Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

PENGELOLAAN KEPERAWATAN
HIPERTERMI PADA PASIEN DENGAN THYPUS
ABDOMINALIS DI RUANG BUKETAN RSUD BENDAN
KOTA PEKALONGAN

DEWI ROHMANA HANIN UTAMI


P1337420316105
PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019
THYPUS ABDOMINALIS
Data Morbiditas RSUD Data Morbiditas RSUD
Bendan Kota Pekalongan Bendan Kota Pekalongan
tahun 2017 tahun 2018

THYPOID 376 KASUS THYPOID 147 KASUS


THYPUS ABDOMINALIS
HIPERTERMI
Bakteri salmonella
thypi

Berkembang biak di Bakteremia II Metabolisme


Symtomatik
usus meningkat

Imunitas humoral Kelenjar getah


kurang baik bening
Sirkulasi darah masenterika

Menembus sel epitel


Ditelan
(makrofag) sel Plaques payeri
Berkembang biak di
lamina propia fagosif
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

IDENTITAS KLIEN I KLIEN II

Nama Nn. S Sdr. S

Umur 36 Tahun 17 Tahun

Tanggal Masuk 10 Maret 2019 pukul 17.00 WIB 13 Maret 2019 pukul 11.00 WIB

Tanggal Pengkajian 11 Maret 2019 pukul 16.00 WIB 14 Maret 2019 pukul 15.30 WIB
KELUHAN UTAMA
KLIEN I KLIEN II

DS : klien mengatakan menggigil, pusing dan DS : klien mengatakan lemas, pusing dan mual.
mual.
DO : Tekanan darah 100/60 mmHG, nadi
DO : Tekanan darah 110/70 mmHG, nadi 96x/menit, RR: 23 x/menit, S: 39,10C, keadaan
84x/menit, RR: 19 x/menit, S: 38,70C, keadaan umum tampak lemah, kesadaran compos
umum tampak lemah, kesadaran compos mentis
mentis
POLA PENGKAJIAN GORDON

Sebelum Sakit Setelah Sakit

Klien dapat beraktivitas dan biasanya Klien selama dirawat dirumah sakit hanya
Pola
menghabiskan waktu bersama keluarga terbaring lemas dan aktivitasnya dibantu oleh
Aktivitas-Latihan
maupun teman nya dirumah keluarganya
PEMERIKSAAN FISIK

Klien I Klien II
Tanda-tanda vital Tanda-tanda vital
• Nadi 84 x/menit, • Nadi 96 x/menit,
• Pernapasan 19 x/menit • Pernapasan 23 x/menit
• Suhu 38,70C • Suhu 39,10 C
• Tekanan darah 110/70 mmHG • Tekanan darah 100/60
• Kesadaran compos mentis • Kesadaran compos mentis
• Keadaan umum lemah • Keadaan umum lemah

Abdomen Abdomen
Inpeksi : perut datar, tidak tampak lesi Inpeksi : perut datar, tidak tampak lesi
Auskultasi : bising usus 12 kali per menit Auskultasi : bising usus 12 kali per menit
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : sedikit kembung Perkusi : sedikit kembung
PROGRAM TERAPI

Infus RL 20 tpm

Injeksi Ceftriaxone 1g / 12 jam

Injeksi Parachetamol 500mg 3x1

Injeksi Pantoprazole 40mg / 12 jam

Injeksi Ondancentron 4mg/8 jam

Obat Oral Methylprednisolone 2x1


INTERVENSI
TUJUAN INTERVENSI

1. Monitor suhu
2. Rencanakan monitoring suhu secara
kontinyu
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3. Monitor tanda-tanda vital dan warna kulit
4. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
selama 3x24 jam diharapkan suhu
5. Kompres hangat pada lipat paha dan
berkurang dengan kriteria hasil :
axila
•Suhu tubuh dalam rentang normal
6. Tingkatkan sirkulasi udara
•TTV dalam rentang normal
7. Berikan pengobatan untuk mencegah
•Tidak ada perubahan warna kulit dan terjadinya menggigil
tidak ada pusing 8. Anjurkan untuk memakai pakaian yang
tipis
9. Anjurkan untuk istirahat total
10.Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
IMPLEMENTASI
KLIEN I
Senin, 11 Maret 2019 Selasa, 12 Maret 2019 Rabu, 13 Maret 2019

1. Monitor suhu
2. Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
3. Monitor tanda-tanda vital dan warna kulit
4. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
5. Kompres hangat pada lipat paha dan axila
6. Tingkatkan sirkulasi udara
7. Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil
8. Anjurkan untuk memakai pakaian yang tipis
9. Anjurkan untuk istirahat total
10.Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
IMPLEMENTASI
Klien II
Kamis, 14 Maret 2019 Jum’at, 15 Maret 2019 Sabtu, 16 Maret 2019

1. Monitor suhu
2. Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
3. Monitor tanda-tanda vital dan warna kulit
4. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
5. Kompres hangat pada lipat paha dan axila
6. Tingkatkan sirkulasi udara
7. Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil
8. Anjurkan untuk memakai pakaian yang tipis
9. Anjurkan untuk istirahat total
10.Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
EVALUASI
Klien I Klien II
S: S:
Pasien mengatakan sudah tidak menggigil, pusing Pasien mengatakan lemas dan pusing berkurang
berkurang dan tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada perubahan warna kulit

O: O:
Pasien tampak rileks Pasien tampak rileks

Tanda-tanda vital : Tanda-tanda vital


TD 120/80 mmHG TD 120/70 mmHG
N 85x/menit N 85x/menit
RR 21x/menit RR 21x/menit
S 36,90C S 36,80C

A : masalah teratasi sebagian A : masalah teratasi sebagian

P : pertahankan intervensi P : pertahankan intervensi


Pengkajian = tidak ada kesenjangan

Diagnosa = tidak ada kesenjangan

Perencanaan = tidak ada kesenjangan

Implementasi = tidak ada kesenjangan

Evaluasi= tidak ada kesenjangan


SIMPULAN
 Hasil pengkajian pada kedua klien didapatkan faktor yang sama
mempengaruhi Hipertermi.
 Diagnosa keperawatan yang muncul pada kedua klien yaitu
Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.
 Rencana dan implementasi keperawatan untuk mengatasi masalah
Hipertermi yaitu diantaranya monitor tanda-tanda vital dan warna
kulit, tingkatkan intake cairan dan nutrisi, kompres hangat pada
lipat paha dan axila, anjurkan untuk istirahat total.
 Evaluasi yang dilakukan untuk kedua klien dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam masalah hipertermi dapat teratasi.
Data yang diperoleh sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan.
SARAN

Perawat harus memberikan asuhan keperawatan kepada pasien


sesuai dengan masalah yang dialami pasien dan melaksanakan
perencanaaan yang telah dibuat. Hal ini dilakukan agar tercapainya
tujuan asuhan keperawatan yang telah ditetapkan. Motivasi yang
besar dalam diri pasien untuk sembuh dan kooperatifnya pasien
serta keluarga dalam proses asuhan keperawatan mempengaruhi
proses pelaksanaan asuhan keperawatan ataupun penyembuhan
pasien. Perawatan lanjutan penting bagi pasien walaupun masalah
Hipertermi pada pasien sudah teratasi. Perawatan lanjutan tersebut
merupakan perawatan pasien secara mandiri yaitu kompres hangat,
meningkatkan istirahat dan nutrisi serta minum obat secara rutin
sesuai dosis yang diberikan. Perawatan lanjutan dilakukan karena
penyembuhan thypus abdominalis memerlukan waktu sehingga
harus tetap dilaksanakan.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai