Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu


tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta
mempunyai minat dan interest yang sama (WHO).

Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu


lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau
lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang
mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007). Dalam rangka mewujudkan
kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan kesehatan
masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah
bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan
masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya
kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan
dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong
kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan.

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan.


Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu
mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian
akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu
secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat
(Mubarak, 2005).

1
2

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka mahasiswa Prodi


Profesi Ners STIKes YPIB Majalengka melaksanakan praktik
keperawatan komunitas dalam bentuk Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD) di RW 011 / RT 01, 03, 04, Lingkungan
Kaputihan, Kelurahan Majalengka Wetan.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran asuhan keperawatan komunitas di RW 011 /


RT 01, 03, 04, Lingkungan Kaputihan, Kelurahan Majalengka Wetan?

C. Tujuan

Laporan keperawatan komunitas (PKMD) ini dapat


menggambarkan asuhan keperawatan komunitas di RW 011 / RT 01, 03,
04, Lingkungan Kaputihan, Kelurahan Majalengka Wetan Kabupaten
Majalengka, yang mempunyai tujuan seperti berikut:

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan komunitas di RW
011 / RT 01, 03, 04, Lingkungan Kaputihan, Kelurahan Majalengka
Wetan Kabupaten Majalengka.
2. Tujuan Khusus
a. Menentukan prioritas masalah dari beberapa masalah yang ada
dalam komunitas.
b. Melaksanakan kolaborasi masyarakat dalam menentukan prioritas
masalah dan membuat rencana kegiatan dalam rangka penyelesaian
masalah MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
c. Menginformasikan dan menggerakan masyarakat dalam
implementasi keperawatan komunitas
d. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan bersama dengan
masyarakat
3

D. Metode Penulisan

Metode yang dipakai adalah dengan proses pendekatan yang terdiri


dari Survei Mawas Diri (SMD), analisa data komunitas, diagnosa
keperawatan, rencana asuhan keperawatan komunitas, implementasi
keperawatan komunitas, dan evaluasi keperawatan komunitas dengan
teknik penulisan adalah deskriptif.

Deskriptif merupakan gambaran kasus yang dikelola dengan cara


pengumpulan data yang di peroleh saat pengkajian. Pengumpulan data
diperoleh dengan cara:

1. Wawancara
Mengadakan tanggung jawab dengan pihak yang terkait: masyarakat
maupun tim kesehatan mengenai data kesehtan komunitas. Wawancara
dilakukan selama proses SMD berlangsung.
2. Observasi partisipasi
Dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada masyarakat
RW 011 / RT 01, 03, 04, Lingkungan Kaputihan, Kelurahan
Majalengka Wetan. Mengenai keperawatan komunitas.
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi ini diambil berdsarkan fakta-fakta yang mahasiswa
butuhkan di RW 011 / RT 01, 03, 04, Lingkungan Kaputihan,
Kelurahan Majalengka Wetan.
4. Studi Kepustakaan
Menggunakan data profil kelurahan dan literatur kepustakaan yang
mendukung mengenai keperawatan komunitas serta literatur yang
berasal dari Kelurahan Majalengka.
4

E. Sistematika Penulisan

Secara garis besar laporan kasus ini terdiri dari lima bab, dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan berisikan informasi ringkas dari karya tulis


yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORI

Dalam BAB ini berisikan proses keperawatan komunitas


dan permasalahan yang muncul di RW 011 / RT 01, 03,
04, Lingkungan Kaputihan, Kelurahan Majalengka Wetan.

BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN

Proses asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa


keperawatan komunitas, perencanaan (Intervensi),
pelaksanaan (Implementasi) dan evaluasi.

BAB IV : PEMBAHASAN

Permasalahan dan pemecahan masalah.

BAB V : PENUTUP

Terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan ditarik dari


hasil analisa perubahan yang relevan dengan tujuan yang
ditetapkan serta rekomendasi yang bertitik tolak dari
masalah yang ditemukan dari pembahasan.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Proses Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan


meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah
keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi,
2009).

Dalam melakasanakan asuhan keperawatan komunitas pada


dasarnya menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan langkah-
langkah: pengkajian data, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang dilaksanakan
secara sistematis dan berkelanjutan.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan


sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu :
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau
penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah
(Mubarak, 2005).

5
6

Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan
objektif. Data subyektif adalah data yang diperoleh dari keluhan atau
masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan
komunitas yang diungkapkan secara langsung melalui lisan sedangkan
data objektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan dan pengukuran.

Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini
mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan dan
komunitas. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain
yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan
pasien atau medical record (Mubarak, 2005).

Cara pengumpulan data terdiri dari tiga cara yaitu dengan


wawancara atau anamnase, pengamatan dan pemeriksaan fisik.

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi


mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social ekonomi
dan spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh
karena itu data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan analisa
untuk pemecahan masalah. Kegiatan pengkajian yang dilakukan
dalam pengumpulan data meliputi :

1) Data inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan
informal di komunitas dan studi dokumentasi sejarah
komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum
7

mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek


keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, type
komunitas (masyarakat rusal atau urban), keadaan
demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas
dan pola perubahan komunitas.
b) Data demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin,
status perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat
pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agam dan komposisi
keluarga.
c) Vital statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang, angka kematian kasar
atau CDR, penyebab kematian, angka pertambahan
anggota, angka kelahiran.
d) Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik
dan vital statistik antara lain, dari angka mortalitas,
morbiditas, IMR, MMR, dan cakupan immunisasi.
Selanjutnya status kesehatan komunitas dikelompokkan
berdasarkan umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan
lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat: ibu hamil,
pekerja industri, kelompok penyakit kronis, penyakit
menular. Adapun pengkajian selanjutnya dijabarkan
sebagaimana dibawah ini :
 Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
 Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
tubuh
 Kejadian penyakit (dalam 1 tahun terakhir) : ISPA
(Infeksi Saluran Nafas Atas), Penyakit asthma, TBC
paru, Penyakit kulit, Penyakit mata, Penyakit reumatik,
8

Penyakit jantung, Penyakit gangguan jiwa,


Kelumpuhan, dan Penyakit menahun lainnya.
 Riwayat penyakit keluarga
 Pola pemenuhan sehari-hari : Pola pemenuhan nutrisi,
Pola pemenuhan cairan dan elektrolit, Pola istirahat dan
tidur, Pola eliminasi, Pola aktivitas gerak, Pola
pemenuhan kebersihan diri
 Status psikososial : Komunikasi dengan sumber-
sumber kesehatan, Hubungan dengan orang lain, Peran
di masyarakat, Kesedihan yang dirasakan, Stabilitas
emosi, Penelantaran anak atau lansia, Perlakuan yang
salah dalam kelompok dalam hal ini perilaku tindakan
kekerasan
 Status pertumbuhan dan perkembangan
 Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
 Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan
kesehatan
 Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok,
minum kopi berlebihan, mengkonsumsi alkohol,
penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat
terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.
2) Data lingkungan fisik
a) Pemukiman : Luas bangunan, Bentuk bangunan, Jenis
bangunan, Atap rumah, Dinding, Lantai, Ventilasi,
Kebersihan, Pengaturan ruangan dan perabot, dan
Kelengkapan alat rumah tangga.
b) Sanitasi : Penyediaan air bersih (MCK), Penyediaan air
minum, Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa
jumlahnya dan bagaimana jarak dengan sumber air, Sarana
pembuangan air limbah (SPAL), Pengelolaan sampah :
apakah ada sarana pembuangan sampah, bagaimana cara
9

pengolahannya : dibakar, ditimbun, atau cara lainnya,


Polusi udara, air, tanah atau suara/kebisingan, Sumber
polusi : pabrik, rumah tangga, industri lainnya.
c) Fasilitas : Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain,
Pekarangan, Sarana olahraga, Taman, lapangan, Ruang
pertemuan, Sarana hiburan, Sarana ibadah
d) Batas-batas wilayah : Sebelah utara, barat, timur, dan
selatan
e) Sarana ibadah
3) Pelayanan kesehatan dan sosial
a) Pelayanan kesehatan : Lokasi sarana kesehatan, Sumber
daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader), Jumlah
kunjungan, Sistem rujukan
b) Fasilitas sosial (pasar, toko, swayalan) : Lokasi,
Kepemilikan, Kecukupan
4) Ekonomi
a) Jenis Pekerjaan
b) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
d) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lansia
5) Keamanan dan transportasi
a) Keamanan : Sistem keamanan lingkungan, Penanggulangan
kebakaran, Penanggulangan bencana, Penanggulangan
polusi, udara, air dan tanah
b) Transportasi :Kondisi jalan, Jenis transportasi yang
dimiliki, Sarana transportasi yang ada
6) Politik dan pemerintahan : Sistem pengorganisasian, Struktur
organisasi, Kelompok organisasi dalam komunitas, Peran serta
kelompok organisasi dalam kesehatan
10

7) Sistem komunikasi : Sarana umum komunikasi, Jenis alat


komunikasi yang digunakan dalam komunitas, Cara
penyebaran informasi.
8) Pendidikan : Tingkat pendidikan komunitas, Fasilitas
pendidikan yang tersedia (formal atau non formal) : Jenis
pendidikan yang diadakan di komunitas, Sumber daya manusia,
tenaga yang tersedia. Jenis bahasa yang digunakan.
9) Rekreasi : Kebiasaan rekreasi, Fasilitas tempat rekreasi

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan


data dengan cara sebagai berikut :

1) Klasifikasi data atau kategori data


 Cara mengkategori data :
 Karakteristik demografi
 Karakteristik geografi
 Karakteristik sosial ekonomi
 Sumber dan pelayanan kesehatan
(Anderson & Mc Farlane, 1981. Community as Client)
2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai


berikut:

1) Wawancara atau anamnesa


Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang
berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau
keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan
masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan
11

ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan


mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan
selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam
format proses keperawatan. (Mubarak, 2005).
2) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi
aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka
menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan
dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam
format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
3) Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan
keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan
keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya
membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara
Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).

c. Analisa Data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan


menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau
masalah keperawatan. Tujuan analisa data adalah :

1) Menetapkan kebutuhan komunitas


2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon komunity
4) Mengidentifikasi pola kecenderungan penggunaan pelayanan
kesehatan
12

d. Perumusan atau Penentuan Masalah Kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan


keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat
dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun
demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat
diatasi sekaligus oleh karena itu, perlu diprioritaskan masalah.

e. Prioritas Masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan


keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai
kriteria, diantaranya adalah :

1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumber daya masyarakat
6) Aspek politis

2. Diagnosis Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah


kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah
masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah
potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi
diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan
ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa
keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan
masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi
(Mubarak, 2009).
13

3. Rencana Asuhan Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan


keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Jadi perencanaan
asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan
yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai
pencapaian tujuan (Mubarak, 2009).

Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan


masyarakat antara lain sebagai berikut:

a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan


b. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
c. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan
melalui kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
d. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi
kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat
f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistis
h. Disusun secara berurutan

4. Implementasi

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan


keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan
anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak
Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009).
14

Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi


pada keperawatan komunitas adalah :

a. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan
taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009).
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan
keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi
tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan
dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta
kompeten. (Mubarak, 2009)
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah, program kesehatan
komunitas dengan strategi komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
15

5. Evaluasi

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan


keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses
tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam
perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan
masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan
dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998:

a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan


yang telah ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.

B. Permasalahan yang Muncul

Setelah dilakukan dilakukan Survei Mawas Diri di RW 011 / RT


01, 03, 04, Lingkungan Kaputihan, Kelurahan Majalengka Wetan pada
tanggal 14 Mei – 29 Mei 2019 ditemukan beberapa permasalahan yang
telah diprioritaskan diantaranya :

1. Pencemaran Lingkungan (Udara) : Pembakaran Sampah


a. Pengertian Pengelolaan Sampah

Berdasarkan UU No 18 Tahun 2008,  sampah adalah sisa kegiatan


sehari hari manusia atau proses alam  yang berbentuk padat. Secara
umum sampah dapat diartikan sebagai material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
16

Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam


menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan
akhir. Secara garis besar, kegiatan didalam pengelolaan sampah
meliputi pengendalian timbunan sampah, pengumpulan sampah,
transfer dan transport, pengolahan dan pembuangan akhir
(Kartikawan, 2007).

b. Jenis-Jenis Sampah
1) Sampah organik adalah sampah yang berasal dari jasad hidup
sehingga mudah membusuk dan dapat hancur secara alami.
Contoh : sayuran, daging, ikan, nasi, potongan rumput/daun/
ranting dari kebun.
2) Sampah non organik/an-organik ddalah  sampah yang tidak
mudah busuk. Contohnya : botol, gelas, plastik, tas plastik,
kaleng, dan logam. Sampah non-organik tidak mudah diuraikan
oleh alam dan bahkan sebagian sama sekali tidak bisa terurai.

Tabel 2.1 Jenis-jenis sampah dan waktu hancurnya sampah

Jenis Sampah Lama Hancur

 Kertas  2-5 Bulan


 Dus Karton  5 Bulan
 Filter Rokok  10-12 Tahun
 Kantong Plastik  10-20 Tahun
 Kulit Sepatu  25-40 Tahun
 Pakaian/Nylon  30-40 Tahun
 Plastik  50-80 Tahun
 Alumunium  80-100 Tahun
 Styrofoam  Tidak Hancur

Rata-rata setiap orang menghasilkan sampah 1 Kg/orang/hariyang


terdiri dari 17% sampah plastik.
17

c. Dampak Jika Sampah Tidak Di Olah

Jika sampah tidak di olah dengan baik dan benar maka akan
mengakibatkan, terjadinya banjir, terjangkitnya penyakit dan
bencana alam lainya.

d. Cara Mengelola Sampah


1) Memilah Sampah
Sampah di pisah antara organik dan an organik.
2) Pembuatan kompos
Kompos dapat mengurangi tumpukan sampah yang mudah
membusuk serta sangat berguna dalam penyuburan tanah,
selain itu kompos juga bisa memberikan nilai ekonomis dengan
cara menjual kompos yang dimanfaatkan sebagai pupuk untuk
tanaman.
3) Pendaur Ulang Dengan 3R adalah singkatan dari Reduce,
Reuse dan Recycle. (3R) yaitu :
a) Reduce artinya mengurangi.Kurangilah jumlah sampah dan
hematlah pemakaian barang. Misalnya dengan membawa
tas belanja saat ke pasar sehingga dapat mengurangi
sampah plastik dan mencegah pemakaian styrofoam.
b) Reuse artinya pakai ulang.Barang yang masih dapat
digunakan jangan langsung dibuang, tetapi sebisa mungkin
gunakanlah kembali berulang-ulang. Misalnya menulis
pada kedua sisi kertas dan menggunakan botol isi ulang.
c) Recycle artinya daur ulang. Sampah kertas dapat dibuat
hasil karya, demikian pula dengan sampah kemasan plastik
mie instan, sabun, minyak, dll.
18

2. Masalah Kesehatan : Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)


a. Hipertensi

Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap


normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas
160/95 mmHg dinyatakan hipertensi. Menurut
DepartemenKesehatan RI (1990) Hipertensi didefinisikan sebagai
suatu peninggian yang menetap daripada tekanan darah sistolik
diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan


tekanan darah secara menetap > 140/90 mmHg.

Faktor resiko untuk hipertensi yaitu keturunan, gaya hidup


yang tidak sehat(diet yang tidak sehat seperti kurang buah dan
sayuran, tinggi lemak jenuh, tinggi kolesterol, tinggi garam dan
gula, kurang aktivitas fisik/olahraga, kegemukan/obesitas, alkohol,
stress, merokok), Sekitar 5–10 % berhubungan dengan penyakit
ginjal, 1–2 % berhubungan dengan kelainan hormon atau
pemakaian obat tertentu (Pil KB).

Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala, sehingga


penderita tidak merasa sakit. Tanda dan gejala pada umumnya
yaitu sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak nafas,
pandangan menjadi kabur, mata berkunang–kunang, mudah marah,
telinga berdengung, sulit tidur, rasa berat ditengkuk.

Tabel 2.2 Klasifikasi hipertensi menurut Joint National Committee 7

Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 120 dan < 80


Pre Hipertensi 120 – 139 atau 80 – 89
Hipertensi tingkat I 140 – 159 atau 90 – 99
Hipertensi tingkat 2 = 160 atau = 100
19

Hipertensi sitolik terisolasi = 140 dan < 90

Pertolongan pertama jika mengalami tanda-tanda


hipertensi, sarankan penderita hipertensi agar menghentikan
kegiatan terutama bila sedang mengemudi, minta pertolongan
orang terdekat atau hubungi tenaga kesehatan terdekat jika
memungkinkan, dan kunjungi pelayanan kesehatan terdekat seperti
puskesmas/rumah sakit. Pengobatan sesegera mungkin dapat
menyelamatkan nyawa atau meningkatkan untuk pulih
sepenuhnya.

Pencegahan untuk penyakit hipertensi bertujuan untuk


mengurangi dan memodifikasi faktor resiko dengan tidak merokok,
olahraga/aktivitas fisik secara teratur, pola makanan sehat dan
seimbang (batasi konsumsi garam untuk hipertensi ringan ½
sendok teh perhari, hipertensi sedang ¼ sendok teh perhari,
hipertensi berat tampa garam), serta melakukan pemeriksaan
kesehatan secara rutin.

Obat tradisional yang dapat digunakan untuk menurunkan


tekanan darah tinggi adalah dua buah timun dimakan pagi dan sore
atau diparut, diperas dan diambil airnya diminum pagi dan sore
hari; sepuluh lembar daun salam direbus dalam dua gelas air
sampai airnya tinggal satu gelas diminum pagi dan sore; sepuluh
lembar daun alpukat direbus dalam dua gelas air sampai airnya
tinggal satu gelas diminum pagi dan sore.

C. Sanitasi / Pembuangan Limbah Akhir Rumah Tangga


Menurut World Health Organization (WHO) pengertian sanitasi
adalah pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang dapat
menimbulkan akibat buruk terhadap kehidupan manusia baik fisik maupun
mental. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sanitasi adalah
20

usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang
kesehatan, terutama kesehatan masyarakat.
Upaya sanitasi berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 yang disebut Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM), yaitu: meliputi tidak buang air besar (BAB)
sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan
makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar mengelola limbah
air rumah tangga dengan aman.
Upaya kesehatan lingkungan merupakan salah satu cara yang
dilakukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,
kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai
derajat kesehatan yang setinggitingginya. Lingkungan sehat yang
dimaksud mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat
rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
Sanitasi dasar adalah syarat kesehatan lingkungan minimal yang
harus dipunyai oleh setiap keluarga untuk memenuhi keperluan sehari-
hari. Ruang lingkup sanitasi dasar yakni sarana penyediaan air bersih,
sarana jamban keluarga, sarana pembuangan sampah, dan sarana
pembuangan air limbah. Pembangunan sanitasi saat ini sudah menjadi
bagian penting baik di tingkat kota maupun ke wilayah pedesaan.
a. Tujuan sanitasi secara umum
Pada dasarnya sanitasi bertujuan utuk menjamin kebersihan
lingkungan manusia sehingga terwujud suatu kondisi yang sesuai
dengan persyarakat kesehatan. Selain itu, sanitasi juga bertujuan utntuk
mengembalikan, memperaiki, dan mempertahankan kesehatan
manusia.
Dengan terwujudnya kondisi lingkungan yang memenuhi syarat
kesehatan maka proses produksi akan semakin baik dan menghasilkan
produk sehat dan aman bagi manusia. Secara umu, berikut ini adalah
contoh tindakan sanitasi lingkungan:
21

1. Membuat dan mengatur saluran oembuangan air hujan di pinggir


jalan.
2. Membuat dan mengatur saluran pembuangan limbah rumah tangga
(dapur dan kamaur mandi)
3. Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan
4. Penyediaan fasilitas toilet umu yang bersih dan terawat
5. Pengelolaan limbah/sampah plastik dengan baik, teratur, dan
berkesinambungan, misalnya dengan milah sampah plastik, kertas,
organik, kaca, dan logam.
b. Manfaat sanitasi bagi manusia
Sanitasi memberikan banyak manfaat bagi lingkunan manusia,
khususnya lingkungan fisik; tanah, air, dan udara. Secara singkat,
berikut ini adalah beberapa manfaat sanitasi bagi kehidupan manusia:
1. Terciptanya kondisi lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan
nyaman bagi manusia.
2. Mencegah timbulnya penyakit-penyakit menular.
3. Mencegah atau meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan.
4. Mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya polusi udara,
misalnya bau tidak sedap.
5. Menghindari pencemaran lingkungan.
6. Mengurangi jumlah persentase orang sakit di suatu daerah.
c. Air Limbah (Dihasilkan dari kegiatan mandi dan mencuci).
Limbah cair domestic (domestic wastewater) yaitu limbah cair
yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, restoran, penginapan,
mall dan lain lain.Contoh : air bekas cucian pakaian atau peralatan
makan, air bekas mandi, sisa makanan berwujud cair dan lain-lain.
Air limbah harus dikelola untuk mengurangi
pencemaran.Pengelolaan air limbah rumah tangga dapat dilakukan
dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan dengan
memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
22

1. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya


baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
2. Tidak mengotori permukaan tanah.
3. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.
4. Mencegah berkembangbiaknya lalat dan serangga lain.
5. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
6. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah
didapat dan murah.
7. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.

Pengelolaan limbah rumah tangga yang paling sederhana ialah


pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda benda terapung
melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang
dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk
menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap
pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur
menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang.
Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui
oksidasi dengan menggunakan saringan khusus. Pengelolaan secara
tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang
digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu
yang tinggi di daerah tropis yang dapat dimanfaatkan.
23
24

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


RW 11 / RT 01, 03, 04 LINGKUNGAN KAPUTIHAN
KELURAHAN MAJALENGKA WETAN
KECAMATAN MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA

A. Pengkajian
1. Tahap Penumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 14 Mei sampai dengan


tanggal 17 Mei 2019. Data yang dikumpulkan meliputi:

a. Data Demografis
Luas lahan yang ada terbagi dalam beberapa peruntukkan,
dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum, pemukiman,
pertanian, kegiatan ekonomi dan lain-lain. Luas lahan yang
diperuntukkan untuk:
1) Perumahan kurang-lebih sekitar 97.130 Ha
- Lahan persawahan 88.420 Ha
- Pemakaman umum sekitar 29.000 Ha,
- Perkantoran 20.000 Ha
- Luas prasarana umum lainnya 24.500 Ha
- Lahan irigasi teknis 59.895 Ha,
- Lahan irigasi setengah teknis 17.100 Ha
- Sawah tadah hujan 11.425 Ha
- Tegal / Ladang 5.714 Ha
2) Wilayah Kelurahan Majalengka Wetan di RW 11 terdiri dari:
- 4 Lingkungan
- 5 RT
3) Orbitasi:
- Jarak tempuh ke Ibu Kota Kecamatan 0.6 km.
25

- Jarak tempuh ke Ibu Kota Kabupaten 1 km.


- Jarak tempuh ke Ibu Kota Negara adalah 96 km.

Hasil sensus penduduk terkahir dapat diketahui, bahwa


jumlah penduduk Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka
Wetan RW 11. Jiwa, terdiri dari:
1) 991 laki-laki
2) 1.349 perempuan
3) Jumlah Kepala Keluarga di RW 11 sebanyak 307 kepala keluarga

Adapun jumlah penduduk Kelurahan Majalengka Wetan menganut:


1) Agama Islam 7.475 Jiwa
2) Agama Katholik 66 Jiwa
3) Agama Protestan 227 Jiwa
4) Agama Hindu 15 Jiwa
5) Agama Budha 15 Jiwa
6) Agama Khonghucu 19 Jiwa

Dengan batas wilayah sbb :


Batas Desa/kelurahan
Sebelah utara Kel. Tarikolot
Sebelah selatan Kel. Babakan Jawa Cicurug
Sebelah timur Kel. Tonjong
Sebelah barat Kel. Majalengka Kulon

b. Topografi
Kelurahan Majalengka merupakan kelurahan yang berada di Dataran
Rendah, dimana di sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan
Tonjong, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Babakan
Jawa Cicurug, Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan
26

Majalengka Kulon dan Sebelah Utaranya berbatas dengan Kel.


Tarikolot.
1) Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia

Distribusi Penduduk RW 11/ RT 01, 03, 04 di Lingkungan


Kaputihan Kecamatan Majalengka Wetan Kabupaten Majalengka
berdasarkan kelompok usia dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah Presentasi (%)


1. 0–1 Th 10 1.8%

2. 02–03 Th 13 2.3%

3. 04-06 Th 38 6.7%

4. 07-12 Th 51 9.0%

5. 13-19 Th 125 22.1%

6. 20-44 Th 139 24.6%

7. 45-59 Th 107 18.9%

8. 60-90 Th 82 14.5%

Total 565 100.0%

Sumber : data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa total terbanyak adalah


kelompok usia 20 – 44 tahun dengan presentasi 24,6 % sebanyak
139 jiwa yang menjadi potensi sebagai sumber daya manusia yang
menunjang kesehatan keluarga, kelompok dan masyarakat termasuk
kesehatan lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan
pemukiman RW 11. RT 01,03,04 Lingkungan Kaputihan Kecamatan
Majalengka Wetan. Sedangkan peringkat kedua adalah kelompok
usia remaja tengah 13 – 19 tahun dengan presentasi 22,1% sebanyak
125 jiwa.
27

2) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


Distribusi Penduduk RW 11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan Kaputihan
Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan Majalengka Kabupaten
Majalengka berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. RT Laki-Laki Perempuan Jumlah


1 RT 01 109 134 243
2 RT 03 81 100 181
3 RT 04 68 73 141
  Total 258 307 565
  % 45,7% 54,3% 100%
Sumber : data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah laki – laki sebanyak


258 jiwa dengan presentasi 45,7% lebih sedikit dari jumlah
perempuan sebanyak 307 jiwa dengan presentasi 54,3% perbedaan
yang sangat signifikan sehingga hal ini tidak menjadi suatu
masalah.

3) Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan


Distribusi Penduduk RW 11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan Kaputihan
Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan Majalengka Kabupaten
Majalengka berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 3.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No
. Pendidikan Jumlah (%)
5.8%
1 Belum Sekolah 33
0.2%
2 Tidak Sekolah 1
29.7%
3 Tamat SD/Sederajat 168
14.7%
4 Tamat SLTP/Sederajat 83
28

33.1%
5 Tamat SLTA/Sederajat 187
6.5%
6 Diploma 37
9.9%
7 Sarjana 56
  Total 565 100%
Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa tingkat pendidikan


masyarakat di RW 11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan Kaputihan
Kelurahan Majalengka Wetan mayoritas tamat SLTA sebanyak 187
jiwa (33,1%), pada tingkat kedua terdapat pendidikan terakhir yaitu
tamat SD sebanyak 168 (29,7%) jiwa. hal ini tidak terlalu
berpengaruh terhadap pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan
sehat.

4) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan


Distribusi Penduduk RW 11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan Kaputihan
Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan Majalengka Kabupaten
Majalengka berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah (%)

1. Petani 5 0.9%

2. Buruh 39 6.9%

3. Pedagang 40 7.1%

4. Wiraswasta 58 10.3%

5. Guru 20 3.5%

6. Wirausaha 19 3.4%

7. Tidak Bekerja 70 12.4%

8. Honorer 14 2.5%
29

9. Perangkat Desa 1 0.2%

10. PNS 32 5.7%

11. IRT 101 17.9%

12. Pensiunan 16 2.8%

13. Pelajar 94 16.6%

14. Karyawan Swasta 56 9.9%

  Total 565 100%

Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar 101


(17.9 %) Penduduk RW 11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan Kaputihan
Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan Majalengka Kabupaten
Majalengka bekerja sebagai IRT.

A. Status Kesehatan
1) Distribusi Status Kesehatan (Penyakit Sebulan Terakhir)
Status kesehatan (Penyakit Sebualan Terakhir) di RW 11/ RT 01, 03,
04 Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan
Majalengka Kabupaten Majalengka dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.5 Distribusi Status Kesehatan (Penyakit Sebulan Terakhir)

No Penyakit RT 01 RT 03 RT 04 Jumlah (%)


1. Rheumatik 12 1 0 13 16,0 %
2. Katarak 0 1 0 1 1,2 %
3. Hipertensi 19 2 2 23 28,4 %
4. Flu dan Batuk 2 4 3 9 11,1 %
5. Gastritis 5 5 3 13 16,0 %
6. Demam 5 1 0 6 7,4 %
7. Diabetes Melitus 5 0 2 7 8,6 %
8. Muntah 0 1 0 1 1,2 %
9. Osteoporosis 0 1 0 1 1,2 %
30

10. Otitis Media 1 0 0 1 1,2 %


11. Stroke 1 0 0 1 1,2 %
12. Asam Urat 2 1 0 3 3,7 %
Penyakit Jantung
13. 0 1 0 1 1,2 %
Koroner
14. Tuna Rungu 1 0 0 1 1,2 %
  Total 53 18 10 81 100 %
Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas telihat bahwa di RW 11/ RT 01, 03, 04


Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan terdapat
berbagai macam penyakit dan terdapat Tiga Besar penyakit yang
paling banyak diantaranya penyakit Hipertensi dengan persentase
sebanyak 23 jiwa (28,4%), Reuamatik 13 jiwa (16,0%), Gastritis 13
jiwa (16,0%). Dan ini disebabkan karena faktor usia dan pola hidup
yang kurang disadarai oleh masyarakat

2) Distribusi Status Kematian (Kematian Setahun Terakhir)


Status kesehatan (Kematian Setahun Terakhir) di RW 11/ RT 01, 03,
04 Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan
Majalengka Kabupaten Majalengka dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.6 Distribusi Status Kesehatan (Kematian Setahun Terakhir)

No. Keluhan RT 01 RT 03 RT 04 Jumlah (%)


1 Jatuh 0 1 0 1 25%
2 TB Paru 0 0 1 1 25%
3 Faktor usia 3 0 0 3 50%
Total 2 1 1 4 100%
Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas telihat bahwa di RW 11/ RT 01, 03, 04


Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan penyebab
31

kematian dalam satu tahun terakhir sebanyak 2 (50%) disebabkan


oleh penyakit degeneratif dan faktor usia yang sudah sangat rentan.

3) Status Kepemilikan Kartu Sehat/Jamkesmas/BPJS


Status kepemilikan Kartu Sehat/Jamkesmas/BPJS di RW 11/ RT 01,
03, 04 Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan
Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka dapat dilihat dalam
tabel berikut :

Tabel 3.7 Distribusi Kepemilikan Kartu Sehat/Jamkesmas/BPJS

No. Kartu Sehat RT 01 RT 03 RT 04 Jumlah (%)


1. Memiliki 76 51 46 173 76.5%

Tidak
2.
Memiliki 34 14 5 53 23.5%

Total 110 65 51 226 100%

Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas telihat bahwa di RW 11/ RT 01, 03, 04


Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan
Majalengka Kabupaten Majalengka dalam status kepemilikan Kartu
Sehat/Jamkesmas/BPJS banyak warga yang sudah memiliki Kartu
Sehat/Jamkesmas/BPJS dengan presentasi sebanyak 173 (76,5%).

4) Distribusi P2M
Distribusi P2M di RW 11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan Kaputihan
Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan Majalengka Kabupaten
Majalengka dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.8 Distribusi P2M

No. RT DBD Tidak Ada DBD Total


1 RT 01 0 110 110

2 RT 03 1 64 65

3 RT 04 0 51 51
32

Jumlah 1 225 226

Persentase % 0.4% 99.6% 100%

Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas telihat bahwa di RW 11/ RT 01, 03, 04


Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan terdapat
penyakit menular DBD khusunya di RT 03 sebanyak satu orang.

B. Distribusai Upaya Pelayanan Kesehatan


1) Distribusi Ibu Hamil
Distribusi ibu hamil di RW 11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan Kaputihan
Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan Majalengka Kabupaten
Majalengka dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.9 Distribusi Ibu Hamil

No. Usia RT 01 RT 03 RT 04 Jumlah (%)


1 20-30 0 0 1 1 50%

2 > 30 0 0 1 1 50%

Total 0 0 2 2 100%

Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas telihat bahwa di RW 11/ RT 01, 03, 04


Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan terdapat ibu
hamil usia 20-30 tahun sebanyak 1 orang dengan persentase (50%),
sedangkan pada ibu hamil dengan usia diatas 30 tahun sebanyak 1
orang dengan persentase (50%) .

2) Jenis Kontrasepsi yang Digunakan oleh Pasangan Usia Subur


Jenis Kontrasepsi yang Digunakan oleh Pasangan Usia Subur di RW
11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka
Wetan Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka dapat dilihat
dalam tabel berikut :
33

Tabel 3.10 Jenis Kontrasepsi yang Digunakan oleh Pasangan Usia Subur

Jenis
No RT 01 RT 03 RT 04 Jumlah (%)
Kontrasepsi

1. Kondom 0 0 0 0 0%

2. Suntik 19 4 5 28 15.5%

3. Susuk 1 1 1 3 1.7%

4. Pil 16 3 1 20 11.0%

5. MOW 0 1 2 3 1.6%

6. MOP 2 1 0 3 1.6%

7. IUD 4 7 3 14 7.7%

8. Tidak Memakai 25 49 39 113 62.4%

  Total 65 65 51 181 100%

Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas telihat bahwa di RW 11/ RT 01, 03, 04


Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan banyak yang
tidak menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 113 jiwa (62,4%).
Disebabkan karena sebagian besar masyarakat sud ah memasuki usia
menopause.

3) Distribusi Kepemilikan Kartu Menuju Sehat pada ballita


Distribusi kepemilikan kartu menuju sehat di RW 11/ RT 01, 03, 04
Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan
Majalengka Kabupaten Majalengka dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.11 Kepemilikan Kartu Menuju Sehat pada balita

No. KMS RT 01 RT 03 RT 04 Jumlah (%)


34

1 Memiliki 5 7 6 18 100.0%

Tidak
2 0 0 0 0 0.0%
Memiliki
Total 5 7 6 18 100%

Sumber: data primer pendataan SMD November 2017

Berdasarkan tabel diatas telihat bahwa di RW 11/ RT 01, 03, 04


Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan hampir semua
anak dan balita memiliki Kartu Menuju Sehat dapat dilihat dari hasil
survey sebanyak 18 (100%)

C. Gizi Balita ( 0-4 tahun)


1) Status Gizi Balita
Status gizi balita di RW 11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan Kaputihan
Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan Majalengka Kabupaten
Majalengka dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.12 Status Gizi Balita

No. Status Gizi RT 01 RT 03 RT 04 Jumlah (%)


1 Baik 5 7 6 18 100%

2 Sedang 0 0 0 0 0%

3 Kurang 0 0 0 0 0%

4 Buruk 0 0 0 0 0%

Total 5 7 6 18 100%

Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas telihat bahwa balita di RW 11/ RT 01, 03,


04 Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan memiliki
status gizi yang baik dengan hasil sebanyak 18 jiwa (100%)
35

D. Perilaku Terhadap Kesehatan


1) Kebiasaan mandi dan Gosok gigi
Data kebiasaan Mandi dan Gosok gigi di RW 11/ RT 01,03,04
Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan
Majaengka Kabupaten Majalengka dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.13 kebiasaan mandi dan goosok gigi

Kebiasaan
No. Mandi RT 01 RT 03 RT 04 Jumlah Persentase (%)
dan Gosok
  Gigi          
1. Tidak Pernah 0 0 0 0 0%
2. 1 Kali 0 0 0 0 0.0%
3. 2 Kali 80 54 40 174 77.0%
4. 3 Kali 23 11 11 45 19.9%
5. > 3 Kali 7 0 0 7 3.1%
  Total 110 65 51 226 100%
Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas telihat bahwa warga di RW 11/ RT 01, 03,


04 Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan. Kebiasan
warga mandi rata-rata dalam 1 hari 2 kali yaitu pagi dan sore hari
sebanyak 174 (77,0%), sedangkan yang menggosok gigi dilkukan
sebanyak 3 kali dalam sehari yaitu pagi sore dan sebelum tidur
sebanyak 174 (77,0%).

2) Distribusi Tempat Mandi Keluarga


Data distribusi tempat mandi keluarga di RW 11/ RT 01,03,04
Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan
Majaengka Kabupaten Majalengka dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.14 Tempat Mandi Keluarga

No. Tempat Mandi RT 01 RT 03 RT 04 Jumlah Persentase (%)


36

1 Kamar Mandi Sendiri 110 64 51 220 99.6%


2 Pancuran / belik 0 0 0 0 0.0%
3 Kamar Mandi Umum 0 1 0 1 0.4%
4 Kolam/sungai 0 0 0 0 0.0%
5 Tidak mempunyai 0 0 5 2%
  Total 110 65 51 226 100%
Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas telihat bahwa warga di RW 11/ RT 01, 03,


04 Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan, Rata-rata
mempunyai tempat mandi keluarga/ kamar mandi sendiri sebanyak
220 (97,3%).

3) Kebiasaan Buang Air Besar (BAB).


Data kebiasaan Buang Air Besar di RW 11/ RT 01,03,04
Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan
Majaengka Kabupaten Majalengka dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.15 Kebiasaan BAB

No. Tempat BAB RT 01 RT 03 RT 04 Jumlah Persentase (%)


1 Angsatrin 110 65 51 226 100.0%
2 Jumpleng/jemplung 0 0 0 0 0.0%
3 Kolam/sungai/laut 0 0 0 0 0%
4 Sembarang tempat 0 0 0 0 0.0%
  Total 110 65 51 226 100%
Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas telihat bahwa warga di RW 11/ RT 01, 03,


04 Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan.
Mempunyai kebiasaan Buang Air Besar di Angsatrin sebanyak 226
(100%).

4) Sumber Air
37

Data Sumber Air di RW 11/ RT 01,03,04 Lingkungan Kaputihan


Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan Majalengka Kabupaten
Majalengka dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.16 Sumber Air

Jumla
No Tempat RT 01 RT 03 RT 04 h Persentase (%)
1 Sumur 9 19 24 52 23.0%
2 PDAM 101 46 27 174 77.0%
  Total 110 65 51 226 100%
Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas telihat bahwa warga di RW 11/ RT 01, 03,


04 Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan.
Mengambil sumber air dari PDAM sebanyak 174 (77,0%).

5) Kebiasaan Memasak Air Minum


Data kebiasaan memasak Air minum di RW 11/ RT 01,03,04
Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan
Majalengka Kabupaten Majalengka dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 3.17 Kebiasaan Memasak Air Minum

Kebiasaan Persentase
No. Memasak Air RT 01 RT 03 RT 04 Jumlah (%)
1 Di Masak 108 57 42 207 91.6%
2 Kadang-Kadang 2 1 0 3 1.3%
3 Tidak 0 7 9 16 7%
  Total 110 65 51 226 100%
Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas telihat bahwa warga di RW 11/ RT 01, 03,


04 Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan. Kebiasaan
memasak air minum rata-rata dimasak sebanyak 207 (91,6%),
38

sedangkan yang tidak di masak untuk air minum ada sebanyak 16


(7%).

6) Kebiasaan Ganti Pakaian.


Data kebiasaan mengganti pakaian di RW 11/ RT 01,03,04
Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan
Majalengka Kabupaten Majalengka dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 3.18 Kebiasaan ganti pakaian

No. Ganti Pakaian RT 01 RT 03 RT 04 Jumlah Persentase (%)


1 Pakaian Kerja          
  Tiap hari 110 65 32 207 92%
  Tiap 2 hari sekali 0 0 19 19 8%
  Tiap 3 hari sekali 0 0 0 0 0
  Total 110 65 51 226 100%
2 Pakaian Harian          
  1 kali 105 65 49 219 97%
  Tidak 0 0 0 0 0
  Kadang-Kadang 5 0 2 7 3%
  Total 110 65 51 226 100%
Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas telihat bahwa warga di RW 11/ RT 01, 03,


04 Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan. Kebiasaan
mengganti pakaian untuk pakaian kerja menggantinya setiap hari
yaitu sebanyak 207 (92%), sedangkan untuk mengganti pakaian
harian di ganti sebanyak 1 kali yaitu sebanyak 219 (97%).

E. Data Kesehatan Lingkungan

1) Distribusi Bidang Usaha Makanan/Minuman.


Data bidang usaha makanan dan minuman di RW 11/ RT 01,03,04
Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan
Majaengka Kabupaten Majalengka dapat dilihat dalam tabel berikut :
39

Tabel 3.19 Bidang usaha makanan/Minumam

Tak
Memiliki Memiliki Tidak
No. Blok Usaha Usaha Total Diperiksa Diperiksa Total
1. RT 01 8 102 110 5 3 8
2. RT 03 11 54 65 0 11 11
3. RT 04 10 41 51 0 10 10

  Jumlah 29 197 226 5 24 29


  Persentase (%) 12.8% 87.2% 100.0% 17% 83% 100%
Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas telihat bahwa warga di RW 11/ RT 01, 03,


04 Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan, rata-rata
tidak memiliki usaha makanan/minuman sebanyak 197 (87,2%),
sedangkan yang memiliki usaha makanan dan minuman sebanyak 29
(12,8%). Yang dilakukan pemeriksaan kesehatan pada usaha
makanan dan minumannya sebanyak 5 ( 17%), sedangkan yang tidak
diperiksa jumlah nya lebih banyak yaitu sebanyak 24 (83%).

2) Distribusi Perumah (lingkungan fisik)


Distribusi perumah (lingkungan fisik) RW 11/ RT 01,03,04
Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan
Majaengka Kabupaten Majalengka dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.20 Perumahan

No. Keadaan Rumah RT 01 RT 03 RT 04 Jumlah Persentase (%)


1 Tinggi internit/Langit-Langit          
  ≥ 2,4 m 110 62 50 222 98.2%
  < 2,4 m 0 3 1 4 1.8%
  Total 110 65 51 226 100.0%
2 Ventilasi/Lubang Angin          
  Ada 110 1 51 162 71.7%
  Tidak Ada 0 64 0 64 28.3%
  Total 110 65 51 226 100.0%
3 Luas Jendela          
40

  > 10% 100 60 48 208 92.0%


  < 10% 10 5 3 18 8.0%
  Total 110 65 51 226 100.0%
4 Ruangan Terasa Sejuk          
  Ya 100 49 48 197 87.2%
  Tidak 10 16 3 29 12.8%
  Total 110 65 51 226 100.0%
5 Ruangan Terasa Panas          
  Ya 10 20 3 33 14.6%
  Tidak 100 45 48 193 85.4%
  Total 110 65 51 226 100.0%
6 Ruangan Terasa Pengap          
  Ya 2 19 15 36 15.9%
  Tidak 108 46 36 190 84.1%
  Total 110 65 51 226 100.0%
7 Jendela          
  Ada, di buka 25 42 24 91 40.3%
  Ada, di tutup 85 23 27 135 59.7%
  Tidak Ada 0 0 0 0 0.0%
  Total 110 65 51 226 100.0%
8 Genteng Kaca          
  Ada 9 20 8 37 16.4%
  Tidak Ada 101 45 43 189 83.6%
  Total 110 65 51 226 100.0%
Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas telihat bahwa di RW 11/ RT 01, 03, 04


Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan bentuk fisik
perumahan untuk rata – rata Tinggi internit/Langit-langit ≥ 2,4 m
sebanyak 222 rumah (98,2%), rata – rata terdapat Ventilasi/Lubang
angin sebanyak 162 rumah (71,7%) , Luas Jendela >10% sebanyak
208 rumah (92,0%), Ruangan Terasa Sejuk sebanyak 197 rumah
(87,2%), Jendela ada tetapi di tutup sebanyak 135 rumah (59,7%),
Tidak ada genteng kaca sebanyak 189 rumah (83,6%).
41

3) Distribusi Kepemilikan dan Keadaan Jamban


Distribusi Kepemilikan Jamban di RW 11/ RT 01, 03, 04
Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan
Maja Kabupaten Majalengka berdasarkan kepemilikan dan keadaan
jamban dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.17 Kepemilikan dan Keadaan Jamban

Tidak Total Total


No. Blok Memiliki Baik Buruk
Memiliki
1. RT 01 105 5 110 106 4 110
2. RT 03 64 1 65 58 7 65
3. RT 04 51 0 51 50 1 51
Jumlah 220 6 226 214 12 226
Persentase % 97,3% 2,7% 100% 94,7% 5,3% 100%
Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 220 (97,3%) keluarga yang


memiliki jamban di RW 11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan Kaputihan
Kelurahan Majalengka Wetan dan yang tidak memiliki jamban
sebanyak 6 (2,7%), kemudian keadaan jamban yang baik sebanyak
214 (94,7%) sedangkan keadaan jamban yang tidak baik sebanyak
12 (5,3%) dari data yang dipaparkan bisa dilihat bahwa kondisi
jamban yang dimana rata-rata baik sangat besar di RW 11/ RT 01,
03, 04 Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan.

4) Distribusi Sistem pembuangan air


Distribusi sistem pembuangan air di RW 11/ RT 01, 03, 04
Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan
Majalengka Kabupaten Majalengka berdasarkan sistem
pembuangan air dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.18 Sistem Pembuangan Air Limbah


42

No
. Sistem Pembuangan Air RT 01 RT 03 RT 04 Jumlah Persentase (%)
SPAL Sistem Peresapan
1. Tertutup 3 20 5 28 12.4%
SPAL Sistem Peresapan
2. Terbuka 0 0 3 3 1.3%
Dibuang di
3. selokan/sungai/kolam 107 45 43 195 86.3%
Dibuang sembarangan tanpa
4. saluran 0 0 0 0 0.0%
  Total 110 65 51 226 100%
Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sistem pembuangan air


limbah atau sanitasi warga di RW 11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan
Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan paling banyak membuang
limbah air rumah tangga di selokan / sungai/ kolam sebanyak 195
(86,3%) KK, dimana seharusnya membuang limbah air rumah
tangga dibuang di tempatkan khusus untuk limbah rumah tangga
dengan sistem persapan air tertutup yang menggunakan Sistem
pembuangan air limbah tertutup jumlahnya sangat sedikit sebanyak
28 (12,4%) KK, maka demikian dengan adanya pembuangan air
limbah ke selokan/sungan/kolam akan menjadi suatu masalah
kesehatan di dalam lingkungan dan keluarga.

5) Distribusi Pengelolaan sampah


Distribusi pengelolaan sampah di RW 11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan
Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan Majalengka
Kabupaten Majalengka berdasarkan kepemilikan dan keadaan
jamban dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.19 Distribusi Pengelolaan sampah

Pengelolaan
No. RT 01 RT 03 RT 04 Jumlah (%)
Sampah
42.0
1 Dibakar 90 4 1 95 %
43

2 Ditimbun 0 0 0 0 0.0%

Dibuang ke
3
sungai 0 7 0 7 3.1%

4 Didaur ulang 0 0 0 0 0.0%

Diangkut dinas 52.7


5
kebersihan 20 51 48 119 %

Lain-Lain
6 (Kebun/Jurang
) 0 3 2 5 2.2%

Total 110 65 51 226 100%

Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pengelolaan sampah


warga di RW 11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan Kaputihan Kelurahan
Majalengka Wetan dilakukan dengan cara diangkut oleh petugas
dinas kesehatan dengan persentase sebanyak 52,7% (119), dibakar
42,0% (95), dibuang ke sungai 3,1% (7), dan dibuang ke kebun
sebanyak 2,2% (5), dari data yang dipaparkan bisa dilihat bahwa
pengelolaan sampah dengan diangkut oleh petugas dinas kesehatan
di RW 11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan Kaputihan Kelurahan
Majalengka Wetan cukup besar.

6) Distribusi Kandang Ternak


Distribusi Kandang ternak di RW 11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan
Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan Majalengka
Kabupaten Majalengka berdasarkan kondisi dan jarak kandang
ternak dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.20 Kandang Ternak, Kondisi dan Jarak Kandang Ternak

Tidak Menempe > 10 < 10


No. Blok Ada Ada Total l meter meter Menyatu Terpisah Total
1 RT 01 5 105 110 0 0 5 0 5 10
44

2 RT 03 7 58 65 0 7 0 0 7 14
3 RT 04 7 44 51 2 1 6 0 5 14
  Jumlah 19 207 226 2 8 11 0 17 38
Persentas
  e (%) 8.4% 91.6% 100.0% 5.3% 21.1% 28.9% 0.0% 44.7% 100.0%
Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa kandang ternak di RW 11/


RT 01, 03, 04 Lingkungan Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan
memiliki kandang ternak sebanyak 19 (8,4%) dan yang tidak
memiliki kandang ternak sebanyak 207 (91,6%) kemudian jarak
yang menempel lebih sedikit yaitu 2 (5,6%) daripada jarak kandang
> 10 meter sebanyak 8 (22,2%) dan lebih banyak dari pada jarak
kandang < 10 meter sebanyak 8 (21,1%) Sedangkan yang menyatu
dengan rumah tidak ada dan yang terpisah memiliki nilai 17
(47,2%), dari data yang dipaparkan bisa dilihat bahwa kondisi
kandang ternak yang ada di RW 11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan
Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan tidak cukup terlalu
beresiko terjadi masalah kesehatan.

7) Distribusi pencemaran
Distribusi pencemaran di RW 11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan
Kaputihan Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan Majalengka
Kabupaten Majalengka berdasarkan distribusi pencemaran yang
dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.21 Distribusi Pencemaran

No
. Blok Ada Tidak Ada Total Limbah Limbah Total
Rumah
        Tangga Pabrik  
1. RT 01 15 95 110 15 0 15
2. RT 03 3 62 65 3 0 3
3. RT 04 2 49 51 2 0 2
  Jumlah 20 206 226 20 0 20
45

  Persentase 9% 91% 100% 100% 0% 100%


Zat Kimia Non Kimia Total < 10 meter > 10 meter Total Ditanggulangi Tidak Tota
Ditanggulang
              i  
0 15 15 8 7 15 0 15 15
0 3 3 3 0 3 0 3 3
0 2 2 2 0 2 0 2 2
0 20 20 13 7 20 0 20 20
0% 100% 100% 65% 35% 100% 0% 100% 100%
Sumber: data primer pendataan SMD Mei 2019

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa kondisi pencemaran di


RW 11/ RT 01, 03, 04 Lingkungan Kaputihan Kelurahan
Majalengka Wetan rata-rata tidak adanya pencemaran sebanyak 206
(91%)) dan yang terkena pencemaran ada sebanyak 20 (9%)
kemudian untuk jenis pencemaran itu adalah pencemaran jenis
limbah rumah tangga, seperti pembakaran sampah yang
sembarangan, pencemaran ini jenis nya non kimia dengan jarak rata-
rata <10 meter dan tidak ditanggulangi oleh masyrakat itu sendiri,
maka demikian dengan adanya pencemaran dari limbah rumah
tangga seperti pembakran sampah sembarangan sangat berbahaya
untuk kesehatan masyarakat yang lingkungan rumahnya berdekatan
dengan pembakaran sampah.
46

2. Analisa Data

olume 2.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai