Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama
untuk hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki
kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau memiliki
derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah secara global
diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang
rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan
kesehatan pendidikan dan kebutuhan lainnya (Depkes RI, 2008).
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan
mampu mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya
kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan
yaitu melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai rujukannya. Hal ini
merupakan Sistem Pelayanan Kesehatan yang dianut dan dikembangkan
dalam Sistem Kesehatan Nasional dengan melibatkan peran serta
masyarakat.
Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang
memerlukan dukungan dan peran serta aktif masyarakat antara lain adalah :
Pelayanan Kesehatan dasar Puskesmas khususnya Kesehatan Ibu dan
Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan Penyakit
Menular, Penyuluhan Kesehatan, Perawatan Kesehatan Masyarakat,
Perawatan Usia Lanjut, dan sebagainya (Departemen Kesehatan RI pada
tahun 2008).
Di Wilayah Dusun Citapen Pasir terdiri dari 2 RW dan 12 RT terdiri
dari 473 KK dengan jumlah penduduk 1.629 jiwa, kondisi lingkungan di
Dusun Citapenpasir merupakan daerah pemukiman dengan tanah subur dan
tidak berdebu, kontur tanah berbukit bukit dengan kemiringan tanah 45°,
bentangan lahan dengan ketinggian tempat 500 meter dari permukaan laut,
keadaan suhu rata-rata 23-30 derajat Celsius.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal serta mampu mengenal dirinya sendiri
tentang masalah kesehatan Dusun Citapen Pasir.
2. Tujuan Khusus
Tujuan yang ingin dicapai pada Praktek Community Health
Development (CHD), yaitu:
1) Melakukan pengumpulan data komunitas yang berhubungan dengan
kesehatan bersama masyarakat dengan menggunakan format Survey
mawas diri untuk mengetahui Kesehatan Masyarakat dan lingkungan.
2) Menganalisa data kesehatan yang didapatkan di masyarakat.
3) Merumuskan diagnosa/masalah kesehatan
4) Melakukan tindakan keperawatan
5) Menggerakan masyarakat melakukan kegiatan yang telah
direncanakan
6) Mengubah perilaku kesehatan masyarakat
7) Melakukan evaluasi keperawatan.

C. Manfaat Laporan
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Masyarakat Dusun Citapen Pasir
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk,
kesehatan lingkungan perumahan, pendidikan, keselamatan dan
permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial yang ada /
kegiatan sosial kemasyarakatan.
2. Puskesmas
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan
kegiatan-kegiatan kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada
di masyarakat Dusun Citapen Pasir.
3. Mahasiswa / Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung
dalam memberikan asuhan keparawatan komunitas khususnya di
Dusun Citapen Pasir
2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Keperawatan Komunitas


Menurut Kontjaraningrat (2009) Komunitas adalah, sekumpulan
manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi.
Betty Neuman (2008) berpendapat bahwa, komunitas juga dipandang
sebagai klien “ Client is an interacting open system in total interface with
both internal and external forces or stressors “. Sedangkan Logan dan
Dawkin (2007) menuliskan bahwa pengertian keperawatan komunitas
adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai
mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
kepeawatan. Pernyataan lain menurut Soerjono Soekanto (2006)
komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat
tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu,
dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari
anggota-anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas
wilayahnya. Adapun menurut WHO (2007) komunitas adalah kelompok
sosial yang di tentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan
minat yang sama serta adanya saling mengenal dan interaksi antar
anggota masyarakat.
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan
kesehatan utama yang ditujukan pada masyarakat pada prakteknya
memerlukan acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan
penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Salah satunya adalah
konsep menurut (Christine Ibrahim, 2006) keperawatan dikarakteristikkan
oleh 4 (empat) konsep pokok, yang meliputi konsep manusia, kesehatan,
masyarakat dan keperawatan. Paradigma keperawatan ini
menggambarkan hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang

3
mengatur teori-teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga
menimbulkan hal-hal yang perlu di selidiki (Christine Ibrahim, 2006).
Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah
sistem terbuka yang mempunyai sumber energi (infra struktur) dan
mempunyai 5 variabel yang saling mempengaruhi satu dengan yang
lainnya dalam komunitas yaitu; Biologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual.
Model teori Neuman dilandasi oleh teori sistem dimana terdiri dari
individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan target
pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil
interaksi yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga
kesehatan untuk melakukan tiga tingkat pencegahan yaitu; pencegahan
primer, sekunder dan tersier.
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dari arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit
atau diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya.
Pencegahan primer ini mencakup kegiatan mengidentifikasi faktor
resiko yang terjadinya penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatan promosi
kesehatan dan pendidikan dalam komunitas. Pencegahan ini
mencakup peningkatan kesehatan pada umumnya dan perlindungan
khusus terhadap penyakit.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan
ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder
menekankan pada diagnosa dini intervensi yang tepat,
memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan atau keseriusan
penyakit.
c. Pencegahan Tersier
Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan
setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi sebagai
tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses
penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat
berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.
4
B. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Nasrul Effendy, 2008),
sasaran ini terdiri dari:
a. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan / keperawatan karena
ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab,
maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara
fisik, mental maupun sosial.
b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam
satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi, satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi.
Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan / keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota-
anggota keluarga lain, dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
c. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan, dan
termasuk diantaranya adalah :
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai
akibat perkembangan dan pertumbuhannya seperti ; Ibu hamil,
bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah, usia lanjut.
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan,
diantaranya adalah :
3) Penderita penyakit menular seperti; TBC, AIDS, penyakit kelamin
dan lainnya. Penderita yang menderita penyakit tidak menular,
seperti; Diabetes melitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan
mental dan lainnya.
5
4) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya
: WTS, pengguna narkoba, pekerja tertentu, dan lainnya
5) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
Panti Werdha, panti asuhan, pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental,
sosial dan lainnya), penitipan anak balita.
d. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga
dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan
untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada
tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan
mamandang komunitas sebagai klien.

C. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan
masyarakat diantaranya adalah:
a. Sebagai Pendidik (Health Education)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di
masyarakat secara terorganisirdalam rangka menanamkan perilaku
sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
b. Sebagai Pengamat Kesehatan (Health Monitor)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta
berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
c. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Servises)
Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan
masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui
kerjasama dengan team kesehatan lainnya sehingga tercipta
keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan
demikianpelayanan kesehatan yang diberikan merupakan suatu

6
kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-pisah antara satu dengan
yang lainnya.
d. Sebagai Pembaharuan (Inovator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen
pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya
dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
e. Pengorganisir Pelayanan Kesehatan (Organisator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam
memberikan motivasi dalam meningkatkan keikutsertaan masyarakat
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam setiap upaya
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat misalnya:
kegiatan posyandu, dana sehat, mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan sampai dengan tahap penilaian, sehingga ikut dalam
berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan pengorganisasian
masyarakat dalam bidang kesehatan.
f. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang
baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru
dan di contoh oleh masyarakat.
g. Sebagai Tempat Bertanya (Fasilitator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat bertanya oleh
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan
berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi sehari-hari. Dan perawat kesehatan diharapkan dapat
membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
h. Sebagai Pengelola (Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya.

7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DUSUN CITAPEN PASIR DESA SUKAJAYA

Dalam rangka mengaplikasikan ilmu keperawatan di komunitas dan untuk


menerapkan konsep-konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam
konteks keperawatan dasar, maka kelompok kami mendapatkan tugas
keperawatan komunitas di wilayah Dusun Citapen Pasir Desa Sukajaya.
Tahap kegiatan, kelompok kerja komunitas yang akan dilaporkan meliputi
tahap-tahap sebagai berikut : pengkajian, Intervensi, Implementasi dan evaluasi.
Geografi
1. Tanah subur dan tidak berdebu
2. Ketinggian ±500m/dpl, areal hutan dan kebun, serta sawah tadah hujan.
3. Keadaan suhu rata-rata 23-30 derajat Celsius
Demografi
 Jumlah KK : 473 Kepala Keluarga
 Jumlah penduduk : 1.629 Penduduk
 Mobilitas penduduk : Mayoritas penduduk pada pagi hari penduduk
tidak ada dirumah melainkan bekerja bertani.
 Kepadatan penduduk : kepadatan penduduk di daerah RT 1, 2, 3, 5, 6, 7,
9 12, tergolong cukup padat jarak antar rumah ±1-3 meter sedangkan
untuk RT 4,8,10,11 tergolong tidak padat, karena pada wilayah RT
tersebut memiliki wilayah yang luas meskipun penduduknya banyak, jarak
antar rumah sedikit berjauhan dikarenakan kondisi jalan dan lingkungan
yang masih banyak area perkebunan kopi dan kapulaga.
Batas Wilayah Dusun Citapen pasir
1. Barat : Dusun Bentuksari
2. Timur : Desa Giriharja
3. Selatan : Desa Sukaharja
4. Utara : Dusun Citapen Landeuh

8
A. Pengkajian Inti Komunitas
1. Pengkajian Tahap I
a. Riwayat Wilayah
1) Dusun Citapen pasir
Diceritrakan pada jaman dahulu setelah Kemerdekaan
Republik Indonesia di Kecamatan Cidolog ada sebuah dusun yaitu
dusun Karangsari yang sebelumnya bernama Sindangkalong,
yang berdiri sekitar Tahun 1968.
Menurut Sejarah di Kampung Sindangkalong pada tahun
1953 terjadi peristiwa G30SPKI dimana pada saat itu sempat
mengalami kekacuan sehingga warga diungsikan ke daerah
Banjar, Batu Lawang selama 7 tahun.
Kemudian wilayah Sindangkalong tersebut diolah, digarap,
dan ditertibkan oleh pemerintah pada tahun 1959-1962 dan
berubah nama menjadi dusun Karangsari pada tahun 1968. Nama
Karangsari diberikan oleh pemerintah Desa untuk memudahkan
pendataan dengan penambahan nama “sari” seperti wilayah
lainnya yang terdapat di desa Jelegong yang meliputi Sukasari,
Talagsari, Sukaresmi, Walahir, dan Jelegong.
Dusun Karangsari adalah sebuah dusun di kawasan desa
Jelegong Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa
Barat berjarak ± 30 KM dari pusat Kabupaten Ciamis, dengan
kondisi jalan beraspal sebagian dan batu terjal yang dapat di
tempuh dengan kendaraan pribadi Ciamis-Cimaragas atau
Pamarican-.Ciidolog.
Gambaran pola kehidupan masyarakat Dusun Citapen
Pasir sesuai dengan letak Astronomis dan Geografis yang di miliki
sebagai berikut:
1. Masyarakat mayoritas Buruh bangunan, Petani kopi, kapulaga,
dan padi.
2. Untuk menopang biaya kebutuhan hidup sehari-hari
masyarakat mengandalkan hasil panen dan beberapa
diantaranya berwirausaha kecil seperti warung dan merantau
keluar pulau.
9
3. Sebagaian besar kehidupan masyarakat sangat tergantung
pada alam, sehingga iklim/cuaca sangat menentukan
kelangsungan kehidupan perekonomian masyarakat.
2) Pemekaran Wilayah
Dusun Citapen Pasir terdapat pemekaran wilayah RT yaitu RT
12.
b. Usia Penduduk yang paling tua
Untuk Usia yang paling tua di Dusun Citapen Pasir yaitu
mencapai 100 Tahun.
c. Tingkat Penghasilan Masyarakat
Tingkat penghasilan masyarakat Dusun Citapen Pasir angka
penghasilan masyarakatnya masih di bawah penghasilan UMR
kabupaten yaitu < Rp. 1.000.000/bulan.
d. Angka Prevalensi Masalah Kesehatan di komunitas
Menurut beberapa ketua RT, Kader, dan perawat/bidan
setempat, penyakit yang diderita di Desa Sukajaya khususnya di
Dusun Citapen Pasir yang paling dominan di derita oleh masyarakat
adalah gastritis, hipertensi, rematik, dermatitis, influensa.
e. Angka Kesakitan dan Angka Kematian dalam 2 tahun terakhir
Angka kesakitan di dominasi oleh hipertensi,rematik dan
gastritis. Dan dalam waktu 2 tahun ini di Dusun Citapen pasir
kematian penduduk disebabkan oleh faktor usia yang sudah menua.

10
Tabel 3.1
10 Besar Penyakit di Puskesmas untuk Semua Golongan Umur di
Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Desa Sukajaya Bulan Juni
2018

No Jenis Penyakit Jumlah

1 Gastritis 44

2 Hipertensi 30

3 Dermatitis 26

4 Rematisme 20

5 Influenza 20

6 Caries 16

7 ISPA 14

8 Varisela 14

9 Diare 8

10 Konjungtivitis 2
Sumber: (Puskesmas Pembantu Desa Sukajaya, 2018)

f. Bangunan Tempat Ibadah


Bangunan tempat ibadah di Dusun Karangsari berupa Masjid
yaitu ada 6 masjid yang tersebar di tiap RW.

g. Keyakinan dan Kepercayaan Masyarakat tentang penyakit dan


kesehatan
Masyarakat Dusun Karangsari mayoritas sudah mempercayai
tentang pengobatan medis hal ini di buktikan dengan apabila ada
anggota keluarga yang sakit mereka meminta tolong ke petugas
kesehatan terdekat, dan tidak sedikit pula yang lebih memilih obat
herbal untuk mengatasi penyakitnya.

11
D. PENGKAJIAN TAHAP II

a. Lingkungan Fisik

1) Peta Wilayah

2) Keberadaan Pasar

Di Dusun Karangsari tidak terdapat pasar untuk kegiatan

ekonomi. Pasar yang dekat dengan dusun Karangsari terdapat di

kecamatan rancah, jarak pasar kecamatan rancah ke dusun

12
Citapen Pasir sekitar ±10 Km. di Dusun Citapen Pasir hanya

terdapat beberapa warung-warung kelontongan sederhana.

3) Tempat Rekreasi

Ada pun di bidang pariwisata terdapat tempat rekreasi,

berupa pemandangan yang indah persawahan dan pegunungan

yang dinamakan Upsa.

4) Kondisi Iklim dan Cuaca

Berdasarkan letak astronomi Dusun Karangsari termasuk

wilayah yang beriklim tropis. Suhu rata-rata 23-30˚C, ketinggian 500

m/dpl, areal hutan dan kebun, serta sawah tadah hujan.

5) Kondisi Lingkungan Fisik / Kesehatan Lingkungan / PHBS

Keluarga yang
Kebiasaan Mencuci Tangan
memiliki kebiasaan
10%
Mencuci tangan
Ya
dengan sabun
90% Tidak
sebelum makan dan
setelah Buang Air
Besar di dusun
Karangsari sebanyak
90%, dan yang tidak
melakukan 10%.

Warga dusun
Cuci Tangan yang Benar dan bersih
Karangsari yang
mengetahui dan
melakukan cuci
30%
Ya tangan yang benar
Tidak dan bersih hanya
70%
30%, sisanya 70%
kurang mengetahui
13
dan jarang
melakukannya.

Sumber air yang


Sumber Air
digunakan keluarga
0%
PAM untuk keperluan
47% 41% Sumur sehari-hari (mandi,
Sungai mencuci, memasak,
Lainnya minum), yang
12%
menggunakan PAM
0%, Sumur 41%,
Sungai 47%, dan dari
gunung 12%

Mengolah Air Minum Keluarga yang


mengolah air untuk
Dimasak
diminum dengan cara
18% dimasak 79%, tidak
3%
Tidak
dimasak 3%,
dimasak
menggunkan air
79%
Menggunaka dalam kemasan 18%.
n air dalam
kemasa

Tempat keluarga
Kebiasaan Buang Air Besar
untuk Buang Air
Besar 38% di toilet,
38% Toilet
dan 62% Buang Air
62% BABS
Besar Sembarangan
(teba, sungai).

14
Di dusun Karangsari
Membuang Sampah
yang membuang
Tempat sampah dengan cara
0% 6% penampungan
khusus dikumpulkan
Dibakar ditempat
33% penampungan

Ditimbun khusus 6%, dibakar


61% 61%, ditimbun 33%,
Diangkut petugas
Diankut
Petugas 0%.

Frekuensi keluarga
Pembersihan Bak Mandi / Tempat
Penampungan Air membersihkan bak

6% 3% mandi atau tempat


1 kali
seminggu penampungan air
37% 2 kali 37% 1 kali seminggu,
seminggu
54% 2 kali seminggu,
54% > 2 kali
seminggu 6% >2 kali seminggu,
Tidak pernah 3% tidak pernah.

Warga yang memiliki


Kebiasaan Merokok
kebiasaan merokok
di dusun Karangsari
34% sebanyak 66%, dan
Ya
yang tidak merokok
66% Tidak
34%.

15
6) Lingkungan Rumah

Ventilasi Rumah Rumah di dusun


Karangsari yang
memiliki ventilasi

46% Ya memadai (minimal


54% Tidak 20% dari luas lantai
kamar) yaitu 54%,
dan yang tidak
46%.

Rumah di dusun
Pencahayaan
Karangsari yang
5%
memiliki
pencahayaan
Ya
Tidak
siang hari yang
95% memadai yaitu
95%, dan yang
tidak memadai
sebanyak 5%

Lantai Rumah Rumah yang


4% lantainya minimal
diplester dengan

Ya semen terdapat
Tidak 96%, dan yang
96% tidak 4%.

16
Kondisi dalam Rumah Di dusun
Karangsari yang
memiliki rumah
24%
Bersih dengan kondisi
Kurang Bersih yang bersih
76%
terdapat 76%,
sedangkan yang
kurang bersih
24%.

Di dusun
Kondisi Pekarangan Rumah
Karangsari yang
memiliki rumah
26% dengan kondisi
Bersih
pekarangan yang
Kurang Bersih
74% bersih terdapat
74%, sedangkan
yang kurang
bersih 26%.

Rumah di dusun
Saluran Pembuangan Air Limbah
Karangsari yang
memiliki saluran
pembuangan air
43% Ada
limbah terdapat
57% Tidak ada
57%, sedangkan

17
yang tidak
memiliki 43%.

Rumah yang
Perkembangan jentik nyamuk di
barang bekas memiliki barang-
barang bekas
yang dapat
19%
Ya menjadi
Tidak perkembangan
81%
jentik nyamuk
terdapat 19%,
dan yang tidak
81%.

Di Dusun
Jentik nyamuk positif pada tempa
penampungan air Karangsari yang
memiliki

12%
penampungan

Ya air dengan jentik


Tidak nyamuk positif
88% terdapat 12%
dan yang tidak
88%.

Rumah di Dusun
Kandang ternak disekitar pekarangan
Karangari yang
memiliki kandang
ternak disekitar
37% Ya
pekarangan
63% Tidak
terdapat 37%
dan yang tidak
63%.

18
Kondisi kandang ternak terawat dan Rumah di dusun
bersih Karangsari yang
memiliki kondisi

17% kandang ternak


Ya terawat dan
Tidak
83% bersih
sebanyak 83%
dan yang tidak
17%.

Rumah di dusun
Rumah yang memiliki jamban / WC
Karangsari yang
Keluarga
memiliki jamban atau
WC keluarga
38% Ya terdapat 38% dan

62% Tidak yang tidak 62%.

Rumah Permanen Rumah di dusun


Karangsari yang

8% memiliki rumah
permanen terdapat
Ya
Tidak
92% dan yang tidak
92% 8%.

19
b. Ekonomi

Rata-rata penghasilan
Rata-rata Penghasilan
seluruh anggota
1%
keluarga dalam satu
< 1 juta/bln bulan di dusun
32%
1-2 juta/bln
Karangsari yang
67%
> 2 juta/bln
memiliki penghsilan <1
juta/bln 67%, 1-2
juta/bln 32%, >2
juta/bln 1%.

Rata-rata Pengeluaran Rata-rata pengeluaran

3% seluruh anggota
keluarga dalam satu
< 1 juta/bln
23% bulan di dusun
1-2 juta/bln
74% Karangsari dengan
> 2 juta/bln
pengeluaran <1
juta/bln 74%, 1-2
juta/bln 23%, >2
juta/bln 3%.

Keluarga yang
Tabungan Khusus Kesehatan
memiliki tabungan
khusus untuk biaya
21% kesehatan di dusun
Ya
Tidak Karangsari 21%, dan
79%
yang tidak memiliki
tabungan khusus

20
untuk biaya Kesehatan
79%.

Keluarga yang
Tabungan Khusus Pendidikan
memiliki tabungan
khusus untuk biaya
26% pendidikan di dusun
Ya
Karangsari 26%, dan
Tidak
74% yang tidak memiliki
tabungan khusus
untuk biaya pendidikan
74%.

c. Transportasi

Alat transportasi yang


Transportasi
digunakan warga
dusun Karangsari
1%
10% untuk melakukan
Sepeda Motor kegiatan yaitu 89%
Mobil menggunakan sepeda
Lainnya motor, 1%
89% menggunakan mobil,
dan yang
menggunakan
kendaraa lain atau
jalan kaki sebanyak
10%.

d. Komunikasi

Alat komunikasi yang


Alat komunikasi
digunakan warga
11%
0%
10% 21
Telepon
Internet
Surat
79%
Lainnya
Karangsari yaitu 92%
telepon, 10%
Internet, 0% Surat,
dan komunikasi
dengan komunikasi
langsung atau tanpa
alat komunikasi
sebanyak 11%.

Media informasi yang


Media Informasi
digunakan warga
5%
0%0%
Karangsari 95%
Televisi
televisi, 0% radio, 0%
Radio
Koran
koran, 5% lainnya
95% (pengumuman
Lainnya
langsung).

e. Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Sosial

Keluarga yang
Penyuluhan Kesehatan
mendapatkan
penyuluhan
kesehatan dari
47% Ya
53% Tidak
petugas kesehatan
sebanyak 53%, dan
yang tidak
mendapatkan 47%.

Cara warga dusun


Kebiasaan Berobat/Minta
Pertolongan Karangsari untuk
berobat ketika ada
22
6%
8% Tenaga
Kesehatan
Dibiarkan
anggota keluarga
yang sakit 86%
dibawa ke tenaga
kesehatan, 8%
dibiarkan dirumah,
dan 6%
menggunakan obat
herbal sendiri.

Warga yang
Manfaat Pelayanan Kesehatan
mengatakan
pelayanan yang

40% Memadai diberikan

60% Tidak Memadai Puskesmas,


Puskesmas
Pembantu, dan
Posyandu sudah
memadai 60%,
sedangkan yang
mengatakan bahwa
pelayanan yng
diberikan kurang
memadai sebanyak
40%.

f. Kesehatan Bayi

Bayi, Batita, dan


ASI Ekslusif
Balita di dusun
5%
Karangsari yang

Ya diberikan ASI

Tidak Ekslusif sebanyak


95%
23
95%, dan yang tidak
diberikan ASI
Ekslusif 5%

Imunisasi sesuai
Imunisasi
umur (bayi, batita,
0%
balita) di Dusun
Karangsari 100%
Ya
lengkap.
Tidak
100%

Bayi, Batita, dan


Posyandu Balita yang diajak
0%
setiap bulan ke
posyandu untuk
Ya mendapatkan
Tidak
pelayanan kesehatan
100%
sebanyak 100%.

g. Kesehatan Remaja

Remaja yang
Penyuluhan Kesehatan
pernah
mendapatkan
19% penyuluhan
Pernah kesehatn dari
Tidak Pernah petugas kesehatan
81% dalam 6 bula

24
terakhir yaitu 19%,
dan yang tidak
pernah
mendapatkan
penyuluhan 81%.

Sikap remaja
Keterbukaan Menghadapi Masalah
dalam
6% menghadapi
5% Berbicara ke masalah 46%
keluarga
berbicara dengan
46% Berbicara ke
teman orag tua dan
43% Diam saja keluarga, 43%
berbicara ke
Mengalihkan ke
teman, 6% diam
prilaku negatif
saja, dan 5%
mengalihkan ke
prilaku negatif
(seperti mabuk,
merokok).

h. Kesehatan Ibu Hamil

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Ibu hamil di Dusun


0% Karangsari 100%
rutin memerikan
kandungannya ke
Ya
petugas kesehatan
Tidak

100%

25
i. Kesehatan Usia Subur

Alat kontrasepsi
Alat Kontrasepsi
yang paling banyak
digunakan di dusun
10% 9% Pil KB
Suntik KB Karangsari yaitu

Inplant 59%, sedangkan


23% 58% yang paling sedikit
IUD
Steril yaitu IUD 8%.

Pasangan Usia
Masalah alat kontrasepsi
Subur yang
3%
mengalami
masalah alat
Ya
kontrasepsi
Tidak
97% sebanyak 3%,
sedangkan yang
tidak 97%

j. Kesehatan Lansia

Lansia yang
Ponsyandu Lansia
memanfaatkan
posyandu lansia
48%, sedangkan
48% Ya yang tidak 52%
52% Tidak

26
Penyakit yang
Penyakit
pernah dialami
lansia yaitu 34%
Rematik
20% rematik, 43%
1% 34% Hipertensi
2%
hipertensi, 2%
TBC
TBC, 1% DM,
DM
43% dan 20%
Lainnya
penyakit lainnya.

k. Gizi

Menu sehari-hari
Menu Standar gizi
keluarga yang
sudah memenuhi
standar gizi
40% Ya
seimbang
60% Tidak
sebanyak 60%,
sedangkan yang
belum memnuhi
standar gizi
sebanyak 40%

l. Penangulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular

Anggota keluarga di
Penyakit Menular
dusun Karangsari yang
menderita penyakit

30% menular (misal :


Ya
pneumonia, TB paru,
Tidak
70% campak, thipoid,
hepatitis, dll) dalam 6

27
bulan terakhir yaitu
sebanyak 30%, dan
yang tidak 70%.

Anggota keluarga
Penyakit Keturunan
yang menderita
penyakit keturunan
20% (misal : hipertensi,
Ya
DM, asma, epilepsi,
Tidak
80% jantung, gangguan
jiwa, dll) sebanyak
80%, sedangkan
yang tidak memiliki
penyakit keturunan
20%.

m. Politik dan Pemerintahan

Warga dusun
jaminan Kesehatan
Karangsari yang
9%
memiliki jaminan
16% Askes kesehatan yaitu 9%
Jamkesmas
askes, 16%
Lainnya
75% jamkesmas, dan
jaminan lainnya
atau umum 75%.

B. Analisa Data

1) Interpretasi Data

No Data Kemungkinan Penyebab Masalah Kesehatan


1. DS : Dari hasil wawancara Kurangnya pengetahuan Resiko tinggi
dengan kepala Dusun masyarakat terhadap peningkatan angka
Karangsari mengatakan bahwa penanganan reumatik kejadian reumatik
28
banyak lansia yang menderita pada lansia
reumatik

DO : Berdasarkan data dari


hasil pengkajian pada tanggal
9-12 April 2018 terdapat 45
lansia yang menderita reumatik
dari 63 lansia
2. DS : Dari hasil wawancara Kurangnya pengetahuan Resiko tinggi terjadi
dengan kepala Dusun masyarakat terhadap Pola penyakit sistem
Karangsari mengatakan bahwa Hidup Bersih dan Sehat pencernaan (diare)
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan lingkungan yang
(cuci tangan yang benar dan kurang memadai
sehat dan penggunaan jamban
sehat) masyarakat kurang
begitu diperhatikan

DO :
- Pengetahuan cuci tangan
yang benar dan bersih (yang
mengetahui dan melakukan
30%, sedangkan yang tidak
sebanyak 70%)
- Tempat keluarga untuk
Buang Air Besar 38% di
toilet, dan 62% Buang Air
Besar Sembarangan seperti
teba dan sungai)
3 DS : Dari hasil wawancara Kurangnya pengetahuan Resiko tinggi
dengan kepala Dusun masyarakat terhadap penularan penyakit
Karangsari mengatakan bahwa penularan penyakit menular menular (TBC)
terdapat beberapa warganya
yang menderita penyakit

29
menular (TBC)

DO : Berdasarkan data dari


hasil pengkajian didapatkan
2% warga dusun Dusun
Krangsari menderita penyakit
menular (TBC)

2) Prioritas Masalah

Masalah Kriteria Penilaian Jumlah Prioritas


Kesehatan A B C D E F Skor Masalah

Reumatik 3 3 3 3 2 2 121 1

Terjadinya
penyakit sistem 2 2 3 2 1 2 83 2
pencernaan

Peningkatan
penyakit 1 2 2 2 3 1 71 3
menular (TBC)

Keterangan :
A : Kesadaran akan adanya masalah
B : Motivasi masyarakat dalam menyelesaikan masalah
C : Kemampuan perawat untuk mempengaruhi dalam menyelesaikan
masalah
D : Ketersedian keahlian yang relevan
E : Konsekuensi jika masalah tak terselesaikan
F : Percepatan penyelesaian masalah yang dapat dicapai

Berdasarkan urutan masalah dapat disusun masalah keperawatan komunitas


sebagai berikut :
1. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian reumatik pada lansia b.d
Kurangnya pengetahuan masyarakat

30
Ditandai dengan:
DS : Dari hasil wawancara dengan kepala Dusun Karangsari mengatakan
bahwa banyak lansia yang menderita reumatik
DO : Berdasarkan data dari hasil pengkajian pada tanggal 19-21 April
2018 terdapat 45 lansia yang menderita reumatik

2. Resiko tinggi terjadi penyakit sistem pencernaan (diare) pada masyarakat


b.d Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap Pola Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
Ditandai dengan:
DS : Dari hasil wawancara dengan kepala Dusun Karangsari mengatakan
bahwa perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat kurang begitu
diperhatikan
DO :
 Pengetahuan cuci tangan yang benar dan bersih (yang mengetahui
dan melakukan 30%, sedangkan yang tidak sebanyak 70%)
 Tempat keluarga untuk Buang Air Besar 38% di toilet, dan 62%
Buang Air Besar Sembarangan seperti teba dan sungai)

3. Resiko tinggi penularan penyakit menular (TBC) pada masyarakat b.d


Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penularan penyakit
menular
Ditandai dengan:
DS : Dari hasil wawancara dengan kepala Dusun Karangsari mengatakan
bahwa terdapat beberapa warganya yang menderita penyakit
menular (TBC)
DO : Berdasarkan data dari hasil pengkajian didapatkan 2% warga dusun
Dusun Krangsari menderita penyakit menular (TBC)

31
C. Intervensi

Prioritas P. Tempat
Tujuan Strategi Aktifitas Waktu Biaya Ket.
Masalah Jawab Kegiatan
1 Meningkatkan Memberik Penyuluhan Ihsan Senin, Depan Posko -
pengetahuan an (Reumatik) 16 April IV dusun
masyarakat pengetahu 2018 Karangsari
mengenai an
penyakit (PenKes) Pkl.10.00
degeneratif
(reumatik)
Latihan Latihan Senam Gita Senin, Depan Posko -
pencegahan kebugaran Lansia 16 April IV dusun
penyakit 2018 Karangsari
berulang
Pkl.09.00
2 Meningkatkan Memberik Penyuluhan Dini R Senin, SDN 4 -
pengetahuan an (Cuci 16 April Jelegong
masyarakat pengetahu tangan 2018
mengenai an yang baik
PHBS (cuci (PenKes) dan benar) Pkl.09.00
tangan dan Penyuluhan Nisa Senin, Depan Posko -
jamban sehat) (Jamban 16 April IV dusun
Sehat) 2018 Karangsari

Pkl.09.30
3 Meningkatkan Memberik Penyuluhan Dini P Selasa, Masjid -
pengetahuan an (TBC) 17 April Thoriqulhuda
masyarakat pengetahu 2018 IV dusun
mengenai an Karangsari
pencegahan (PenKes)
penularan
penyakit
32
menular (TBC)

D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Prioritas
Implementasi Evaluasi
Masalah
Resiko tinggi Tgl. 16 April 2018 S : Masyarakat mengatakan
peningkatan bahwa banyak dari lansia
angka kejadian - Pkl. 09.00 WIB yang menderita reumatik
reumatik pada Memberikan penyuluhan tetapi setelah diberikan
lansia b.d pada masyarakat mengenai penyuluhan mereka paham
Kurangnya penyakit degeneratif mengenai penyakit yang
pengetahuan (Reumatik) dideritanya
masyarakat
- Pkl. 10.00 WIB O:
Memberikan pengarahan
- Terdapat bapak-bapak
senam pada lansia sebagai
dan Ibu- Ibu yang aktif
latihan kebugaran
bertanya dan
mendengarkan materi
yang disampaikan.
- Masyarakat mengerti
penyebab dan dampak
penyakit reumatik serta
penanganannnya
- Adanya antusias dari
lansia yang mengikuti
senam

A : Masalah teratasi sebagian


P:-

Resiko tinggi Tgl. 16 April 2018 S : Masyarakat mengatakan


terjadi penyakit bahwa mereka selalu cuci
sistem Pkl. 09.00 WIB tangan dan menjadi

33
pencernaan - Memberikan penyuluhan mengerti tentang cara cuci
(diare) pada pada Murid SDN 4 Jelegong tangan yang baik dan
masyarakat mengenai Pola Hidup Bersih benar, terlebih penyuluhan
b.d Kurangnya dan Sehat (PHBS) cuci tangan sangat
pengetahuan - Mendemonstrasikan cara bermanfaat bagi anak anak
masyarakat cuci tangan yang baik dan usia sekolah
terhadap Pola benar
Hidup Bersih O:
dan Sehat - Para murid mengerti
(PHBS) pentingnya cuci tangan
dan cara cuci tangan
yang baik dan benar
- Para murid dapat
mendemonstrasikan
cara cuci tangan yang
baik dan benar

A : Masalah teratasi sebagian


P:-

- Pkl. 09.30 WIB S : Masyarakat mengatakan


Memberikan penyuluhan mengerti mengenai jamban
pada masyarakat dusun yang sehat
Karangsari mengenai O:
Jamban Sehat - Terdapat bapak-bapak
dan Ibu- Ibu yang aktif
bertanya dan
mendengarkan materi
yang disampaikan.
- Masyarakat mengerti
penyebab dan dampak
dari jamban yang tidak
sehat

34
A : Masalah teratasi sebagian
P:-

Resiko tinggi Tgl. 13 April 2018 S : Masyarakat mengatakan


penularan Pkl. 09.00 WIB mengerti mengenai
penyakit Memberikan penyuluhan penyakit menular (TBC)
menular (TBC) penyakit menular (TBC) pada
pada masyarakat O : Terdapat bapak-bapak dan
masyarakat Ibu- Ibu yang aktif bertanya
b.d Kurangnya dan mendengarkan materi
pengetahuan yang disampaikan
masyarakat
terhadap A : Masalah teratasi sebagian
penularan P:-
penyakit
menular

35
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya
maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :
Masalah keperawatan komunitas yang muncul di wilayah Dusun
Karangsari antara lain adalah:
1. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian reumatik pada lansia b.d
Kurangnya pengetahuan masyarakat
2. Resiko tinggi terjadi penyakit sistem pencernaan (diare) pada masyarakat
b.d Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap Pola Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
3. Resiko tinggi penularan penyakit menular (TBC) pada masyarakat b.d
Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penularan penyakit
menular
Implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut
antara lain adalah memberikan penyuluhan kepada warga tentang penyakit
reumatik, latihan kebugaran (senam lansia), memberikan penyuluhan pada
Murid SDN 4 Jelegong mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
mendemonstrasikan cara cuci tangan yang baik dan benar, memberikan
penyuluhan pada warga mengenai Jamban Sehat, memberikan penyuluhan
pada warga mengenai penyakit menular (TBC).
Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan mendapat dukungan dari
masyarakat dilingkungan wilayah Dusun Karangsari, hal ini dapat dilihat dari
partisipasi warga selama kegiatan berlangsung.

B. Saran
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :
1. Masyarakat
Peran serta dari masyarakat, tokoh masyarakat dan pengurus RT
– RW perlu ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan dibidang
kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan seoptimal
mungkin.

36
2. STIKes Muhammadiyah Ciamis
Kegiatan praktek komunitas yang telah dilaksanakan di Desa
Jelegong Kecamatan Cidolog perlu ditindaklanjuti oleh mahasiswa
angkatan berikutnya untuk mempertahankan dan mengoptimalkan hal-hal
yang telah dicapai serta menindaklanjuti hal-hal yang belum tercapai.

37

Anda mungkin juga menyukai