Anda di halaman 1dari 15

KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL

DAN BASIC LIFE SUPPORT


“SISTEM TRANSPORTASI PADA KASUS GADAR
MATERNAL NEONATAL”

Dosen Pembimbing :
Esti Yuliani,S.SiT.,S.Pd.,M.Kes
Disusun Oleh :
1.Aliddina Nur Afifah (P27824519001)
2.Arfiana Nur Liza Aini (P27824519002)
3.Nadiatul Usna (P27824519005)
4.Novi Kristina Agapin (P27824519007)

Kelas :Freesia

PRODI DIII KEBIDANAN KAMPUS BOJONEGORO


POLITEKKES KEMENKES SURABAYA
BOJONEGORO
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas tentang
“Sistem Transportasi Pada Kasus Gadar Maternal Neonatal”. Untuk kedua kalinya
sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan nabi Muhamad SAW
semoga selalu terlimpahkan. Amin.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Esti
Yuliani,S.SiT.,S.Pd.,M.Kes selaku dosen yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini kami membahas tentang “Sistem
Transportasi Pada Kasus Gadar Maternal Neonatal” yang mana dapat digunakan
sebagai landasan dalam bertindak untuk menolong kegawatdaruratan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi siswa siswi atau bagi pembacanya.
Tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan penyusunan makalah ini yang
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak maupun bagi pembaca makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bojonegoro,05 Februari 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................1
Daftar Isi........................................................................................................2
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan.......................................................................................................4
BAB 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Pelayanan Kebidanan Rujukan ................................................................5
2.2 Tujuan Umum Rujukan............................................................................5
2.3 Tujuan Khusus Rujukan...........................................................................5
2.4 Persiapan Rujukan....................................................................................5
2.5 Tahapan Rujukan Maternal dan Neonatal................................................6
2.6 Perencanaan Rujukan................................................................................8
2.7 Kendaraan...............................................................................................10
BAB 3 Penutup
3.1 Kesimpulan.............................................................................................13
Daftar Pustaka ...........................................................................................14

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan di Indonesia yang masih perlu diwaspadai yaitu
terjadi pada kelompok ibu dan anak yang dapat dilihat dari masih tingginya
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Penyebab
utama yang umumnya terjadi adalah komplikasi obstetri pada masa
kehamilan, persalinan dan nifas pada wanita usia reproduksi seperti
pendarahan, eklampsia, infeksi, partus lama, dan abortus. Dua puluh tiga juta
perempuan (15% dari semua wanita hamil) di dunia mengembangkan
komplikasi yang mengancam jiwa setiap tahunnya.
Salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB adalah
dengan diselenggarakannya pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dasar
berkualitas yaitu Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED)
di Puskesmas, dan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) di Rumah Sakit Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit Propinsi.
Kematian ibu akibat kehamilan dan persalinan erat kaitannya dengan penolong
persalinan dan tempat persalinan. Kehamilan dengan kondisi komplikasi juga
diperparah oleh adanya keterlambatan penanganan kasus emergensi atau
komplikasi maternal secara adekuat akibat kondisi 3 Terlambat (3T), yaitu
terlambat pengambilan keputusan untuk merujuk, terlambat mencapai fasilitas
kesehatan, dan terlambat mendapatkan penangananan medis segera. Selain itu,
juga terangkum dalam 4 Terlalu (4T) yaitu terlalu tua, terlalu muda, terlalu
sering dan terlalu banyak
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud pelayanan kebidanan rujukan?
1.2.2 Apa tujuan umum rujukan?
1.2.3 Apa tujuan khusus rujukan?
1.2.4 Bagaimana persiapan rujukan?
1.2.5 Bagaimana tahapan rujukan maternal dan neonatal?
1.2.6 Bagaiman perencanaan rujukan?
1.2.7 Bagaimana kendaraan yang digunakan untuk sistem rujukan?

3
1.3 Tujuan
1.3.1 Mampu mengetahui pelayanan kebidanan rujukan
1.3.2 Mampu mengetahui tujuan umum rujukan
1.3.3 Mampu mengetahui tujuan khusus rujukan
1.3.4 Mampu mengetahui persiapan rujukan
1.3.5 Mampu mengetahui tahapan rujukan maternal dan neonatal
1.3.6 Mampu mengetahui perencanaan rujukan
1.3.7 Mampu mengetahui kendaraan yang digunakan untuk sistem rujukan

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelayanan Kebidanan Rujukan
Pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem
pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan
oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan,
juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan
kesehatan atau fasilitas kesehatan lain secara horisontal maupun vertikal.
2.2 Tujuan Umum Rujukan
Memberikan petunjuk kepada petugas puskesmas tentang pelaksanaan
rujukan medis dalam rangka menurunkan IMR dan AMR( Setyarini,2016)
2.3 Tujuan Khusus Rujukan
a. Meningkatkan kemampuan puskesmas dan peningkatannya dalam rangka
menangani rujukan kasus risiko tinggi dan gawat darurat yang terkait
dengan kematian ibu dan bayi
b. Menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur rujukan di wilayah kerja
puskesmas( Setyarini,2016)
2.4 Persiapan Rujukan
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarganya. Jika terjadi
penyulit, seperti keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas kesehatan yang
sesuai, dapat membahayakan jiwa ibu dan atau bayinya. Jika perlu dirujuk,
siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan dan perawatan hasil
penilaian (termasuk partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa ke fasilitas
rujukan( Setyarini,2016)
Jika ibu datang untuk mendapatkan asuhan persalinan dan kelahiran
bayi dan ia tidak siap dengan rencana rujukan, lakukan konseling terhadap
ibu dan keluarganya tentang rencana tersebut. Bantu mereka membuat
rencana rujukan pada saat awal persalinan( Setyarini,2016)
Kesiapan untuk merujuk ibu dan bayinya ke fasilitas kesehatan
rujukan secara optimal dan tepat waktu menjadi syarat bagi keberhasilan
upaya penyelamatan. Setiap penolong persalinan harus mengetahui lokasi
fasilitas rujukan yang mampu untuk penatalaksanaan kasus gawatdarurat

5
obstetri dan bayi baru lahir dan informasi tentang pelayanan yang tersedia di
tempat rujukan, ketersediaan pelayanan purna waktu, biaya pelayanan dan
waktu serta jarak tempuh ke tempat rujukan. Persiapan dan informasi dalam
rencana rujukan meliputi siapa yang menemani ibu dan bayi baru lahir,
tempat rujukan yang sesuai, sarana tranfortasi yang harus tersedia, orang yang
ditunjuk menjadi donor darah dan uang untuk asuhan medik, tranfortasi, obat
dan bahan. Singkatan BAKSOKUDO (Bidan, Alat, Keluarga, Surat, Obat,
Kendaraan, Uang, Dokumen) dapat di gunakan untuk mengingat hal penting
dalam mempersiapkan rujukan( Setyarini,2016)
2.5 Tahapan Rujukan Maternal dan Neonatal
a. Menentukan kegawatdaruratan penderita
1) Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita
yang tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun
bayi, maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
terdekat, oleh karena itu mereka belum tentu dapat menerapkan ke
tingkat kegawatdaruratan.
2) Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas.
Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus
yang ditemui, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya,
mereka harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri
dan kasus mana yang harus dirujuk.
b. Menentukan tempat rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang
mempunyai kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta
dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
c. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarga. Jika perlu dirujuk,
siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan, perawatan dan
hasil penilaian (termasuk partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa ke
fasilitas rujukan. Jika ibu tidak siap dengan rujukan, lakukan konseling

6
terhadap ibu dan keluarganya tentang rencana tersebut. Bantu mereka
membuat rencana rujukan pada saat awal persalinan.
d. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
1) Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk
2) Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka
persiapan dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan.
3) Meminta petunjuk dan cara penanganan untuk menolong penderita
bila penderita tidak mungkin dikirim.
e. Persiapan penderita (BAKSOKUDA)
B (Bidan)
Pastikan ibu/ bayi/ klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan
kegawatdaruratan
A (Alat)
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan seperti spuit,
infus set, tensimeter dan stetoskop
K (keluarga)
Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan
mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus
menerima ibu (klien) ke tempat rujukan.
S (Surat)
Beri sura ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan
rujukan, uraian hasil rujuka, asuhan atau obat-obat yang telah diterima ibu
O (Obat)
Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan merujuk
K (Kendaraan)
Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu (klien)
dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam
waktu cepat.
U (Uang)

7
Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempar
rujukan
DA (Darah)
Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan transfusi darah
apabila terjadi perdarahan
f. Pengiriman Penderita (Ketersediaan Sarana Kendaraan)
Untuk mempercepat pengiriman penderita sampai ke tujuan, perlu
diupayakan kendaraan/sarana transportasi yang tersedia untuk mengangkut
penderita
g. Tindak Lanjut Penderita :
1) Untuk penderita yang telah dikembalikan (rawat jalan pasca
penanganan)
2) Penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor
harus ada tenaga kesehatan yang melakukan kunjungan rumah
( Setyarini,2016)
2.6 Perencanaan Rujukan
a. Komunikasikan rencana merujuk dengan ibu dan keluarganya, karena
rujukan harus medapatkan pesetujuan dari ibu dan/atau keluarganya.
Tenaga kesehatan perlu memberikan kesempatan, apabila situasi
memungkinkan, untuk menjawab pertimbangan dan pertanyaan ibu serta
keluarganya. Beberapa hal yang disampaikan sebaiknya meliputi:
1) Diagnosis dan tindakan medis yang diperlukan
2) Alasan untuk merujuk ibu
3) Risiko yang dapat timbul bila rujukan tidak dilakukan
4) Risiko yang dapat timbul selama rujukan dilakukan
5) Waktu yang tepat untuk merujuk dan durasi yang dibutuhkan
Untuk merujuk
6) Tujuan rujukan
7) Modalitas dan cara transportasi yang digunakan
8) Nama tenaga kesehatan yang akan menemani ibu

8
9) Jam operasional dan nomer telepon rumah sakit/pusat layanan
kesehatan yang dituju
10) Perkiraan lamanya waktu perawatan
11) Perkiraan biaya dan sistem pembiayaan (termasuk dokumen
kelengkapan untuk Jampersal, Jamkesmas, atau asuransi
kesehatan)
12) Petunjuk arah dan cara menuju tujuan rujukan dengan
menggunakan modalitas transportasi lain m. Pilihan akomodasi
untuk keluarga
b. Hubungi pusat layanan kesehatan yang menjadi tujuan rujukan dan
sampaikan kepada tenaga kesehatan yang akan menerima pasien hal-hal
berikut ini:
1) Indikasi rujukan
2) Kondisi ibu dan janin
3) Rencana terkait prosedur teknis rujukan (termasuk kondisi
lingkungan dan cuaca menuju tujuan rujukan)
4) Kesiapan sarana dan prasarana di tujuan rujukan e.
Penatalaksanaan yang sebaiknya dilakukan selama dan sebelum
transportasi, berdasarkan pengalaman-pengalaman rujukan
sebelumnya
c. Hal yang perlu dicatat oleh pusat layanan kesehatan yang akan menerima
pasien adalah:
1) Nama pasien
2) Nama tenaga kesehatan yang merujuk
3) Indikasi rujukan
4) Kondisi ibu dan janin
5) Penatalaksanaan yang telah dilakukan sebelumnya
6) Nama dan profesi tenaga kesehatan yang mendampingi pasien
d. Saat berkomunikasi lewat telepon, pastikan hal-hal tersebut telah dicatat
dan diketahui oleh tenaga kesehatan di pusat layanan kesehatan yang akan
menerima pasien.

9
e. Lengkapi dan kirimlah berkas-berkas berikut ini (secara langsung ataupun
melalui faksimili) sesegera mungkin:
1) Formulir rujukan pasien (minimal berisi identitas ibu, hasil
pemeriksaan, diagnosis kerja, terapi yang telah diberikan, tujuan
rujukan, serta nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang
memberi pelayanan)
2) Fotokopi rekam medis kunjungan antenatal
3) Fotokopi rekam medis yang berkaitan dengan kondisi saat ini
4) Hasil pemeriksaan penunjang
5) Berkas-berkas lain untuk pembiayaan menggunakan jaminan
kesehatan
f. Pastikan ibu yang dirujuk telah mengenakan gelang identifikasi.
g. Bila terdapat indikasi, pasien dapat dipasang jalur intravena dengan kanul
berukuran 16 atau 18.
h. Mulai penatalaksanaan dan pemberian obat-obatan sesuai indikasi segera
setelah berdiskusi dengan tenaga kesehatan di tujuan rujukan. Semua
resusitasi, penanganan kegawatdaruratan dilakukan sebelum memindahkan
pasien.
i. Periksa kelengkapan alat dan perlengkapan yang akan digunakan Untuk
merujuk, dengan mempertimbangkan juga kemungkinan yang dapat terjadi
selama transportasi
j. Selalu siap sedia untuk kemungkinan terburuk
k. Nilai kembali kondisi pasien sebelum merujuk, meliputi:
1) Keadaan umum pasien
2) Tanda vital (Nadi, Tekanan darah, Suhu, Pernafasan)
3) Denyut jantung janin
4) Presentasi
5) Dilatasi serviks
6) Letak janin
7) Kondisi ketuban
8) Kontraksi uterus: kekuatan, frekuensi, durasi

10
l. Catat dengan jelas semua hasil pemeriksaan berikut nama tenaga
kesehatan dan jam pemeriksaan terakhir.
2.7 Kendaraan
Kendaraan yang dipakai untuk merujuk ibu dalam rujukan tepat
waktu harus disesuaikan dengan medan dan kondisi lingkungan menuju
tujuan rujukan. Berikut ini adalah contoh tampilan desain ambulans
sederhana yang dapat digunakan untuk merujuk ibu.

a. Ambulan Desa
1) Pengertian
Ambulan desa adalah salah satu bentuk semangat gotong
royong dan saling peduli sesama warga desa dalam sistem rujukan
dari desa unit rujukan kesehatan yang berbentuk alat transportasi.
Ambulan desa adalah suatu alat transportasi yang dapat
digunakan untuk mengantarkan warga yang membutuhkan
pertolongan,dan perawatan di tempat pelayanan kesehatan.
(Pinem,2016)
2) Tujuan
Tujuan Umum
mempercepat penurunan AKI karena hamil,nifas dan melahirkan
Tujuan khusus

11
mempercepat pelayanan kegawat daruratan masalah
kesehatan,bencana serta kesiapsiagaan mengatasi masalah
kesehatan terjadi atau mungkin terjadi. (Pinem,2016)
3) Sasaran
Pihak-pihak yang berpengaruh terhadap perubahan prilaku
individu dan keluarga yang dapat mencipatakan iklim yang
kondusif terhadap perubahan prilaku tersebut.semau individu dan
keluarga yang tangkap dan peduli terhadap permasalahan
kesehatan dalam hal ini di siapsiagaan memenuhi sarana
transportasi sebagai ambulan desa.
4) Kriteria
a) kendaraan yang bermesin yang sesuai standar (mobil sehat)
b) mobil pribadi perusahaan pemerintah pengusaha.
c) Online(Pinem,2016)
5) Indikator Proses Pembentukan Ambulan Desa
a) ada forum kesehatan desa yang aktif
b) gerakan bersama atau gotong royong oleh masyarakat
dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan.bencana serta kegawat daruratan dengan
pengendalian faktor resikonya.
c) pengamatan dan pemantauan masalah kesehatan
d) penurunan kasus masalah kesehatan,bencana atau kegawat
daruratan kesehatan (Pinem,2016)

12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem
pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan
oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan,
juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan
kesehatan atau fasilitas kesehatan lain secara horisontal maupun vertikal.

13
DAFTAR PUSTAKA
Setyarini Didien Ika , Suprapti.2016. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan
Maternal Neonatal . PPSDM : Jakarta
Pinem Srilina.2016.Modul ASKEB Komunitas.Akademi Kebidanan Mitra Husada
Medan:Medan

14

Anda mungkin juga menyukai