Anda di halaman 1dari 14

Pertemuan 6

Tutor : Ns. Fauziah Qifti, M.Kep


Submateri pertemuan:
1. PHBS
2. Pencegahan primer, sekunder, tersier (komunitas)
3. Pengumpulan data inti komunitas (observasi, windshield survey, dsb)
4. Keperawatan komunitas peka budaya
5. Strategi intervensi komunitas

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 1


PENGKAJIAN KOMUNITAS DAN METODE
PENGUMPULAN DATA KOMUNITAS

A. DATA PENGKAJIAN KOMUNITAS


Jenis data yang dikumpulkan dalam komunitas :
DATA INTI Yang dikaji terdiri dari sejarah/riwayat daerah tempat
KOMUNITAS tinggal, demografi (usia, jenis kelamin,ras dan etnis), tipe
keluarga, statistik vital (angka kelahiran, kematian), dan
agama
DATA SUBSISTEM • Lingkungan fisik: (kualitas air, pembuangan
KOMUNITAS limbah,perumahan, kualitas udara, flora, ruang terbuka
dan musim.
• Pelayanan kesehatan dan sekolah: adanya puskesmas,
rumah sakit, fasilitas pelayanan sosial, pelayanan
kesehatan mental, pusat emergensi dan pelayanan
pengobatan tradisional serta akses ke pelayanan
kesehatan.
• Ekonomi : karakteristik keuangan keluarga, status
pekerjaan, kategori pekerjaan, jumlah penduduk yang
tidak bekerja
• Politik dan pemerintahan : data yang dikumpulkan
meliputi pemerintahan (RT,RW,
Kelurahan,desa,kecamatan dan lainnya),kelompok
pelayanan mayarakat( PKK, Karang taruna, panti
dsb),Politik ( kegiatan politik yang ada di daerah
tersebut )
• Komunikasi : data yang dikumpulkan terkait
komunikasi formal dan informal

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 2


• Pendidikan : data yang dikaji seperti, sekolah, tipe
pendidikan, akses pendidikan.
• Rekreasi : data yang dikaji seperti adanya taman, area
bermain, dan fasilitas rekreasi,
DATA PERSEPSI • Persepsi masyarakat : Bagaimana perasaan masyarakat
tentang kehidupan bermasyarakat yang dirasakan di
lingkungan tempat tinggal mereka
• Persepsi perawat : Berupa penyataan umum tentang
kondisi kesehatan dari masayarakat, apa yang masalah
potensial yang dapat diidentifikasi dan apa yang menjadi
kekuatan dari kondisi kesehatan masyarakat tersebut.
Sumber : IPKKI ( 2017) dan Nies & McEwen (2019)

B. METODE PENGUMPULAN DATA

Winshield Survey Windshield survey dilakukan dengan berjalan-jalan


dilingkungan komunitas untuk menemukan
gambaran tentang kondisi dan situasi yang terjadi di
komunitas, lingkungan sekitar komunitas, kehidupan
komunitas dan karakteristik penduduk yang ditemui
di jalan saat survey dilakukan.
Key Informants Wawancara informan melibatkan warga masyarakat
yang merupakan informan kunci atau anggota
masyarakat. Informan kunci adalah individu yang
memiliki posisi kekuasaan atau pengaruh dalam
masyarakat seperti pemimpin dalam masyarakat.
Contoh: wawancara dengan tokoh masyarakat,
Kepala Desa
Partisipan observation Suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh
observer dengan ikut mengambil bagian dalam
kehidupan orang-orang yang akan diobservasi dalam
jangka waktu tertentu. Observer berlaku sungguh-

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 3


sungguh seperti anggota dari kelompok yang akan
diobservasi.
Pada metode ini obeserver dengan sengaja berusaha
memahami pengaturan sosial dan kondisi tanpa
memanipulasi mereka dengan cara apa pun seperti
mengajukan pertanyaan atau intervensi.
Literatur review Data yang berasal dari tinjauan pustaka (seperti buku,
artikel) berhubungan dengan masalah tertentu yang
dikumpulkan lalu di analisis dan interpretasi.
Survey Survey digunakan untuk mengumpulkan informasi
tentang masyarakat. Survey dilakukan pada sampel
acak dari populasi yang ditargetkan dengan
menanyakan pertanyaan tertentu. Data yang
dikumpulkan akan dianalisis dengan pola tertentu.
Contoh: mengumpulkan data dengan menggunakan
kuisioner
Focus Group sekelompok kecil orang yang berkumpul bersama dan
memiliki karakteristik atau pengalaman tertentu
yang sama. Pada fokus grup diajukan pertanyaan
terbuka kepada kelompok, dan kelompok didorong
untuk mendiskusikan pendapat secara interaktif.
Archival Data Data yang menggambarkan kesehatan masyarakat
seperti data statistik vital. Data ini dapat dijadikan
sebagai latar belakang informasi kesehatan
komunitas dan dapat digunakan untuk menganalisa
perubahan ukuran dan jumlah populasi.
Contoh : laporan jumlah penduduk, jumlah angka
kesakitan, angka kematian dan jumlah penyakit
terbanyak

Sumber : (Hunt, 2008) (Ervin, 2002)

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 4


Pencegahan Dalam Komunitas

Pencegahan Primer Ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok masyarakat


yang sehat. Pencegahan primer dapat dilakukan melalui 2
kelompok kegiatan, yaitu :
a. Promosi kesehatan, contoh: perawat komunitas
memberikan penyuluhan terkait perilaku hidup bersih
dan sehat kepada siswa SD.
b. Perlindungan umum dan khusus
Contoh proteksi khusus : Imunisasi campak pada bayi
Contoh proteksi umum : Penggunaan masker pada
pekerja pabrik semen.
Pencegahan Ditujukan untuk individu, keluarga, kelompok dan
sekunder masyarakat yang berisiko mengalami masalah kesehatan.
Upaya pencegahan kesehatan ke arah tindakan penemuan
penyakit dan proses rujukan
Contoh :
• Penemuan penyakit : Medical Check Up (pemeriksaan
kesehatan) dan deteksi dini itu untuk penemuan
penyakit
- Tes Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) pada wanita
usia subur di kelurahan X.
• Proses rujukan : Perawat puskesmas menemukan
pasien dengan gejala batuk- batuk yang tidak kunjung
sembuh, lalu perawat merujuk pasien ke RS untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 5


Pencegahan Tersier Ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat pada masa pemulihan setelah mengalami
masalah kesehatan. Upaya kesehatan yang dilakukan
setelah sakit yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi
tubuh serta meminimalkan komplikasi.
Contoh:
- Mengajarkan latihan ROM pada pasien paska stoke
- Konseling grup untuk anak usia sekolah dengan
penyakit asma
- Mengajarkan latihan senam kaki untuk pasien Diabetes
Melitus

Sumber : (Nies & McEwen, 2019)

STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS

Proses Kelompok Penyelesaian masalah berdasarkan sumber daya yang dimiliki


(Group Process) oleh kelompok ketika pendekatan secara individu tidak
mampu memecahkan suatu masalah. Proses kelompok ini
dikenal dengan pembentukan kelompok swabantu, kader
kesehatan atau kelompok peduli kesehatan.
Contoh : karang taruna, kelompok peduli TB, kelompok peduli
remaja
Pendidikan Upaya pembelajaran pada masyarakat untuk meningkatkan
Kesehatan (Health kesadaran, kemauan untuk meningkatkan dan memilihara
Education) kesehatannya. Melalui pendidikan kesehatan perawat
komunitas berfungsi sebagai edukator dalam mencegah dan
mengendalikan penyakit sebagai bagian dari asuhan
keperawatan.
Contoh : pendidikan kesehatan tentang seks pranikah bagi

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 6


remaja
Pemberdayaan Proses pemberian dorongan kepada masyarakat agar
(Empowerment) berpartisipasi aktif dalam memelihara kesehatannya
Contoh bentuk pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari
berbagai jenis upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) seperti posyandu, posbindu, tanaman obat keluarga
Kemitraan Hubungan kerjasama antara dua pihak atau lebih yang saling
(Partnetship) menguntungkan dan saling meningkatkan kapasitas dan
kemampuan masarakat dalam rangka pencegahan dan
pengendalian penyakit.
Contoh : Kerjasama dengan LSM atau NGO
sumber :(Nies & McEwen, 2019)

KOMUNITAS PEKA BUDAYA (TRANSKULTURAL NURSING)

A. PROSES KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

PENGKAJIAN Terdiri dari 7 komponen yang ada pada sunrise model oleh
Leininger:
a. Faktor Teknologi
b. Faktor Agama dan Falsafah Hidup
c. Faktor Sosial
d. Nilai-Nilai Budaya dan Gaya Hidup
e. Faktor Kebijakan dan Peraturan yang Berlaku
f. Faktor Ekonomi
g. Faktor Pendidikan

Prinsip pengkajian budaya :


• Tidak menggunakan asumsi
• Tidak membuat sterotip yang menimbulkan konflik
• Menerima dan memahami metode komunikasi

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 7


• Mengahargai perbedaan individu
• Menghargai kebutuhan personal tiap individu
• Tidak membeda-bedakan keyakinan klien
• Menyediakan privasi terkait kebutuhan klien

DIAGNOSA Diagnosa yang muncul dalam transkultural nursing :


a. Gangguan komunikasi verbal
b. Gangguan Interaksi sosial
c. Ketidakpatuhan
PERENCANAAN Ada 3 Pedoman Transkultural Nursing
a. Maintenance/ Pemeliharaan Budaya
Dilakukan bila budaya klien tidak bertentangan dengan
kesehatan.
Contoh : Pasien DM yang memiliki kebiasaan berolahraga
setiap pagi hal ini perlu dipertahankan
b. Mengakomodasi/ Negoisasi Budaya
Dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap
budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan.
Contoh : Klien yang menderita hipertensi dengan
kebiasaan konsumsi makanan tinggi lemak, perawat secara
bertahap mencoba melakukan negoisasi pada klien untuk
menurunkan konsumsi makanan berlemak dan
memberikan pilihan alternatif jenis makanan lain seperti
ikan, dan protein nabati.
c. Restrukturisasi Budaya
Dilakukan bila budaya yang dimiliki klien merugikan status
kesehatannya.
Contoh : Perawat membantu memotivasi klien untuk
mengganti gaya hidupnya yang biasanya makan dengan
pola gizi yang tidak seimbang menjadi lebih terpola, baik
dari jenis, jumlah,jadwalnya. Restrukturisasi ini

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 8


membutuhkan waktu yang lebih lama dan kesabaran untuk
merubah perilaku klien.
IMPLEMENTASI a. Maintenance/Mempertahankan budaya
• Mengidentifikasi perbedaan konsep antara klien dan
perawat terhadap budaya tertentu
• bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat
berinteraksi dengan klien
• mendiskusikan kesenjanganbudaya yang dimiliki klien
dan perawat
b. Akomodasi/ Negoisasi budaya
• Gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami
klien
• Libatkan keluarga dalam perencanaan keperawatan
• Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negoisasi
c. Restrukturisasi budaya
• Beri kesempatan pada klien memahami informasi yang
diberikan dan melaksanakannya
• Tentukan tingkat perbedaan klien melihat dirinya dari
budaya kelompok
• Gunakan pihak ketiga bila perlu
• Terjemahkan terminologi gejala klien dalam bahasa
kesehatan agar dapat dipahami
• Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan
kesehatan
EVALUASI Keperawatan budaya dapat dikatakan berhasil bila klien dapat
mempertahankan budaya sesuai kesehatan, mengurangi budaya
yang tidak sesuai dengan kesehatan, dan beradaptasi dengan
budaya baru .

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 9


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

1. PENGERTIAN PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong diri sendiri
(mandiri) dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat.
2. PHBS DI BERBAGAI TATANAN

TATANAN INDIKATOR

Tatanan Rumah Tangga 1. Pertolongan persalinan oleh Tenaga


Kesehatan
2. Membari ASI Eksklusif
3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik dirumah seminggu
sekali
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 10


Tatanan Institusi 1. Mencuci tangan dengan air bersih dan
menggunakan sabun
Pendidikan/ Sekolah
2. Jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan
sehat
4. Olahraga yang teratur
5. Memberantas jentik sekali seminggu
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur
tinggi badan
8. Membuang sampah pada tempatnya

Tatanan Tempat Kerja 1. Tidak merokok di tempat kerja


2. Mengkomsumsi makanan dan minuman
sehat di tempat kerja
3. Melakukan olahraga teratur
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun
5. Memberantas jentik nyamuk di tempat
kerja
6. Menggunakan air bersih
7. Menggunakan jamban sehat
8. Membuang sampah pada tempatnya
9. Menggunakan alat pelindung diri (APD)
sesuai jenis pekerjaan
Tatanan Tempat Umum
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban sehat
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di tempat umum
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 11


Tatanan Fasilitas 1. Mencuci tangan dengan sabun
Kesehatan 2. Menggunakan jamban yang sehat
3. Membuang sampah pada tempat sampah
4. Tidak merokok
5. Tidak meludah di sembarang tempat
6. Memberantas jentik nyamuk

Sumber : Maryuni (2013)

3. SASARAN PEMBINAAN PHBS

Sasaran Primer Berupa sasaran lansung yaitu individu anggota


masyarakat, kelompok-kelompok dalam masyarakat dan
masyarakat secara keseluruhan yang diharapkan untuk
mempraktekan
PHBS
Sasaran Sekunder Mereka yang memiliki pengaruh terhadap sasaran
primer dalam pengambilan keputusannya untuk
mempraktekan PHBS. Termasuk disini adalah para
pemuka masyarakat atau
tokoh masyarakat yang menjadi panutan sasaran primer.
Sasaran Tersier Mereka yang berada dalam posisi pengambilan
keputusan formal sehingga dapat meamberikan
dukungan baik berupa kebijakan/pengaturan dan atau
sumber daya dalam proses pembinaan PHBS terhadap
sasaran primer.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 12


Sasaran Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan

Tatanan PHBS Sasaran Primer Sasaran Sekunder Sasaran Tersier

Kepala keluarga Ketua RT/RW


Anggota rumah tangga yang
Rumah Tangga memiliki masalah kesehatan Orang tua/mertua Kepala Desa
terutama, ibu, bayi, dan
Kader
balita
LSM
Petugas kesehatan
Guru Kepala Sekolah

Institusi pendidikan Siswa dan Mahasiswa Guru BP Pemilik Institusi


Organisasi
siswa/mahasiswa

Karyawan Pengelola Direktur/Pemilik /


Tempat Kerja Pimpinan perusahaan
Manajer
Pengunjung Petugas kesehatan Kepala Daerah
Tempat Umum
Masyarakat
Pasien Petugas kesehatan Pimpinan/ Direktur
Sarana/ Institusi
Kesehatan Keluarga pasien Kepala daerah/
DPRD
Dinas kesehatan
Sumber : Maulana (2009)

REFERENSI

Ervin, N. E. (2002). Advanced Community Health Nursing Practice. New York: Prentice
hall international.

Hunt, R. (2008). Introduction To Community Based Nursing (4th ed.). Philadelphia:


Wolters Kluwer.

IPKKI. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan Individu, keluarga, kelompok,dan


Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICPN,NOC dan NIC di Puskesmas dan
Mayarakat. PPNI.
Maryuni, A. (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Maulana. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

Nies, M. A., & McEwen, M. (2019). Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga.
(Junaiti sahar, Agus Setiawan, & Ni Made Riasmini, Eds.) (Indonesia). Singapore:
Elsevier.

Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 13


Bimbingan Belajar Appskep Indonesia | Hal. 14

Anda mungkin juga menyukai