Kelompok 1, A2 2019
Ringkasan Proses
Keperawatan Community AS
Partner
Proses Keperawatan Community As
Partner
Model community as partner (Anderson & McFarlane, 2011) didasarkan pada model yang
dikembangkan oleh Neuman dengan menggunakan pendekatan manusia secara utuh dalam melihat
masalah pasien. Model community of client dikembangkan oleh Anderson dan McFlarlane untuk
menggambarkan definisi keperawatan kesehatan masyarakat sebagai
perpaduan antara kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut dinamakan model
“community as partner” untuk menekankan filosofi dasar dari perawatan kesehatan masyarakat.
Empat konseptual yang merupakan pusat keperawatan dapat memberikan sebuah kerangka kerja bagi
model community as partner yang didefinisikan sebagai berikut:
Individu Lingkungan
Kesehatan Keperawatan
Roda pengkajian komunitas dalam community as partner (Anderson & McFarlane,
2011) terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari
pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk suatu komunitas. Inti meliputi
demografi, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk setempat. Sebagai anggota masyarakat, penduduk setempat dipengaruhi oleh
delapan subsistem komunitas, dan sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri atas lingkungan, pendidikan, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, dan rekreasi.
Garis tebal yang mengelilingi komunitas menggambarkan garis pertahanan yang
normal atau tingkat kesehatan komunitas yang telah dicapai selama ini. Garis normal
pertahanan dapat berupa karakteristik seperti nilai imunitas yang tinggi, angka mortalitas infant yang rendah, atau tingkat
penghasilan yang sedang. Garis pertahann normal juga meliputi pola koping yang digunakan, kemampuan memecahkan
masalah yang mencerminkan kesehatan komunitas. Fleksibilitas garis pertahanan digambarkan sebagai sebuah garis putus-
putus di sekitar komunitas dan garis pertahanan normal, merupakan daerah (zona) penyangga (buffer) yang
menggambarkan sebuah tingkat kesehatan yang dinamis yang dihasilkan dari respon sementara terhadap stressor.
Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka dimana klien dan lingkungannya
berada dalam interaksi yang dinamis.
Roda pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan
subsistem yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari pengkajian keperawatan,
sedangkan proses keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
1. Pengkajian
a. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh pengkaji berdasarkan hasil
pemeriksaan atau pengkajian.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesejatan pasien atai medical record.
(Wahit, 2005)
Cara mengumpulkan data Pengolahan data
a. Demografi
Variabel yang dapat dikaji adalah jumlah balita baik laki-laki maupun perempuan. Data diperoleh melalui.
Puskesmas atau kelurahan berupa laporan tahunan atau rekapitulasi jumlah kunjungan pasien yang berobat.
b. Statistik vital
Data statistik vital yang dapat dikaji adalah jumlah angka kesakitan dan angka kematian balita. Angka kesakitan
dan kematian tersebut diperoleh dari penelusuran data sekunder baik dari Puskesmas atau Kelurahan.
c. Karakteristik penduduk
Variabel karakteristik penduduk meliputi :
- Fisik
- Psikologis
- Sosial
- Perilaku
2. Sub Sistem
a) Lingkungan fisik
Lingkungan fisik yang kurang bersih akan menambah dampak buruk terhadap penurunan daya tahan
tubuh sehingga rentan terkena penyakit, selain faktor untuk menjamin mendapatkan makanan yang
sehat akan sulit didapat, selain itu kerentanan terhadap vektor penyakit menjadi salah satu tingginya
risiko peningkatan kejadian sakit diwilayah tersebut.
b) Sistem kesehatan
Jarak antara desa dengan puskesmas tidak terlalu jauh yaitu hanya 1 km, desa tersebut memiliki 1
posyandu dalam 1 RW dan aktif melaksanakan program kerja yang dilaksanakan 1 bulan sekali,
namun untuk ketersedian posbindu belum ada.
c) Ekonomi
● Pekerjaan yang dominan diwilayah tersebut yaitu buruh, petani,dan lainnya yang berpenghasilan bervariasi untuk setiap keluarga.
d) Keamanan dan transportasi
● Wilayah tersebut memiliki mobil yang disediakan oleh pemberi bantuan untuk dimaanfaatkan oleh masyarakat dalam hal
memfasilitasi masyarakat untuk mempermudah akses mendapatkan layanan kesehatan.
● Variabel keamanan meliputi jenis dan tipe pelayanan keamanan yang ada, tingkat kenyamanan dan keamanan penduduk serta jenis
dan tipe gangguan keamanan yang ada.
e) Kebijakan dan pemerintahan
● Jenis kebijakan yang sedang diberlakukan, kegiatan promosi kesehatan yang sudah dilakukan, kebijakan terhadap kemudahan
mendapatkan pelayanan kesehatan, serta adanya partisipasi masyarakat dalam
f) Komunikasi
● Komunikasi meliputi jenis dan tipe komunikasi yang digunakan penduduk, khususnya komunikasi formal dan informal yang
digunakan dalam keluarga. Jenis bahasa yang digunakan terutama dalam penyampaian informasi kesehatan gizi, daya dukung
keluarga terhadap balita yang sakit.
g) Pendidikan
● Pendidikan sebagai sub sistem meliputi tingkat pengetahuan penduduk tentang pengertian tentang penyakit balita yang
dihadapi, bahaya dan dampaknya, cara mengatasi, bagaimana cara perawatan ,serta cara mencegahnya. Mayoritas penduduk
berpendidikan rendah yaitu SD bahkan tidak sekolah.
h) Rekreasi
● Yang perlu dikaji adalah jenis dan tipe sarana rekreasi yang ada, tingkat partisipasi atau kemanfaatan dari sarana rekreasi
serta jaminan keamanan dari sarana rekreasi yang ada.
3. Persepsi
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana penyaluran bakat anak usia
sekolah seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan
SD Kartini merupakan salah satu Sekolah Dasar di kota X tepatnya di wilayah kecamatan
Makmur Raya. SD Kartini memiliki siswa sebanyak 235 siswa dengan rincian 30 siswa kelas 1,
35 siswa kelas 2, 35 siswa kelas 3, 40 siswa kelas 4, 45 siswa kelas 5 dan 50 siswa kelas 6
dengan jumlah guru pengajar sebanyak 25 orang. Siswa SD Kartini mayoritas beragama islam
dan bersuku Jawa. SD Kartini terdiri dari 2 lantai, pada tiap lantai ada 2 buah kamar mandi yang
dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Di SD Kartini juga memiliki kebiasaan setiap hari
Senin selalu dilaksanakan upacara bendera, setiap hari Jumat ada senam bersama yang
kemudian dilanjutkan dengan sarapan bersama, siswa diminta untuk membawa bekal dari
rumah. SD Kartini terletak di tengah kota namun berbatasan dengan tempat pembuangan
sampah, sehingga halaman samping sekolah terlihat kumuh dan terkadang tercium bau tidak
sedap di ruang kelas. Setiap minggunya selalu ada laporan siswa yang mengalami sakit perut di
UKS, diduga karena sering mengkonsumsi jajanan di depan sekolah
Data Inti komunitas
1. Sejarah
SD Kartini didirikan pada tahun 2009 di daerah tengah kota. Pada awal didirikan SD Kartini hanya
memiliki 3 ruang kelas untuk bergantian, Sekolah diberi nama Kartini sebab memiliki arti kepribadian
pemrakarsa, pelopor, pemimpin, pekerja keras, diharapkan siswa lulusan dari SD Kartini bisa menjadi lulusan
yang baik dan berguna bagi negara.
2. Demografi
Jumlah siswa di SD Kartini sebanyak 235 siswa dengan rincian 30 siswa kelas 1, 35 siswa kelas 2, 35
siswa kelas 3, 40 siswa kelas 4, 45 siswa kelas 5 dan 50 siswa kelas 6. Jumlah guru pengajar di SD Kartini
sebanyak 25 orang.
3. Kelompok etnis
Mayoritas siswanya berasal dari suku jawa
3. Batas
Batas wilayah sebelah utara adalah Kantor Kecamatan Mulyorejo, sebelah timur
adalah Universitas Airlangga, batas sebelah selatan Masjid Agung Kota dan
batas sebelah Barat adalah Taman kota dan tempat pembuangan sampah
kota
4. Kebiasaan
Setiap hari Senin selalu dilaksanakan upacara bendera, setiap hari Jumat ada
senam bersama yang kemudian dilanjutkan dengan sarapan bersama, siswa
diminta untuk membawa
bekal dari rumah
6 Transportasi Siswa kebanyakan diantar jemput oleh orang tua dan
beberapa siswa yang tempat tinggalnya dekat dengan sekolah
membawa sepeda ataupun berjalan kaki.
8 Toko/Warung/Pasar
Terdapat beberapa toko swalayan di sekitar SD Kartini yang
biasanya digunakan oleh warga setempat untuk
berbelanja kebutuhan sehari-hari
FGD (Focus Group Discussion)
Tempat : Ruang rapat guru SD Kartini Hari, Tangal : Jumat, 13 September 2021 Waktu : 08.00-10.00
Peserta : Kepala sekolah, wali kelas 1-6, perwakilan orang tua siswa kelas 1-6
● Apa yang biasanya dilakukan oleh siswa pada saat jam istirahat?
Ada beberapa siswa yang bermain di lapangan, sedangkan siswa yang lain biasanya ke halaman depan sekolah
untuk membeli jajanan pinggir jalan.
● Bagaimanakah pelaksanaan program UKS di SD Kartini ?
UKS digunakan ketika ada siswa yang sakit untuk istirahat sejenak, tapi biasanya siswa yang sakit langsung diminta
untuk beristirahat di rumah. Program dokter kecil UKS belum dilaksanakan karena guru masih fokus untuk
mempersiapkan ujian sekolah bagi siswa kelas 6.
● Apakah orang tua wali murid membawakan bekal makanan pada anaknya agar tidak jajan sembarangan?
Ada 5 ibu yang menjawab kalau mereka tidak membawakan bekal karena tidak sempat memasak ketika pagi karena
mereka juga harus bersiap berangkat kerja. Kalaupun dibawakan bekal hanya saat hari jumat ketika ada acara
sarapan bersama dan biasanya makanan tersebut juga dibeli ketika berangkat ke sekolah pagi hari.
Apa sajakah sakit yang dikeluhkan oleh siswa
ketika datang ke UKS?
Guru jaga UKS mengatakan bahwasannya siswa
yang datang ke UKS mengeluhkan sakit perut,
terkadang badannya panas dan juga batuk pilek.
Tapi dalam satu minggu pasti ada siswa yang
datang ke UKS dengan keluhan sakit perut
3.
Halaman samping sekolah terlihat kumuh dan terkadang bau tidak Wilayah Barat sekolah berbatasan dengan TPS Kota, setiap
sedap sampai di ruang kelas karena halaman samping sekolah harinya ada sekitar 7 truk sampah yang membuang sampah
berdekatan dengan Tempat Pembuangan Sampah Kota disana
4.
Kesadaran para siswa dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Belum pernah dilakukan penyuluhan tentang cuci tangan
masih kurang, siswa tidak melakukan cuci tangan ketika akan pada siswa SD Kartini , kader dokter kecil juga belum
mengkonsumsi makanan dan tidak sedikit siswa yang jajan dibentuk.
sembarangan di depan sekolah.
Defisiensi kesehatan
komunitas siswa SD Kartini Diagnosa
b.d ketidakcukupan sumber Keperawatan
daya: pengetahuan
Perilaku kesehatan siswa SD
Kartini cenderung berisiko
b.d kurang pemahaman
NO DX TUJUAN
Intervensi Keperawatan :
SASARAN NOC NIC METODE WAKTU TEMPAT PENANGGUNG SUMBER
JAWAB DANA
1. Defisiensi Tujuan Primer: Pengetahuan: Domain 7 Demonstrasi, Senin, Aula Pihak Sekolah: Iuran
kesehatan jangka Siswa Promosi Komunitas Ceramah 16 SD Kepala Sekolah Mahasiswa
komunitas siswa panjang : SD kesehatan 5510 Septemb Kartini Pihak Mahasiswa:
SD Kartini b.d Mengata Kartini 182308 er 2021 Alisa Rahmi
Pendidikan
ketidakcukup an si kelas 1-6 Perilaku kesehatan: Cuci Pu
sumber daya: penyakit yang tangan sebelum kul
pengetahuan sakit meningkat makan 08.
(00215) perut 6484 00-
kan
09.00
yang kesehatan Manajemen
sering (1-3) lingkungan:
diderita 180501
komunitas
oleh
Praktik gizi dengan
siswa
yang sehat mengajarka
SD n siswa
(1-3)
Kartini
Tujuan
jangka
pendek :
Mengatasi untuk membuang
permasala han sampah pada
Perilaku Hidup tempatnya
6610
Bersih dan
Sehat yang Identifikasi resiko:
masih kurang lingkungan kumuh
pad siswa SD dengan
Kartini mengajarka n
kepada siswa agar
tidak mendekati
lingkungan dekat
karena banyak
bakteri.
2. Perilaku Tujuan Sekunder: Pengetahua Domain 3 FGD (Focus Selasa, 17 Ruang Pihak Sekolah: Iuran
kesehatan jangka Guru dan n: Promosi Perilaku Group September rapat guru Kepala Sekolah Mahasiswa
siswa SD panjang: Orang tua kesehatan Manajem Discussion) 2021 SD Pihak Mahasiswa:
182308 Kartini
Kartini Perilaku siswa en Pukul Alisa Rahmi
cenderung kesehata Perilak perilaku 08.00
berisiko b.d n siswa u yang orang tua -
SD 11.00
kurang menin agar tidak
pemahaman Kartini gkat membiark
(00188) tidak a n
kan
berisiko anaknya
keseha
tan (1- jajan
Tujuan 3) sembaran
jangka ga n
pendek: Domain 7
Deteksi
Meningkat
Risiko Komunitas
k an 190802 5510
kesadaran Pendidikan
Mengid
Siswa agar
enti kesehatan:
menerapkan
fikasi Pentingnya
kemung sekolah
kin
perilaku hidup an risiko menyediak an
bersih dan sehat kesehata fasilitas wastafel dan
di sekolah n (1-3) sabun untuk cuci
190801
tangan
Mengenali
6484
1.
Defisiensi kesehatan Senin, 16 September 1. Peserta yang hadir 98% siswa SD Kartini
komunitas siswa SD 2021 Pukul 2. 100% peserta yang hadir mampu
08.00-09.00
Kartini b.d mempraktekkan cara cuci tangan yang benar
Ketidakcukupan sumber 3. 100% peserta yang hadir memahami
daya: pengetahuan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat di
(00215) sekolah