Anda di halaman 1dari 46

Asuhan Keperawatan

Kelompok 1, A2 2019
Ringkasan Proses
Keperawatan Community AS
Partner
Proses Keperawatan Community As
Partner

Model community as partner (Anderson & McFarlane, 2011) didasarkan pada model yang
dikembangkan oleh Neuman dengan menggunakan pendekatan manusia secara utuh dalam melihat
masalah pasien. Model community of client dikembangkan oleh Anderson dan McFlarlane untuk
menggambarkan definisi keperawatan kesehatan masyarakat sebagai
perpaduan antara kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut dinamakan model
“community as partner” untuk menekankan filosofi dasar dari perawatan kesehatan masyarakat.
Empat konseptual yang merupakan pusat keperawatan dapat memberikan sebuah kerangka kerja bagi
model community as partner yang didefinisikan sebagai berikut:

Individu Lingkungan

Kesehatan Keperawatan
Roda pengkajian komunitas dalam community as partner (Anderson & McFarlane,
2011) terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari
pengkajian keperawatan, sedangkan proses keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk suatu komunitas. Inti meliputi
demografi, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk setempat. Sebagai anggota masyarakat, penduduk setempat dipengaruhi oleh
delapan subsistem komunitas, dan sebaliknya. Delapan subsistem ini terdiri atas lingkungan, pendidikan, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, dan rekreasi.
Garis tebal yang mengelilingi komunitas menggambarkan garis pertahanan yang
normal atau tingkat kesehatan komunitas yang telah dicapai selama ini. Garis normal
pertahanan dapat berupa karakteristik seperti nilai imunitas yang tinggi, angka mortalitas infant yang rendah, atau tingkat
penghasilan yang sedang. Garis pertahann normal juga meliputi pola koping yang digunakan, kemampuan memecahkan
masalah yang mencerminkan kesehatan komunitas. Fleksibilitas garis pertahanan digambarkan sebagai sebuah garis putus-
putus di sekitar komunitas dan garis pertahanan normal, merupakan daerah (zona) penyangga (buffer) yang
menggambarkan sebuah tingkat kesehatan yang dinamis yang dihasilkan dari respon sementara terhadap stressor.
Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka dimana klien dan lingkungannya
berada dalam interaksi yang dinamis.

Roda pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan
subsistem yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari pengkajian keperawatan,
sedangkan proses keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
1. Pengkajian

a. Pengumpulan Data : untuk memperoleh informasi mengenai masalah


kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukamn tindakan yang harus
diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta factor lingkungan yang
mempengaruhinya.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data
meliputi : 5) Keamanan dan transportasi : Keamanan,
1) Data inti : Riwayat atau sejarah perkembangan Transportasi
komunitas, Data demografi , Vital statistic, Status 6) Politik dan pemerintahan : System
kesehatan komunitas pengorganisasian, struktur organisasi,
2) Data lingkungan fisik : Pemukiman, Sanitasi, Kelompok organisasi dalam komunitas, Peran
Fasilitas, Batas-batas wilayah, Kondisi geografis serta kelompok organisasi dalam kesehatan
3) Pelayanan Kesehatan Dan Sosial : Pelayanan
7) System komunikasi : Sarana umum
kesehatan, Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan)
komunikasi, Jenis alat komunikasi dan
4) Ekonomi : Jenis pekerjaan, Jumlah penghasilan
digunakan dalam komunitas, Cara penyebaran
rata-rata tiap bulan, Jumlah pengeluaran rata-rata
informasi
tiap bulan, Jumlah pekerja dibawah umur, ibu
rumah tangga, dan lanjut usia 8) Pendidikan : Tingkat pendidikan komunitas,
Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan
non formal), Jenis bahasa yanhg digunakan
9) Rekreasi : Kebiasaan rekreasi, Fasilitas tempat
rekreasi
Sumber data

a. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh pengkaji berdasarkan hasil
pemeriksaan atau pengkajian.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesejatan pasien atai medical record.
(Wahit, 2005)
Cara mengumpulkan data Pengolahan data

1) Klasifikasi data atau


1. Wawancara atau anamnesa kategorisasi data
2. Pengamatan 2) Perhitungan prosentase cakupan
3. Pemeriksaan fisik dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
Analisis Data

Tujuan analisis data :


1) Menetapkan kebutuhan komuniti
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon komuniti
4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan
pelayanan kesehatan
5) Penentuan masalah atau perumusan masalah
kesehatan
Prioritas Masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
Prioritas masalah juga dapat ditentukan
keperawatan perlu mempertimbangkan
berdasarkan hirarki kebutuhan menurut
berbagai factor sebagai criteria:
Abraham H. Mashlow yaitu:
1) Perhatian masyarakat
1) Keadaan yan mengancam kehidupan
2) Prevalensi kejadian
2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Berat ringannya masalah
3) Persepsi tentang kesehatan dan
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
keperawatan
5) Tersedianya sumber daya
masyarakat
6) Aspek politis.
Diagnosa Keperawatan
Contoh Diagnosa keperawatan komunitas
1) Resiko terjadinya diare di RW. 02 Ds. Genuk Semarang suhubungan
dengan :
a) Sumber air tidak memenuhi syarat
b) Kebersihan perorangan kurang
c) Lingkungan yang buruk di manefestasikan oleh : banyaknya
sampah yang berserakan, penggunaan sungai sebagai tempat
mencuci, mandi dan pembuangan kotoran.
2) Tingginya kejadian karies gigi SMP 29 Semarang sehubungan
dengan :
a) Kurangnya pemeriksaan gigi
b) Kurangnya fluor pada air minum di manefestasikan: 62% caries
dengan inspeksi pada murid-murid SMP 29.
Lanjutan…

3) Kurangnya gizi pada balita di desa Karang


Awen sehubungan dengan :
a) Banyak kepala keluarga kehilangan
pekerjaan
b) Kurangnya jumlah kader
c) Kurangnya jumlah posyandu
d) Kurangnya jumlah pengetahuan
masyarakat tentang gizi
Intervensi / Perencanaan

Tahapan pengembangan masyarakat:


1) Persiapan, penentuan prioritas daerah
2) Pengorganisasian, pembentukan pokjakes.
3) Tahap diklat
4) Tahap kepemimpinan
5) Koordinasi intersektoral
6) Akhir, supervisi atau kunjungan bertahap.
Implementasi / Pelaksanaan

1) Tanggung jawab melaksanakan kegiatan


2) Bantuan mengatasi masalah kurang
3) Nutrisi, mempertahankan kondisi
4) seimbang, meningkatkan kesehatan
5) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat
untuk mencegah kurang gizi
6) Advokat komunitas.
Evaluasi (Penilaian)
Berfokus pada :
Proses Evaluasi :
1) Relevansi antara kenyataan dengan
target 1) Menilai respon verbal dan
2) Perkembangan/ kemajuan proses, nonverbal
kesesuaian dg perencanaan, peran 2) Mencatat adanya kasus baru
pelaksana, fasilitas dan jumlah yg dirujuk ke RS
peserta
3) Efisiensi biaya, bagaimana mencari
sumber dana
4) Efisiensi kerja, apakah tujuan
tercapai, apakah masyarakat puas
5) Dampak, apakah terjadi perubahan
status kesehatan lama.
Yang harus dilakukan pada saat
melakukan pengkajian dengan
pendekatan Community As
Partner
Model community as partner terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian
komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri :
(1) inti komunitas (the community core),
(2) subsistem komunitas (the community subsystems), dan
(3) persepsi (perception).
1. Data Inti

a. Demografi
Variabel yang dapat dikaji adalah jumlah balita baik laki-laki maupun perempuan. Data diperoleh melalui.
Puskesmas atau kelurahan berupa laporan tahunan atau rekapitulasi jumlah kunjungan pasien yang berobat.

b. Statistik vital
Data statistik vital yang dapat dikaji adalah jumlah angka kesakitan dan angka kematian balita. Angka kesakitan
dan kematian tersebut diperoleh dari penelusuran data sekunder baik dari Puskesmas atau Kelurahan.

c. Karakteristik penduduk
Variabel karakteristik penduduk meliputi :
-   Fisik
- Psikologis
-  Sosial
-  Perilaku
2. Sub Sistem

a) Lingkungan fisik
Lingkungan fisik yang kurang bersih akan menambah dampak buruk terhadap penurunan daya tahan
tubuh sehingga rentan terkena penyakit, selain faktor untuk menjamin mendapatkan makanan yang
sehat akan sulit didapat, selain itu kerentanan terhadap vektor penyakit menjadi salah satu tingginya
risiko peningkatan kejadian sakit diwilayah tersebut.

b) Sistem kesehatan
Jarak antara desa dengan puskesmas tidak terlalu jauh yaitu hanya 1 km, desa tersebut memiliki 1
posyandu dalam 1 RW dan aktif melaksanakan program kerja yang dilaksanakan 1 bulan sekali,
namun untuk ketersedian posbindu belum ada.
c) Ekonomi
● Pekerjaan yang dominan diwilayah tersebut yaitu buruh, petani,dan lainnya yang berpenghasilan bervariasi untuk setiap keluarga.
d) Keamanan dan transportasi
● Wilayah tersebut memiliki mobil yang disediakan oleh pemberi bantuan untuk dimaanfaatkan oleh masyarakat dalam hal
memfasilitasi masyarakat untuk mempermudah akses mendapatkan layanan kesehatan.
● Variabel keamanan meliputi jenis dan tipe pelayanan keamanan yang ada, tingkat kenyamanan dan keamanan penduduk serta jenis
dan tipe gangguan keamanan yang ada.
e) Kebijakan dan pemerintahan
● Jenis kebijakan yang sedang diberlakukan, kegiatan promosi kesehatan yang sudah dilakukan, kebijakan terhadap kemudahan
mendapatkan pelayanan kesehatan, serta adanya partisipasi masyarakat dalam
f) Komunikasi
● Komunikasi meliputi jenis dan tipe komunikasi yang digunakan penduduk, khususnya komunikasi formal dan informal yang
digunakan dalam keluarga. Jenis bahasa yang digunakan terutama dalam penyampaian informasi kesehatan gizi, daya dukung
keluarga terhadap balita yang sakit.
g) Pendidikan
● Pendidikan sebagai sub sistem meliputi tingkat pengetahuan penduduk tentang pengertian tentang penyakit balita yang
dihadapi, bahaya dan dampaknya, cara mengatasi, bagaimana cara perawatan ,serta cara mencegahnya. Mayoritas penduduk
berpendidikan rendah yaitu SD bahkan tidak sekolah.
h) Rekreasi
● Yang perlu dikaji adalah jenis dan tipe sarana rekreasi yang ada, tingkat partisipasi atau kemanfaatan dari sarana rekreasi
serta jaminan keamanan dari sarana rekreasi yang ada.
3. Persepsi

  Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit balita


masih acuh, mungkin dipengaruhi rendahnya tingkat pendidikan
masyarakat ataupun kurangnya pengetahuan kesehatan
mengenai suatu penyakit
Pengkajian
DATA
KOMUNITAS
1. Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak usia sekolah
menurut jenis kelamin, golongan umur.
2. Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.
3. Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh anak usia
sekolah berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut, fasilitas ibadah yang ada,
adanya organisasi keagamaan, kegiatan-kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh
anak usia sekolah
DATA SUBSYSTEM
Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :
1. Lingkungan Fisik
● Inspeksi: Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan lingkungan, aktifitas anak usia
sekolah di lingkungannya, data dikumpulkan dengan winshield survey dan observasi.
● Auskultasi: Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari guru kelas, kader
UKS, dan kepala sekolah melalui wawancara.
● Angket: Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi
perkembangan anak usia sekolah.
2. Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Sosial
Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah, bentuk pelayanan kesehatan
bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi anak usia sekolah melalui wawancara.
3. Ekonomi
Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa, jumlah uang jajan
para siswa melalui wawancara dan melihat data di staff tata usaha sekolah.
4. Keamanan dan Transportasi.
● Keamanan : adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan.
● Transportasi Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah, adanya bis sekolah
untuk layanan antar jemput siswa

5. Politik dan Pemerintahan


Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib sekolah yang harus dipatuhi
seluruh siswa.
6. Komunikasi
● Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk memperoleh informasi
pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.
● Komunikasi informal
Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah dengan guru dan orang tua, peran guru
dan orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah, keterlibatan guru dan
orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak usia sekolah.
7. Pendidikan
Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan sekolah, dan tingkat
pendidikan tenaga pengajar di sekolah.

8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana penyaluran bakat anak usia
sekolah seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan

PENGKAJIAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANAK USIA SEKOLAH


1. Identitas anak.
2. Riwayat kehamilan dan persalinan.
3. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.
4. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari).
5. Pertumbuhan dan perkembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah dicapai).
6. Pemeriksaan fisik
7. Lengkapi dengan pengkajian fokus
● Bagaimana karakteristik teman bermain.
● Bagaimana lingkungan bermain.
● Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah.
● Bagaimana temperamen anak saat ini.
● Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini.
● Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah.
● Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah.
● Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat
bermain.
● Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini.
KASUS

SD Kartini merupakan salah satu Sekolah Dasar di kota X tepatnya di wilayah kecamatan
Makmur Raya. SD Kartini memiliki siswa sebanyak 235 siswa dengan rincian 30 siswa kelas 1,
35 siswa kelas 2, 35 siswa kelas 3, 40 siswa kelas 4, 45 siswa kelas 5 dan 50 siswa kelas 6
dengan jumlah guru pengajar sebanyak 25 orang. Siswa SD Kartini mayoritas beragama islam
dan bersuku Jawa. SD Kartini terdiri dari 2 lantai, pada tiap lantai ada 2 buah kamar mandi yang
dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Di SD Kartini juga memiliki kebiasaan setiap hari
Senin selalu dilaksanakan upacara bendera, setiap hari Jumat ada senam bersama yang
kemudian dilanjutkan dengan sarapan bersama, siswa diminta untuk membawa bekal dari
rumah. SD Kartini terletak di tengah kota namun berbatasan dengan tempat pembuangan
sampah, sehingga halaman samping sekolah terlihat kumuh dan terkadang tercium bau tidak
sedap di ruang kelas. Setiap minggunya selalu ada laporan siswa yang mengalami sakit perut di
UKS, diduga karena sering mengkonsumsi jajanan di depan sekolah
Data Inti komunitas
1. Sejarah
SD Kartini didirikan pada tahun 2009 di daerah tengah kota. Pada awal didirikan SD Kartini hanya
memiliki 3 ruang kelas untuk bergantian, Sekolah diberi nama Kartini sebab memiliki arti kepribadian
pemrakarsa, pelopor, pemimpin, pekerja keras, diharapkan siswa lulusan dari SD Kartini bisa menjadi lulusan
yang baik dan berguna bagi negara.

2. Demografi
Jumlah siswa di SD Kartini sebanyak 235 siswa dengan rincian 30 siswa kelas 1, 35 siswa kelas 2, 35
siswa kelas 3, 40 siswa kelas 4, 45 siswa kelas 5 dan 50 siswa kelas 6. Jumlah guru pengajar di SD Kartini
sebanyak 25 orang.

3. Kelompok etnis
Mayoritas siswanya berasal dari suku jawa

4. Nilai dan keyakinan


Mayoritas siswanya beragama islam.
Data
No
subsistem
Elemen
komunitas
Deskripsi
1. Lingkungan
SD Kartini terdiri dari 2 lantai, lantai satu digunakan untuk siswa kelas 1-3,
musholla, ruang guru, kantin dan UKS, lantai 2 digunakan untuk ruang kelas 4-6
dan perpustakaan. Pada tiap lantai ada 2 buah kamar mandi yang
dipisahkan antara laki-laki dan perempuan
2. Lingkungan Terbuka Pada halaman depan sekolah terdapat penjual makanan kaki
lima dan pada halaman samping sekolah merupakan tempat pembuangan sampah.

3. Batas
Batas wilayah sebelah utara adalah Kantor Kecamatan Mulyorejo, sebelah timur
adalah Universitas Airlangga, batas sebelah selatan Masjid Agung Kota dan
batas sebelah Barat adalah Taman kota dan tempat pembuangan sampah
kota
4. Kebiasaan
Setiap hari Senin selalu dilaksanakan upacara bendera, setiap hari Jumat ada
senam bersama yang kemudian dilanjutkan dengan sarapan bersama, siswa
diminta untuk membawa
bekal dari rumah
6 Transportasi Siswa kebanyakan diantar jemput oleh orang tua dan
beberapa siswa yang tempat tinggalnya dekat dengan sekolah
membawa sepeda ataupun berjalan kaki.

7 Pusat Pelayanan SD Kartini berdekatan dengan Masjid Agung dan taman


Bermain

8 Toko/Warung/Pasar
Terdapat beberapa toko swalayan di sekitar SD Kartini yang
biasanya digunakan oleh warga setempat untuk
berbelanja kebutuhan sehari-hari
FGD (Focus Group Discussion)
 Tempat : Ruang rapat guru SD Kartini Hari, Tangal : Jumat, 13 September 2021 Waktu : 08.00-10.00
 Peserta : Kepala sekolah, wali kelas 1-6, perwakilan orang tua siswa kelas 1-6

Pertanyaan yang diajukan beserta jawabannya:

● Apa yang biasanya dilakukan oleh siswa pada saat jam istirahat?
Ada beberapa siswa yang bermain di lapangan, sedangkan siswa yang lain biasanya ke halaman depan sekolah
untuk membeli jajanan pinggir jalan.
● Bagaimanakah pelaksanaan program UKS di SD Kartini ?
UKS digunakan ketika ada siswa yang sakit untuk istirahat sejenak, tapi biasanya siswa yang sakit langsung diminta
untuk beristirahat di rumah. Program dokter kecil UKS belum dilaksanakan karena guru masih fokus untuk
mempersiapkan ujian sekolah bagi siswa kelas 6.
● Apakah orang tua wali murid membawakan bekal makanan pada anaknya agar tidak jajan sembarangan?
Ada 5 ibu yang menjawab kalau mereka tidak membawakan bekal karena tidak sempat memasak ketika pagi karena
mereka juga harus bersiap berangkat kerja. Kalaupun dibawakan bekal hanya saat hari jumat ketika ada acara
sarapan bersama dan biasanya makanan tersebut juga dibeli ketika berangkat ke sekolah pagi hari.
 Apa sajakah sakit yang dikeluhkan oleh siswa
ketika datang ke UKS?
 Guru jaga UKS mengatakan bahwasannya siswa
yang datang ke UKS mengeluhkan sakit perut,
terkadang badannya panas dan juga batuk pilek.
Tapi dalam satu minggu pasti ada siswa yang
datang ke UKS dengan keluhan sakit perut

 Adakah fasilitas seperti wastafel yang dilengkapi


dengan sabun untuk cuci tangan di sekolah ini?
Jika ada dimana?
 Tidak ada, jika siswa ingin cuci tangan biasanya
di toilet, di toilet siswa tapi tidak ada sabun karena
biasanya hanya digunakan untuk buang air kecil
saja.
No
Analisa Data
Data Subjektif Data Objektif
1.
Orang tua wali siswa mengatakan tidak pernah membawakan Banyak siswa yang membeli makanan/jajanan di depan
bekal makanan karena tidak sempat memasak sekolah dan di kantin sekolah
ketika pagi
2.
Kepala sekolah mengatakan belum menyediakan fasilitas Tidak ada fasilitas wastafel, dan di tiap kamar mandi tidak
wastafel karena menurutnya kamar mandi sudah bisa ada sabun untuk mencuci tangan
digunakan untuk mencuci tangan

3.
Halaman samping sekolah terlihat kumuh dan terkadang bau tidak Wilayah Barat sekolah berbatasan dengan TPS Kota, setiap
sedap sampai di ruang kelas karena halaman samping sekolah harinya ada sekitar 7 truk sampah yang membuang sampah
berdekatan dengan Tempat Pembuangan Sampah Kota disana

4.
Kesadaran para siswa dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Belum pernah dilakukan penyuluhan tentang cuci tangan
masih kurang, siswa tidak melakukan cuci tangan ketika akan pada siswa SD Kartini , kader dokter kecil juga belum
mengkonsumsi makanan dan tidak sedikit siswa yang jajan dibentuk.
sembarangan di depan sekolah.
 Defisiensi kesehatan
komunitas siswa SD Kartini Diagnosa
b.d ketidakcukupan sumber Keperawatan
daya: pengetahuan
 Perilaku kesehatan siswa SD
Kartini cenderung berisiko
b.d kurang pemahaman
NO DX TUJUAN
Intervensi Keperawatan :
SASARAN NOC NIC METODE WAKTU TEMPAT PENANGGUNG SUMBER
JAWAB DANA
1. Defisiensi Tujuan Primer: Pengetahuan: Domain 7 Demonstrasi, Senin, Aula Pihak Sekolah: Iuran
kesehatan jangka Siswa Promosi Komunitas Ceramah 16 SD Kepala Sekolah Mahasiswa
komunitas siswa panjang : SD kesehatan  5510 Septemb Kartini Pihak Mahasiswa:
SD Kartini b.d  Mengata Kartini  182308 er 2021 Alisa Rahmi
Pendidikan
ketidakcukup an si kelas 1-6 Perilaku kesehatan: Cuci Pu
sumber daya: penyakit yang tangan sebelum kul
pengetahuan sakit meningkat makan 08.
(00215) perut  6484 00-
kan
09.00
yang kesehatan Manajemen
sering (1-3) lingkungan:
diderita  180501
komunitas
oleh
Praktik gizi dengan
siswa
yang sehat mengajarka
SD n siswa
(1-3)
Kartini
 
Tujuan
jangka
pendek :
               
 Mengatasi untuk membuang
permasala han sampah pada
Perilaku Hidup tempatnya
 6610
Bersih dan
Sehat yang Identifikasi resiko:
masih kurang lingkungan kumuh
pad siswa SD dengan
Kartini mengajarka n
kepada siswa agar
tidak mendekati
lingkungan dekat
karena banyak
bakteri.
2. Perilaku Tujuan Sekunder: Pengetahua Domain 3 FGD (Focus Selasa, 17 Ruang Pihak Sekolah: Iuran
kesehatan jangka Guru dan n: Promosi Perilaku Group September rapat guru Kepala Sekolah Mahasiswa
siswa SD panjang: Orang tua kesehatan  Manajem Discussion) 2021 SD Pihak Mahasiswa:
 182308 Kartini
Kartini  Perilaku siswa en Pukul Alisa Rahmi
cenderung kesehata Perilak perilaku 08.00
berisiko b.d n siswa u yang orang tua -
SD 11.00
kurang menin agar tidak
pemahaman Kartini gkat membiark
(00188) tidak a n
kan
berisiko anaknya
keseha
  tan (1- jajan
Tujuan 3) sembaran
jangka   ga n
pendek: Domain 7
Deteksi
 Meningkat
Risiko Komunitas
k an  190802  5510
kesadaran Pendidikan
Mengid
Siswa agar
enti kesehatan:
menerapkan
fikasi Pentingnya
kemung sekolah
kin
             
perilaku hidup an risiko menyediak an
bersih dan sehat kesehata fasilitas wastafel dan
di sekolah n (1-3) sabun untuk cuci
 190801
tangan
Mengenali 
6484

tanda dan Manajemen


gejala yang lingkungan: komunitas
mengidenti dengan mengadaka n
fikasikan kegiatan kerja bakti
risiko (1-3) sekolah dan memberi
batas berupa tembok
agar sampah dari TPS
tidak masuk ke halaman
sekolah
Rencana Strategis Penyelesaian Masalah
NO DIAGNOSA TANGGAL IMPLEMENTASI
1.
Defisiensi kesehatan Senin, 16 September 1. Mendemonstrasikan cara cuci tangan yang benar
komunitas siswa SD 2021 Pukul kepada siswa SD Kartini
08.00-09.00
Kartini b.d 2. Memberikan pemahaman kepada siswa SD Kartini
ketidakcukupan sumber tentang pentingnya menjaga kesehatan lingkungan
daya: pengetahuan dan tidak jajan sembarangan
(00215)
2.
Perilaku kesehatan siswa Selasa, 17 1. Mendiskusikan tentang pentingnya fasilitas wastafel
SD Kartini cenderung September 2021 dan sabun cuci tangan di sekolah
berisiko b.d kurang Pukul 2. Mendiskusikan tentang manfaat membawakan anak
08.00-11.00
pemahaman (00188) bekal makanan ke sekolah bagi kesehatan anak
3. Mendiskusikan upaya pengendalian lingkungan
agar tidak kumuh dengan beberapa cara seperti
kerja bakti
NO DIAGNOSA
Komponen
TANGGAL
Evaluasi EVALUASI

1.
Defisiensi kesehatan Senin, 16 September 1. Peserta yang hadir 98% siswa SD Kartini
komunitas siswa SD 2021 Pukul 2. 100% peserta yang hadir mampu
08.00-09.00
Kartini b.d mempraktekkan cara cuci tangan yang benar
Ketidakcukupan sumber 3. 100% peserta yang hadir memahami
daya: pengetahuan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat di
(00215) sekolah

2. 1. Peserta yang hadir 15 orang


Perilaku kesehatan siswa Selasa, 17
SD Kartini cenderung September 2021 2. 100% peserta FGD aktif dalam kegiatan
berisiko b.d kurang Pukul diskusi
08.00-11.00 3. 100% peserta yang hadir memahami pentingnya
pemahaman
(00188) perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai