Disusun Oleh :
1. Nika Nurmalia (010117A063)
2. Puji Astuti Retnoningsih (010117A076)
3. Putri Khunaezah (010117A077)
4. Rania Taufika Rahma (010117A079)
5. Risa Nuraini (010117A085)
6. Siti Imronah (010117A101)
7. Siti Mariatul kiftiah (010117A102)
8. Wardah Hamidah (010117A113)
TINJAUAN TEORI
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan / keperawatan karena ketidakmampuan merawat
dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi
anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan
yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa
anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan / keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota-anggota keluarga lain, dan keluarga-keluarga yang
ada disekitarnya.
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan, dan termasuk diantaranya adalah :
Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya seperti ; Ibu hamil, bayi baru lahir,
anak balita, anak usia sekolah, usia lanjut.
Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah : Penderita
penyakit menular seperti; TBC, AIDS, penyakit kelamin dan lainnya.
Penderita yang menderita penyakit tidak menular, seperti; Diabetes melitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lainnya.
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
1. Definisi ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA dibedakan menjadi dua, ISPA atas dan
bawah menurut Nelson (2002: 1456-1483), Infeksi saluran pernapasan atas adalah
infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri termasuk nasofaringitis atau
common cold, faringitis akut, uvulitis akut, rhinitis, nasofaringitis kronis, sinusitis.
Sedangkan, infeksi saluran pernapasan akut bawah merupakan infeksi yang telah
didahului oleh infeksi saluran atas yang disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder,
yang termasuk dalam penggolongan ini adalah bronkhitis akut, bronkhitis kronis,
bronkiolitis dan pneumonia aspirasi.
2. Jenis-Jenis ISPA
Penyakit Infeksi akut menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran
nafas mulai hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan
aksesoris seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Istilah ISPA meliputi tiga
unsur yakni antara lain :
a. Infeksi
Infeksi merupakan masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
b. Saluran pernapasan
Saluran pernapasan merupakan organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta
organ aksesorinya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
c. Infeksi Akut
Infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari ditentukan
untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat
digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
Penyakit ISPA secara anatomis mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran
pernafasan bagian bawah (termasuk paru-paru) dan organ aksesoris saluran
pernafasan. Berdasarkan batasan tersebut jaringan paru termasuk dalam saluran
pernafasan (respiratory tract). Program pemberantasan penyakit (P2) ISPA dalam 2
golongan yaitu :
ISPA Non-Pneumonia
Merupakan penyakit yang banyak dikenal masyarakat dengan istilah batuk
dan pilek (common cold).
ISPA Pneumonia
Pengertian pneumonia sendiri merupakan proses infeksi akut yang
mengenai jaringan paru-paru (alveoli) biasanya disebabkan oleh invasi
kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinik batuk, disertai adanya nafas
cepat ataupun tarikan dinding dada bagian bawah.
4. Penyebab ISPA
ISPA dapat disebabkan oleh banyak hal. Antara lain :
a. Menurut Nelson (2002, 1455-1457), Virus penyebab ISPA meliputi virus
parainfluenza, adenovirus, rhinovirus, koronavirus, koksakavirus A dan
B, Streptokokus dan lain- lain.
b. Perilaku individu, seperti sanitasi fisik rumah, kurangnya ketersediaan air
bersih (Depkes RI, 2005: 30).
Untuk pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
Imunisasi
Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP) polusi di dalam
maupun di luar rumah
Mengatasi demam
Perbaikan makanan pendamping ASI
Penggunaan air bersih untuk kebersihan dan untuk minum.
Program nasional infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) (National acute respirtory
infections= ARI) telah diterapkan di seluruh wilayah dunia. Jutaan ibu telah belajar
mengenali sesak nafas dengan hitungan tarikan nafas dan mengidentifikasi gerakan
dada dan demam. Pemakaian antibiotik pleh orang tua dirumah bagi anak yang
diketahui mengidap ISPA cukup berat dan rujukan ke fasilitas perawatan kesehtan
(puskesmas) bagi penderita dengan ISPA berat telah mengurangi mortalitas dan
penggunaan antiboitik yang tidak terdapat. Program ISPA nasional melatih orangtua,
mengawasi pekerja kesehatan, memastikan kecukupan pendistribusian obat-obat
penting dan akses keluarga terhadap fasilitas kesehatan, program pemantauan dan
evaluasi, dan menyediakan pengawasan terus-menerus terhadap resistensi obat.