Anda di halaman 1dari 3

A.

DEFINISI
Perikaeditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium visceral,
atau keduanya. Perikarditis dibagi atas perikarditis akut, perikarditis
subakut, dan perikarditis kronis. Perikarditis subakut adan kronis memiliki
etiologi,manifestasi klinis, pendekatan diagnostik, dan penatalaksanaan
yang sama. Perikarditis merupakan proses inflamasi pada perikardium,
kantong mebran yang membungkus jantung. Bisa merupakan penyakit
primer atau dapat terjadi sesuai perjalanan berbagai penyakit medikal dan
bedah.
B. ETIOLOGI
Penyebab yang paling sering ialah reuma, yang merupakan 55% dari
seluruh kasus. Perikarditis purulenta/ septic (28%) disebabkan oleh kuman
Staphylococus aureus, Diplococcus pneumoniae, dan Stretococcus
hemolyticus. Penyebab lainnya ialah tuberculosis, virus coxsackie,
rheumatoid, uremia, trauma dan idiopatik.
C. PATOFISIOLOGI
Proses inflamasi dan akibat sekunder dari fenomena infeksi pada
perikarditis akan memberikan respon sebgai berikut :
1. Terjadinya vasodilatasi dengan peningkatan akumulasi cairan ke
kantong perikardium
2. Peningkatan permeabilitas vaskular sehingga kandungan protein,
termasuk fibrinogen atau fibrin di dalam cairan akan meningkat
3. Peningkatan perpindahan leukosit terutama pada perikarditis purulenta
4. Perdarahan akibat trauma tembus juga merupakan penyebab yang
mungkin.

Perubahanpatologis selanjutnya yang terjadi berupa terbentuknya jaringan


parut dan perlengketan disertai klasifikasi lapisan perikardium viseral
maupun parietal yang menimbulkan suatu perikarditis konstriktif yang
apabila cukup berat akan menghambat pengembangan volume jantung
pada fase diastolik.

D. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri, batuk kering, demam, fatigue, ulsus paradoksus, JVD, CRT turun,
gangguan status mental, kreatinin meningkat, cardiac markermeningkat.
Manifestasi perikarditis konstriktif sangat bervariasi bergantung pada
berat, distribusi, dan kecepatan terjadinya sikatriks. Tanda-tanda
perikarditis konstriktif menurut urutannya yaitu dispnea, edema perifer,
pembesaran perut, gangguan abdominal, lelah, ortopnea, palpitasi, batuk,
nausea, dan paroxysmal nocturnal dyspnea.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Elektrokardiografi
Elektrokardiografi memperlihhatkan elevasi segmen ST dan perubahan
resiprokal, voltase QRS yang rendah (low voltage) tapi EKG ini bisa
juga normal atau hanya terdapay gangguan irama berupa fibrilasi
atrium. Pemeriksaan ekokardiografi M-Mode atau dua dimensi sangat
baik untuk memastikan adanya efusi pericardium dan memperkirakan
banyaknya cairan perikardium.
2. Pemeriksaan Radiologis
Foto rontgen toraks bila efusi perikardum lainnya hanya sedikit, tetapi
tetap tampak bayangan jantung membesar seperti water bottle dengan
vaskularisasi paru normal dan adanya efusi perikardium yang baik.
Pada posisi duduk/berdiri, maka akan tampak pembesaran jantung
yang berbentuk segitiga dan akan berubah bentuk menjadi globular
pada posisi tiduran. Kadang-kadang tampak gambaran bendungan
pembuluh darah vena. Pada fluroskopi tampak jantung yang membesar
dengan pulsasi yang minimal atau tidak tampak pulsasi sama sekali
(silent heart). Jumlah cairan yang ada dan besar jantung yang
sebenarnya dapat diduga dengan angiokardiogram atau
ekokardiogram.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Laju endap darah umumnya melaju terutama pada fase akut. Terdapat
pula leukositis yang sesuai dengan kuman penyebab. Cairan perikard
yang ditemukan dapat bersifat transudat seperti perikarditis
rheumatoid, reumatik, uremik, eksudat serosanguinous dapat
ditemukan pada perikarditis tubrkulosa dan reumatika.
Cairan yang purulen ditemukan pada infeksi banal. Terhadap cairan
perikard ini, harus dilaukan pemeriksaan mikroskopis terhadap jenis
sel yang ditemukan, pemeriksaan kimia terhadap komposisi protein
yang ada dan pemeriksaan bakteriologis dengan sediaan langsung,
pembiakan kuman atau dengan percobaan binatang yang ditujukan
terhadap pemeriksaan basil tahan asam maupun kuman-kuman lainnya.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pada klien perikarditis agar gejala tidak bertambah beratpenderita harus
istirahat fisik dan mental untuk meringankan bban kerja jantung. Untuk
mengatasi infeksi diberikan antibiotik dan pericardial tap
(perikardiosentrip) dilakukan untuk mengeluarkan cairan atau mungkin
juga dilakukan perikardiotomy untuk menghilangkan jaringan parut.
Untuk mengatasi disithmia diberikan digitalis dan bila terjadi kegagalan
jantung akan diperlukan tindakan-tindakan yang lebih khusus.
Simptomatik untuk mengatasi nyeri dngan obat anti infalmasi non steroid,
bila sering terjadi kekambuhan dilakukan perikardiotomy. Terapi
konservatif dilakukan bila gejala klinis minimal dan jumlah cairan tidak
banyak. Bila cairan banyak dan mulai ada tnda-tanda hemodinamik
dilakukan perikardio sentesis.
G.

Anda mungkin juga menyukai