Anda di halaman 1dari 23

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Asuhan Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan,
ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan
melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan
seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya (Chayatin, 2011).
Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan
antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi (Efendi, 2012).
Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup
dalam proses keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses
keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship
dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi, 2010). Asuhan keperawatan yang diberikan
kepada komunitas atau kelompok adalah (Mubarak, 2011):
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan
dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalah pada fisiologis,
psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.
1) Pengumpulan Data Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
a) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis
kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat
timbulnya kelompok atau komunitas.
b) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
i. Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi
penduduk
ii. Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat
iii. Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa
nyaman atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin
iv. Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang, sehingga memudahkan
masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan
v. Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau gangguan yang terjadi
vi. Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat atau memantau gangguan yang
terjadi
vii. Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan yang terkait dengan gangguan penyakit
viii. Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai
dengan Upah Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya.
ix. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat.
2) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data objektif (Mubarak, 2011):
a) Data Subjektif Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok,
dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
b) Data Objektif Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran
c) Sumber Data
i. Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga, kelompok, masyarakat berdasarkan hasil
pemeriksaan atau pengkajian.
ii. Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: kelurahan, catatan riwayat
kesehatan pasien atau medical record.
3) Cara Pengumpulan Data
a) Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
b) Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
c) Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
d) Pengelolaan Data
i. Klasifikasi data atau kategorisasi data
ii. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
iii. Tabulasi data
iv. Interpretasi data
e) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi
oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
f) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat
sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan.
g) Prioritas Masalah Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan Abraham H Maslow:
i. Keadaan yang mengancam kehidupan
ii. Keadaan yang mengancam kesehatan
iii. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

b. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial.
Diagnose keperawatan komunitas akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang
nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada.
Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau
manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2011).
c. Perencanaan/Intervensi
1) Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi
masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah
(Mubarak, 2011):
2) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
3) Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
4) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
5) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat
6) Lakukan olahraga secara rutin
7) Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk memperbaiki lingkungan komunitas
8) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
d. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya
tindakan asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas,
bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak, 2011). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan
kesehatan
3) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
4) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas
e. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2011). Adapun tindakan
dalam melakukan evaluasi adalah:
1) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi.
2) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawatan.
3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.

Teori Perubahan Komunitas


1. Teori Redin
Menurut Redin sedikitnya ada empat hal yang harus di lakukan seorang manajer sebelum melakukan perubahan, yaitu :
a. Ada perubahan yang akan dilakukan
b. Apa keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu dibuat
c. Bagaimana keputusan itu akan dilaksanakan
d. Bagaimana kelanjutan pelaksanaannya
Redin juga mengusulkan tujuh teknik untuk mencapai perubahan :
a. Diagnosis
b. Penetapan objektif bersama
c. Penekanan kelompok
d. Informasi maksimal
e. Diskusi tentang pelaksanaan
f. Penggunaan upacara ritual
Intervensi penolakan tiga teknik pertama dirancang bagi orang-orang yang akan terlibat atau terpengaruh dengan
perubahan. Sehingga diharapkan mereka mampu mengontrol perubahan tersebut.
2. Teori roger (1962 )
Roger (1962) mengembangkan teori dari Lewin (1951) tentang 3 tahap perubahan dengan menekankan pada latar
belakang individu yang terlibat dalam perubahan dan lingkungan di mana perubahan tersebut dilaksanakan. Roger (1962)
menjelaskan 5 tahap dalam perubahan,yaitu: kesadaran,keinginan,evaluasi,mencoba, dan penerimaan atau dikenal juga sebagai
AIETA (Awareness, Interest, Evaluation, Trial, Adoption).
Roger (1962) percaya bahwa proses penerimaan terhadap perubahan lebih kompleks dari pada 3 tahap yang dijabarkan
Lewin (1951). Terutama pada setiap individu yang terlibat dalam proses perubahan dapat menerima atau menolaknya.
Meskipun perubahan dapat diterima, mungkin saja suatu saat akan ditolak setelah perubahan tersebut dirasakan sebagai hal
yang menghambat keberadaanya.
Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung individu yang terlibat, tertarik, dan berupaya untuk selalu
berkembang dan maju serta mempunyai suatu komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya
3. Teori lipitts (1973)
Lippit (1973) mendefinisikan perubahan sebagai sesuatu yang direncanakan atau tidak direncanakan terhadap status
quo dalam individu, situasi atau proses, dan dalam perencanaan perubahan yang diharapkan, disusun oleh individu, kelompok,
organisasi atau sistem sosial yang memengaruhi secara langsung tentang status quo, organisasi lain, atau situasi lain.
Lippit (1973) menekankan bahwa tidak seorang pun bisa lari dari perubahan. Pertanyaannya adalah bagaimana
seseorang mengatasi perubahan. Kunci untuk menghadapi perubahan tersebut menurut Lippit (1973) adalah mengidentifikasi 7
tahap dalam proses perubahan:
a. Tahap 1: Menentukan masalah
Pada tahap ini, setiap individu yang terlibat dalam perubahan harus membuka diri dan menghindari keputusan
sebelum semua fakta dapat dikumpulkan. Individu yang terlibat juga harus sering berpikir dan mengetahui apa yang salah
serta berusaha menghindari data -data yang dianggap tidak sesuai. Semakin banyak informasi tentang perubahan dimiliki
seorang manajer, maka semakin akurat data yang dapat diidentifikasi sebagai masalah. Semua orang yang mempunyai
kekuasaan, harus diikutkan sedini mungkin dalam proses perubahan tersebut, karena setiap orang mempunyai tanggung
jawab untuk selalu menginformasikan tentang fenomena yang terjadi.
b. Tahap 2: Mengkaji motivasi dan kapasitas perubahan
Perubahan merupakan sesuatu yang mudah, tetapi perubahan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang lebih baik
akan memerlukan kerja keras dan komitmen yang tinggi dari semua orang yang terlibat di dalamnya. Pada tahap ini, semua
orang yang terlibat dan lingkungan yang tersedia harus dikaji tentang kemampuan, hambatan yang mungkin timbul, dan
dukungan yang akan diberikan.Mengingat mayoritas praktik keperawatan berada pada suatu organisasi/instansi, maka
struktur organisasi harus dikaji apakah peraturan yang ada, kebijakan, budaya organisasi, dan orang yang terlibat akan
membantu proses perubahan atau justru menghambatnya. Fokus perubahan pada tahap ini adalah mengidentifikasi faktor-
faktor yang mendukung dan menghambat terhadap proses perubahan tersebut.
c. Tahap 3: Mengkaji motivasi change agent dan sarana yang tersedia
Pada tahap ini, diperlukan suatu komitmen dan motivasi manajer dalam proses perubahan.Pandangan manajer
tentang perubahan harus dapat diterima oleh staf dan dapat dipercaya. Manajer harus mampu menunjukkan motivasi yang
tinggi dan keseriusan dalam pelaksanaan perubahan dengan selalu mendengarkan masukan-masukan dari staf dan selalu
mencari solusi yang terbaik.
d. Tahap 4: Menyeleksi tujuan perubahan
Pada tahap ini, perubahan harus sudah disusun sebagai suatu kegiatan secara operasional,terorganisasi, berurutan,
kepada siapa perubahan akan berdampak, dan kapan waktu yang tepat untuk dilaksanakan. Untuk itu diperlukan suatu
target waktu dan perlu dilakukan ujicoba sebelum menentukan efektivitas perubahan.
e. Tahap 5: Memilih peran yang sesuai dilaksanakan oleh agen pembaharu
Pada tahap ini, perlu ada suatu pemilihan seorang pemimpin atau manajer yang ahli dan sesuai di bidangnya.
Manajer tersebut akan dapat memberikan masukan dan solusi yang terbaik dalam perubahan serta dia bisa berperan sebagai
seorang “mentor yang baik.” Perubahan akan berhasil dengan baik apabila antara manajer dan staf mempunyai pemahaman
yang sama dan memiliki kemampuan dalam melaksanakan perubahan tersebut.
f. Tahap 6: Mempertahankan perubahan yang telah dimulai
Sekali perubahan sudah dilaksanakan, maka harus dipertahankan dengan komitmen yang ada.Komunikasi harus
terbuka dan terus diinformasikan supaya setiap pertanyaan yang masuk dan permasalahan yang terjadi dapat diambil solusi
yang terbaik oleh kedua belah pihak.
g. Tahap 7: Mengakhiri bantuan
Selama proses mengakhiri perubahan, maka harus selalu diikuti oleh perencanaan yang berkelanjutan dari seorang
manajer. Hal ini harus dilaksanakan secara bertahap supaya individu yang terlibat mempunyai peningkatan tanggung jawab
dan dapat mempertahankan perubahan yang telah terjadi. Manajer harus terus-menerus bersedia menjadi konsultan dan
secara aktif terus terlibat dalam perubahan
4. Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan perencanaan yang akan mempengaruhi
perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock.
a. Membangun suatu hubungan
b. Mendiagnosis masalah
c. Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
d. Memilih jalan keluar
e. Meningkatkan penerimaan
f. Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri
5. Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau untuk mengembangkan hubungan
yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut adalah langkah dasar dari model Spradley.
a. Mengenali gejala
b. Mendiagnosis masalah
c. Menganalisa jalan keluar
d. Memilih perubahan
e. Merencanakan perubahan
f. Melaksanakan perbahan
g. Mengevaluasi perubahan
h. Menstabilkan perubahan

Tabel 1. Perbandingan Teori Perubahan


No Redin Lewin Lippit Rogers Havelock Spradley
1 Diagnosa Unfreezing Mendiagnosa Kesadaran Membangun Mengenali
masalah hubungan masalah
2 Penetapan Mengkaji Mendiagnosa Mendiagnosa
tujuan motivasi dan masalah menganalisa
bersama kemampuan jalan keluar
untuk berubah
3 Penekanan Moving Mengkaji Minat Mendapatkan Memilih
kelompok motivasi denga evaluasi sumber yang perubahan
sumber agen percobaan berhubungan
berubah
4 Informasi Menyeleksi objek Memilih jalan Merencanakan
maksimal akhir perubahan perubahan
yang progresif
5 Diskusi Memilih peran Melaksanakan
tentang yang sesuai perubahan
penatalaksa untuk agen
naan berubah
6 Penggunaa Mempertahankan Meningkatkan Mengevaluasi
n upaya perubahan penerimaan perubahan
ritual
7 Intervensi Refreezing Mengakhiri Adopsi Stabilisasi dan Menstabilkan
penolakan hubungan saling perbaikan diri perubahan
membantu
B. KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PENGKAJIAN

Lokasi pengamatan : RT 05 RW 03 Dusun Bawasalo, Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkep,

❖ Tipe perkampungan / pedesaan

- rumah yang ada di RT 05 sudah permanen

- Warga disana 80% memiliki usaha pertanian sisanya memiliki warung makan, toko kelontong, toko sayur dsb.

- 85% warga memiliki usaha di rumah.

❖ Lingkungan tempat tinggal

- Ada jarak antara rumah 1 dengan yang lainnya.

- Bangunan rumah rumah sudah permanen.

- PTidak terdapat apartemen di RT 05.

❖ Umur area rumah

- Tidak terdapat bangunan baru di RT 05.

- Bangunan di RT 05 sudah lama tetapi terpelihara dengan baik.

- Tidak ada bangunan rusak yang terbengkalai.

❖ Karakteristik social-kultural

- Penduduk di RT 05terdiri dari balita sampai lansia.

- Mayoritas penduduk berusia paruh baya.

- Di RT 05 mayoritas warga berasal dari suku Bugis.

- Semua warga terlihat sibuk bekerja.

- Tidak terlihat adanya tanda kurang punya harapan.

❖ Lingkungan

1. Tampak umum

- Halaman dan pekarangan terlihat bersih, jalanan di RT 05 berlubang sehungga terdapat genangan air.

- Terdapat sepetak sawah dan beberapa tanaman hias di depan rumah warga.

- Tidak terdapat patung atau tanda-tanda seni lain di rumah warga.

2. Bahaya lingkungan

- Teramati adanya polusi udara akibat banyaknya kendaraan yang melintas di RT tersebut.
- Tidak terlihat adanya sampah yang menumpuk.

- Tidak terdapat area bermain.

- Ada penerangan di kanan-kiri jalan.

- Tidak terlihat adanya alat pemadam kebakaran.

- Lalu lintas ramai karena dekat dengan jalan raya.


❖ Lingkungan

3. Tampak umum

- Halaman dan pekarangan terlihat bersih, jalanan di RT 05 berlubang sehungga terdapat genangan air.

- Terdapat sepetak sawah dan beberapa tanaman hias di depan rumah warga.

- Tidak terdapat patung atau tanda-tanda seni lain di rumah warga.

4. Bahaya lingkungan

- Teramati adanya polusi udara akibat banyaknya kendaraan yang melintas di RT tersebut.

- Tidak terlihat adanya sampah yang menumpuk.

- Tidak terdapat area bermain.

- Ada penerangan di kanan-kiri jalan.

- Tidak terlihat adanya alat pemadam kebakaran.

- Lalu lintas ramai karena dekat dengan jalan raya.

5. Stressor lingkungan

- Terlihat adanya keramaian.

- Tidak ada tanda-tanda yang menyebabkan banyak angka criminal.

- Tidak terlihat adanya penyalahgunaan NAPZA.

- Tidak terlihat adanya tanda-tanda kemiskinan. Warga terlihat memiliki ekonomi menengah ke atas.

❖ Sumber-sumber ( yang ada dan tidak ada )

- Ada pasar buah di RT 05.

- Terdapat transportasi umum seperti bis kota.

- Tidak terdapat tempat rekreasi.

- Terdapat tempat ibadah.

- Tidak terdapat apotek.

- Pernah terjadi kebakaran di RT 05

- Tidak terdapat kantor pos.

- Tidak terdapat ATM.

- Tidak teramati adanya mobil pengambil sampah.

- Tidak terlihat adanya mading.

❖ Pelayanan kesehatan

1. Fasilitas kesehatan

Tidak terdapat rumah sakit ataupun klinik. Terdapat praktek dokter di RT 05.

2. Sumber pelayanan kesehatan

Tidak terdapat puskesmas di RT 05. Tidak terdapat nursing center di RT 05.

Terdapat praktik dokter swasta.


- Tidak terdapat apotek.

- Pernah terjadi kebakaran di RT 05

- Tidak terdapat kantor pos.

- Tidak terdapat ATM.

- Tidak teramati adanya mobil pengambil sampah.

- Tidak terlihat adanya mading.

❖ Pelayanan kesehatan

3. Fasilitas kesehatan

Tidak terdapat rumah sakit ataupun klinik. Terdapat praktek dokter di RT 05.

4. Sumber pelayanan kesehatan

Tidak terdapat puskesmas di RT 05. Tidak terdapat nursing center di RT 05.

Terdapat praktik dokter swasta.

1. Pengkajian Inti Komunitas

A. Riwayat

• Riwayat wilayah RT 5, RW 3 dusun Bawasalo dahulu merupakan area persawahan


• Tidak pernah terjadi pemekaran wilayah.
• Usia penduduk yang paling tua di wilayah tersebut 90 tahun.

B. Demografi

• Di RT ini 60% penduduknya berjenis kelamin perempuan dan 40% berjenis kelamin laki-laki
• Tingkat pendidikan rata-rata penduduk di RT 05adalah SLTA.
• Pekerjaan warga RT 5 80% adalah petani. Sedangkan sisanya menjadi peternak, buruh, pekerja swasta dan
pedagang.
• Tingkat penghasilannya bervariasi mulai dari 1,5-3 juta perbulan
• Status ekonomi menengah ke atas.

C. Statistik Vital

• Masalah kesehatan yang terjadi di RT 05 adalah demam berdarah, cikungunya,diabetes melitus, hipertensi dan
stroke.
• Selain kasus penyakit demam berdarah dan sebagainya yang telah disebutkan di atas terjadi juga seperti gatal-gatal
di tangan yang biasa dialami oleh para pekerja pengerajin pertaniankarena alergi akibat kurangnya menjaga
kebersihan setelah kontak dengan pasir dan semen.
• Dalam 2 tahun terakhir di RT 05 terjadi kasus demam berdarah namun sejauh ini tidak sampai menyebabkan
kematian.

D. Nilai dan Kepercayaan

• Mayoritas warga berasal dari suku Jawa dan beragama Islam. Ada beberapa orang pendatang yang berasal dari suku
dan agama lain seperti Hindu, Budha, Katolik dan Protestan.
• Terdapat masjid di RT tersebut.
• Masyarakat jika sakit selain berobat ke rumah sakit juga berobat ke dokter praktek ataupun klinik kesehatan,
terkadang mereka juga membeli obat cina di toko obat.
2. Pengkajian Sub Sistem

a. Lingkungan Fisik

• Inspeksi
• Di RT 05tidak terdapat peta rawan masalah
• Tidak terdapat pasar
• Tidak terdapat tempat rekreasi
• Data winshield survey terlampir
• Tanda Vital
• Kondisi iklim tropis dan saat ini musim hujan
• Kondisi lingkungan bersih. Lokasi berdekatan dengan sawah dan terdapat banyak genangan
air .
• System Review
• Di RT 05 tidak ada kegiatan kerja bakti rutin pada warganya namun kerjabakti akan diadakan
saat lingkungan terlihat kotor atau ada keluhan dari masyarakat.
• Ada kegiatan pengajian rutin dan PKK yang di adakan setiap hari rabu.

b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial

• Pelayanan yang di akses oleh warga RT 05adalah praktik bidan, puskesmas dan praktik
dokter.
• Jika sakit rata-rata penduduk RT 05datang langsung ke dokter praktik karena mereka tidak
puas dengan pelayanan di puskesmas.
• Harga untuk memperoleh pelayanan kesehatan relative murah atau terjangkau untuk warga.
• Waktu pelayanan praktik dokterpagi : pukul 05.30 sampai 07.30 dan sore : 17.00 sampai
20.00. Tetapi waktu pelayan menjadi fleksibel jika pasien banyak atau ada kasus darurat yang
membutuhkan pertolongan segera.
• Pemberi layanan kesehatan adalah praktik dokter dan bidan
• Pengguna layanan kesehatan yang paling banyak adalah balita dan lansia
• Aksesibilitas dan penerima fasilitas kesehatan adekuat
• Askes ke puskesmas kurang lebih 2 km dari RT 05.
• Kegiatan posyandu diadakan setiap satu bulan sekali oleh swadaya masyarakat.

c. Ekonomi

• Pekerjaan penduduk 80% petani, sisanya peternak, buruh, dan pekerja swasta. Pendapatan
keluarga rata-rata Rp 3.000.000.
• Pengeluaran penduduk relative, masing-masing keluarga mempunyai pengeluaran yang
berbeda-beda
• Masyarakat di RT 05 mampu menyediakan makanan yang bergizi baik dari segi pengetahuan
dan maupun keuangan.
• Ada sebagian masyarakat yang mempunyai tabungan kesehatan berupa asuransi kesehatan,
dan BPJS
• Pendapatan masyarakat RT05 lebih besar dari pada pengeluaran.

d. Keamanan

• Lingkungan aman
• Terdapat pelayanan polisi lalu lintas di lampu merah atau di pinggir jalan raya
• Pernah satu kali terjadi kebakaran Air di RT 5 berasal dari air tanah dan kondisi air jernih.
• Transportasi yang digunakan oleh warga adalah sepeda, sepeda motor, mobil, dan angkutan
umum.
• Kondisi jalan raya bagus, namun jalan masuk ke RT 5 agak rusak

e. Politik dan pemerintahan

• Kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat adalah dengan penyuluhan kesehatan
• Penyuluhan dilakukan oleh petugas kesehatan dari puskesmas tetapi penyuluhan dilakukan
hanya jika terjadi kasus.dimana puskesmas kurang tanggap terhadap masalah kesehatan yang
terjadi.
• Penyuluhan yang diberikan menyesuaikan dengan kasus
• Setelah dilakukan penyuluhan tidak terjadi perubahan apapun terhadap masyarakat dan pola
hidup masyarakatnya.

f. Komunikasi

• Alat komunikasi yang dimiliki keluarga seperti televisi, koran, telepon dan ponsel.
• Tidak ada alat komunikasi umum yang tersedia di RT 05.
• Media komunikasi di masyarakat dengan arisan, PKK dan pengajian.
• Tidak ada konsultasi oleh tenaga medis dengan masyarakat RT 05.

g. Pendidikan

• Ada 2% warga yang buta huruf. Warga yang buta huruf kebanyakan lansia.
• Mayoritas berpendidikan sampai SLTA.
• Tidak terdapat fasilitas pendidikan di RT 05.
• Tidak terdapat perpustakaan ataupun mading disana.
h. Rekreasi

• Warga RT 05memiliki kebiasaan untuk makan bersama di luar. Hal ini terbukti dengan
banyaknya warung makan yang laris di daerah ini.
• Tidak terdapat tempat hiburan apapun di RT 05sehingga warga harus pergi jauh untuk
mendapatkan hiburan.
Kategori Data Pernyataan Kesimpulan

Geografi:  Lingkungan perumahan dekat dengan  Ada media perkembangbiakan nyamuk


perawahan  Kelembabpan lingkungan tinggi
 Banyak terdapat genangan air di sekitas  Lingkungan kurang sehat
rumah
Lingkungan fisik  Lingkungan disekitar rumah warga basa dan
lembab saat musim penghujan
Kesenjangan data: sebelumnya untuk menentukan apakah ada data geografi menjadi factor predisposisi bagi
perkembangan nyamuk

Demografi:  40% penduduk di RT 05 adalah Lansia  Jumlah penduduk ang berusia lansia dan balita tinggi
 20% penduduk di RT 05 adalah balita  Rasio ketergantungan tinggi
Kesenjangan data: diperlukan data sebelumnya untuk menentukan data demografi tersebut konsisten atauberubah
Usia

Statistic vital

Kesenjangan data: diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data statistic vital meningkatkan
terjadinya DBD di RT 05

System Riview  tidak ada kegiatan kerja bakti rutin oleh  PHBS Rendah
warga RT 05
 Kegiatan kerja bakti dilakukan jika ada
laporan warga yang terkena DBD
Kesenjangan data:diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data system review berpengaruh
terhadap tingkat pengetahuan warga tentang kebersihan lingkungan RT 05

Ekonomi  Penghasilan masyarakat di RT 05 rata-  Status ekonomi masyarakat menengah ke atas


rata Rp.3.000.000,00  kemampuan masyarakat untuk menyediakan
 pendapatan masyarakat RT 05 lebih besar makanan sehat dan bergizi bagi keluarga
dari pada pengeluaran
 80% warga di RT 05 mampu
menyediakan makanan yang bergizi baik
dari segi pengetahuan dan maupun
keuangan
Kesenjangan data:diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah ada data ekonomi berpengaruh
terhadap kemampuan masyarakat untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi di RT 05

Pendidikan  Mayoritas warga berpendidikan sampai


SLTA
 Warga dapat menerima informasi baru
dengan baik
 Wawasan warga sudah cukup baik dan
luas
 hanya 2% warga di RT 05 yang buta
huruf, warga yang buta huruf dalah lansia
Kesenjangan data: diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data pendidikan berpengaruh terhadap
pengetahuan dan kemampuan warga dalam menerima informasi di RT 05

 tabel ANALISA DATA KOMUNITAS


DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

1) Tingginya angka kejadian DBD di wilayah RT 05 RW 03Desa Bawasalo, berhubungan dengan prevalensi kejadian
DBD tinggi, ada media perkembangbiakan nyamuk, kelembaban lingkungan tinggi, dan lingkungan kurang sehat
dimanifestasikan oleh 20% warga terkena DBD / tahun, wabah DBD selalu datang saat musim hujan maupun
pergantian musim, lingkungan perumahan dekat dengan persawahan, banyak terdapat genangan air di sekitar
rumah, lingkungan sekitar rumah warga basah dan lembab saat musim penghujan.

2) Rendahnya tingkat pengetahuan warga tentang kebersihan lingkungan di wilayah RT 05 Desa Bawasalo,
berhubungan dengan PHBS rendah dimanifestasikan oleh tidak ada kegiatan kerja bakti rutin oleh warga RT 05,
kegiatan kerjabakti dilakukan jika ada laporan warga yang terkena DBD
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Komunitas A B C D E F G H I J K Total prioritas

1. Tingginya angka kejadian DBD di wilayah RT 05 RW 03Desa 5 4 3 3 3 2 4 4 5 4 4 41 1


Bawasalo, berhubungan dengan prevalensi kejadian DBD
tinggi, ada media perkembangbiakan nyamuk, kelembaban
lingkungan tinggi, dan lingkungan kurang sehat
dimanifestasikan oleh 20% warga terkena DBD / tahun, wabah
DBD selalu datang saat musim hujan maupun pergantian
musim, lingkungan perumahan dekat dengan persawahan,
banyak terdapat genangan air di sekitar rumah, lingkungan
sekitar rumah warga basah dan lembab saat musim penghujan.

2. Rendahnya tingkat pengetahuan warga tentang kebersihan 3 2 3 3 4 2 3 3 5 4 4 36 2


lingkungan di wilayah RT 05 Desa Bawasalo, berhubungan
dengan PHBS rendah dimanifestasikan oleh tidak ada kegiatan
kerja bakti rutin oleh warga RT 05, kegiatan kerja bakti
dilakukan jika ada laporan warga yang terkena DBD
Ket:

A : Resiko terjadi F: sesuai dengan program pemerintah

B : Potensial untuk pendkes G: Tempat

C : Potensial untuk Pendkes H: Waktu

D : Minat Masyarakat I: Dana

E: Kemungkinan diatasi J: Fasilitas Kesehatan

K: Sumber Daya
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Dx Kep Tujuan Tujuan khusus Strategi Rencana Evaluasi Sumber Tempat


kegiatan
Komunitas umum intervensi kriteria standar

1. Tingginya angka Setelah Setelah dilakukan - 1.Gotong 1.Media 1.Media  Mahasiswa Wilayah RT 05
kejadian DBD di dilakukan tindakan Pemberdayaa royong perkembangbiakan perkembanganbiakan dan
RW 03 Desa
wilayah RT 05 tindakan keperawatan n masyarakat nyamuk di RT 05 nyamuk di RT 05 masyarakat
2.Pendidikan
RW 03 Desa keperawata komunitas dalam dan tentang RW 03 Desa RW 03 Desa  Mahasiswa Bawasalo
Kesehatan
Bawasalo, n komunitas 2 bulan pencegahan Bawasalo, Bawasalo,
tentang Kecamatan segeri
berhubungan dalam 2 dan cara Kecamatan segeri Kecamatan Segeri
-Tidak ada media
dengan prevalensi bulan, mengatasi - Pengertian 0% turun dari 30%
perkembangbiakan
kejadian DBD angka DBD DBD DBD menjadi 0%
nyamuk 2.100%
tinggi, ada media di RT 05 - penyebab
-Pendidikan masyarakat RT05 2.70% Masyarakat
perkembangbiakan RW 03 desa -Prevelensi DBD DBD
Kesehatan RW 03 Desa RT 05 RW 03 Desa
nyamuk, Bawasalo, menurun - Cara
kepada Bawasalo, Bawasalo,
kelembapan kecamatan penularan
masyarakat Kecamatan,Segeri, Kecamatan Segeri,
lingkungan tinggi, segeri DBD
mengerti tentang mengerti tentang
dan lingkungan menurun - Tanda dan
kurang sehat gejala DBD - Pengertian
dimanifestasikan - Pencegahan DBD - Pengertian DBD
oleh 20% warga DBD - Penyebab - Penyebab DBD
terkena DBD/ DBD - Cara penularan
tahun, wabah - Cara penularan DBD
DBD selalu dating DBD - Tanda dan gejala
saat musim hujan - Tanda dan DBD
maupun gejala DBD
pergantian musim,
lingkungan
perumahan
dekatdengan
persawahan,
banyak terdapat
genangan air di
sekitar rumah,
lingkungan sekitar
warga basah dan
lembab saat
musim penghujan
FORMAT RENCANA KERJA (POA) ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No. Masalah Tujuan Renacana Sasaran waktu tempat


Kegiatan

1. Tingginya angka kejadian  Tidak ada media  Gotong  Bapak-  Jumat, 9  Lingkungan
DBD di wilayah RT 05 perkembangbiakan royong bapak di RT januari RT 05 RW
RW 03 Desa Bawasalo, nyamuk  Pendidikan 05 RW 03 2015 03 Desa
berhubungan dengan  Prevelensi DBD Kesehatan Desa  Jumat, 9 bawasalo
prevalensi kejadian DBD menurun tentang Bawasalo januari  Aula RT 05
tinggi, ada media  Ibu-ibu di 2015 RW 03 Desa
-Pengertian
perkembangbiakan RT 05 RW 03 Bawasalo
DBD
nyamuk, kelembapan Desa
lingkungan tinggi, dan -Penyebab DBD Bawasalo
lingkungan kurang sehat
- Cara
dimanifestasikan oleh 20%
penularan DBD
warga terkena DBD/
tahun, wabah DBD selalu  Pencegahan
dating saat musim hujan DBD
maupun pergantian
musim, lingkungan
perumahan dekatdengan
persawahan, banyak
terdapat genangan air di
sekitar rumah, lingkungan
sekitar warga basah dan
lembab saat musim
penghujan

DOKUMENTASI IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO. HARI, IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI


TANGGAL, JAM PERAWAT

1. Jumat, 18  Penyuluhan Kesehatan DBD S:


Desember 2016
 Masyarakat mengatakan sudah paham
15.30 WIB
tentang pengertian, penyebab, penularan,
tanda dan gejala, serta pencegahan DBD

O:

 Masyarakat terlihat antusias mengikuti


penyuluhan tentang DBD
 Masyarakat dapat mengetahui tentang
pengertian, penyebab, penularan, tanda
gejala, serta pencegahan DBD

A: Kurangnya pengetahuan tentang DBD terasi


sebagian

P: lakukan pemantauan kebersihan lingkungan


Dusun Bawasalo RT 5 RW 3 Desa Bawasalo, Segeri

2. 13 Januari 2015 Evaluasi Penyuluhan S:

15.30 WIB  Masyarakat mengatakan bahwa hari minggu,


tanggal 11 januari melakukan kerja bakti,
 Masyarakat mengatakan sudah membuat
jadwal kerja bakti 2 minggu sekali, setiap
hari minggu pagi.
 Masyarkat mengatakan sedang
merencanakan pengasapan pada RT 05 RW
03 Dusun Bawasalo

O:

 Tidak ditemukan genagan air di sekitar


pemukiman penduduk
 Lingkungan rumah penduduk terlihat lebih
bersih.

A:

 Tingginya angka kejadian DBD teratasi


sebagian

P:

 Pemantauan kebersihan lingkungan Dusun


Bawasalo RT 5 RW 3 Desa Bawasalo

Anda mungkin juga menyukai