Nama kelompok 2:
1. Choirun Nisa
2. Geovanie Anggasta
3. Lulu Nabilah
4. Novita fili
5. Rahma Sukmawati
6. Septivani
7. Yesi Putriana
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar belakang
..
.. 1
1.2. Rumusan masalah
..
. 1
1.3. Tujuan
..
.. 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................2
2.1 Komunikasi
...
.. 2
2.2 Jenis-jenis komunikasi
...
. 3
BAB III PENUTUP................................................................................................9
3.1 Kesimpulan
. 9
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menanbah pengetahuan tentang
kominkasi, serta penjelasan dari jenis jenis komunikasi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komunikasi
2.1.1 Definisi komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicare yang
berarti berpartisipasi atau memberitahukan.
Berbagai pendapat tentang definisi komunikasi:
1. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan
yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti
dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan.
( Edward Depari, dari AW Widjaja,2000 )
2. William J Seiller ( 1988 ) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah
proses yang mana simbol verbal dan non verbal dikirimkan, diterima
dan diberi arti.
3. Hovlan, Janis, dan Kelley adalah ahli sosiologi Amerika mengatakan
bahwa communication is the process by which an individual
transmits stimuly ( usually verbal ) to modify the behaviour of other
individuals dengan kata lain, komunikasi adalah proses individu
dalam mengirim stimulus ( umumnya dalam bentuk verbal ) untuk
mengubah tingkah laku orang lain. ( forsdale,1981 )
Dari beberapa definisi tersebut diatas secara umum dapat
disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses pengiriman atau
pertukaran ( stimulus, signal, symbol, informasi ) baik dalam bentuk
verbal maupun non verbal dari pengirim ke penerima pesan dengan
tujuan adanya perubahan ( baik dalam aspek kognitif, afektif
maupun psikomotor ).
2.1.2 Tujuan komunikasi
Secara umum, tujuan komunikasi adalah :
1. Supaya pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti orang lain
( komunikan ).
Dalam menjalankan peran sebagai komunikator, perawat
perlu menyampaikan pesan dengan jelas, lengkap dan sopan. Hal
ini sangat penting agar pesan kita dapat diterima oleh klien, teman
sejawat maupun kolega, sehingga tujuan bersama dalam membantu
kesembuhan klien dapat dicapai.
2. Memahami orang lain
Sebagai komunikator, proses komunikasi tidak akan dapat
berlangsung dengan baik bila perawat tidak dapat memahami
kondisi atau apa yang diinginkan klien
3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain
Selain sebagai komunikator, perawat juga sebagai edukator
yaitu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien. Peran ini
dapat efektif bila yang disampaikan perawat dapat dimengerti dan
diterima oleh klien
4. Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu
Mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan sesuatu
sesuai keinginan kita bukanlah hal mudah, disini perlu adanya
pendekatan yang jitu agar klien percaya dan yakin bahwa apa yang
kita harapkan untuk dilakukan tersebut benar-benar dapat
bermanfaat nagi klien atau komunikan yang lain. Upaya ini dapat
dilakukan dengan pendekatan yang persuasif dan demonstratif agar
komunikan dapat melakukan dengan benar apa yang diharapkan
komunikator
Secara singkat dapat kita katakan bahwa tujuan komunikasi
adalah mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan
komunikator dapat diterima oleh orang lain.
Sebagai tenaga kesehatan yang mempunyai tanggung jawab
sesuai dengan tugas dan wewenangannnya, secara umum
komunikasi yang dilakukan perawat mempunyai tujuan dan target
yaitu:
1. Social change/ social participation
2. Attitude change
3. Opinion change
4. Behaviour change
Komunikasi yang dilakukan perawat bertujuan agar pelayanan
keperawatan yang diberikan dapat berjalan efektif. Kemampuan
komunikasi yang efektif ini merupakan keterampilan yang harus
dimiliki oleh perawat profesional.
2.2 Jenis-jenis komunikasi
Jenis komunikasi sebagaimana disampaikan oleh Widjaja (2000)
dibedakan menjadi lima macam, yaitu komunikasi tertulis, komunikasi
verbal, komunikasi non verbal, komunikasi satu arah, dan komunikasi dua
arah.
2.2.1 Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang disampaikan secara
tertulis, baik dengan tulisan manual maupun tulisan dari media. Jenis
komunikasi ini dapat berupa surat, surat kabar/media massa atau
media elektronik yang disampaikan dalam bentuk tulisan. Dalam
konteks komunikasi keperawatan, komunikasi jenis ini dapat berupa
catatan perkembangan pasien, catatan medis, catatan/laporan
perawatan, dan catatan penting lainnya.
Keuntungan komunikasi tertulis adalah dapat dibaca
berulangulang, dapat dijadikan bukti otentik, biaya minimal, dapat
didokumentasikan dan bersifat tetap. Sedangkan kekurangannya
adalah memerlukan dakumentasi yang cukup banyak, kadang-
kadang tidak jelas, umpan balik dapat berlangsung dengan waktu
yang cukup lama dan sebagainya. Untuk mengatasi masalah tersebut
maka komunikasi tertulis hendaknya memperhatikan hal-hal
dibawah ini:
a. Menggunakan tulisan yang jelas dan mudah dibaca
b. Menggunakan kata-kata yang sederhana, umum, tidak bertele-
tele
c. Fokus pada pesan yang ingin disampaikan
d. Memberi ilustrasi, bagan, denah, dan sket untuk memperjelas
kalau perlu
Gerak Tubuh
Adanya gerakan tubuh yang terjadi pada saat komunikasi,
baik gerakan yang dilakukan komunikator maupun komunikasi
menunjukkan adanya interaksi aktif dari diri seseorang.
Ekspresi Wajah
Ungkapan penrasaan seseorang dapat dilihat dari ekspresi
wajahnya terutama dari lokasi sekitar mata dan mulut (Roger
B.Ellis dkk, 2000).
Pandangan
Komunikasi yang baik dilakukan dengan adanya kontak
mata, ketika berbicara komunikator perlu memandang
komunikan. Pandangan adalah hal penting dalam menilai
tanda-tanda non verbal.
Postur
Ketika berkomunikasi dengan postur sedikit membungkuk,
berdiri tegak atau dengan menopang tangan di pinggang
memberikan arti dan suasana komunikasi yang berbeda.
Jarak Tubuh dan Kedekatan
Unsur ini juga cukup mempengaruhi dalam proses
komunikasi non verbal. Kenyamanan komunikasi bisa dinilai
dari jarak tubuh yang diperlihatkan, seseorang yang sudah
kenal akrab dan dekat mungkin lebih nyaman kalau
komunikasi dilakukan dengan posisi yang saling berdekatan,
namun berbeda bila komunikasi tersebut dengan orang lain.
Jarak tubuh ini juga sangat tergantung pada usia, jenis kelamin,
hubungan kedekatan, dan budaya yang berlaku.
Sentuhan
Ungkapan perhatian, empati dan kasih sayang dapat
diungkapkan melalui sentuhan. Maka sentuhan ini berbeda
tergantung dari sifat dan derajat hubungan, serta kedudukan
seseorang. Sentuhan seorang perawat kepada pasien bisa
memberi pesan tentang adanya perhatian dan keseriusan
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Pakaian
Jenis pakaian, rambut, perhiasan, dan rias wajah seseorang
berbicara banyak tentang kepribadian, peran, pekerjaan, status
dan suasana hati seseorang serta ungkapan pesan yang ingin
disampaikan seseorang.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Komunikasi yang kita bangun dalam sebuah interaksi harus sesuai
dengan satu sama lain agar tidak salah paham, untuk itu penulis harapkan
agar komunikasi yang bisa kita praktikkan dari makalah ini bisa membantu
interaksi yang ada.