I.
DEFINISI
Perikarditis merupakan sindroma yang disebabkan oleh reaksi inflamasi
membran satu lapis terdiri dari sel mesotel melekat pada epikardial jantung, dan
lapisan parietal, tebalnya 2 mm pada orang normal yang mengelilingi sebagian
besar jantung, normalnya terdapat cairan perikardial, yang volumenya 2550 ml.
Perikardium parietal sebagian besar aseluler dan mengandung serabut elastin dan
kolagen. Kolagen merupakan komponen struktural utama dan terlihat sebagai
garis bergelombang saat peregangan ringan. Pada saat peregangan yang lebih
besar, kolagen akan menjadi lebih lurus, yang mengakibatkan kekakuan jaringan.2
Gambr1:kepunst
GA
Perikardium parietal mempunyai ligamen pelengkap ke diafragma,
sternum dan mediastinum anterior. Hal ini memastikan bahwa jantung mempunyai
posisi yang relatif tetap dalam rongga toraks walaupun dengan respirasi dan
perubahan posisi tubuh. Pada tindakan perikardiektomi atau kelainan kongenital
berupa tidak adanya perikardium tidak mengakibatkan konsekuensi negatif yang
nyata.2
ETIOLOGI
Terapi radiasi
Trauma-cedera dada, pembedahan jantung, pemasangan pacemaker
Gagal ginjal dan uremia
Tuberkulosis.3
IV.
MACAM-MACAM KLASIFIKASI3
Klasifikasi Klinis
Perikarditis
Fibrinosa
akut
(<6minggu)
Klasifikasi Etiologis
Perikarditis
Virus, pirogenik, tuberkulosis,
Infeksiosa
mikotik, infeksi lain (sifilis,
parasit).
Perikarditis
subakut
(<6minggu6 bulan)
Konstriktif
Efusi
konstriktif
Perikarditis b.d
hipersensitivita
s atau autoimun
Demam
rematik,
penyakit
vaskular kolagen: SLE, reumatik
arthritis, skleroderma, akibat
obat: prokalnamid, hidralazin,
pasca cedera kardiak.
Sumber: Sudoyo 3
V.
PATOFISIOLOGI
2. Peningkatan
permeabilitas
vaskular
sehingga
kandungan
patologis
selanjutnya
yang
terjadi
berupa
pengembangan
volume
jantung
pada
fase
diastolik.4
Pada kondisi lain, terakumulasinya cairan pada perikardium
yang sekresinya melebihi absorpsi menyebabkan suatu efusi
perikardium. Pengumpulan cairan intraperikardium dalam jumlah
yang cukup untuk menyebabkan obstruksi serius terhadap
masuknya darah ke kedua bilik jantung bisa menimbulkan
tamponade jantung. Salah satu komplikasi perikarditis paling
fatal dan memerlukan tindakan darurat tamponade. Tamponade
jantung merupakan akibat peninggian tekanan intraperikardium
dan restriksi progresif pengisian ventrikel.4
VI.
GEJALA KLINIS
Nyeri dada, nyeri perikardial mempunyai onset relatif cepat dan kadang
kadang datang dengan tiba tiba, biasanya di daerah sub sternal, namun dapat
terjadi di dinding anterior dada kiri atau epigastrium. Penjalaran ke lengan kiri
jarang terjadi. Daerah penjalaran biasanya daerah trapezius, yang sangat spesifik
untuk perikarditis. Nyeri perikarditis biasanya memburuk saat berbaring atau saat
inspirasi dan membaik pada posisi duduk tegak atau condong ke depan. Terdapat
gejala prodromal seperti malaise, dan demam, (biasanya <39 C). Pada pasien usia
tua, biasanya tidak didapatkan demam. Sesak dapat terjadi akibat nafas yang
dangkal karena nyeri dada. Pasien dengan perikarditis purulen dapat terlihat toksik
dengan demam tinggi, menggigil, dan keringat malam.4
VII.
DIAGNOSIS
Anamnesis5
Pemeriksaan Fisik:5
1. Pericardial friction rub
Pericardial friction rub merupakan hal yang paling sering
ditemukan, sekitar 85% pasien. Auskultasi rub ini sering berubah-ubah
kualitas dan intensitasnya, oleh karena itu, sangat bermanfaat jika kita
mendengarkan secara sering pasien yang dicurigai menderita perikarditis,
jika pada awal pemeriksaan tidak terdengar rub.
Secara klasik,
Pemeriksaan Penunjang:5
Elektrokardiografi, perubahan gambaran EKG meliputi 4 stadium.
Perubahan tersebut biasanya terjadi pada mayoritas pasien , namun tidak
adanya perubahan ini, tidak menyingkirkan diagnosa perikarditis akut.
Stadium pertama biasanya terjadi dalam beberapa jam dari onset nyeri
dada. Adanya stadium 1 sangat berguna untuk mengkonfirmasi diagnosis
(tanda knuckle).
Stadium kedua, dimana
terjadi
beberapa
hari
kemudian,
yang
pendataran gelombang T.
ketiga, adanya inversi gelombang T.
Foto toraks5
Foto toraks biasanya normal pada perikarditis akut idiopatik tanpa
komplikasi. Adanya siluet jantung yang membesar, menandakan adanya
efusi perikardial yang sedang atau besar. Pemeriksaan ini juga dapat
mendeteksi
adanya
infeksi
tuberkulosis,
jamur,
penumonia
atau
neoplasma.
Ekokardiografi5
Gambaran normal ekokardiogram terdapat hampir pada semua pasien
perikarditis idiopatik. Tujuan utama dari pemeriksaan ekokardiografi
adalah untuk menyingkirkan adanya efusi yang silent. Kebanyakan tidak
menunjukkan adanya efusi, namun efusi yang sedikit sering terjadi dan
bukan merupakan suatu perhatian. Ekokardiografi harus dilakukan jika
gejala terjadi lebih dari satu minggu, untuk mengevaluasi adanya
ketidakstabilan hemodinamik.
Pemeriksaan darah 5
Peningkatan leukosit
lebih tinggi merupakan suatu tanda adanya etiologi lain. Peningkatan laju
endap darah yang tinggi merupakan suatu tanda adanya etiologi berupa
penyakit autoimun atau tuberkulosis.
Pemeriksaan enzim jantung dan troponin 5
Banyak pasien dengan perikarditis akut tanpa miokarditis atau infark
miokard, mempunyai peningkatan CKMB dan atau troponin I. Ini
merupakan adanya insiden konkomitan miokarditis silent.
VIII. PENATALAKSANAAN
Pasien harus di rawat di rumah sakit untuk skrining etiologi spesifik
yang dapat merubah penatalaksanaan, deteksi adanya efusi dan
abnormalitas ekokardiografi, mengurangi gejala, dan penatalaksanaan
yang dibutuhkan jika etiologi spesifiknya telah diketahui.6,7
1. Pemberian golongan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID),
Ibuprofen mempunyai tingkat keamanan yang baik, dosis 300-800 mg po,
tergantung dari tingkat keparahan penyakit, diberikan 34 x sehari selama
beberapa hari sampai beberapa minggu.
2. Kolkisin diberikan sebagai monoterapi atau sebagai tambahan NSAID,
dosis 2 x 0,5 mg. Kolkisin berguna sebagai terapi inisial dan mencegah
terjadinya rekurensi.
3. Pemberian kortikosteroid harus dibatasi hanya pada kasus-kasus
perikarditis yang berhubungan dengan penyakit jaringan ikat, autoimun,
perikarditis uremikum, atau pada kasus rekuren perikarditis yang
mempunyai gejala persisten dengan pengobatan NSAID dan Kolkisin.
Pemberian secara intraperikardial dapat mengurangi efek samping
IX.
KOMPLIKASI
Komplikasi perikarditis sebagai berikut:8,9
1. Tamponade jantung
Tamponade jantung adalah keadaan yang mengancam
nyawa, dimana ditemukan penekanan pada jantung,
akibat terjadi pengumpulan cairan (darah, nanah) atau
gas di ruangan perikardium (ruangan antara 2 selaput
pelapis jantung) yang disebabkan karena trauma atau
robeknya otot jantung, atau karena perembesan cairan
(efusi). Hal ini dapat menyebabkan jantung tidak dapat
memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal.
2. Perikarditiskonstriktif
3. Aritmi jantung
Contoh-contoh dari atrial tachycardias termasuk atrial
fibrillation,
atrial
flutter,
and
paroxysmal
atrial
listrik
di
atria
dan/atau
di
AV
node
X.
PROGNOSIS
Tergantung kepada penyebabnya. Pada perikarditis
reumatik ditentukan oleh berat ringannya miokarditis
yang menyertainya. Prognosis perikarditis purulenta
ditentukan oleh cepatnya pengobatan antibiotika yang
diberikan dan tindakan bedah yang dilakukan. Kematian
pada perikarditis tuberkulosa menjadi sangat menurun
dengan ditemukannya tuberkulostatikum yang lebih
poten.
Tanpa
tindakan
pembedahan
perikarditis
DAFTAR PUSTAKA
1. Baughman, Diane C dan Joann C. Hakley. Kedokteran
Medikal Bedah: Buku Saku untuk Brunner dan Suddarth.
Alih bahasa oleh Yasmin Asih. 2010. Jakarta: EGC.
2. Muttaqien, Arif. 2009. Pengantar kedokteran Gangguan
Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
3. Sudoyo, Aru W. 2010. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V. Jakarta:
Penerbit Ilmu Penyakit Dalam.
4. Mitchell, Richard N. Et al. 2012. Buku Saku Dasar
Patofisiologis Penyakit Robbins Dan Cotran. Ahli bahasa:
Andry Hartono. Jakata: EGC.
5. Hayes, Peter .C & Mackay, Thomas .W. 2012. Buku Saku
Diagnosis dan Terapi. Jakarta: EGC.
6. Betz, Cecily Lynn & Sowden, Linda .A. 2012. Buku Saku
Kedokteran kardiologi. Jakarta: EGC.
10
11