Anda di halaman 1dari 9

PERAWATAN UNTUK POPULASI RENTAN SAAT BENCANA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

1. Annisa Sukma Azzahra 6. Reynatha Mourina

2. Fanny Fitri Febriani 7. Risky Ria Pratiwi

3. Hanny Adetia 8. Rizqa Nuriawalia

4. Intan Puspa Parera 9. Siti Mardaniah

5. Janiar Khakikoh

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Perawatan untuk Populasi Rentan Saat Bencana.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta,  September 2020


    
                                                          

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................1
1.2 Tujuan .........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan .....................................................................................................15
4.2 Saran ...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................16
LAMPIRAN ...........................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawatan saat bencana sering kali berfokus pada perawatan pasien yang
mengalami cedera fisik, penyakit, dan respons emosional terhadap kejadian
tersebut. Untuk merawat korban pasca bencana, perawat dan tenaga kesehatan
harus memiliki pemahaman tentang unsur-unsur penanggulangan bencana
seperti mitigasi, perencanaan, tanggap darurat, dan pemulihan. Tidak semua
insiden bencana melibatkan pasien yang tiba di unit gawat darurat setempat
atau bagian korban. Insiden katastropik dapat mempengaruhi infrastruktur
rumah sakit atau komunitas di mana rumah sakit tersebut berada. Insiden
bencana yang menimbulkan non-pasien ini termasuk hilangnya infrastruktur
sistem komputer, kehilangan pasokan listrik atau air ke rumah sakit, atau
hilangnya sistem telepon di dalam rumah sakit. Dengan tujuan mengadopsi
rekam medis digital di Amerika Serikat pada tahun 2016 dan tren global untuk
menjadikan semua dokumentasi rumah sakit elektronik, hilangnya fungsi
sistem komputer dapat menimbulkan stres dan seringkali berdampak negatif
pada rumah sakit dan berpotensi pada perawatan pasien.

B. Tujuan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Populasi Rentan

Kelompok kebutuhan khusus merupakan masyarakat yang rentan selama terjadinya


bencana. Kelompok khusus dalam konteks tanggap darurat yaitu kelompok rentan di
antaranya adalah individu penyandang cacat, wanita hamil, anak-anak, orang lanjut
usia, tahanan, beberapa anggota etnis minoritas, orang-orang dengan bahasa
hambatan, dan miskin.

Menurut UU No : 24 tahun 2007 pasal 55 Ayat 2

Kelompok rentan dalam situasi bencana adalah Individu atau Kelompok yang
terdampak lebih berat diakibatkan adanya kekurangan dan kelemahan yg dimilikinya
yg pada saat bencana terjadi menjadi beresiko lebih besar, Meliputi Bayi , Balita,
Anak anak, Ibu Hamil/ Menyusui, Disabilitas dan Lansia

Menurut UU No. 39 Tahun 1999 Pasal 5 Ayat 3 bahwa

Setiap orang yg termasuk masyarakat yg rentan berhak memperoleh perlakuan dan


perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya.

KELOMPOK RENTAN Menurut Human Right Reference :

1. Pengungsi

2. Internally Displace persons : Orang orang yg terlantar (Pengungsi )

3. National Minorities ( Kelompok Minoritas )

4. Migrant Workers ( Pekerja Migrant )

5. Orang Pribumi asli

6. Anak
7. Perempuan

KELOMPOK RENTAN

1. Individu dengan kebutuhan khusus

2. Orang Tua

3. Wanita

4. Anak-anak

5. Narapidana yang di penjara

6. Social Economic Status (SES) minoritas dan orang yang mengalami kendala
bahasa

7. Penduduk asli setempat (Indigenous people)

8. Pengungsi dan Migran

INDENTIFIKASI KELOMPOK BERESIKO

1. Bayi

2. Perempuan

3. Lansia/ Orang Tua

4. Kelompok dengan Keterbatasan fisik dan Penyakit Kronis

2.2. Perawatan Populasi Rentan Saat Bencana

Upaya penyelamatan korban bencana diawali dengan proses trige yaitu


pemilahan korban berdasarkan tingkat kegawatan korban. Perawat melakukan triage
dengan membedakan korban pada kelompok rentan dan bukan kelompok rentan
untuk memprioritaskan tindakan perawatan. Perawat menilai kegawatan korban dari
pernafasan korban, tidak menyebutkan secara jelas indikator kegawatan atau metoda
triage yang digunakan di lapangan. Hal ini berbeda dengan penilaian triage yang
seharusnya diterapkan di bencana.

Upaya perawatan pada korban becana pada saat tanggap darurat meliputi
kebutuhan fisik korban, kebutuhan konseling, dan kebutuhan psikologi korban.
Perawat melakukan pemenuhan kebutuhan fisik di bidang kesehatan antara lain
pemeriksaan fisik dan juga memberikan obat-obatan. Perawat melakukan konseling
yang salah satunya betujuan untuk menurunkan stress pada anak-anak maupun orang
dewasa. Perawat melakukan pemenuhan kebutuhan psikologi korban dengan
menguatkan perasaan dan membesarkan hati korban. Perawat mengajak korban untuk
berpikir secara positif menyikapi peristiwa bencana yang terjadi. Tindakan perawat
ini bertujuan mengurangi stress pada korban.

Perawat juga mengalami stress atau jenuh selama bertugas di posko


kesehatan. Perawat menghilangkan kejenuhannya dengan berkunjung ke tempat
pengungsian. Perawat bercerita kepada korban di pengungsian dengan tujuan untuk
membesarkan hati korban. Perawat mengurangi beban atau menghilangkan
ketegangan psikologisnya dengan cara mengajak bercerita pada korban bencana.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Perawat kesehatan bencana melakukan upaya triage dan evakuasi yang berbeda
dengan yang dikerjakan dirumah sakit. Perawat melakukan upaya triage dan evakuasi
secara simultan dengan memprioritaskan penanganan pada kelompok rentan.
Kelompok rentan meliputi anak-anak, balita, ibu hamil, difabel dan lansia. Kelompok
rentan harus di prioritaskan karena mereka rentan terhadap kematian, penyakit, dan
mempunyai ketergantungan yang tinggi pada bantuan orang lain serta pemenuhan
kebutuhan korban sendiri. Perawat memprioritaskan pada kelompok rentan untuk
meningkatkan upaya penyelamatan, pencegahan penyakit, dan kecacatan.
Penanganan awal perawat pada upaya triage dan evakuasi pada kelompok rentan akan
dapat menyelamatkan korban bencana yang banyak.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.who.int/environmental_health_emergencies/vulnerable_groups/en/

Martono, Setyo, Ratnawati, Retty, Setyoadi. 2014. “Penanganan Kesehatan pada


Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Merapi”. Fakultas Kedokteran. Universitas
Brawijaya. Malang, Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai