Disusun Oleh:
Agung tri widodo
1930004
Kelompok 1
PENDAHULUAN
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung
merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya
sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu
selaput pembungkus terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan parietal dan viseral
Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai pelicin untuk
terhadap jantung. Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu
membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting
dan memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri
koronaria.
atau tanpa disertai timbulnya cairan dalam rongga perikardium baik bersifat
macam penyebab. Penyebab yang paling sering ialah reuma, yang merupakan
55% dari seluruh kasus. Perikarditis / septic (28%) disebabkan oleh
Staphylococcus aureus,
ditemukan reaksi radang yang mengenai lapisan perikardium viseratis dan atau
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
perikardium. Ini dapat disebabkan oleh berbagai kelainan sistemik, lokal atau
W, 2006).
Cairan perikardium ini akan terakumulasi akibat dari adanya peradangan, kelainan
sistemik, maupun akibat dari bedah jantung, sehingga cairan pada kantung
2.2 Etiologi
dan juga bedah jantung. Selain itu adanya tumor dan juga trauma pada jantung
lain yang berasal dari organ tubuh yang lain yang dapat menyebapkan Efusi
Perikardial yaitu kanker paru dan kanker payudara. Hal ini dikarenakan
metaplasia dari sel kanker yang menyerang paru dan payudara dapat bermetastase
Pasien mungkin akan mengeluh dada teras penuh atau sangat nyeri.
tanda lain mencakup napas pendek, dan tekanan darah yan menurun dan
berfluktuasi.
Pada saat inspirasi, tekanan darah menjadi rendah (pulsus parodoksus) dan
denyut nadi tidak dapat diraba. Tekanan vena cenderung meningkat dan bunyi
jantung lemah ditandai dengan pembesaran vena leher. Tanda kardinal gangguan
ini adalah tekanan darah arteri menurun, tekanan denyut nadi menurun, tekanan
2.4 Patofisiologi
sebagai pelumas untuk lapisan visceral dan parietal perikardium. Cairan ini diduga
plasma.
yang adekuat, yang terakumulasi secara lambat tanpa menyebapkan gejala yang
Selain itu, penurunan curah jantung juga dapat menyebapkan perfusi jaringan
menurun yang berakibat pada tiga hal yaitu kongesti pada pulmonal yang
sistemik yang tidak adekuat dan membuat terjadinya kelemahan fisik. Terakhir
perfusi jaringan yang menurun berakibat pada kondisi dan prognosis penyakit
biasanya akan berbentuk globuler. Gambaran jantung seperti ini baru tampak jika
cairan lebih dari 250 ml serta sering juga dijumpai efusi pleura.
aman. Sekitar 50% cairan aspirat bersifat hemoragik dan 10% serosanguinus.
Pada cairan ini dilakukan pemeriksaan kultur, hitung sel dan sitologi. Pemeriksaan
sitologi cukup sensitif dengan kemempuan diagnostik sekitar 80%, tetapi hasil
negatif palsu sering terjadi pada limfoma maligna dan mesotelioma. Dalam
perikardium yang dilihat pada MRI mungkin merupakan indikasi dari efusi gas.
2.3 Penatalaksanaan
yang dapat menghambat kerja jantung normal. Selama prosedur, pasien harus
resusitasi darurat juga harus tersedia. Kepala tempat tidur dinaikkan 45-60 derajat,
agar jantung lebih dekat dengan dinding dada sehingga jarum dapat dimasukkan
dengan mudah.
Jarum aspirasi perikardium dipasang pada spuit 50 ml, melalui three- way
stop cock. Lead V (kawat lead perkordial) EKG dihubungkan ke ujung jarum
apakah jarum telah menyentuh perikardium. Bila terjadi tusukan, maka akan
Jarum bisa dimasukkan pada sudut antara batas costa kiri dan sifoid, dekat apeks
jantung, antara rongga kelima dan keenam batas sternum, atau pada batas kanan
memperoleh cairan.
Darah perikardium tidak akan membeku dengan cepat, sementara darah yang
tidak sengaja terhisap dari bilik jantung akan segera membeku. Cairan
kultru bakteri, analisa kimia dan serologis serta hitungan jenis sel.
BAB III
1. PENGKAJIAN
diderita pasien saat itu, selain dari keluhan yang diungkapkan pasien.
pernah dialami pasien sebelum mengalami penyakit yang diderita saat ini.
dialami anggota keluarga yang lain yang mungkin dapat berupa penyakit
ginjal dan penurunan frekuensi urin yang ditandai dengan urin tampak
pendek yang terjadi biasaya pada malam hari ditandai dengan dispnea
2. PEMERIKSAAN FISIK
Head to Toe
c. Dada : ada jejas trauma tajam dan tumpul di daerah dada, tanda kusmaul,
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
katup trikuspidalis dan terjadi penurunan pemasukan dari aliran katup mitral
> 15 %
d. Peningkatan pemasukan abnormal pada ventrikel kanan dengan penurunan
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
dengan nadi lemah, penurunan kesadaran, pucat, sianosis dan akral dingin.
fisik.
informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah
Tarwanto & Wartonah. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi
Penyakit
2014.
Jakarta : EGC
Sistem