Anda di halaman 1dari 8

RESUME KEPERAWATAN

1. Identitas Klien

Nama : Tn”R” Pekerjaan : Pelajar

Umur : 19 tahun No. RM : 51 70 52

Diagnosa : DHF Grade II Tanggal masuk : 02-04-2014

Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal pengkajian : 02-04-2014

2. Tindakan Pre Hospital

Tidak ada

3. Triage

a. Keluhan utama : Demam

b. Riwayat keluhan utama:

Demam dialami 4 hari sebelum masuk rumah sakit, orang tua klien
mengatakan demam yang dirasakan naik turun.Karena kondisi klien
yang tidak kunjung membaik maka keluarga klien memutuskan
membawa klien ke RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo pada tanggal 02
april 2014.
Pada saat dikaji pada tanggal 02 April 2014 klien masih demam
dengan suhu 40,5 0c. Ibu klien anaknya terasa mual dan malas makan.
Keadaan umum klien masih lemah.

c. Tanda - Tanda Vital

TD: 130/90 mmHg N: 112 x/menit

P : 28 x/menit S: 40,50 C
4. Pengkajian Primer

a. Airway :Tidak sumbatan pada jalan napas

b. Breating : RR 28 x/menit, menggunakan bantuan napas nebulizer

c. Circulation : N. 112 x/menit, tidak ada sianosis, CRT < 2 detik

d. Disintegrity : GCS 15 (composmentis), pupil isokor

5. Pengkajian Sekunder

a. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala mesochepal, tidak ada massa
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b.Rambut
Inspeksi : Warna hitam, berombak
Palpasi : Tidak berminyak, tidak ada massa
c. Kulit Kepala
Inspeksi : Tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada ketombe
d.Wajah
Inspeksi : Tidak pucat, tidak ada pigmentasi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Mata
Inspeksi : Konjungtiva merah mudah, sklera tidak ikterus
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
f. Telinga
Inspeksi : Daun telinga simetris kiri dan kanan
Palapasi : Tidak ada nyeri tekan
g. Hidung
Inspeksi : Septum lurus, lubang hidung kiri dan kanan simetris, tidak ada
polip, warna mukosa merah muda
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
h.Mulut
Inspeksi : Bibir kering, tidak ada lesi
i. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba peningkatan vena jugularis
j. Daerah Dada
Inspeksi : Bentuk dada normo chest, , perbandingan antara ukuran
anterior-posterior dengan transversal (1:2)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Bunyi pekak
Auskultasi :Bronchial pada manubrium sternum, bronchovesikuler pada
ICS 2-3 linea parasteralis kiri dan kanan, vesikuler terdengar
di semua area paru, terdapat suara napas tambahan ronchi
k. Abdomen
Inpeksi : Bentuk datar, tidak ada kelainan umbilikus
Auskultasi : Peristaltik usus 8x/menit
Perkusi : Bunyi thympani
Palpasi: Tidak teraba pembesaran hati
l. Genetalia : tidak dikaji
m. Ekstremitas
1. Ekstremitas atas
Inspeksi : Tidak terdapat edema, dapat digerakkan, 5 5
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
2. Ekstremitas bawah
Inspeksi: Tidak terdapat luka pada kaki, kekuatan otot 5 5
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan

6. Terapi Medikasi

1. IVFD RL 32 tpm
2. Paracetamol 500
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Kimia Klinik
Fungsi Ginjal
Ureum 29 mg/dl 10-50
Kreatinin 0.80 mg/dl < 1-3
Fungsi Hati
Bilirubin Total 10.50 mgdl <1.1
ASG (SGOT) 828 u/l < 38
ALT (SPGT) 1640 u/l < 41
Imunoserologi
NS Positif Negatif

7. Diagnosa Keperawatan

1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi


penyakit (viremia).
DS : Klien mengatakan badannya panas
DO : Klien teraba panas
TTV :
TD: 120/80 mmHg N: 80 x/menit

P : 28 x/menit S: 40,50

2. Gangguan istirahat tidur b/d stimulus batuk


DS: Klien mengatakan susah tidur malam
DO: Klien lemah/lesu

3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan


DS : Klien mengatakan tidak mampu beraktivitas
DO : Klien tidak mampu beraktivitas
Klien tampak lemah
8. Intervensi Keperawatan

a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi


penyakit (viremia)
1) Kaji saat timbulnya demam.
R/ Dapat didentifikasi pola/ tingkat demam.
2) Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam
R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum
klien.
3) Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5-3 liter/hari dan
jelaskan manfaatnya
R/ Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh
meningkat sehingga perlu diimabngi dengan asupan cairan yang banyak.
4) Berikan kompres dingin (pada axila dan lipat paha) dan anjurkan
memakai pakaian yang tipis.
R/ Kompres dingin akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh,
pakaian tipis akan dapat membantu meningkatkan penguapan panas
5) Berikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter
R/ Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat
meregulasi suhu tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu
normal.

b. Gangguan istirahat tidur


1. Kaji pola tidur dan kebiasaan tidur pasien.
R/. Mengetahui pola tidur dan mengindentifikasi intervensi yang tepat
2. Berikan posisi semi fowler kepada klien.
R/. Pengubahan posisi dapat mengurangi area yang tertekan dan
meningkatkan istirahat
3. Anjurkan kepada keluarga untuk memberikan minum susu hangat
sebelum tidur
R/. Susu mempunyai efek soforifik, meningkatkan sintesisserotinin,
neurotransmitter yang membantu pasien tidur lebih lama
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
1. Kaji kemampuan klien terhadap aktivitas
R/ Untuk mengetahui tingkat kemampuan aktivitas klien
2. Bantu klien dalam beraktivitas
R/ Untuk membantu klien dalam beraktivitas
3. Pertahankan tirah baring/duduk jika di perlukan
R/ Untuk memenuhi kebutuhan istrahat klien

9. Implementasi Keperawatan

a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi


penyakit (viremia)
1. Mengkaji saat timbulnya demam.
Hasil: klien menggigil pada saat sore hari
2. Mengoservasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan
Hasil: TD: 110/80 mmHg, N: 80x/i, P: 32x/i, S: 40,5 0C
3. Mengajurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5-3 liter/hari dan
jelaskan manfaatnya
Hasil: Klien menerima anjuran yang diberikan dengan diberikan oleh
ibunya banyak air minum
4. Memberikan kompres dingin (pada axila dan lipat paha) dan anjurkan
memakai pakaian yang tipis.
Hasil: Klien di kompres air hangat
5. Memberikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter
Hasil: Klien diberikan obat paracetamol
b. Gangguan istirahat tidur
1. Mengkaji pola tidur dan kebiasaan tidur pasien.
Hasil: Klien mengatakan sukar tidur pada malam hari
2. Memberikan posisi semi fowler kepada klien.
Hasil: Klien berada dalam posisi semi fowler
3. Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan minum susu hangat
sebelum tidur
Hasil: Keluarga mengikuti anjuran yang diberikan
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
1. Mengkaji kemampuan klien terhadap aktivitas
Hasil : Klien mengatakan tidak mampu beraktivitas
2. Membantu klien dalam beraktivitas
Hasil : Klien mau mampu melakukannya
3. Mempertahankan tirah baring/duduk jika di perlukan
Hasil : Klien terbaring di tempat tidur

9. Evaluasi (SOAP)
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi
penyakit (viremia
S: Klien mengatakan badannya masih panas
O: klien teraba panas
Suhu tubuh : 37,5 0C
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi keperawatan 1,2, 3 dan 4
1. Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3
jam
2. Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5-3 liter/hari
dan jelaskan manfaatnya
3. Berikan kompres dingin (pada axila dan lipat paha) dan anjurkan
memakai pakaian yang tipis.
4. Berikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter

b. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh


S: Klien mengatakan susah tidur malam
O: Klien lemah/lesu
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi keperawatan 1,2 dan 3
1. Mengkaji pola tidur dan kebiasaan tidur pasien.
2. Memberikan posisi semi fowler kepada klien.
3. Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan minum susu
hangat sebelum tidur
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
S: Klien mengatakan tidak mampu beraktivitas
O: Klien tidak mampu beraktivitas
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi keperawatan 1,2 dan 3
1. Mengkaji kemampuan klien terhadap aktivitas
2. Membantu klien dalam beraktivitas
3. Mempertahankan tirah baring/duduk jika di perlukan

Anda mungkin juga menyukai