BAB II
TINJAUAN TEORI
g. Keluarga Berencana
Adalah upaya manusia untuk mengatur sengaja kehamilan dalam
keluarga secara tidak melanggar hokum dan moral pancasila demi
kesejahteraan keluarga.
h. Rehabilitas
Rehabilitas adalah usaha untuk membantu bekas penderita agar
secara maksimal sesuai kemampuanya. Keberhasilan usaha rehabilitas
harus didukung oleh pengertian dan kesedian masyarakat untuk
menerima dan membantu bekas penderita.
i. Usaha farmasi
Usaha farmasi adalah usaha yang berkaitan dengan tugas penderita
dalam menyediakan obat-obatan, bahan obat, perbekalan kesehatan
lainnya yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat,termasuk juga
pengaturan dan pengawasan penyimpangan, peredaran dan
pemakaianya.
j. Laboratorium
Sangat berperan dalam keberhasilan usahan kesehatan,antara lain
diperlakukan untuk pemeriksaan :
1) Kimia klinis, faeces urin dan darah
2) Serologis, virologis, vasilogis makanan dan sebagainya
3) Mutu obat
k. Statistik
12
5) Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah keperawatan, kebidanan,
pemberdayaan masyarakat dan kesehatan masyarakat perlu
mempertimbangkan faktor – faktor sebagai criteria diantaranya
adalah
a) perhatian masyarakat
b) prevalensi
c) beran ringannya masalah
d) kemungkinan masalah untuk diatasi
e) tersedianya sumber daya manusia
f) adanya masalah politik
b. Perencanaan
Asuhan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa yang
telah ditetapkan. Rencana yang disusun harus mencakup (Sumijatun,
2015) :
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai
2) Rencana tindakan yang akan dilaksanakan
3) kriteria hasil nilai untuk terciptanya suatu tujuan
c. Implementasi
Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan,
kebidanan, pemberdayaan masyarakat yang telah disusun. Prinsip–
prinsip dalam pelaksanaan.
1) Berdasarkan respon masyarakat
2) Sesuai dengan sumber daya yang tersedia dimasyarakat dalam
memelihara diri sendiri dan masyarakat
3) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan diri
sendiri serta lingkungan
4) Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan masyarakat secara
esensial
5) Memelihara partisipasi dan peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan keperawatan, kebidanan dan pemberdayaan
masyarakat.
d. Evaluasi
14
c. Manfaat PHBS
1) Tidak terkena penyakit kulit
2) Terhindar dari penyakit DBD
3) Terhindar dari penyakit cacingan
4) Terbebas dari segala penyakit
dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan darah
diastolic lebih dari 80 mmHg. Penyakit Hipertensi merupakan gejala
peningkatan tekanan darah yang kemudian berpengaruh pada organ
yang lain, seperti stroke untuk otak atau penyakit jantung coroner
untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung. Penyakit ini menjadi
salah satu masalah utama dalam ranah kesehatan masyarakat di
Indonesia maupun dunia (Ardiansyah, 2012; Majid,2017; Nurarif &
Hardhi),2015).
b. Etiologi
Hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, volume
sekuncup, dan total peripheral resistance (TPR). Peningkatan
kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan abnormal
saraf atau hormone pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut
jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan
hipertiroidisme. Akan tetapi, peningkatan denyut jantung biasanya
dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup, sehingga tidak
menimbulkan hipertensi.
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat
terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang
berkepanjangan akibat gangguan penanganan garam dalam air oleh
ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan
rennin atau oldesteron maupun penurunan aliran darah keginjal dapat
mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal. Peningkatan volume
plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir,
sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah.
Peningkatan preload bisanya berkaitan dengan peningkatan tekanan
sistolik.
Peningkatan TPR yang berlangsung lama dapat terjadi pada
peningktan rangsangan saraf atau hormon pada arteroil dan
19
3) Sinus koronarius
4) Osteum atrioventrikuler Dekstra
5) Sisa fetal atrium kanan : fossa ovalis dan annulus ovalis
c) Ventrikel dekstra : berhubungan dengan atrium kanan melalui
osteum atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis
melalui osteum pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih
tebal dari atrium kanan terdiri dari :
1) Valvyla triskuspidal
2) Valvula pulmonalis
d) Atrium sinistra terdiri dari rongga utama dan aurikula
e) Ventrikel sinistra berhubungan dengan atrium sinistra melalui
osteum antrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui aorta
terdiri dari :
1) Valvula mitralis
2) Valvula semilunaris aorta
3. Peredaran darah Jantung
Vena kapa superior dan vena kapa inferior mengalirkan darah
ke atrium dekstra yang datang dari seluruh tubuh. arteri pulmonalis
membawa darah dari ventrikel dekstra masuk ke paru-paru (pulmo).
Antara ventrikel sinistra dan arteri pulmonalis terdapat katup valvula
semilunaris arteri pulmonalis, vena pulmonalis membawa darah dari
paru-paru masuk ke atrium sinistra. Aorta (pembuluh darah terbesar)
membawa darah dari ventrikel sinistra dan aorta terdapat sebuah katup
valvula semilunaris aorta.
4. Pembuluh Darah
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah ke
seluruh tubuh. Saluran darah merupakan sistem tertutup dan jantung
sebagai pemompa darah. Fungsi pembuluh darah adalah mengangkat
(Transportasi) darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh dan
mengangkat kembali darah yang sudah dipakai kembali ke jantung.
Fungsi ini didebut sirkulasi darah. Selain itu, darah juga mengangkut
23
4. Patofisiologi
Patofisiologi hipertensi Belum diketahui. Sejumlah kecil klien antara
2-5% memiliki penyakit dasar ginjal atau adrenal yang menyebabkan
peningkatan tekanan darah. Namun, masih belum ada penyebab tunggal
yang dapat diidentifikasi. Kondisi inilah yang disebut sebagai “Hipertensi
Esensial”. Sejumlah mekanisme fisiologis terlibat dalam pengaturan
tekanan darah normal, yang kemudian dapat turut berperan dalam
terjadinya hipertensi esensial.
Penyebab hipertensi primer tidak diketahui, meskipun telah banyak
penyebab yang dapat diidentifikasi. Penyakit ini memungkinkan banyak
fktor, termasuk “
a. Arterosklerosis
b. Meningkatnya pemasukan sodium
c. Baroreseptor
d. Renin secretion
24
6. Penatalaksanaan
Menurut Sunaryo, dkk, (2016) Pada umumnya penatalaksanaan hipertensi
dilakukan melalui 2 cara, yaitu nonfarmakologis dan farmakologis
a. Nonfarmakologis
Mengatur pola hidup untuk mendapatkan hasil. Semua penderita hipertensi
harus melakukan perubahan pola hidup seperti :
b. Olahraga teratur
c. Menurunkan berat badan untuk penderita yang memiliki berat baan yang
berlebih
d. Mengurangi asupan garam
e. Melakukan teknik relaksasi
f. Mengurangi konsumsi alcohol
g. Berhenti merokok
h. Farmakologi
26
berbagai masalah gigi dan gusi seperti gigi berlubang dan karang gigi serta
masalah bau mulut.
kanan dan kiri. Gigi molar permanen inilah yang paling sering
berlubang dan menyebabkan keluhan.
c. Manfaat Menggosok Gigi
1. Supaya gigi tetap bersih.
2. Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan
senyum yang sehat.
3. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
4. Dapat berfungsi dengan baik.
2. Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur
dalam gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering
terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan.
3. Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya
sedikit bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan
Lactobacilli. Khusus untuk karies akar, bakteri yang sering ditemukan
adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus, Nocardia spp,
dan Streptococcus mutans.
4. Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat
memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi
makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat
memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat
menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya
telah melarutkan mineral gigi.
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan
karies, yaitu :
1. Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut.
Terdapat keadaan dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti
pada diabetes mellitus.
2. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi
produksi air liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel
pada kelenjar liur.
3. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau
adalah faktor yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat
menyusutkan gusi. Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi
akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah mengalami
demineralisasi.
4. Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada
gigi susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas,
namun kesemua giginya dapat terkena juga. Sering muncul pada anak-
anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan
31
5. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan
memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap
enam bulan sekali dengan catatan rutin.
2. Etiologi
Penyebab pasti reumatod arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan
kombinasi dari faktor genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri,
mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001).
33
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang
dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu :
1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus
2. Endokrin
3. Autoimun
4. Metabolik
5. Faktor genetik
34
3. Patofisiologi
35
5. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi
Sedimentasi eritrosit meningkat
Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan
bisa diperiksa secara makroskopik.
6. Tindakan Kolaboratif
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen yaitu:
1. Pengaturan aktivitas dan istirahat
2. Kompres panas dan dingin
3. Pengobatan
a. Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar
salisilat serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
b. Natrium kolin dan asetamenofen meningkatkan toleransi
saluran cerna terhadap terapi obat
c. Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600
mg/hari mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing
sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.
d. Garam emas
e. Kortikosteroid
4. Nutrisi diet untuk penurunan berat badan yang berlebih
5. Pembedahan.
37
5. Gastroinstenstinal (Gastritis)
a. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah inflamasi (peradangan) dari mukosa lambung.
Inflamasi ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung
sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut. Bedasarkan
pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto
memperlihatkan iregularitas (bentuk tak beraturan) mukosa (Burnner&
Suddarth 2010).
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak
dijumpai di klinik penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari. Gastritis
adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung atau
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi
(Hirlan, 2009).
b. Etiologi
1. Gastritis akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti merokok,
jenis obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi atau
intoksitasi dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan
trauma langsung (Muttaqin, 2011).
2. Gastritis kronik
Penyebab pasti dari penyakit gastritis kronik belum diketahui,
tetapi ada dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian
gastritis kronik, yaitu infeksi dan non infeksi (Muttaqin,2011).
a. Gastritis infeksi
Beberapa peneliti menyebutkan bakteri Helicobacter pylori
merupakan penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson,2007). Infeksi
Helicobacter pylori sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat
bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Saat ini Infeksi
Helicobacter pylori diketahui sebagai penyebab tersering terjadinya
gastritis
38
b. Gastritis non-infeksi
1) Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal
ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding
lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan
mengganggu produksi faktor intrinsik yaitu sebuah zat yang membantu
tubuh mengabsorbsi vitamin B-12. Kekurangan vitamin B-12 akhirnya
dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah kondisi serius yang jika
tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh.
Autoimmue atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua (Jackson,
2010).
c. Klasifikasi
Gastritis ada 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis kronik :
1. Gastritis akut.
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah
gastritis akut erosif.Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif.
2. Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan
mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus
lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori
d. Penyebab
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan
klasifikasinya sebagai berikut: Gastritis Akut Penyebabnya adalah obat
analgetik, anti inflamasi terutama aspirin Bahan kimia misal : lisol,
alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini
merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum
alkohol, dan merokok.
39
e. Faktor Resiko
1. Pola Makan
Menurut Yayuk Farida Baliwati (2004), terjadinya gastritis dapat
disebabkan oleh pola makanyang tidak baik dan tidak teratur, yaitu
frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung menjadi
sensitif bila asam lambung meningkat.
2. Rokok.
Rokok adalah silinder kertas yang berisi daun tembakau cacah.
Dalam sebatang rokok, terkandung berbagai zat-zat kimia berbahaya yang
berperan seperti racun.
3. Obat-Obatan.
4. Stress
5. Alkohol
Alkohol sangat berperangaruh terhadap makhluk hidup, terutama
dengan kemampuannya sebagai pelarut lipida. Kemampuannya melarutkan
lipida yang terdapat dalam membran sel memungkinkannya cepat masuk
ke dalam sel-sel dan menghancurkan struktur sel tersebut.
6. Infeksi Helicobacter pylori
Helicobacter pylori adalah kuman Gram negatif, basil yang
berbentuk kurva dan batang. Helicobacter pylori adalah suatu bakteri yang
menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis) pada
manusia..
f. Gejala Klinis
1. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat
menjadi lebih baik atau lebih buru ketika makan
2. Mual muntah
3. Kehilangan selera makan
4. Kembung
5. Terasa penuh pada perut bagian atas setelah maka
6. Kehilangan berat badan.
40
g. Komplikasi
a) Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan
saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena,
berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat
dan jarang terjadi perforasi.
b) Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan
penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan
anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah
antrum pylorus.
h. Pencegahan
1. Mengatur pola makan dengan baik atau teratur.
2. Jauhkan kebiasaan Anda menunda waktu makan jika waktu makan
Anda telah tiba sebab jika melenceng dari jadwal makan, akan
mengakibatkan produksi asam lambung meningkat sehingga akan
menimbulkan gangguan pada lambung Anda.
3. Makan – makanan yang bersih, sehat dan bergizi
4. Menghindari stress yang berlebihan ( misal, dengan berolahraga dan
dengan mendekatkan diri pada Tuhan ).
5. Menghindari makanan yang merangsang kerja lambung ( misal,
makan pedas, asam dan kopi ).
6. Mengurangi mengkonsumsi jenis makanan yang kecut, makanan-
makanan yang pedas, karena dapat memicu asam lambung apalagi
disaat anda terlambat makan dan juga sebaiknya yang sudah terkena
penyakit ini alangkah baiknya menghindari jenis makanan ini
7. Mengatur diet sesuai dengan kebutuhan nutrisi
8. Minum madu
9. Hindari minuman yang mengandung alkohol.
c. Jaringan Kelembagaan
1. Pimpinan Pusat, Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya
berada di Yogyakarta. Namun pada tahun 1970, komite-komite
pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan berpindah ke
kantor di ibukota Jakarta. Struktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah
2010 – 2015 terdiri dari lima orang Penasehat, seorang Ketua
Umum yang dibantu dua belas orang Ketua lainnya, seorang
Sekretaris Umum dengan dua anggota, seorang Bendahara Umum
dengan seorang anggotanya.
2. Pimpinan Wilayah, setingkat Propinsi, terdapat 33 Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah.
3. Pimpinan Daerah, setingkat Kabupaten/ Kotamadya.
4. Pimpinan Cabang/ Cabang Istimewa, setingkat Kecamatan
sedangkan Cabang Istimewa adalah Cabang di luar negeri.
43
e. Organisasi Otonom
Muhammadiyah juga memiliki beberapa organisasi otonom, yaitu:
Aisyiyah (Wanita Muhammadiyah)
Pemuda Muhammadiyah
44