DATA PASIEN
- Nama (inisial) : Tn. S
- Usia / tanggal lahir : 26 Thn / 19 Juni 1994
- Jeniskelamin : Laki-Laki
- Alamat : Jl. S Parman
- Suku / bangsa : Banjar/Indonesia
- Status pernikahan : Belum kawin
- Agama / keyakinan : Islam
- Pekerjaan / sumber penghasilan : Wiraswasta
- Diagnosamedik : Demam Typoid
- No. medical record :-
- Tanggalmasuk :-
KELUHAN UTAMA
- Saat dikaji tanggal 13 Oktober 2020 klien mengeluh memiliki riwayat penyakit tipes.
Klien juga mengeluh memiliki riwayat alergi makan udang dan udara dingin, saat
dikaji mengeluh beberapa hari yang lalu badannya demam disertai batuk hingga harini.
I. PROBLEM
DS : DO :
Klien mengatakan beberap hari Keadaan umum :
badanya demam disertai batuk - Kulit klien teraba hangat
Klien mengatakan jarang berolahraga - Kulit klien tampak berwarna merah
karena pekerjaannya yang sangat sibuk - Klien tampak batuk-batuk
Klien mengatakan kehilangan selera - Terdapat bunyi ronchi
makan sejak 1 hari yang lalu - Nafas klien takipnea
Klien mengatakan BAB cair - Klien tampak mual-muntah
TTV :
- Suhu : 38,8 oC
- Nadi : 88 x/menit
- Pernafasan : 24 x/menit
- Tekanan darah : 130/90 mmHg
Antropometri :
- TB : 165 cm
- BB : 54 kg
II. HYPOTESIS
No Etiologi Problem
Ds: Kurang motivasi Gaya hidup kurang
Klien mengatakan terhadap aktivitas
gerak
fisik
jarang berolahraga
karena
pekerjaannya yang
sangat sibuk
Do:
TTV :
Suhu : 38,8 oC
Nadi : 88 x/menit
Pernafasan:
24x/menit
Tekanan darah :
130/90 mmHg
Diagnosa Keperawatan :
1. Ketidakkefektifan kebersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
3. Gaya hidup kurang gerak berhubungan dengan kurang motivasi terhadap aktifitas fisik
III. MECHANISM
Bakteri
Makanan/minuman
Bakteri menyebar
Infeksi organ
Daya tahan
tubuh
menjurun
Gaya hidup
Ketikefektifan Hipertermia kurang gerak
kebersihan jalan
nafas
Jurnal 2 :
Judul : TERAPI HIPOTERMI SETELAH CEDERA OTAK TRAUMATIK
Kesimpulan : Hipotermi terapeutik masih kontroversi, akan tetapi, dalam situasi klinik
pertahankan suhu pasien 35 0C dan hindari suhu tubuh pasien lebih dari 37 0C, lakukan
terapeutik hipotermi minimal 5 hari, untuk mencapai suhu 35 0C dianjurkan memakai metode
surface cooling.
Banjarmasin, 14 Oktober 2020
Mengetahui,
(……….….…………….) (……………..………….)
TUTORIAL KLINIK SESI II
PROBLEM SOLVING