virus HIV,Timbul karena
35
sering berganti pasangan seksual. Juga dapat melalui transfusi darah, jarum
suntik, luka, maupun penularan dari ibu ke bayi.
Strategi Komunikasi
b. Fase Interaksi
36
Moderator: (memberikan reinforcement positif) “Benar sekali adik-adik,
baiklah agar menambah pengetahuan adik-adik rekan kakak akan menjelaskan
apa bahaya dari seks bebas. Kepada kak Engla dipersilahkan”
c. Fase Kerja
Presentator: “Adik-adik semua ada yang tau ga, apa faktor penyebab dari seks
bebas?”
Audiens: “Bagaimana cara kita untuk menghindari dari seks bebas ini”
37
Moderator: (memberikan reinforcement positif)
d. Fase Terminasi
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan komunikasi dalam interaksi keluarga ditinjau dari kepentingan
orang tua adalah untuk memberikan informasi,nasihat,mendidik dan
menyenangkan bagi anak-anak. Sedangkan anak berkomunikasi dengan orang
tua adalah untuk mendapatkan saran,nasihat,masukan atau dalam memberikan
respon dari pernyataan orang tua.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam
rapat,pertemuan,konperensi dan sebagainya.Kedua definisi komunikasi
kelompok diatas mempunyai kesamaan,yakni adanya komunikasi tatap
muka,peserta komunikasi lebih dari dua orang dan memiliki susunan rencana
kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
3.2 Saran
Mahasiswa mampu berkomunikasi dengan kelompok lebih efektif
karena telah mengetahui bagaimana teknik berkomunikasi dengan kelompok,
serta mengetahui hambatan yang akan ditemui pada saat berkomunikasi dengan
kelompok.
39
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/490511572/KEL-2-KOMUNIKASI-TERAPEUTIK-
KELUARGA-KELOMPOK-MASYARAKAT
40