Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN MATERNITAS DALAM KONTEKS KESEHATAN

KELUARGA

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas I
Dosen Pengampu : Ns. Yuni Puji W., S. Kep.,M. KEP

Kelompok 2
Anggota Kelompok:
Anggis Angelriska S. (SK120005)
Bunga Rizki Febriyani (SK120008)
Fani Roma Sari (SK120016)
Khavimayta Chentivolia F S (SK120024)

Program Studi Keperawatan (S1)


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Kendal September 2021/2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................2

KATA PENGANTAR..........................................................................................................3

BAB I.....................................................................................................................................4

A. Latar Belakang...............................................................................................................................4

B. Tujuan.............................................................................................................................................4

BAB II....................................................................................................................................6

A. FALSAFAH KEPERAWATAN MATERNITAS......................................................................6

B. SEJARAH KEPERAWATAN MATERNITAS.........................................................................7

C. PARADIGMA KEPERAWATAN MATERNITAS...................................................................8

D. PERKEMBANGAN KEPERAWATAN MATERNITAS.........................................................9

E. TREND DAN ISU KEPERAWATN MATERNITAS (KESEHATAN REPRODUKSI


PRANIKAH) DAN KONSEP FAMILY CENTER.....................................................................9

F. DINAMIKA KELUARGA..........................................................................................................13

G. KULTUR DALAM KONTEKS KEPERAWATAN KOMUNITAS......................................14

H. PERAN PERAWAT MATERNITAS........................................................................................17

BAB III................................................................................................................................18

Kesimpulan............................................................................................................................................18

Saran......................................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................19

2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt.Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Keperawatan Maternitas Dalam Konteks Kesehatan Keluarga”.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas I Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.

Dalam penulisan makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini, atas semua bantuan, bimbingan
dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna sehingga kritik, koreksi dan saran
dari semua pihak untuk menyempurnakan makalah kami senjutnya senantiasa akan kami
terima dengan tangan terbuka. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami maupun kepada pembaca umumnya.

Kendal, 24 September 2021

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar


yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalamí gangguan fisik,
psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan
kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu,
mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan
sakit oleh individu (Nursalam, 2008).

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian


integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosialspriritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga
dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
(Kusnanto, 2003).

Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan


kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan,
masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai
berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar
dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan (CHS/KIKI, 1993).

B. Tujuan

1. Mengetahui falsafah keperawatan maternitas


2. Mengetahui sejarah keperawatan maternitas
3. Mengetahui paradigma keperawatan maternitas
4. Mengetahui perkembangan keperawatan maternitas

4
5. Mengetahui trend dan isu keperawatan maternitas (kesehatan reproduksi pranikah)
dan konsep family center
6. Mengetahui dinamika keluarga
7. Mengetahui kultur dalam konteks keperawatan komunitas
8. Mengetahui peran perawat maternitas

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. FALSAFAH KEPERAWATAN MATERNITAS

Falsafah Keperawatan Maternitas (Reedar,et.al., 1997) :

1. Keperawatan maternitas memberikan askep yang holistik dengan selalu menghargai


klien dan keluarga serta menyadari bahwa klien dan keluarga berhak menentukan
perawatan yang sesuai untuk dirinya.
2. Semua individu mempunyai hak untuk lahir sehat dan untuk meyakinkan hal itu
maka setiap klien berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
3. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, tetapi juga
dapat mengakibatkan krisis situasi selama anggota keluarga tersebut tidak
merupakan satu keluarga yang utuh.
4. Keperawatan maternitas meyakini bahwa peristiwa kelahiran adalah peristiwa
normal dan sehat dalam keluarga, yang membutuhkan adaptasi fisik dan psikososial
dari individu terkait, sehingga pelayanan keperawatan lebih bersifat preventif dan
suportif daripada kuratif. Dalam mempertahankan kesehatan klien dibutuhkan
partisipasi aktif dalam keluarga.
5. Proses kelahiran merupakan permulaan suatu bentuk hubungan baru dalam keluarga
yang sangat penting, sehingga asuhan keperawatan maternitas mendorong interaksi
yang positif antara orang tua, bayi dan keluarga lainnya dengan menggunakan
sumber-sumber yang tersedia.
6. Sikap, nilai dan perilaku sehat setiap individu dipengaruhi oleh budaya dan sosial
dimana individu itu berasal, yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang.

6
B. SEJARAH KEPERAWATAN MATERNITAS

1. Sebelum Abad-2

 Persalinan dilakukan oleh dukun


 Dokter dipanggil jika terjadi masalah dalam persalinan
 Tempat persalinan di rumah
 Angka kematian tinggi
 Bayi: lahir prematur, dehidrasi, kontak dengan penyakit
 Ibu : perdarahan post partum, infeksi post partum, demam nifas, toxemia

2. Akhir Abad ke-19

 Teknologi sudah berkembang


 Terjadinya dokter dan asisten
 Keperawatan belum terjadi karena:
 Biaya pengobatan masih tinggi
 Fungsi perawat masih berkurang
 Perawatan antenatal sampai postnatal dilakukan oleh dokter
 Peran ibu dalam persalinan tidak ada
 Angka kematian turun secara perlahan.

3. Awal Pertengahan Abad ke-20

 Terjadinya perubahan dalam keperawatan maternitas


 Persalinan dilakukan di RS atau Klinik bersalin
 Terjadi pengontrolan biaya persalinan
 Angka kematian menurun
 Pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikologis
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

7
C. PARADIGMA KEPERAWATAN MATERNITAS

Paradigma keperawatan pada keperawatan maternitas meliputi manusia, lingkungan,


sehat dan keperawatan.

1) Manusia
Terdiri dari wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan
dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan
dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya adalah anggota
keluarga yang unik dan utuh, merupakan mahluk bio-psiko¬sosial dan spiritual
yang memiliki sifat berbeda secara individual dan dipengaruhi oleh usia dan
tumbuh kembangnya. Salah satu tugas perkembangan wanita adalah pengalaman
melahirkan danak yang dapat merupakan krisis situasi dalam keluarga tersebut
apabila tidak mampu beradaptasi dengan baik.
2) Lingkungan
Sikap, nilai dan prerilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya
dan social disamping pengaruh fisik Proses kehamilan danpersalinan serta nifas
akan melibatkan semua anggota keluarga dan masyarakat. Proses kelahiran
merupakan permulaan suatu bentuk hubungan baru dalam keluarga yang sangat
penting, sehingga pelayanan maternitas akan mendorong interaksi yang positif
dari orang tua, bayi dan angota keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-
sumber dalam keluarga.
3) Sehat
Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat dinamis
dimana perubahan-perubahan fisik dan psikososial mempengaruhi kesehatan
seseorang.setiap indivisu memeiliki hak untuk lahir sehat sehingga WUS dan ibu
memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
4) Keperawatan Ibu
Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional yang ditujukan
kepada wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan

8
system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi
baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya yang berfokus pada
pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Keperawatan ibu
memberikan asuhan keperawatan holistik dengan selalu menghargai klien dan
keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan
perawatan yang sesuai untuk dirinya.

D. PERKEMBANGAN KEPERAWATAN MATERNITAS

Pada masyarakat yang menuju ke arah modern, terjadi peningkatan kesempatan


untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan
meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masysrakat lebih
kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan di mana masyarakat yang kritis
menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang professional.

Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan


dapat memenuhi standar global international dalam memberikan pelayanan
kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan
teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas serta
menguasai perkembangan iptek.

E. TREND DAN ISU KEPERAWATN MATERNITAS (KESEHATAN


REPRODUKSI PRANIKAH) DAN KONSEP FAMILY CENTER

1.Kesehatan reproduksi pranikah.

Perilaku seksual ialah perilaku yang melibatkan sentuhan secara fisik anggota badan
antara pria dan wanita yang telah mencapai pada tahap hubungan intim, yang biasanya
dilakukan oleh pasangan suami istri. Sedangkan perilaku seks pranikah merupakan

9
perilaku seks yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut
hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing individu. Lebih
gawatnya lagi, seks bebas free seks itu kini telah menjadi tren oleh beberapa kelompok
pelajar serta merupakan bagian dari budaya yang ada di masyarakat.

Perilaku seks pranikah ini memang kasat mata, namun ia tidak terjadi dengan
sendirinya melainkan didorong atau dimotivasi oleh faktor-faktor internal yang tidak
dapat diamati secara langsung tidak kasat mata. Dengan demikian individu tersebut
tergerak untuk melakukan perilaku seks pranikah. Motivasi merupakan penggerak
perilaku. Motivasi yang sama dapat saja menggerakkan perilaku yang berbeda,
demikian pula perilaku yangsama dapat saja diarahkan oleh motivasi yang berbeda.
Motivasi tertentu akan mendorong seseorang untuk melakukan perilaku tertentu pula.
Pada seorang remaja, perilaku seks pranikah tersebut dapat dimotivasi oleh rasa sayang
dan cinta dengan didominasi oleh perasaan kedekatan dan gairah yang tinggi terhadap
pasangannya, tanpa disertai komitmen yang jelas menurut Sternberg hal ini dinamakan
romantic love (atau karena pengaruh kelompok, konformitas, dimana remaja tersebut
ingin menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma-norma yang telah
dianut oleh kelompoknya, dalam hal ini kelompoknya telah melakukan perilaku seks
pranikah. Faktor lain yang dapat mempengaruhi seorang remaja melakukan seks
pranikah karena ia didorong oleh rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba segala hal
yang belum diketahui. Hal tersebut merupakan ciri-ciri remaja pada umumnya, mereka
ingin mengetahui banyak hal yang hanya dapat dipuaskan serta diwujudkannya melalui
pengalaman mereka sendiri. Disinilah suatu masalah acap kali muncul dalam kehidupan
remaja karena mereka ingin mencoba-coba segala hal, termasuk yang berhubungan
dengan fungsi ketubuhannya yang juga melibatkan pasangannya. Namun dibalik itu
semua, faktor internal yang paling mempengaruhi perilaku seksual remaja sehingga
mengarah pada perilaku seksual pranikah pada remaja adalah berkembangnya organ
seksual. Maka tak heran bila remaja mempunyai kecenderungan untuk mengadopsi
informasi yang diterima oleh teman-temannya, tanpa memiliki dasar informasi yang

10
signifikan dari sumber yang lebih dapat dipercaya. Informasi dari teman-temannya
tersebut, dalam hal ini sehubungan dengan perilaku seks pranikah, tak jarang
menimbulkan rasa penasaran yang membentuk serangkaian pertanyaan dalam diri
remaja. Untuk menjawab pertanyaan itu sekaligus membuktikan kebenaran informasi
yang diterima, mereka cenderung melakukan dan mengalami perilaku seks pranikah itu
sendiri.

Pengaruh media dan televisi pun sering kali diimitasi oleh remaja dalam perilakunya
sehari-hari. Misalnya saja remaja yang menonton film remaja yang berkebudayaan
barat, melalui observational learning, mereka melihat perilaku seks itu menyenangkan
dan dapat diterima lingkungan. Hal ini pun diimitasi oleh mereka, terkadang tanpa
memikirkan adanya perbedaan kebudayaan, nilai serta norma-norma dalam lingkungan
masyakarat yang berbeda. Oleh karena itu edukasi seks sudah seharusnya diberikan
kepada peserta didik sejak dini, terlebih buat yang sudah beranjak remaja, meskipun
masih diambang pro dan kontra. Namun hal ini di anggap penting karena mengacu pada
dua aspek, yaitu untuk mencegah ambigunya pendidikan seks maupun pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja. Karena rata-rata saat para pelajar
tumbuh menjadi remaja, mereka belum mengerti dengan seks, sebab orang tua masih
menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adalah hal yang tabu. Sehingga para
pelajar yang begitu penasaran akan pengetahuan seks akan mencari tahu sendiri
informasi terkait seks melalui berbagai media.

Karena saat ini berbeda dengan pada masa lalu, informasi tentang seks begitu
gampangnya diakses oleh siapapun. Apalagi sikap remaja saat ini sangat kritis, yang
selalu ingin tahu dan ingin mencoba, bahkan akibat faktor tersebutlah, mereka tanpa
sadar telah terjerumus ke dalam hal-hal negatif seperti seks bebas tingginya hubungan
seks di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan, sampai pada penularan PSM
seperti halnya HiV AIDS. Hal inilah yang dijadikan aspek kedua. Banyak orang yang
merasa hidup dan kesehatannya normal maka tidak perlu memeriksa kesehatan pra
nikah. Belum lagi harga pemeriksaan pra nikah lumayan mahal dan juga masih belum

11
menjadi kewajiban bagi calon pasangan pra nikah untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan, atau ada juga yang memang takut untuk memeriksa kesehatan pra nikah
apabila hasilnya ada sesuatu hal yang tidak normal sehingga mengancam pernikahaan
itu sendiri.

Pemeriksaan kesehatan pra nikah penting agar pasangan suami istri terhindar dari
penyakit yang berbahaya seperti penyakit kelamin ataupun penyakit keturunan.
Pemeriksaan kesehatan pra nikah bukan hanya untuk calon bunda saja, tapi penting juga
untuk calon ayah. Pemeriksaan kesehatan pra nikah bisa juga di tujukan untuk
kesehatan reproduksi, misalnya untuk mengetahui mengenai organ reproduksi yang
hubungannya ke masalah keturunan seperti kesulitan memiliki anak atau masalah
kesehatan calon anaknya kelak. Waktu yang paling baik untuk pemeriksaan kesehatan
pra nikah adalah satu bulan sebelum menikah. Namun bisa juga diperiksa enam bulan
sebelum menikah, mengingat persiapan nikah biasanya enam bulan sebelum acara.
Selain itu enam bulan juga waktu yang cukup panjang untuk menyembuhkan beberapa
penyakit seperti TBC, infeksi atau hepatitis. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi cek
darah keseluruhan, penyakit keturunan dan infeksi saluran reproduksi. Pengecekan
darah merupakan yang paling penting karena banyak hal yang bisa diketahui dari
pemeriksaan darah seperti kelainan atau penyakit tertentu. Misalnya perbedaan rhesus,
banyak para calon ayah dan calon bunda yang tidak mengetahui rhesus darah masing
masing. Jika calon bunda memiliki rhesus negatif dan calon ayah memiliki rhesus
positif maka sudah sepatutnya diwaspadai atau konsultasikan ke dokter kandungan
karena bisa menyebabkan terkena erythoblastosis foetalis. Pemeriksaan kesehatan
pranikah melalui darah juga bisa mengetahui penyakit keturuanan secara genetis kepada
anak seperti talasemia. Yaitu penyakit kelainan darah karena tidak optimalnya produksi
sel darah merah. Leukimia yaitu kanker sel darah putih yang jumlahnya melebihi
normal. Hemofilia yaitu kelainan darah yang sulit membeku apabila terjadi luka.
Penyakit menular yang diakibatkan oleh hubungan seksual seperti HIV dan sifilis juga
bisa dideteksi oleh cek darah. Imunisasi hepatitis diperlukan apabila salah satu pasangan

12
menderita penyakit hepatitis. Untuk pemeriksaan melalui dapat dideteksi apakah calon
istri menderita kista, tumor, mioma atau keputihan. Dengan pendeteksi maka bisa
diobati lebih dini. Yang terakhir untuk pemeriksaan kesehatan pranikah adalah test
Torch, sangat lengkap dan cenderung mahal.dimana test ini untuk mengetahui
keberadaan virus toksoplasma, rubella, cytomegalo atau herpes. Airus tersebut memang
tidak langsung terasa menyakiti tubuh calon bunda, tapi bias membahayakan kesehatan
janin ketika bunda hamil. Pada umumnya calon bunda tidak melakukan test Torch
karena harganya mahal dan tingkat kasus rubella dan cytomegalo masih jarang di
indonesia. Sebenarnya masih ada pemeriksaan kesehatan sebelum nikah, tapi ada
baiknya untuk yang satu ini dilakukan setelah menikah. Test kesuburan sebaiknya
dilakukan setelah menikah atau bahkan setelah sudah lama tidak mendapat kehamilan.

F. DINAMIKA KELUARGA

Definisi Dinamika Keluarga


Dinamika keluarga adalah suatu interaksi atau hubungan pasien dengan anggota
keluarga dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di lingkungan sekitarnya.
Keluarga diharapkan mampu memberikan dukungan dalam upaya kesembuhan pasien.

Dinamika keluarga juga merupakan interaksi (hubungan) antara individu dengan


lingkungan sehingga dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan keluarga
maupun kelompok sosial yang sama.

Dinamika Keluarga merupakan proses dimana keluarga melakukan fungsi,


mengambil keputusan, memberi dukungan kepada anggota keluarganya, dan melakukan
koping terhadap perubahan dan tantangan hidup sehari-hari.

Keluarga tidak ubahnya seperti negara. Ada pimpinan, menteri, rakyat, kebijakan, dan
aturan. Layaknya negara, dinamika politik keluarga pun mesti dinamis. Karena dengan
begitulah, keluarga menjadi hidup, hangat, dan produktif.

13
Orang belajar banyak tentang berbagai hal melalui keluarga. Mulai masalah
pendidikan, hubungan sosial antar anggota keluarga, ekonomi, pertahanan, komunikasi,
organisasi, dan politik.

Tidak semua pimpinan keluarga peka dengan dinamika yang ada. Kadang terlalu
tegang menyikapi kesenjangan antara idealita dengan realita. Ketidakpekaan dan
ketegangan inilah yang sering membuat dinamika keluarga menjadi buruk. Para anggota
keluarga menjadi ikut kikuk, bungkam, dan takut. Sehingga komunikasi antar anggota
keluarga juga tidak berjalan dengan baik. Jadi, dinamika dalam keluarga adalah hal yang
memang sudah seharusnya terjadi. Yang diperlukan adalah rasa tenggang rasa, menerima
masukan dan kemauan untuk berubah.

Aspek-Aspek Dinamika keluarga :


1) Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiriyang
biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
2) Tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan
pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.
3) Tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka
seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang sebagai system nilai
keluarga.
4) Tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan institusi
di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.

G. KULTUR DALAM KONTEKS KEPERAWATAN KOMUNITAS

Komunitas adalah lapangan keperawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan


ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai baguan dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan
kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang

14
lebih besar ditujukan kepada individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. (WHO, 1959)

Keperawatan komunitas adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakay yang
diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan penduduk (American Nursing
Association (ANA)). Menurut Badan Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat keperawatan
maternitas adalah suatu bidang dalam keperawatan yang menunjukkan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat.

a. Masalah

1) Penyebab Angka Kematian Bayi Tinggi


Penyebab angka kematian bayi masih tinggi disebabkan oleh penyakit menular
seperti radang paru-paru, diare dan malaria. Penyakit yang paling banyak merenggut
korban jiwa adalah radang paru-paru (18%) atau sebanyak 1,58 juta anak, diare
(15%) atau sebanyak 1,34 juta anak dan malaria (8%) 0,73 anak.
2) Penyebab Angka Kelahiran Bayi Tinggi
Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan kesehatan yang
semakin meningkat, kurangnya pengetahuan masyarakat program KB.
3) Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka kematian ibu tiap tahun atau ibu tiap dua jam meninggal oleh sebab
berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes RI, Dirken Binkenmaa,
2004). Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor-
faktor reproduksi, komplikasi obsetric, pelayanan kesehatan dan sosio ekonomi.
Penyebab komplikasi obsetric langsung telah banyak diketahui dan telah banyak
ditangani, meskipun pencegahannya terbukti sulit. Pendarahan sebagi penyebab
kematian ibu terdiri atas pendarahan antepartum dan pendarahan postpartum.
4) Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular
dari satu orang ke orang lain melalui kontak seksual. Kelompok remaja dan dewasa
muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki resiko paling tinggi
untuk tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini.

15
Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yanh mudah diobati
seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama.
PMS lain sepertinherpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang
disebabkan oleh virus, tidak dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut
sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan.
Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis dan bahkan gonore seluruhnya sudah
pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada
berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul, kanker serviks dan berbagai
komplikasi kelamin. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya
pencegahan penting untuk dilakukan.

b. Penemuan Teknologi Baru

1) Gestplan

Gesplan adalah alat kontrasepsi implant atau susuk KB generasi ketiga. Kelebihan
alat kontrasepsi ini bisa bertahan hingga 7 tahun dibandingkan implany saat ini yang
berumur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian dari jurusan Farmakologi dan
Toksikologi UGM.

2) Water Birth

Water birth adalah proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di
dalam air, manfaatnya ibu akan merasakan lebih rileks karena semua otot yang
berkaitan dengan proses persalinan menjadi lebih elastis. Metode ini juga akan
mempermudah proses mengejan sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlali
dirasakan, di dalam air proses pembukaan jalan lahir akan lebih cepat.

3) USG (Ultrasonografi) 3D dan 4D

Alat USG 3D dan 4D yang berkemampuan menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di


teknologi ini janin dapat terlihat utuh dan jelas seperti layaknua bayi yang
sesungguhnya. Alat USG ini bahkan dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi dan
gerak geriknya. Teknologi 3 dan 4 dimensi ini menjadi pelengkap bila diduga janin
dalam keadaan tidak normal dan perlu dicari kelainan bawaannya seperti bibir

16
sumbing, kelainan pada jantung, dsb. Secara lebih detail kelebihan USG 3D dan 4D
ini pada janin dapat terbaca secara lebih akurat, karena teknologi ini dikembangkan
untuk meningkatkan ketepatan diagnosa.

4) Pil KB Terbaru

Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang memberikan


perlindungan kontrasepsi yang diandalkan, dengan berbagai manfaat tembahan
dalam suatu kombinasi yang unik. Pil KB dengan dorspirenone adalah pil yang
membuat sesorang merasa lebih nyaman.

Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu tidak


menaikkan berat badan, mengurangi gejala kembung, haid menjadi teratur,
menguranhi nyeri haid dan mengatur keluarnya darah haid, tidak menaikkan tekanan
darah dan androgennya.

H. PERAN PERAWAT MATERNITAS

Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reeder (1997):

1) Pelaksana, perawat yang memberi asuhan keperawatan di pelayanan kesehatan.


2) Pendidik, pendidik disini dapat sebagai dosen bagi pasien maupun perawat
memberikan pendidikan kepada klien.
3) Konselor, perawat sebagai seorang yanh mempunyai keahlian dalam memberikan
konseling kepada klien, konselor bertanggungjawab memberikan layanan dan
konseling.
4) Role model bagi para ibu, panutan bagi para ibu-ibu yang sedang menjalankan
keperawatan maternitas.
5) Role model bagi teman sejawat, panutan sesama perawat atau saling bekerja sama
antar perawat.
6) Perumus masalah, mengetahui masalah-masalah yang muncul pada pasien dan
merumuskan masalah tersebut.
7) Ahli keperawatan, perawat harus ahli dalam melaksanakan tugas keperawatan.

17
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan


profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan
system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir
sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar
dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan diperlukan kebijakan umum kesehatan


(terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan
profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan
kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan, dan dengan persetujuan dari pasien dan
keluarga sesuai dengan kemampuan sosial ekonomi masing- masing. Di indonesia masih
rendah peran profesi keperawatan maka dari itu , maka solusi yang harus ditempuh dalam
keperawatan maternitas untuk tercapainya mutu pelayanan kesehatan yang yang berdampak
positif yaitu Pengembangan pendidikan keperawatan, Memantapkan system pelayanan
perawatan professional, Penyempurnaan organisasi keperawatan.

Saran

Marilah kita bersama- sama belajar dengan sungguh- sungguh di dalam dunia pendidikan
tinggi keperawatansupaya menghasilkan tenaga keperawatan professional yang mampu
mengadakan pembaharuan dan perbaikan mutu pelayanan/asuhan keperawatan, serta penataan
perkembangan kehidupan profesi keperawatan.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://hela13.mahasiswa.unimus.ac.id/2016/10/19/konsep-dasar-keperawatan-maternitas/
http://www.erwinedwar.com/2018/05/keperawatan-maternitas-pengertian.html
https://www.scribd.com/doc/313334886/Konsep-Dasar-Keperawatan-Maternitas
https://www.scribd.com/doc/292459997/PERKEMBANGAN-KEPERAWATAN-
MATERNITAS

19

Anda mungkin juga menyukai