Anda di halaman 1dari 26

ASKEP HIPERTERMI

KELOMPOK 9
• Pengertian
a. Hipertermi adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami atau berisiko untuk
mengalami kenaikan suhu tubuh secara terus-
menerus lebih tinggi dari 370C (peroral) atau
38.80C (perrektal) karena peningkatan kerentanan
terhadap faktor-faktor eksternal (Linda Juall
Corpenito)
• Mekanise kehilangan panas
 Radiasi
Mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk
gel. Panas inframerah (panjang gelombang 5 – 20
mm), tanpa adanya kontak
 Konduksi
Perpindahan panas akibat paparan langsung kulit
dengan benda – benda yg ada disekitar tubuh
 Evaporasi
Perpindahan panas dengan penguapan (cairan à
gas)
• Konveksi
Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan
molekul, gas atau cairan
• Etiologi

 Dehidrasi

Perubahan mekanisme pengaturan panas sentral yang berhubungan dengan


trauma lahir dan obat-obatan

Infeksi oleh bacteria, virus atau protozoa.

Kerusakan jaringan misalnya demam rematik pada pireksia, terdapat


peningkatan produksi panas dan penurunan kehilangan panas pada suhu febris.

Peningkatan suhu tubuh juga dapat disebabkan oleh meningkatnya produksi


panas andogen (olahraga berat, hepertermia maligna, sindrom neuroleptik,
hipertiroiddisme) pengurangan kehilangan panas atau terpajan lama pada
lingkungan bersuhu tinggi( sengatan panas)
• Manifestasi Klinis
 Suhu tinggi 37.80C (1000F) peroral atau 38.80C
(1010F)
 Taki kardia
 Kulit kemerahan
 Hangat pada sentuhan
 Menggigil
 Dehidrasi
 Kehilangan nafsu makan
• Fase-fase terjadinya Hipertermi
a. Fase I:
awal (awitan dingin atau menggigil)
 Peningkatan denyut jantung
 Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan
 Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot  Kulit
pucat dan dingin karena vasokontriksi
 Merasakan sensasi dingin
 Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontriksi
 keringat berlebihan
 Peningkatan suhu tubuh
• Fase II: proses demam
 Proses menggigil lenyap
 Kulit terasa hangat / panas
 Merasa tidak panas atau dingin
 Peningkatan nadi dan laju pernafasan
 Peningkatan rasa haus
 Dehidrasi ringan hingga berat
 Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf
 Lesi mulut herpetik
 Kehilangan nafsu makan ( jika demam memanjang )
 Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat
katabolisme protein
• Fase III: Pemulihan
 Kulit tampak merah dan hangat
 Berkeringat
 Menggigil ringanKemungkinan mengalami
dehidrasi
• Komplikasi
Pengaruh hipertermia terhadap sawar darah otak/
BBB adalah meningkatkan permeabilitas BBB yang
berakibat langsung baik secara partial maupun
komplit dalam terjadinya edema serebral
(Ginsberg, et al, 1998).
Selain itu hipertermia meningkatkan metabolisme
sehingga terjadi lactic acidosis yang mempercepat
kematian neuron (neuronal injury) dan menambah
adanya edema serebra
• Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis yang diberikan yaitu:
a)Beri obat penurun panas seperti paracetamol,
asetaminofen.
b) Penatalaksanaan keperawatan yang diberikan yaitu: c)
Beri pasien banyak minum. pasien menjadi lebih mudah
dehidrasi pada waktu menderita panas. Minum air membuat
mereka merasa lebih baik dan mencegah dehidrasi.
d) Beri pasien banyak istirahat, agar produksi panas yang
diproduksi tubuh seminimal mungkin.
e) Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti
ketiak, lipatan paha, leher belakang
• Teori asuhan keperawatan
1. Pengkajian
 Data Subyektif
Ø Pasien mengatakan badannya panas
 Data Obyektif
Ø Suhu tubuh pasien meningkat
Ø Pasien terlihat lemas
Ø Mukosa tampak kering
2. Diagnosa Keperawatan Peningkatan suhu tubuh berhubungan
dengan proses infeksi ditandai dengan:
 Pasien mengatakan badannya terasa panas
 Mukosa bibir kering
 Wajah pasien tampak merah
• Perencanaan / Intervensi Rencana Tujuan Setelah
diberikan ASKEP selama 3×24 jam diharapkan
hipertermi dapat teratasi dengan kriteria hasil:

o Suhu tubuh pasien turun


o Suhu 36-37,5℃
o Mukosa bibir pasien tidak kering lagi
o Kulit pasien tidak hangat bila disentuh
o Pasien tidak lemas
• Rencana Tindakan/intervensi
o Observasi TTV pasien
o Observasi KU pasien
o Berikan kompres hangat
o Berikan minum air putih yang banyak
o Anjurkan pasien untuk memakai baju tipis dan
menyerap keringat
o Kolaborasi pemberian obat antipiretik untuk
mengetahui perkembangan pasien
• Rasional
o Untuk mengetahui perkembangan pasien, kompres
hangat mampu menurunkan suhu tubuh pasien agar
kembali normal
o Mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan
mengganti cairan yang hilang akibat hipertermi o Untuk
mempercepat proses penguapan panas
o Dengan pemberian obat tersebut dapat menetralkan
panas tubuh dan membantu antibody melawan infeksi

• Pelaksanaan
Sesuai dengan rencana tindakan yang akan diberikan
• Evaluasi
a. Suhu tubuh pasien turun
b. Suhu 36-37,5℃
c. Mukosa bibir pasien tidak kering lagi
d. Kulit pasien tidak hangat pada sentuhan
e. Pasien tidak lema
• Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium :
- Hematologi
- Hemoglobin
- Leukosit
- Hematokrit
- Trombosit
- Eritrosi
• ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. F DENGAN MASALAH GANGGUAN
PEMENUHAN KENYAMANAN HIPERTERMI DI RUANG ISMAIL II DI RS ROEMANI
SEMARANG

• Nama pengkaji : Wirda Alwi NIM : G3A016001 Tanggal Pengkajian : 26


September 2016

• A. Pengkajian
I. Identitas
1. Nama : An. F
2. Umur : 12 thn
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Peterongan Timur
5. Agama : Islam
6. Suku Bangsa : Jawa
7. Diagnosa medis : Febris
• Pengkajian
A. Keluhan Utama Demam
B. Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien datang ke RS
Muhammadiyah Roemani diantar oleh keluarganya
pada tanggal 25 September 2016 dengan keluhan
Panas, mual dan Muntah, An F mengatakan panas
dialami 2 hari yang lalu sebelum masuk RS
C. Riwayat kesehatan masa lalu Ibu klien mengatakan
sebelumnya anaknya tidak pernah dirawat di RS
dengan keluhan yang sama yaitu demam, Klien tidak
ada alergi terhadap obat-obatan.
D. Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu pasien mengatan di
keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang
sama seperti yang dialami pasien
• . Pengkajian kebutuhan dasar pasien
1. Aktivitas dan latihan Sebelum sakit kegiatan sehari-
hari klien adalah sekolah dan juga bermain
selayaknya anak-anak lain seusianya. Saat dikaji
klien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas lain
seperti sekolah dan juga bermain,klien tampak
terbaring lemah di tempat tidur.
2. Istirahat dan tidur Sebelum sakit klien tidur malam
± 9 jam dan tidur siang ± 2 jam

• Saat dikaji klien mengatakan tidur malam ± 7 jam


karena klien sering terbangun dimalam hari saat tidur.
3. Kenyamanan dan nyeri Ibu klien mengatakan anaknya sering merasa pusing
dan sering kali menangis apabila demam tinggi
4. Nutrisi Sebelum sakit pola makan pasien bagus tapi saat di RS pasien tidak
nafsu makan, porsi yang di habisklan hanya ½ porsi yang disediakan RS
5. Cairan dan elektrolit Ibu pasien mengatakan saat sakit pola minum pasien
baik,pasien tampak muntah –muntah, ibu pasien mengatakan selama di RS
Anaknya muntah ±5x, turgor kulit elastis
6. Oksigenasi Ibu pasien mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat sesak
nafas
7. Eliminasi Ibu pasien mengatakan sebelum sakit dan saat dikaji BAK klien
masih baik dan nnormal
8. Eliminasi Bowel Ibu klien mengatakan sebelum sakit dan saat di RS BAB klien
masih baik 1x sehari setiap pagi, warna cokelat kekuningan dan bau khas
9. Sensori, persepsi dan kognitif Ibu klien mengatakan anaknya tidak memiliki
gangguan pada sistem sensori, persepsi dan juga kognitif

• Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umun Saat dilakukan pemeriksaan fisik di dapat hasil
TTV TD : 100/70 mm/Hg SB : 38,7ºC SpO2 : 97% N : 97x/m
RR: 26x/m BB : 27 kg
2. Kepala Bentuk kepala mesocepal,tidak ada jejas, rambut hitam
bersih, keadaan mata konjungtiva tidak anemis, sklera anikterik,
hidung tidak tampak adanya abses ataupun luka dan tidak ada
pembesaran polip,keadaan telinga tampak adanya serumen,
semetris, tidak ada gangguan pada pendengaran, keadaan mulut
bibir kering,tidak ada stomatitis, tidak ada gigi berlubang, gigi
kuning, keadaan mulut tampak kotor.
3. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
4. Dada Paru-paru Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi dada
Palpasi : teraba getar vokal fremitus Perkusi : Sonor Auskultasi :
Vesikuler tidak ada suara nafas tambahan
• Jantung Palpasi : Tidak tampak Ictus cordis
Palpasi : Teraba Ictus Cordis Perkusi : Redup
Auskultasi : S1 S2 reguler

• Abdomen Inspeksi : Tidak tampak oedema


ataupun luka Aus : Bising usus 20x/m Palpasi
: tidak ada nyeri tekan Perkusi : timpani

• Ekstremitas Atas : Terpasang Infus pada tangan


kanan RL 10 tts/m, akral hangat Bawah : Tidak
tampak oedema ataupun luka, akral teraba hangat
• Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh
2. Resiko kekurangan Volume cairan berhubungan
dengan output berlebih Data : klien sering mual
dan juga muntah-muntah
Intervensi Keperawatan

Intervensi Rasional
N Diagnosa Tujuan
O Keperawat dan Kriteria Hasil
an
1
hipertermi Setelah dilakukan 1. Monitoring suhu o Untuk
 
  berhubung an tindakan sesering mungkin mengetahui perkembangan
  2. Obs. TTV
dengan proses keperawatan 3x24 pasien, kompres hangat mampu
 
  infeksi 3. Lakukan kompres menurunkan suhu tubuh pasien
    jam diharapkan agar kembali normal
hangat
   
  suhu tubuh 4. Anjurkan o Mempertahankan keseimbangan
  untuk
    dalam rentang cairan tubuh dan mengganti
    cairan yang hilang akibat
normal, dengan memakai pakaian yang
   
  kriteria hasil : tipis hipertermi
 
 
  - SB 36- 37ºC 5. Laksanakan advis o Untuk mempercepat proses
   
- Akral pemberian terapi cairan penguapan panas
   
    teraba o Dengan pemberian obat tersebut
    dapat menetralkan panas tubuh
hangat
2 Resiko dan membantu antibody melawan
kekuranga infeksi
b e rh u b u n g 2 . P a n ta u v ita l s ig n
a n d e n g a n 3 . P a n ta u pemberian o M e m e n u h i k e b u tu h a n c a ira n
o u tp u t S e te la h te ra p i IV tu b u h d a n m e n g g a n ti c a ira n
b e rle b ih d ib e rik a n 4 . M o n ito rin g s ta tu s y a n g h ila n g
(m u n ta h - tin d a k a n h id ra s i (membran
m u n ta h ) k e p e ra w a ta n m u k o sa d a n o A d a n y a p e ru b a h a n p o la
d ih a ra p k a n k e a d e k u a ta n n a d i ) m a k a n se p e rti n a fsu m a k a n
c a ira n d an b e rk u ra n g a k a n d a p a t

e le k tro lit k lie n m e m p e rb u ru k sta tu s k lie n

se im b a n g , k a re n a in ta k e k u ra n g

d e n g a n kriteria
h a sil :
- T u rg o r k u lit
e la s tis
- In ta k e d an
o u tp u t
se im b a n g
- T T V d a la m
re n ta n g
n o rm a l
B P : 1 2 0 /8 0
m m /H g
R R : 1 5 -
2 0 x /m
H R : 6 0 -
1 0 0 x /m
S B : 3 6 ,5 -
3 7 ºC

Anda mungkin juga menyukai