Anda di halaman 1dari 37

8

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Ilmu Kesehatan Komunitas


1. Definisi kesehatan komunitas
Pelaksanaan kesehatan komunitas merupakan suatu proses yang
dilakukan dengan tindakan yang berkelanjutan dan menggunakan metode
proses keperawatan, kebidanan dan pemberdayaan komunitas. Pada
dasarnya pelaksanaan asuhan keperawatan, kebidanan dan pemberdayaan
komunitas mencakup dua daerah yaitu: pusat kesehatan masyarakat dan
rumah sakit. Pola pelaksanaan kesehatan komunitas merupakan salah satu
kegiatan pokok dari puskesmas. Sasaran kegiatannya diarahkan pada
keluarga sebagai satuan masyarakat perlu ditata dan diarahkan mengingat
permasalahan kesehatan merupakan permasalahan yang besar danaa
semakin kompleks. Tatanan dan arahan upaya kesehatan tersebut telah
diwujudkan oleh bangsa Indonesia dalam bentuk Sistem Kesehatan
Nasional (SKN). (Anderson, 2006).

2. Tujuan Kesehatan Komunitas


Tujuan pelaksanaan kegiatan komunitas adalah membantu klien baik
sebagai individu, keluarga maupun masyarakat agar mampu melaksanakan
kegiatan sehari-hari secara mandiri. Dengan kemandirian masyarakat,
derajat kesehatan yang optimal dapat dicapai dalam pembangunan
kesehatan yang ditegaskan dalam SKN. Selain itu juga bertujuan
membantu dan mendorong masyarakat berperan serta dalam upaya
mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan (Anderson, T
ELISHBETH. 2006).
Kesehatan menurut undang - undang RI Nomor 36 tahun 2009
adalah kesehatn, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial ekonomis.
Masyarakat menurut latin adalah setiap kelompok manusia yang
telah lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka dapat
mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu
kesatuan sosial dengan batasan-batasan tertentu.
9

Jadi kesehatan masyarakat adalah suatu kelompok masyarakat untuk


selalu berada dalam keadaan sejahtera baik badan, jiwa sosial serta hidup
produktif di lihat dari segi sosial dan ekonomis.
Dapat juga kesehatan masyarakat merupakan kombinasi anatra teori
(ilmu) dan praktik (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan penduduk (masyarakat).

3. Faktor- fator Kesehatan Komunitas


Agar usaha kesehatan komunitas dapat terlaksana dengan baik ada
beberapa prinsip pokok yang harus terpenuhi, yaitu:
a. Usaha kesehatan masyarakat lebih mengutamakan tindakan
pencegahan (preventif) dari pada pengobatan (kurantif)
b. Dalam melaksanakan tindakan pencegahan selalu menggunakan cara
– cara yang ringan biaya dan berhasil baik
c. Dalam melaksanakan kegiatannya lebih menitik berat pada
masyarakat, baik sebagai pelaku (subyek) dan sasaran (obyek) atau
dengan kata lain “suatu usaha dari, oleh dan untuk masyarakat”.
d. Dalam melibatkan masyarakat sebagai pelaku maka sasaran yang
diutamakan adalah masyarakat yang terorganisir
e. Ruang lingkup kesehatan masyarakat lebih mengutamakan masalah-
masalah kesehatan masyarakat yang jika tidak segera di atasi akan
menyebabkan malapetaka.
Contoh ruang lingkup usaha kesehatan masyarakat:
1) Memperbaiki kesehatan lingkungan
2) Mencegah dan memberantas penyakit infeksi yang berkembang
dalam masyarakat
3) Mendidik masyarakat dalam prinsip kesehatan perorangan
4) Mengkoordinir tenaga kesehatan agar mereka dapat melakukan
pengobatan dan perawatan dengan sebaik-baiknya
5) Mengembangkan usaha-usaha masyarakat agar mereka dapat
mencapai derajat kesehatan setingi-tingginya.

4. Strategi Kesehatan Komunitas


Strategi Kesehatan Komunitas sebagai dasar pelayanan kesehatan
kepada masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
b. Kesehatan ibu dan anak.
c. Hygiene dan sanitasi lingkungan.
10

d. Pendidikan kesehatan pada masyarakat


e. Pengumpulan data-data untuk perencanaan dan penilaian (statistik
kesehatan)
f. Perawatan kesehatan masyarakat
g. Pemeriksaan,pengobatan dan perawatan
Program kesehatan nasional tercantum usaha kegiatan
masyarakat,antara lain :
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
Penyakit menular adalah peyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari
orang atau hewan sakit,dari reservior ataupun dari agent lainnya ke
manusia sehat. Penyakit infeksi adalah penyakit yang di sebabkan oleh
suatu bibit penyakit, seperti bakteri, virus, rickettsia, jamur, protozoa
dan cacing.
b. Kesehatan Ibu dan Anak Usaha KIA
Bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu-ibu
secara teratur dan terus menerus dalam waktu sakit dan sehat,pada
masa antepartum,postpartum,dan masa menyusui serta pemeliharaan
anak-anak dari mulai lahir sampai masa pra sekolah.
c. Hyegiene dan sanitasi lingkungan
Hyegiene dan sanitasi lingkungan adalah pengawasan
fisik,biologi,sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan
masyarakat manusia,dimana lingkungan yang berguna di tingkaytkan
dan diperbanyak,sedangkan yang merugikan di perbaiki atau di
hilangkan.
d. Pendidikan Kesehatan kepada Masyarakat
Tujuan pendidikan kesehatan masyarakata adalah untuk membantu
masyarakat agar dapat hidup sehat dengan usahanya sendiri setelah
diberikan pendidikan, misalnya mandi yang teratur dan memakai
sabun dapat menghindari penyakit kulit, cuci tangan sebelum makan
dapat menghindari penyakit perut menular dan lain – lain. Melalui
pendidikan kesehatan diharapkan menimbulkan perubahan yang baik
sesuai dengan nilai – nilai kesehatan ( yang tidak tahu menjadi tahu,
yang salah menjadi benar) dan dapat menggerakkan masyarakat untuk
aktif berperan serta untuk mencapai hidup sehat.
e. Perawatan Kesehatan Masyarakat
f. Adalah usaha perawatan yang dijalankan dalam masyarakat Pada
waktu sakit maupun sehat untuk meningkatkan derajat kesehatan,
11

memperbaiki hygine lingkungan, pencegahan penyakit dan rehabilitas


usaha perawatan kesehatan lingkungan, meliputi :
1) Melakukan kunjungan rumah guna mengetahui masalah kesehatan
yang dihadapi oleh keluarga – keluarga masayarakat kemudian
membantu dan membibing keluarga tersebut untuk menyelesaikan
masalah.
2) Pendidikan kesehatan keluraga.
3) Perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang sakit.
4) Perawatan lanjutan atau usaha rehabilitas pada bekas penderita.
5) Dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,
membantu menemukan penderita atau sumber dapat kembali
kemasyarakat berfungsi bagi dirinya dan masyarakat.
6) Membantu terselenggarakannnya sistem penampungan (reveral
sistem) antara rumah sakit atau instansi lainnya dengan masyarakat.
7) Membantu mengumpulkan statistik kesehatan.

g. Keluarga Berencana
Adalah upaya manusia untuk mengatur sengaja kehamilan dalam
keluarga secara tidak melanggar hokum dan moral pancasila demi
kesejahteraan keluarga.
h. Rehabilitas
Rehabilitas adalah usaha untuk membantu bekas penderita agar
secara maksimal sesuai kemampuanya. Keberhasilan usaha rehabilitas
harus didukung oleh pengertian dan kesedian masyarakat untuk
menerima dan membantu bekas penderita.
i. Usaha farmasi
Usaha farmasi adalah usaha yang berkaitan dengan tugas penderita
dalam menyediakan obat-obatan, bahan obat, perbekalan kesehatan
lainnya yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat,termasuk juga
pengaturan dan pengawasan penyimpangan, peredaran dan
pemakaianya.
j. Laboratorium
Sangat berperan dalam keberhasilan usahan kesehatan,antara lain
diperlakukan untuk pemeriksaan :
1) Kimia klinis, faeces urin dan darah
2) Serologis, virologis, vasilogis makanan dan sebagainya
3) Mutu obat
k. Statistik
12

Kesehatan gambaran suatu keadaan yang dinyatakan dalam


bentuk angka, table, grafik, diagram dan narasi. Tujuan statistic untuk
menilai hasil kerja dan telah dilaksanakan sebagai bahan untuk yang
akan datang

B. Proses Asuhan Kesehatan Komunitas.


1. Identifikasi Masalah
Menurut sumijatin (2015) pelaksanaan kegiatan komunitas mempunyai
tahapan yaitu:
a. Pengkajian
1) Identifikasi Masalah
Data umum meliputi daerah binaan, keadaan geografis, luas
wilayah dan pola geografis (Sumijatun, 2014).
2) Pengolahan Data
Data dapat diperiksa kembali sehingga terbatas dari kesalahan dan
dapat diuji kebenarannya. Disini dapat disimpulkan pengolahan
data bermaksud untuk mengorganisasi data, yaitu pengolahan,
mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, member kode dan
mengkategorikan (Anderson, T Elisabeth. 2016).
Menurut Sumijatun (2015) Langkah – Langkah dalam pengolahan
data:
a) Klarifikasi Data
b) Kategori Data
c) Perhitungan Data
d) Tabulasi Data
e) Interprestasi Data
3) Analisa data
Kemampuan mengkaitkan dan menghubungkan data dengan
kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan atau
masalah yang dihadapi (Sumijatun, 2015).
4) Rumusan masalah
13

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan yang


dihadapi oleh masyarakat. Dan semua masalah tersebut tidak
mungkin dapat diatasi sekaligus, oleh karena itu diperlukan
prioritas masalah (Sumijatun, 2015).

5) Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah keperawatan, kebidanan,
pemberdayaan masyarakat dan kesehatan masyarakat perlu
mempertimbangkan faktor – faktor sebagai criteria diantaranya
adalah
a) perhatian masyarakat
b) prevalensi
c) beran ringannya masalah
d) kemungkinan masalah untuk diatasi
e) tersedianya sumber daya manusia
f) adanya masalah politik
b. Perencanaan
Asuhan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa yang
telah ditetapkan. Rencana yang disusun harus mencakup (Sumijatun,
2015) :
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai
2) Rencana tindakan yang akan dilaksanakan
3) kriteria hasil nilai untuk terciptanya suatu tujuan
c. Implementasi
Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan,
kebidanan, pemberdayaan masyarakat yang telah disusun. Prinsip–
prinsip dalam pelaksanaan.
1) Berdasarkan respon masyarakat
2) Sesuai dengan sumber daya yang tersedia dimasyarakat dalam
memelihara diri sendiri dan masyarakat
3) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri
sendiri serta lingkungan
4) Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan masyarakat secara
esensial
5) Memelihara partisipasi dan peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan keperawatan, kebidanan dan pemberdayaan
masyarakat.
d. Evaluasi
14

Menurut sumijatun (2005) menilai seberapa jauh keberhasilan yang


dapat dicapai sesuai dengan kriteria yang diciptakan dengan
menggunakan metode penilaian yaitu :
a. Observasi langsung, mengamati secara langsung perubahan yang
terjadi dalam keluarga
b. Wawancara, mewawancarai keluarga yang berkaitan dengan
perubahan sikap apakah ia telah menjalankan anjuran yang
dilaksanakan dengan rencana.
c. Memeriksa laporan dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan
yang dibuat dalam tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana.
d. Latihan stimulasi, berguna dalam menentukan perkembangan
kesanggupan melaksanakan asuhan keperwatan, kebidanan, dan
pemberdayaan komunitas (Sumijatun, 2005).

C. Masalah Kesehatan Yang Ditemukan


1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
a. Pengertian PHBS
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Sowden, 2007).
Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan
yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan
pola/perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat
memberikan efek terhadap kualitas kesehatan (Sowden, 2007).
Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada
di sekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan seseorang
akan menjadi buruk jika lingkungan yang ada di sekitarnya kurang baik.
Dalam penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan
mewujudkan lingkungan yang sehat. Linkungan yang sehat memiliki
ciri-ciri tempat tinggal (rumah) dan lingkungan sekitar rumah yang
sehat (Sowden, 2007).

b. Tujuan Hidup Bersih dan Sehat


15

Tujuan PHBS adalah miningkatkan pengetahuan, kesadaran,


kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Meningkatnya pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota
rumah tangga untuk melaksanakan PHBS berperan aktif dalam gerakan
PHBS di masyarakat.

c. Manfaat PHBS
1) Tidak terkena penyakit kulit
2) Terhindar dari penyakit DBD
3) Terhindar dari penyakit cacingan
4) Terbebas dari segala penyakit

d. Langkah-Langkah Mencapai Hidup Sehat


Kesehatan dipengaruhi banyak faktor, ada faktor bawaan, faktor
didapat dan faktor lingkungan. Ada yang bisa disikapi atau disiasati tapi
ada yang harus diterima apa adanya, kalau orang-orang yang tinggal dikota
harus bersiap untuk menghirup udara yang tercemar polusi, bekerja malam
harus mengorbankan tidur malam dan sebagainya.
Hidup sehat dan benar itu hanya dengan empat kalimat, yaitu: makan
yang pantas, berolahraga dengan teratur, stop merokok dan alcohol, serta
mental dan bathin tenang dan seimbang (Sowden, 2007).

e. Macam-Macam Prilaku Hidup Sehat Berdasarkan Tempat


Menurut sowden (2007) macam-macam perilaku hidup sehat berasarkan
tempat, yaitu:
1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat (Sowden,2007).
PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga ber
PHBS yang melakukan 10 PHBS yaitu:
a) Menggunakan air bersih
b) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
c) Menggunakan jamban sehat
d) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
e) Makan buah dan sayur setiap hari
f) Melakukan aktivitas fisik setiap hari
g) Tidak merokok di dalam rumah
16

2) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Institusi Kesehatan


PHBS di institusi kesehatan adalah upaya untuk
memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar
tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat berperan aktif dalam mewujudkan institusi kesehatan sehat
dan mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk
menilai PHBS di Institusi Kesehatan (Sowden,2007) yaitu :
a) Menggunakan air bersih
b) Menggunakan jamban
c) Membuang sampah pada tempatnya
d) Tidak merokok di institusi kesehatan
e) Tidak meludah sembarangan
f) Memberantas jentik nyamuk.
3) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat-Tempat Umum
PHBS di tempat-tempat Umum adalah upaya untuk
memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-
tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan
PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum
sehat.
Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan
bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah,
sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk
menilai PHBS di tempat-tempat umum yaitu :
a) Menggunakan air bersih
b) Menggunakan jamban
c) Membuang sampah pada tempatnya
d) Tidak merokok di tempat umum
e) Tidak meludah sembarangan
f) Memberantas jentik nyamuk
4) Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah
PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga
17

secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan


kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
sehat.
Ada beberapa indikator yang di pakai sebagai ukuran untuk
menilai PHBS di sekolah yaitu:
a) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
b) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
c) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
d) Olahraga yang teratur dan terukur
e) Memberantas jentik nyamuk
f) Tidak merokok di sekolah
g) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6
bukan
h) Membuang sampah pada tempatnya
5) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja
PHBS di tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan
para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat
kerja sehat.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tempat kerja antara lain :
a) Tidak merokok di tempat kerja
b) Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
c) Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik
d) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan
sesudah makan
e) Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
f) Menggunakan air bersih
g) Menggunakan jamban saat buang air kecil dan buang air besar
h) Membuang sampah pada tempatya
i) Mempergunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaan

2. Gangguan Sistem Kardiovaskular Pada Lansia


a. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal
dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Secara
umum, seseorang dianggap mengalami Hipertensi apabila tekanan
darah sistolic lebih dari 140 dan tekanan darah diastolic lebih dari 90
mmHg. Hipertensi juga sering diartikan sebagai suatu keadaan
18

dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan darah
diastolic lebih dari 80 mmHg. Penyakit Hipertensi merupakan gejala
peningkatan tekanan darah yang kemudian berpengaruh pada organ
yang lain, seperti stroke untuk otak atau penyakit jantung coroner
untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung. Penyakit ini menjadi
salah satu masalah utama dalam ranah kesehatan masyarakat di
Indonesia maupun dunia (Ardiansyah, 2012; Majid,2017; Nurarif &
Hardhi),2015).

b. Etiologi
Hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, volume
sekuncup, dan total peripheral resistance (TPR). Peningkatan
kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan abnormal
saraf atau hormone pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut
jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan
hipertiroidisme. Akan tetapi, peningkatan denyut jantung biasanya
dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup, sehingga tidak
menimbulkan hipertensi.
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat
terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang
berkepanjangan akibat gangguan penanganan garam dalam air oleh
ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan
rennin atau oldesteron maupun penurunan aliran darah keginjal dapat
mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal. Peningkatan volume
plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir,
sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah.
Peningkatan preload bisanya berkaitan dengan peningkatan tekanan
sistolik.
Peningkatan TPR yang berlangsung lama dapat terjadi pada
peningktan rangsangan saraf atau hormon pada arteroil dan
19

responsivitas yang berlebihan dari arteriol terdapat rangsangan


normal. Kedua hal tersebut akan menyebabkan penyempitan
pembuluh darah. Pada peningktan TPR, jantung harus memompa
secara lebih kuat dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang
lebih besar untuk mendorong darah melintasi pembuluh darah yang
menyempit. Hal ini disebabkan peningkatan dalam afterload jantung
dan biasanya berkaitan dengan peningkatan diastolic.
Jika peningkatan afterload berlangsung lama, maka ventrikal
kiri mungkin mulai mengalami hipertrofi (membesar). Dengan
hipertrofi, kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat,
sehingga ventrikel harus mampu memompa darah secara lebih keras
lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada hipertrofi, saraf-saraf
otot juga mulai tegang melebihi panjang normalnya yang pada
akhirnya akan menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume
sekuncup.

c. Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler

Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik


dengan apeks (superior-posterior : C-II ) berada di bawah dan basis
20

(anterior-inferior : ICS-V) berada diatas. Pada basis jantung terdapat


aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan bawah. Jantung
sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak disebalah rongga dada
(cavum thoraks ) sebelah kiri yang terlindungi oleh costae tepatnya
pada mediastinum. Untuk mengetahui adanya denyutan jantung, kita
dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada
orang dewasa sekitar 250-350 gram. Hubungan jantung dengan alat
sekitarnya yaitu :
a. Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis
setinggi kosta III-I
b. Samping berhubungan dengan paru dan fascies mediastinalis
c. Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta
pulmonalis, bronkus dekstra dan bronskus sinistra
d. Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta
descendens, vena azigos, dan kolumna vetebrata torakalis.
e. Bagian bawah berhubungan dengan diafragma
Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah
tempat. Penyokong jantung utama adalah paru yang menekan
jantung dari samping, diafragma menyokong dari bawah, pembuluh
darah keluar masuk dari jantung sehingga jantung tidak mudah
berpindah. Faktor yang memengaruhi kedudukan jantung adalah :
1) Umur : pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks
termasuk jantung agak turun kebawah
2) Bentuk rongga dada : perubahan bentuk toraks yang menetap
(TBC) menahun batas jantung menurun sehingga pada asma
toraks melebar dan membulat
3) Letak diafragma : jika terjadi penekanan diafragma keatas akan
mendorong bagian bawah jantung keatas
Otot jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu :
a) Luar / Pericardium
Berfungsi Sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong
pembungkus jantung yang terletak di mediastinum minus dan
21

dibelakang korpus sterni dan rawan iga II – IV yang terdiri dari


2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan perietal dan viseral.
Diantara dua lapisan jantung ini terdapat cairan pericardial
sebagai pelicin untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak
mengganggu jantung.
b) Tengah / Mioksrdium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.
Susunan miokardium yaitu :
c) Otot Atria : sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua
lapisan . lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk
lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria
d) Otot ventrikuler : membentuk bilik jantung dimulai dari cicncin
antriovenkuler sampai apeks jantung
e) Otot atrioventrikuler : dinding pemisah antara serambih dan
balik (atrium dan ventrikel)
f) Dalam / Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang
mengilat yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender
endokardium kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava
Bagian – bagian dari jantung
a) Basiskordis : bagian jantung sebelah atas yang berhubungan
dengan pembuluh darah besar dan dibentuk oleh atrium sinistra
dan sebagian oleh atrium dekstra
b) Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut
tumpul
Ruang – ruang jantung
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu :
a) Atrium dekstra : terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar,
bagian dalamnya membentuk suatu rigi atau krista terminalis
b) Muara atrium kanan terdiri dari :
1) Vena cava superior
2) Vena cava inferior
22

3) Sinus koronarius
4) Osteum atrioventrikuler Dekstra
5) Sisa fetal atrium kanan : fossa ovalis dan annulus ovalis
c) Ventrikel dekstra : berhubungan dengan atrium kanan melalui
osteum atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis
melalui osteum pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih
tebal dari atrium kanan terdiri dari :
1) Valvyla triskuspidal
2) Valvula pulmonalis
d) Atrium sinistra terdiri dari rongga utama dan aurikula
e) Ventrikel sinistra berhubungan dengan atrium sinistra melalui
osteum antrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui aorta
terdiri dari :
1) Valvula mitralis
2) Valvula semilunaris aorta
3. Peredaran darah Jantung
Vena kapa superior dan vena kapa inferior mengalirkan darah
ke atrium dekstra yang datang dari seluruh tubuh. arteri pulmonalis
membawa darah dari ventrikel dekstra masuk ke paru-paru (pulmo).
Antara ventrikel sinistra dan arteri pulmonalis terdapat katup valvula
semilunaris arteri pulmonalis, vena pulmonalis membawa darah dari
paru-paru masuk ke atrium sinistra. Aorta (pembuluh darah terbesar)
membawa darah dari ventrikel sinistra dan aorta terdapat sebuah katup
valvula semilunaris aorta.
4. Pembuluh Darah
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah ke
seluruh tubuh. Saluran darah merupakan sistem tertutup dan jantung
sebagai pemompa darah. Fungsi pembuluh darah adalah mengangkat
(Transportasi) darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh dan
mengangkat kembali darah yang sudah dipakai kembali ke jantung.
Fungsi ini didebut sirkulasi darah. Selain itu, darah juga mengangkut
23

gas-gas, zat makanan, sisa metabolisme, hormone, antibodi dan


keseimbangan elektrolit.

3. Klarifikasi Hipertensi ( Majid, Abdul 2017)


a. Klarifikasi berdasarkan etiologi
1) Hipertensi esensial (Primer)
Sembilan puluh persen penderita hipertensi mengalami hipertensi
esensial (primer). Penyebabnya secara pasti belum diketahui.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tejadinya hipertensiensensial,
yaitu faktor genetic, stress dan psikologis, faktor lingkungan dan diet
(peningkatan penggunaan garam dan berkurangnya asupan kalium
atau kalsium)
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder lebih mudah dikendalikan dengan penggunaan
obat-obatan. Penyebab hipertensi sekunder diantaranya adalah
berupa kelainan ginjal; seperti obesitas, retensi insulin,
hipertiroidisme, dan pemakaian obat-obatan, seperti kontrasepsi oral
dan kortikosteroid.

4. Patofisiologi
Patofisiologi hipertensi Belum diketahui. Sejumlah kecil klien antara
2-5% memiliki penyakit dasar ginjal atau adrenal yang menyebabkan
peningkatan tekanan darah. Namun, masih belum ada penyebab tunggal
yang dapat diidentifikasi. Kondisi inilah yang disebut sebagai “Hipertensi
Esensial”. Sejumlah mekanisme fisiologis terlibat dalam pengaturan
tekanan darah normal, yang kemudian dapat turut berperan dalam
terjadinya hipertensi esensial.
Penyebab hipertensi primer tidak diketahui, meskipun telah banyak
penyebab yang dapat diidentifikasi. Penyakit ini memungkinkan banyak
fktor, termasuk “

a. Arterosklerosis
b. Meningkatnya pemasukan sodium
c. Baroreseptor
d. Renin secretion
24

e. Renal exoretion dari sodium dan air


f. Faktor genetik dan lingkungan
Peningkatan cairan dan peningkatan resistensi periperal merupakan
dua dasar mekanisme penyebab hipertensi. Banyak yang menduga bahwa
hipertensi memberatkan pembentukan plaque. Pihak laen menemukan
bahwa plaque berisi arteri menyebabkan tekanan darah meningkat. Penanan
ahli gizi dalam pemasukan sodium dan hipertensi juga controversial. Studi
empiris menyatakan terdapat hubungan antara tingginya sodium pada
individu yang berdampak pada tingginya tekanan darah. Sebaliknya,
turunan tekanan darah diikuti dengan pengurangan sodium dalam diet.
Baroreseptor (proses reseptor) mengontrol peregangan
dinding arteri dengan menghalangi pusat pasokonstriksi medulla.
Ketidakcocokan sekresi renin juga meningkatkan perlawanan peripheral.
Iskemia arteri ginjal menyebabkan pembebasan dari renin, procusor dari
angiostensen II. Precursor ini menyebabkan kontriksi arteri dan
meningkatkan tekanan darah, kelanjutan dari kontriksi pembuluh-pembuluh
darah menyokong terjadinya vascular scleorosis dan merugikan pembuluh
darah. Di sini, terdapat penebalan intra-arteriolar dan penempatan kembali
dari kelembutan otot dan garis jaringan elastic dengan jaringan fibriotik.
Peredaran dan nekrosis (kematian jaringan), selanjutnya merusak pembuluh
darah dan menggagalkan meningkatnya perlawanan vascular.
5. Manifestasi Klinis (Majid, 2017)
Pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan
darah yang tinggi, tetapi data pula ditemukan perubahan pada retina, seperti
perdarahan, eksudet (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan
pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan
gejala sampai bertahun-tahun. Gejala, bila ada, menunjukkan adanya
kerusakan vascular, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang
divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis
pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturi (peningktan urinasi pada
malam hari) dan azetoma (peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan
kreatinin). Keterlibatan pembuluh darah otak mungkin terjadi (stroke atau
serangan istemik transien (misalnya, alterasi penglihatan dan penuturan
25

(speeh), pusing, lemah, jatuh mendadak , hemiplegia transien atau


pemanen) (Smeltzer, dkk., 2010). Smeltzer, dkk (2010) menyakatan
sebagaian besar gejala klinis yang timbul, yaitu :
a. Pemeriksaan fisik mungkin tidak menunjukkan kelainan selain tekanan
darah tinggi
b. Perubahan retina dengan perdarahan , eksudet, arteriol yang menyempit,
dan bintik kapas wol (infark kecil), dan papilledema dapat dilihat pada
hipertensi berat
c. Gejala biasanya menujukkan kerusakan yang berhubungan dengan
sistem organ yang difasilitasi oleh pembuluh yang terlibat
d. Penyakit arteri koroner dengan angina atau infark miokard adalah
konsekuensi yang paling umum
e. Hipertrofi ventrikel kiri dapat tejadi gagal jantung bisa terjadi kemudian
f. Perubahan patologis dapat terjadi pada ginjal (nokturia dan peningkatan
kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin)
g. Adanya keterlibatan serebrovaskular (serangan iskemik atau transien
iskemik [TIA] [yaitu, perubahan dalam penglihatan atau ucapan, pusing
kelemahan, pingsan tiba-tiba, atau hemiplegia sementara atau
permanen]).

6. Penatalaksanaan
Menurut Sunaryo, dkk, (2016) Pada umumnya penatalaksanaan hipertensi
dilakukan melalui 2 cara, yaitu nonfarmakologis dan farmakologis

a. Nonfarmakologis
Mengatur pola hidup untuk mendapatkan hasil. Semua penderita hipertensi
harus melakukan perubahan pola hidup seperti :
b. Olahraga teratur
c. Menurunkan berat badan untuk penderita yang memiliki berat baan yang
berlebih
d. Mengurangi asupan garam
e. Melakukan teknik relaksasi
f. Mengurangi konsumsi alcohol
g. Berhenti merokok
h. Farmakologi
26

Tujuan penggunaan obat hipertensi adalah menurunkan dan mencegah


kejadian kardioserebrovaskular dan renal, melalui tekanan darah dan juga
pengendalian dan pengobatan faktor-faktorresiko yang reversible.
Terapi obat pada penderita hipertensi dimulai dengan salah satu obat
berikut:
3) Diuretik (thiazid)
Biasanya obat pilihan utama yang diberikan untuk mengobati hipertensi.
Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan
mengurangi volume cairan diseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan
berkurang.
Contoh obat : Hidroklortiazid (HCT), Furosemide, Spironolakton (hemat
kalium), menitol.
4) ACE Inhibitor
Merupakan obat yang memperlambat aktivitas enzim ACE, yang
mengurangi produksi dan angiotensi II sehingga mengakibatkan
melebarnya pembuluh darah dan tekanan darah berkurang
Contoh obat : Enapril, Kaptopril, Lisinipril, Benazapril, Quinapril
5) Beta Bloker
Obat ini bekerja dengan menghalangi noreprin dan epinefrin mengikat
pada reseptor beta pada syaraf. Terutama adalah beta1 dan beta 2
sehingga akan mengurangi denyut jantung, tekanan darah serta
melebarkan pembuluh darah
Contoh obat : Atenolol, proponadol, acebutolol, bisoprolol
6) Kalsium Antagonis
Menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang
benar-benar berbeda. Kalsium antagonis mehalangi gerakan kalsium dari
jantung dan arteri menuju otat, kalsium antagonis menyebabkan kekuatan
pompa jantung berkurang dan mengendurkan otot-otot dinding arteri,
sehingga tekanan darah akan menurun.
Contoh obat : Amlodipine, felodipine, nifedipine
7) Alfa Bloker
27

Menurunkan tekanan darah dengan mehalangi reseptor-reseptor alfa pada


otot polos arteri peripheral diseluruh jaringan.
Contoh : Terazosin, Doxazosin
8) Alfa Beta Bloker
Alfa beta bloker bekerja dengan kombinasi, yaitu sama dengan kerja alfa
bloker tetapi diikuti dengan menurunya denyut jantung seperti pada beta
bloker
Contoh : Labetalol, carvedilol

3. Kebersihan Gigi dan Mulut


a. Definisi
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak. Pendidikan kesehatan gigi
dan mulut merupakan suatu proses pendidikan yang timbul atas dasar
kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk menghasilkan
kesehatan gigi dan mulut yang baik dan meningkatkan taraf hidup.
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik
sehat secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua
menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini
dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu
keadaan dimana gigi dan mulut berada dalam kondisi bebas dari adanya bau
mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan karang gigi,
gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang baik.
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus
dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari
memperhatikan diet makanan, jangan terlalu banyak makanan yang
mengandung gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa
makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan caranya jangan sampai
merusak struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi
yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa
dipertahankan lagi. Kunjungan berkala ke dokter gigi hendaknya dilakukan
teratur setiap enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada keluhan..
Dengan perawatan yang tepat pada gigi, maka akan dapat menghindari
28

berbagai masalah gigi dan gusi seperti gigi berlubang dan karang gigi serta
masalah bau mulut.

b. Fungsi Gigi Dan Manfaat Menggosok Gigi


a. Fungsi Gigi
Secara histologis, jaringan gigi dan mulut berasal dari mesoderm dan
ektoderm, yang memiliki 3 fungsi utama yaitu :
a. Pengunyahan (mastikasi) yang meliputi, memotong, merobek, dan
melumat.
b. Keindahan (estetika)
c. Berbicara (phonetic).

b. Macam –macam gigi beserta fungsinya


a. Gigi Seri (Incisivus)
Gigi ini letaknya berada di depan, dan berfungsi untuk memotong
makanan (mastikasi). Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 4 berada di
rahang atas dan 4 berada di rahang bawah. Gigi seri susu mulai tumbuh
pada bayi usia 4 – 6 bulan, kemudian diganti dengan gigi seri permanen
pada usia 5 – 6 tahun pada rahang bawah dan pada usia 7 – 8 tahun
pada rahang atas.
b. Gigi Taring (Caninus)
Posisi gigi ini terletak pada sudut mulut, di sebelah gigi seri, dan
merupakan gigi yang paling panjang dalam rongga mulut. Fungsinya
adalah untuk mengoyak makanan. Jumlahnya ada 4, dengan pembagian
2 ditiap rahang, 1 di kiri dan 1 di kanan. Gigi susu caninus ini diganti
dengan gigi caninus permanen pada usia 11 – 13 tahun.
c. Gigi Geraham Kecil (Premolar)
Gigi ini jumlahnya 8, dengan pembagian 4 ditiap rahang, 2 di kiri dan 2
di kanan. Gigi ini hanya ada pada gigi dewasa, dan letaknya berada di
belakang caninus. Tumbuh pada usia 10 – 11 tahun dan menggantikan
posisi dari gigi molar susu. Bersama gigi molar, gigi ini berfungsi untuk
melumatkan makanan.
d. Gigi Geraham (Molar)
Gigi molar susu berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas pada
usia 10 – 11 tahun dan digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan gigi
molar permanen tumbuh di belakang gigi premolar setelah gigi molar
susu lepas dan digantikan oleh gigi premolar. Jumlah dari gigi molar
permanen adalah 12, dengan pembagian 6 di tiap rahang, 3 di tiap sisi
29

kanan dan kiri. Gigi molar permanen inilah yang paling sering
berlubang dan menyebabkan keluhan.
c. Manfaat Menggosok Gigi
1. Supaya gigi tetap bersih.
2. Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan
senyum yang sehat.
3. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
4. Dapat berfungsi dengan baik.

c. Tanda Dan Gejala Gigi Berlubang


1. Tanda Gigi Berlubang
Tanda-tanda gigi mulai berlubang adalah dimulai dengan munculnya plak
putih seperti kapur pada permukaan gigi. Selanjutnya, warnanya akan
berubah menjadi cokelat, kemudian mulai membentuk lubang. Spot
kecokelatan yang buram menunjukkan proses demineralisasi yang sedang
aktif. Oleh sebab itu, diperlukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi dini
timbulnya lubang.
2. Gejala Gigi Berlubang
Apabila kerusakan telah mencapai dentin (dentin merupakan
bentuk pokok dari gigi yang melindungi daerah akar gigi), biasanya
mengeluh sakit atau timbul ngilu setelah makan atau minum manis, asam,
panas atau dingin.
Gejala gigi berlubang umumnya, adalah sakit gigi, gigi menjadi
sensitif setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau dingin.
Terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi, nanah di sekitar gigi, nyeri
ketika menggigit dan bau mulut (Halitosis).

d. Penyebab Terjadinya Kerusakan Gigi


Ada empat hal utama yang menyebabkan kerusakan gigi, yaitu :
1. Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi
faktor risiko terkena karies. Amelogenesis imperfekta, dapat timbul pada 1
dari 718 hingga 14.000 orang. Disamping itu, ada penyakit dimana enamel
tidak terbentuk sempurna. Dentinogenesis imperfekta adalah
ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus,
gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies.
30

2. Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur
dalam gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering
terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan.
3. Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya
sedikit bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan
Lactobacilli. Khusus untuk karies akar, bakteri yang sering ditemukan
adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus, Nocardia spp,
dan Streptococcus mutans.
4. Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat
memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi
makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat
memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat
menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya
telah melarutkan mineral gigi.

Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan
karies, yaitu :
1. Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut.
Terdapat keadaan dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti
pada diabetes mellitus.
2. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi
produksi air liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel
pada kelenjar liur.
3. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau
adalah faktor yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat
menyusutkan gusi. Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi
akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah mengalami
demineralisasi.
4. Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada
gigi susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas,
namun kesemua giginya dapat terkena juga. Sering muncul pada anak-
anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan
31

botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian makan pada


anak-anak dengan cairan manis.
5. Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi.
Tipe karies ini sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia,
kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi gula yang tinggi, dan
pengguna metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering. Bila
karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher, ini
mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi.

e. Cara Perawatan Gigi Dan Mulut Yang Tepat


1. Lakukan dengan cara yang tepat, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang
lembut dan rapat. Kemudian, terapkan cara menyikat gigi yang benar,
yaitu menyikat dari arah gusi ke ujung gigi dengan gerakan berulang dan
tidak terlalu keras.
2. Disiplin, segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan memberikan
perubahan yang berarti. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan
di waktu yang tepat yaitu minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan
pagi dan sebelum tidur malam.
3. Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket
mudah melekat pada gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan
membentuk plak dan akhirnya menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan menyikat gigi segera setelah mengonsumsi
makan tersebut.
4. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan
pasta gigi yang tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Pasta gigi yang mengandung perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam
dan daun sirih) untuk merawat kesehatan gigi dan mulut secara alami, dan
bahan ilmiah (kalsium dan fluoride) sebagai perlindungan maksimum agar
gigi tidak mudah berlubang.
32

5. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan
memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap
enam bulan sekali dengan catatan rutin.

f. Langkah Langkah Menggosok Gigi Dengan Benar


Kunci utama kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar secara
teratur. Berikut adalah cara menyikat gigi yang benar:
1. Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi.
2. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
3. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
4. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk
mengunyah.
5. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan
atas ke bawah.
6. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
7. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.
8. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang
asam. Efek gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.

4. Remathoid Arthritis (Rematik)


a. Pengertian
Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang
terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang
mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang
persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada
membran sinovial dan struktur – struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan
tulang (Mansjoer, 2014).

2. Etiologi
Penyebab pasti reumatod arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan
kombinasi dari faktor genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri,
mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001).
33

Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang
dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu :
1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus
2. Endokrin
3. Autoimun
4. Metabolik
5. Faktor genetik
34

3. Patofisiologi
35

4. Tanda dan Gejala


a. Tanda dan gejala setempat
Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan gerakan
terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai
berjam-jam dalam sehari. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah
b. Tanda dan gejala sistemik
Lemah, demam , berat badan turun, anemia, anoreksia
Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:
1. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang
ditandai adanya hipertemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat
maupun saat bergerak, bengkak, dan kekakuan.
2. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi
juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon. Selain
tanda dan gejala tersebut diatasterjadi pula perubahan bentuk pada tangan
yaitu bentuk jari swan-neck.
3. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi
diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis
fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang.
36

5. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi
 Sedimentasi eritrosit meningkat
 Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
 Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
 Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
 Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
 Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan
bisa diperiksa secara makroskopik.
6. Tindakan Kolaboratif
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen yaitu:
1. Pengaturan aktivitas dan istirahat
2. Kompres panas dan dingin
3. Pengobatan
a. Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar
salisilat serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
b. Natrium kolin dan asetamenofen  meningkatkan toleransi
saluran cerna terhadap terapi obat
c. Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600
mg/hari  mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing
sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.
d. Garam emas
e. Kortikosteroid
4. Nutrisi  diet untuk penurunan berat badan yang berlebih
5. Pembedahan.
37

5. Gastroinstenstinal (Gastritis)
a. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah inflamasi (peradangan) dari mukosa lambung.
Inflamasi ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung
sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut. Bedasarkan
pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto
memperlihatkan iregularitas (bentuk tak beraturan) mukosa (Burnner&
Suddarth 2010).
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak
dijumpai di klinik penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari. Gastritis
adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung atau
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi
(Hirlan, 2009).

b. Etiologi
1. Gastritis akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti merokok,
jenis obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi atau
intoksitasi dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan
trauma langsung (Muttaqin, 2011).
2. Gastritis kronik
Penyebab pasti dari penyakit gastritis kronik belum diketahui,
tetapi ada dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian
gastritis kronik, yaitu infeksi dan non infeksi (Muttaqin,2011).
a. Gastritis infeksi
Beberapa peneliti menyebutkan bakteri Helicobacter pylori
merupakan penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson,2007). Infeksi
Helicobacter pylori sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat
bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Saat ini Infeksi
Helicobacter pylori diketahui sebagai penyebab tersering terjadinya
gastritis
38

b. Gastritis non-infeksi
1) Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal
ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding
lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan
mengganggu produksi faktor intrinsik yaitu sebuah zat yang membantu
tubuh mengabsorbsi vitamin B-12. Kekurangan vitamin B-12 akhirnya
dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah kondisi serius yang jika
tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh.
Autoimmue atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua (Jackson,
2010).
c. Klasifikasi
Gastritis ada 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis kronik :
1. Gastritis akut.
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah
gastritis akut erosif.Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif.
2. Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan
mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus
lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori
d. Penyebab
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan
klasifikasinya sebagai berikut: Gastritis Akut Penyebabnya adalah obat
analgetik, anti inflamasi terutama aspirin Bahan kimia misal : lisol,
alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini
merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum
alkohol, dan merokok.
39

e. Faktor Resiko
1. Pola Makan
Menurut Yayuk Farida Baliwati (2004), terjadinya gastritis dapat
disebabkan oleh pola makanyang tidak baik dan tidak teratur, yaitu
frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung menjadi
sensitif bila asam lambung meningkat.
2. Rokok.
Rokok adalah silinder kertas yang berisi daun tembakau cacah.
Dalam sebatang rokok, terkandung berbagai zat-zat kimia berbahaya yang
berperan seperti racun.
3. Obat-Obatan.
4. Stress
5. Alkohol
Alkohol sangat berperangaruh terhadap makhluk hidup, terutama
dengan kemampuannya sebagai pelarut lipida. Kemampuannya melarutkan
lipida yang terdapat dalam membran sel memungkinkannya cepat masuk
ke dalam sel-sel dan menghancurkan struktur sel tersebut.
6. Infeksi Helicobacter pylori
Helicobacter pylori adalah kuman Gram negatif, basil yang
berbentuk kurva dan batang. Helicobacter pylori adalah suatu bakteri yang
menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis) pada
manusia..

f. Gejala Klinis
1. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat
menjadi lebih baik atau lebih buru ketika makan
2. Mual muntah
3. Kehilangan selera makan
4. Kembung
5. Terasa penuh pada perut bagian atas setelah maka
6. Kehilangan berat badan.
40

g. Komplikasi
a) Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan
saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena,
berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat
dan jarang terjadi perforasi.
b) Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan
penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan
anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah
antrum pylorus.
h. Pencegahan
1. Mengatur pola makan dengan baik atau teratur.
2. Jauhkan kebiasaan Anda menunda waktu makan jika waktu makan
Anda telah tiba sebab jika melenceng dari jadwal makan, akan
mengakibatkan produksi asam lambung meningkat sehingga akan
menimbulkan gangguan pada lambung Anda.
3. Makan – makanan yang bersih, sehat dan bergizi
4. Menghindari stress yang berlebihan ( misal, dengan berolahraga dan
dengan mendekatkan diri pada Tuhan ).
5. Menghindari makanan yang merangsang kerja lambung ( misal,
makan pedas, asam dan kopi ).
6. Mengurangi mengkonsumsi jenis makanan yang kecut, makanan-
makanan yang pedas, karena dapat memicu asam lambung apalagi
disaat anda terlambat makan dan juga sebaiknya yang sudah terkena
penyakit ini alangkah baiknya menghindari jenis makanan ini
7. Mengatur diet sesuai dengan kebutuhan nutrisi
8. Minum madu
9. Hindari minuman yang mengandung alkohol.

6. Kegiatan Al- Islam Kemuhammadiyahan


a. Definisi
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar
di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama
41

Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal


sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan
seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah.
Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur
dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.
Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata
sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik.
Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi
dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan
manusia dalam segala aspeknya. Akan tetapi, ia juga menampilkan
kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang ekstrem.
Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan
kepada perintah-perintah Al Quran, diantaranya surat Ali Imran ayat
104yang berbunyi: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah,
mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan
dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga
mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir
ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan
ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi
sebagai alat gerakan yang niscaya.
b. Organisasi
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di
Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8
Dzulhijjah 1330 H).
Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha
KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap
banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga
memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian
42

Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan


dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal
sebagai Hooge School Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama
menjadi Kweek School Muhammadiyah (sekarang dikenal dengan
Madrasah Mu’allimin _khusus laki-laki, yang bertempat di
Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Mu’allimaat
Muhammadiyah_khusus Perempuan, di Suronatan Yogyakarta).
Pada masa kepemimpinan Ahmad Dahlan (1912-1923), pengaruh
Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan
seperti: Yogyakarta, Surakarta,Pekalongan, dan Pekajangan, daerah
Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah
berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul
Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan
membuka cabang di Sungai Batang, Agam. Dalam tempo yang relatif
singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh
Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah
bergerak ke seluruh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun
1938, Muhammadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.

c. Jaringan Kelembagaan
1. Pimpinan Pusat, Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya
berada di Yogyakarta. Namun pada tahun 1970, komite-komite
pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan berpindah ke
kantor di ibukota Jakarta. Struktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah
2010 – 2015 terdiri dari lima orang Penasehat, seorang Ketua
Umum yang dibantu dua belas orang Ketua lainnya, seorang
Sekretaris Umum dengan dua anggota, seorang Bendahara Umum
dengan seorang anggotanya.
2. Pimpinan Wilayah, setingkat Propinsi, terdapat 33 Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah.
3. Pimpinan Daerah, setingkat Kabupaten/ Kotamadya.
4. Pimpinan Cabang/ Cabang Istimewa, setingkat Kecamatan
sedangkan Cabang Istimewa adalah Cabang di luar negeri.
43

5. Pimpinan Ranting/ Ranting Istimewa, setingkat Kelurahan


sedangkan Ranting Istimewa adalah Ranting pada Cabang
Istimewa.

d. Pembantu Pimpinan Persyarikatan


1. Majlis
 Majelis Tarjih dan Tajdid
 Majelis Tabligh
 Majelis Pendidikan Tinggi
 Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
 Majelis Pendidikan Kader
 Majelis Pelayanan Sosial
 Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
 Majelis Pemberdayaan Masyarakat
 Majelis Pembina Kesehatan Umum
 Majelis Pustaka dan Informasi
 Majelis Lingkungan Hidup
 Majelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia
 Majelis Wakaf dan Kehartabendaan
2. Lembaga
 Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting
 Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan
 Lembaga Penelitian dan Pengembangan
 Lembaga Penanggulangan Bencana
 Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah
 Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
 Lembaga Seni Budaya dan Olahraga
 Lembaga Hubungan dan Kerjasama International

e. Organisasi Otonom
Muhammadiyah juga memiliki beberapa organisasi otonom, yaitu:
 Aisyiyah (Wanita Muhammadiyah)
 Pemuda Muhammadiyah
44

 Nasyiatul Aisyiyah (Putri Muhammadiyah)


 Ikatan Pelajar Muhammadiyah
 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
 Hizbul Wathan (Gerakan kepanduan)
 Tapak Suci Putera Muhammadiyah (Perguruan silat)

Anda mungkin juga menyukai