1. Konsep Penyakit
Anatomi dan fisiologi sistem penghidu, yaitu:
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut
dengan nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang
yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi
lendirlengket.
Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke
tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian
belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di
sebut dengan palate.
Istilah anosmia berasal dari kata Yunani “an” (tidak) dan “osmia” (membau).Jadi anosmia
adalah hilang atau terganggunya kemampuan indra penciuman dalam membaui suatu
objek karena beberapa sebab.
Anosmia adalah kelainan pada indra penciuman atau dalam kata lain ketidakmampuan
seseorang mencium bau.Anosmia bisa berupa penyakit yang berlangsung sementara
maupun permanen.
- Defek konduktif
b. Adanya massa / tumor dapat menyumbat rongga hidung sehinga menghalangi
aliran adorant / ke epitel olfaktorius.
a. Proses infeksi / inflamasi menyebabkan defek sentral gangguan pada transmisi
sinyal.
c. Trauma kepala, operasi otak atau perdarahan subarachnoid dapat menyebabkan
regangan, kerusakan atau terpotongnya fila olfaktoria yang halus dan
mengakibatkan anosmia.
e. Definsi gizi (vit A, thiamin, zink) terbukti dapat mempengarui pembauan.
- Gangguan pembau yang timbul bisa bersifat total / tidak bisa mendeteksi seluruh bau.
- Dapat juga bersifat spesifik (hanya satu / sejumlah kecil yang dapat dideteksi)
Manusia memiliki kira–kira 10.000 sel reseptor berbentuk rambut. Bila molekul udara
masuk, maka sel–sel ini mengirimkan impuls saraf. Pada mekanisme terdapat gangguan
atau kerusakan dari sel–sel olfaktorus menyebabkan reseptor dapat mengirimkan impuls
menuju susunan saraf pusat. Ataupun terdapat kerusakan dari sarafnya sehingga tidak
dapat mendistribusikan impuls reseptor menuju efektor, ataupun terdapat kerusakan dari
saraf pusat di otak sehingga tidak dapat menterjemahkan informasi impuls yang masuk.
Namun, karena degenerasi neuroepitelium olfaktorius yang luas dan interkalasi epitel
pernapasan pada daerah penciuman orang dewasa tanpa disfungsi penciuman yang
jelas, material biopsi harus diinterpretasikan dengan hati-hati.
- CT scan
Kelainan tulang, fraktur fossa kranii anterior yang tak diduga sebelumnya
- MRI kepala
- Berat badan menurun (diakibatkan karena tidak dapat mencium aroma masakan
sehingga mengakibatkan nafsu makan berkurang)
- Depresi
1.8 Penatalaksanaan Anosmia
- Koreksi operasi yang memblok fisik dan mencegah kelebihan dapat digunakan
dekongostan nasal.
- Kerusakan neuro olfaktorius akibat infeksi virus prognosisnya buruk, karena tidak
dapat di obati
Ada yang invasif dan noninvasif. Contoh terapi komplementer invasif adalah
akupuntur dan cupping (bekam basah) yang menggunakan jarum dalam
pengobatannya.
Sedangkan jenis non-invasif seperti terapi energi (reiki, chikung, tai chi, prana, terapi
suara), terapi biologis (herbal, terapi nutrisi, food combining, terapi jus, terapi urin,
hidroterapi colon dan terapi sentuhan modalitas; akupresur, pijat bayi, refleksi, reiki,
rolfing, dan terapi lainnya. National Center for Complementary/Alternative Medicine
(NCCAM) membuat klasifikasi dari berbagai terapi dan sistem pelayanan dalam lima
kategori. Kategori pertama, mind-body therapy yaitu memberikan intervensi dengan
berbagai teknik untuk memfasilitasi kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala
fisik dan fungsi tubuh misalnya perumpamaan (imagery), yoga, terapi musik, berdoa,
journaling, biofeedback, humor, tai chi, dan terapi seni. Kategori kedua, Alternatif
sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang mengembangkan
pendekatan pelayanan biomedis berbeda dari Barat misalnya pengobatan tradisional
Cina, Ayurvedia, pengobatan asli Amerika, cundarismo, homeopathy, naturopathy.
Kategori ketiga dari klasifikasi NCCAM adalah terapi biologis, yaitu natural dan
praktik biologis dan hasil-hasilnya misalnya herbal, makanan). Kategori keempat
adalah terapi manipulatif dan sistem tubuh. Terapi ini didasari oleh manipulasi dan
pergerakan tubuh misalnya pengobatan kiropraksi, macam-macam pijat, rolfing,
terapi cahaya dan warna, serta hidroterapi. Terakhir, terapi energi yaitu terapi yang
fokusnya berasal dari energi dalam tubuh (biofields) atau mendatangkan energi dari
luar tubuh misalnya terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki, external qi gong,
magnet. Klasifikasi kategori kelima ini biasanya dijadikan satu kategori berupa
kombinasi antara biofield dan bioelektromagnetik.
Jenis terapi komplementer yang diberikan sesuai dengan indikasi yang dibutuhkan.
Contohnya pada terapi sentuhan memiliki beberapa indikasinya seperti
meningkatkan relaksasi, mengubah persepsi nyeri, menurunkan kecemasan,
mempercepat penyembuhan, dan meningkatkan kenyamanan dalam proses
kematian.
Menurut sebuah penelitian oleh tim ahli dari University of Chicago di Amerika
Serikat, orang yang tidak bisa mencium bau punya kemungkinan besar meninggal
dunia lebih cepat.
Sedangkan dalam Islam dikatakan bahwa kematian merupakan rahasia Allah swt,
dan tidak ada satupun orang yang dapat memperkirakan kapan kematian itu datang.
Seperti dijelaskan dalam ayat di bawah ini:
Artinya: “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah,
sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya“.
Ketika seseorang kehilangan fungsi indera pembau baik total ataupun parsial
(sebagian) berarti ia kehilangan salah satu nikmat dari Allah swt.
ِّآاَل ء َربِّ ُك َما تُ َك ِّذبَا ِن فَبِأَي
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman
[55] )
٣٤﴿ وا نِ ْع َمتَ هّللا ِ الَ تُحْ صُوهَا إِ َّن ا ِإلن َسانَ لَظَلُو ٌم َكفَّا ٌر
ْ ﴾ َوآتَا ُكم ِّمن ُك ِّل َما َسأ َ ْلتُ ُموهُ َوإِن تَ ُع ُّد
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.
Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”
(QS. Ibrahim [14] : 34)
- CT scan
Kelainan tulang, fraktur fossa kranii anterior yang tak diduga sebelumnya
- MRI kepala
Mengevaluasi bulbus olfaktorius, ventrikel, dan jaringan-jaringan lunak
lainnya di otak. CT koronal paling baik untuk memeriksa anatomi dan
penyakit pada lempeng kribiformis, fossa kranii anterior, dan sinus
menyingkirkan neoplasma pada fossa kranii anterior,, sinusitis paranasalis,
dan neoplasma pada rongga hidung dan sinus paranasalis.
Tujuan:
- Nutritional status
- Nutrisi status: food and fluid intake
- Nutrional status: nutrient intake
- Weight control
Kriteria hasil:
- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
- Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
- Tidak terjadi penurunan berat badan ideal
2.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional
Intervensi keperawatan:
- Kaji adanya alergi makanan
- Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mecegah
konstipasi
- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Monitor adanya penurunan berat badan
- Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
Rasional:
- Menghindari terjadi alergi akibat makanan pada pasien
- Kosntipasi terjadi akibat kurang mengonsumsi serat
- Pegetahuan tentang pentingnya asupan nutrisi
- Menghindari terjadi mallnutrisi
- Kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah salah satu tanda gizi
buruk
Huda Arief, Amin & Hardhi Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Nanda NIC NOC. Yogyakarta: MediAction.