Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTERMIA

1. Pengertian

a. Hipertermi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami atau berisiko untuk
mengalami kenaikan suhu tubuh secara terus-menerus lebih tinggi dari 370C (peroral)
atau 38.80C (perrektal) karena peningkatan kerentanan terhadap faktor-faktor eksternal
(Linda Juall Corpenito)
b. Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
(NANDA International 2012-2014)
c. Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang lebih besar dari jangkauan normal
(Doenges Marilynn E.)

2. Etiologi

1. Predisposisi

Faktor penyebab hipertemi :

1. Dehidrasi
2. Penyakit atau trauma
3. Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkering
4. Pakaian yang tidak layak
5. Kecepatan metabolisme meningkat
6. Pengobatan / anasthesia
7. Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang)
8. Aktivitas yang berlebihan
2. Presipitasi

a. Hipertermia yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas

1) Hipertermia Maligna
Biasanya dipicu oleh obat-obatan anesthesia. Hipertermi ini merupakan miopati akibat
mutasi gen yang diturunkan secara autosomal dominan. Pada episode akut terjadi
peningkatan kalsium intraseluler dalam otot rangka sehingga terjadi kekakuan otot dan
hipertemia
2) Exercise-Induced Hyperthermia(EIH)
Hipertermia jenis ini dapat terjadi pada anak besar/remaja yang melakukan aktivitas fisik
intensif dan lama pada suhu cuaca yang panas
3) Endocrine Hyperthermia(EH)
Kondisi metabolik/ endokrin yang menyebabkan hipertermia lebih jarang dijumpai pada
anak dibandingkan pada dewasa. Kelainan endokrin sering dihubungkan dengan
hipertermia antara lain hipertiroidisme, DM, insufisiensi adrenal dan Ethiocolanolone
suatu steroid yang dihubungkan dengan demam( merangsang pembentukan pirogen
leukosit)

b. Hipertermi yang disebabkan oleh penurunan pelepasan panas

1) Dehidrasi
Dehidrasi sering disebabkan oleh kehilangan cairan atau paparan oleh suhu kamar yang
tinggi. Hipertermia jenis ini merupakan penyebeb kenaikan suhu ketiga setelah infeksi
dan trauma lahir.
2) Overheating
Pemakaian alat-alat penghangat yang terlalu panas, atau bayi terpapar sinar matahari
langsung dalam waktu yang lama.
3) Trauma lahir
Hipertermia yang berhubungan dengan trauma lahir timbul pada 24% dari bayi yang lahir
dengan trauma. Suhu akan menurun 1-3 hari tapi bias juga menetap dan menimbulkan
komplikasi berupa kejang.
4) Heat Stroke
Tanda umum heat stroke adalah >40,50 C atau sedikit lebih rendah, kulit teraba kering
dan panas, kelainan susunan saraf pusat, takikardia, pada saluran cerna terjadi mual,
muntah dank ram
5) Haemorrhagic Shock and Encephalophaty (HSE)
Gambaran klinis mirip dengan heat stroke tetapi tidak ada riwayat penyelimutan berlebih,
kekurangan cairan, dan suhu udara luar yang tinggi. HSE diduga berhubungan dengan
cacat genetik dalam produksi dan pelepasan serum ibhibitor alpha-1-trypsin yang biasa
terjadi pada bayi umur 17 hari sampai dengan anak 15 tahun.
6) Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)
Definisi SIDS adalah kematian bayi (1-12 bulan) yang mendadak, tidak diduga, dan tidak
dapat di jelaskan. Diawali berupa infeksi saluran nafas akut dengan febris ringan yang
tidak fatal, hipertermia diduga kuat berhubungan dengan SIDS.

3. Proses Terjadinya

Fase I: awal (awitan dingin atau menggigil)

1. Peningkatan denyut jantung


2. Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan
3. Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot
4. Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi
5. Merasakan sensasi dingin
6. Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontriksi
7. Rambut kulit berdiri
8. Pengeluaran keringat berlebihan
9. Peningkatan suhu tubuh

Fase II: proses demam

1. Proses menggigil lenyap


2. Kulit terasa hangat / panas
3. Merasa tidak panas atau dingin
4. Peningkatan nadi dan laju pernafasan
5. Peningkatan rasa haus
6. Dehidrasi ringan hingga berat
7. Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf
8. Lesi mulut herpetik
9. Kehilangan nafsu makan ( jika demam memanjang )
10. Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein

Fase III: pemulihan

1. Kulit tampak merah dan hangat


2. Berkeringat
3. Menggigil ringanKemungkinan mengalami dehidrasi

Pada mekanisme tubuh alamiah, demam yang terjadi dalam diri manusia bermanfaat sebagai
proses imun. Pada proses ini, terjadi pelepasan interleukin-1 yang akan mengaktifkan sel T. suhu
tinggi (demam) juga berfungsi meningkatkan keaktifan (kerja) sel T dan B terhadap organisme
pathogen. Namun konsekuensi demam secara umum timbul segera setelah pembangkitan demam
(peningkatan suhu). Perubahan anatomis kulit dan metabolisme menimbulkan konsekuensi
berupa gangguan keseimbangan cairan tubuh, peningkatan metabolisme, juga peningkatan kadar
sisa metabolisme. Selain itu, pada keadaan tertentu demam dapat mengaktifkan kejang.

4. Komplikasi

Akibat bila tidak ditanggulangi adalah suhu tubuh pasien akan terus meningkat dan beresiko
terjadinya konvulsi/kejang

5. Pemeriksaan Penunjang

Sebelum meningkat ke permeriksaan- pemeriksaan yang mutakhir, yang siap sedia untuk
digunakan seperti ultasonografi, endoskopi, atau scaning, masih dapat diperiksa sengan beberapa
uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh atau lesi permukaan atau sinar tembus rutin.

Dalam tahap berikutnya dapat diperkirakan unruk membuat diagnosis dengan lebih pasti melalui
biopsy pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti angiografi,
aortagrafi, atau limfangiografi.

1. Pemeriksaan SGOT dan SGPT


SGOT dan SGPT pada demam typoid sering kali meningkatkan tetapi dapat kembali
normal setelah sembuhnya typoid
2. Uji Widal
Suatu reaksi aglutasi antara antigen dan antibody. Aglutinin yang spesifik terhadap
salmonella thypi dalam serum klien dengan thypoid juga terdapat pada orang yang pernah
di vaksinasi. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya agglutinin dalam
serum klien yang disangka menderita thypoid
6. Penatalaksanaan Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan NOC/Tujuan NIC/Intervensi


1. Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan a. Mengontrol panas
dengan proses penyakit perawatan, pasien b. Monitor suhu tiap 2
mengalami termoregulasi jam
Batasan Karakteristik : dengan criteria hasil : c. Monitor TTV
d. Monitor WBC, Hb,
a. Kenaikan suhu tubuh a. Suhu tubuh Hct
diatas rentang normal rentang normal e. Berikan cairan
b. Serangan atau 0 0
36 C-37 C intravena
konvulsi(kejang) b. Nadi dan RR f. Kompres hangat
c. Kulit kemerahan dalam rentang pasien pada lipatan
d. Pertambahan RR normal paha, aksila, dan leher
e. Takikardi c. Tidak ada g. Berikan pengobatan
f. Saat disentuh kulit perubahan warna sesuai dosis untuk
tubuh terasa hangat kulit mencegah terjadinya
d. Tidak ada pusing menggigil
h. Monitor tanda-tanda
hipertermi
i. Tigkatkan intake
cairan dan nutrisi
j. Ajarkan pada pasien
cara mencegah
keletihan akibat panas
k. Lepaskan pakaian
yang berlebih
7. Penatalaksanaan Medis

Therapy yang diberikan :

1. Cefotaxine
2. Ranitidin
3. IFVD RL
4. Paracetamol
5. Asetaminofen

8. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian
1) Data Subjektif
a) Merasa tubuhnya panas
b) Riwayat sensasi yang tidak lazim
c) Pola istirahat
2) Data Objektif
a) Tanda-tanda vital
S : 390 C
N : 100 x/menit
RR : 20 x/menit
b) Tanda-tanda hipertermia :
1. Suhu lebih tinggi dari 370C
2. Kulit terasa hangat
b. Perencanaan
1) Diagnosa keperawatan
Hipertermia berhubungan dengan :
a. Proses penyakit
b. Penurunan kemampuan untuk berkeringat, sekunder akibat (nama obat)
c. Pajanan terhadap panas, matahari
d. Pakaian yang tidak sesuai dengan iklim
e. Tidak terdapat akses untuk pendingin udara
f. Penurunan sirkulasi, sekunder akibat berat badan yang ekstrem
g. Penurunan sirkulasi, sekunder akibat dehidrasi
h. Insufisiensi hidrasi untuk aktivitas yang berat
i. Ketidakefektifan regulasi suhu, sekunder akibat suhu

2) Tujuan
Pasien akan mengalami keseimbangan termoregulasi
3) Krtieria Hasil
Suhu tubuh dalam rentang normal 360C-370C, nadi dan RR dalam rentang normal,
tidak ada, perubahan warna kulit, tidak ada pusing.
4) Intervensi
a. Lakukan pengkajian mengenai riwatyat pasien masuk rumah sakit
b. Observasi TTV
c. Pantau masukan dan saluran serta berikan minuman kesukaan
d. Ajari pentingnya mempertahankan masukan cairan yang adekuat
e. Kolaborasi pemberian obat paracetamol
f. Ganti baju yang berlebihan
g. Berikan kompres hangat
h. Ajarkan tanda-tanda dini hipertermia
5) Rasional
a. Dapat mengetahui factor penyebab suhu tubuh meningkat
b. Mengobservasi TTV untuk mengetahui kondisi dan perkembangan pasien, serta
untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya
c. Untuk mempertahankan keseimbangan cairan masuk dan keluar
d. Meningkatkan intake cairan dan nutrisi untuk mencegah terjadinya dehidrasi
akibat peningkatan suhu tubuh serta mempercepat penyembuhan
e. Kolaborasikan pemberian obat paracetamol dapat menurunkan suhu tubuh
f. Melepaskan pakaian yang berlebih untuk meningkatkan proses penguapan
g. Memberikan kompres hangat pada pasien untuk menurunkan suhu tubuh pasien
h. Memberikan informasi untuk menambahkan pengetahuan tentang tanda-tanda
dini hipertermia
c. Evaluasi
1) Faktor resiko hipertermia dapat diatasi
2) Suhu tubuh pasien menjadi normal
3) Nadi dan RR dalam rentang normal
4) Tidak ada perubahan warna kulit
9. Daftar Pustaka

Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Doengoes, Marilym E.(edisi 3). Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC

Nanda. (2012-2014). Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai