Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

Manajemen keperawatan

(strategi pembinaan staf)

Kelompok 2 :

1. Ahmad Kallana (13001)


2. Asmaul Husna.M (13005)
3. Hasfira Saputri (13014)
4. Reski Ida Hastuti (13045)
5. Rostina Adiansih (13049)
6. Ruslin (13050)
7. Sunarti (13056)
8. Tawakkal Kahar (13058)

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH


MAKASSAR

2014
Manajemen Keperawatan Page 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah, rahmat
dan HidayahNya jualah kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul: “Strategi
Pembinaan Staf”.
Di dalam penyusunan Makalah ini, banyak kesulitan dan rintangan yang kami
hadapi. Namun karena keikhlasan dan ketabahan serta bantuan dari semua pihak
sehingga kesulitan tersebut dapat kami atasi walaupun hanya sebatas kemampuan
yang kami miliki.
Segudang kisah telah terukir dalam rangkaian perjalanan perguliran waktu
dalam rangka penyelesaian tugas ini. Episode manis dan sedih terangkum dalam
kisah ini sebagai bentuk harapan, kenangan, arah dan tantangan restu yang maha
kuasa, uluran tangan dan belaian kasih dari orang di sekitar kami telah banyak
memberi bantuan sehingga segalanya berakhir dengan hasil sebuah karya
sederhana
Akhir kata semoga Makalah ini dapat berguna bagi masyarakat pada
umumnya dan tenaga medis pada khususnya untuk lebih mengembangkan mutu
pelayanan dimasa yang akan datang. Semoga Allah yang Maha Kuasa membalas
kebaikannya serta apa yang kita lakukan bernilai ibadah di sisi-Nya. Amin ya rabbal
alamin.

Billahi Fisabililhaq Fastabiqul Khaerat


Wassalamu Alaikum Wr.Wb

Makassar, 06 November 2014

Penulis

Manajemen Keperawatan Page 2


DAFTAR ISI

TUGAS ..................................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 5
A. Pengertian....................................................................................................................................... 6
B. Fungsi Pembinaan ........................................................................................................................... 6
C. Manajemen Bangsal Sebagai Ujung Tombak dalam Peningkatan Kinerja...................................... 8
D. Peningkatan dan Pengembangan Staf .......................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................................... 13
B. Saran………………………………………………………………………………………………………………………………………..13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 14

Manajemen Keperawatan Page 3


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu organisasi akan berjalan dan bergerak maju untuk mencapai visi
dan misinya, sangat tergantung dari upaya pembinaan atau perintah dari
pemimpinnya. Pembinaan (directing) merupakan salah satu fungsi penting
dalam manajemen. Menurut Fayol, seorang manajer harus mengetahui dan
mampu sedemikian rupa mempertahankan cara pandang dan kepercayaan
karyawannya, agar dapat menerima perintah yang diberikan secara
terstruktur.
Pembinaan yang diberikan secara tepat , tentang apa yang diharapkan
dari pekerjaannya secara jelas merupakan kegiatan utama. Pembinaan harus
mempunyai tujuan yang jelas, karena fungsi pembinaan berhubungan
langsung dengan upaya dalam meningkatkan kinerja karyawan dan
merealisasikan tujuan pelayanan. Fayol mendefinisikan bahwa koordinasi
merupakan satu upaya untuk menciptakan keselarasan diantara semua
kegiatan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang apa itu pembinaan staf ?
2. Menjelaskan tentang fungsi pembinaan staf ?
3. Menjelaskan tentang manajemen bangsal sebagai ujung tombak dalam
peningkatan kinerja ?
4. Menjelaskan tentang peningkatan dan pengembangan staf ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pembinaan staf.
2. Untuk mengetahui fungsi pembinaan staf.
3. Untuk mengetahui manajemen bangsal sebagai ujung tombak dalam
peningkatan kinerja serta peningkatan dan pengembangan staf.

Manajemen Keperawatan Page 4


BAB II

PEMBAHASAN

Dalam hiruk-pikuknya pelaksanaan pembangunan dewasa dini terlihat


adanya tuntutan pelaksanaan tugas dalam keterlibatan aktif semua pihak. melalui
pemberdayaan staf optimal, diharapkan penyelesaian tugas dapat berjalan secara
cepat, tepat, dan tuntas serta berkualitas (PATTAS). Selain itu, pemberdayaan staf
diharapkan dapat menunjang manajemen, yakni efektivitas, efesiensi, efektivitas,
rasionalitas, dan produktivitas dapat dicapai.
Rumah sakit saat ini tengah menghadapi permasalahan sebagai akibat dan
terjadinya perubahan, antara lain kompleksitas dari tujuan, visi dan misi rumah sakit,
beratnya tugas pokok yang harus diselengarakan, beragamnya fungsi organisasi
rumah sakit yang semakin besar dan melibatkan personel yang semakin banyak,
terbatasnya dana yang disediakan serta semakin perlunya penekanan pada aspek
efisiensi.
Berkat dari pemikiran itu maka staf sebagai pembantu pimpinan rumah sakit
baik dalam kedudukannya selaku pimpinan unit klinik yang lebih rendah (kepala
bidang keperawatan, kepala seksi, kepala bangsal dan lain sebagainya) maupun
staf pembantu yang memainkan peran selaku pemberi nasihat dan masukan, serta
staf pembantu yang bertanggung jawab atas terlaksanannya kegiatan penunjang
dalam konteks pelayanan kesehatan dirumah sakit, dapat dibina dan ditingkatkan
pengetahuan dan keterampilan, sikap dan mental serta penampilan secara
berencana, terprogram, dan berkesinambungan dari waktu-kewaktu.
Manusia sebagai mahluk social dengan segala kelemahannya, tidak akan
pernah terlepas dari bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
Tingkat dan jenis kebutuhan hidup tersebut relatif berbeda antara satu orang dengan
lainnya, demikian juga dengan potensi yang dimilikinya. disisi lain, perhatian
terhadap sikap dasar dari manusia akan membantu dalam menyiasati dan
mengantisipasi sebagaimana seseorang diperlakukan dalam konteks pembinaan
kinerjanya.
Douglas Mc Gregor dalam teorinya (x dan y) menyatakan bahwa pada
hakekatnya terdapat 2 sikap dasar manusia,yaitu sikap dasar yang dilandasi teori X

Manajemen Keperawatan Page 5


dan sikap dasar yang dilandasi teori Y sikap dasar manusia yang dilandasi teori X
diasumsikan bahwa pada prinsipnya kebanyakan manusia tidak suka menerima
tanggung jawab, malas dan s elalu ingin aman saja .

Disamping itu kebanyakaan mereka mempunyai tujuan sebagaimana telah

ditetapkan sendiri dengan upaya yang diarahkan oleh diriya sendiri. Pimpinan yang
mendasarkan tindakan pada teori Y akan lebih terbuka ,dan mendorong bawahnnya
atau staf nya untuk berprakarsa, berinsiantif, dan tumbuh secara aktif.

A. Pengertian
Menurut Urwick pembinaan adalah suatu “komando" untuk melihat
bahwa kepentingan individu tidak mengganggu kepentingan umum, akan
tetapi melindungi kepentingan umum dan akan menjamin masing-masing unit
memiliki pemimpin yang kompeten dan energik. Keberhasilan kesatuan
tersebut dalam manajemen modern disebut pembinaan atau directing.

B. Fungsi Pembinaan
Fungsi pembinaan adalah untuk membuat agar karyawan melakukan
tugas sesuai dengan apa yang diinginkan untuk mencapai tujuan organisasi,
meningkatkan semangat tim dalam koorporasi. Roland dan Rowland
menyatakan bahwa pembinaan dimulai dengan mempertahankan tindakan
terhadap tujuan yang diinginkan "yang saling terkait dengan kepemimpinan“.
Menurut Rowland, gaya kepemimpinan seorang manajer akan
menjadi faktor utama dalam menjalankan fungsi pembinaan. Menurut Roland
fungsi ini melibatkan gaya, kualitas dan kewenangan seorang pemimpin
termasuk aktifitas lainnya seperti komunikasi, disiplin dan motivasi. Bila fungsi
perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut aspek-aspek
abstrak manajemen, kegiatan pembinaan langsung menyangkut orang-orang
yang terlibat dalam organisasi.
"Leading" adalah istilah yang lebih tepat untuk fungsi pembinaan,
karena pemimpin adalah orang yang menghasilkan sesuatu melalui kegiatan
orang lain (stafnya) untuk mencapai tujuan organisasi. Semua prinsip-prinsip
manajemen keperawatan/kebidanan termasuk pembinaan atau leading dapat
diterapkan o1eh pimpinan keperawatan pada semua level, khususnya "First

Manajemen Keperawatan Page 6


Line Manager" yang langsung berhubungan dan mewujudkan tujuan
organisasi melalui asuhan yang diberikan. Diawali dengan menyelesaikan
misi, tujuan dan sasaran departemen atau unit yang akan membina semua
personil keperawatan /kebidanannya untuk memberikan pelayanan yang
memuaskan pelanggan sehingga vitalitas organisasi dapat dipertahankan.
Berikut ini beberapa kegiatan yang terkait dengan Fungsi Pembinaan :
1. Menerapkan teori keperawatan/kebidanan.
2. Membuat dan menggunakan rencana strategis dan taktis dengan
menerima masukan dari staf keperawatan kebidanan untuk memudahkan
perencanaan operasional.
3. Memudahkan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi.
4. Memfasilitasi dan mempertahankan sumber-sumber yang ada (SDM,
alat/fasilitas).
5. Menjaga atau mempertahankan moral yang baik.
6. Memfasilitasi dan memberikan program pelatihan atau pendidikan
berkelanjutan untuk mempertahankan kompetensi.
7. Menyediakan dan mempertahankan standar dalam bentuk kebijakan,
prosedur, peraturan dan regulasi.
8. Mengkoordinasikan disiplin dalam semua aspek kegiatan.
9. Memudahkan dan mempertahankan hubungan interpersonal.
10. Memberikan kesempatan untuk konseling.
11. Membangun dan mempertahankan kepercayaan dan kerja tim.
12. Mengatasi atau me-manage konflik.
13. Mengorganisir sumber daya manusia potensial sebagai aset organisasi.
14. Mendelegasikan wewenang.
Teori pengembangan manajemen hubungan antar manusia,
mendukung suatu pendekatan untuk pembinaan. Seorang manager perawat
atau bidan diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan terkini agar
dapat membina stafnya secara maksimal, dalam rangka menghasilkan kinerja
yang berkualitas tinggi. Selain itu, seorang manajer harus memiliki kiat-kiat
untuk membawa stafnya yang berbeda, agar dapat bekerjasama dalam
mencapai tujuan organisasi. Untuk itu, seorang manajer harus lebih banyak
mengetahui seluk beluk yang berhubungan dengan peraturan, kebijakan,
prosedur atau standar, program atau perencanaan baru dalam organisasi.

Manajemen Keperawatan Page 7


Kecerdikannya dalam memanfaatkan kemampuan memimpin sangat
diperlukan. Pembinaan yang efektif akan meningkatkan kemampuan dan
kemauan staf dalam menciptakan keselarasan antara tujuan manajemen
keperawatan dan tujuan staf perawat atau bidan. Sebagai fasilitator, manajer
perawat dan bidan harus mampu membina stafnya agar dapat mengelola
dirinya sendiri dalam kerja tim.

C. Manajemen Bangsal Sebagai Ujung Tombak dalam Peningkatan


Kinerja
Bangsal atau ruangan pasien adalah bagian penting yang tidak
terpisahkan dari suatu tatanan rumah sakit. Dapat dikatakan, bangsal sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit dan ikut menentukan baik-
buruknya rumah sakit atau mutu layanan yang diberikan kepada konsumen
rumah sakit. Di bangsal ini bergabung perawat pelaksana asuhan
keperawatan yang memonopoli waktu pasien secara terus menerus selama
24 jam, Bahkan tengah malam pun perawat dengan dedikasinya yang tinggi
dengan setia mendampingi pasiennya dan melayani, memenuhi
kebutuhannya, serta memecahkan permasalahan yang dihadapi pasiennya.
Sungguh mulia tugas perawat.
Atas dasar kondisi itulah, maka mereka sudah selayaknya menjadi
tenaga primadona dan penentu pelayanan kesehatan di suatu rumah sakit.
Oleh karena itu, mereka harus dikelola, diatur, dipimpin, dibina, ditingkatkan,
dan dikembangkan profesionalismenya serta dihidupkan idealismenya.
Berbicara tentang kepengurusan atau menejemen staf, berarti
mencakup sejak dan memilih calon tenaga yang “qualified” sampai dengan
pembinaan dan pengembangannya. Dalam memilih calon yang berkualitas,
dibutuhkan tenaga sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan untuk setiap
posisi dalam unit kerja, selanjutnya memberi kesempatan kepada staf baru
untuk berorientasi, melatihnya dalam melaksanakan tugas-tugas melalui
instruksi, dan membelajarkannya melalui pekerjaan langsung ke pasien.
Aspek pembinaan staf atau perawat harus dikedepankan sehingga
perkembangan pesat rumah sakit dapat menyesuaikan dirinya, dan jika terjadi
tantangan yang berat, perawat dapat berperan aktif dalam menghadapinya.

Manajemen Keperawatan Page 8


Dalam rangka meningkatkan kinerja staf perawatan, Chintya Chew
dalam tulisannya berjudul “Be A Better Boss” yang dimuat dalam The Straits
Tunes, 11 Juli 1988, menyatakan bahwa ada sebelas hal yang harus
dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahan atau staf untuk dapat
meningkatkan kinerjanya, yaitu:
1. Pemberian instruksi yang jelas. Staf perlu mengetahui secara jelas apa
yang diinginkan apa yang diinginkan melalui penjabaran kegiatan dengan
bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Utarakan mengapa
seseorang sesuai dalam pelaksanaan suatu pekerjaan atau tugas yang
kita berikan.
2. Belajar untuk menjadi pendengar yang baik. Seringkali pendengar mains
untuk mendengar “keluhan” stafnya. Akibatnya, pimpinan akan kehilangan
informasi yang semestinya sangat bermanfaat untuk pengembangan
kearah kemajuan yang diinginkan. Seharusnya pada saat staf berbicara,
pimpinan memperhatikan secara penuh agar staf tidak merasa kurang
diperhatikan atau kehilangan muka.
3. Menghargai staf yang berprestasi. Pada hakekatnya, semua orang
merasa senang bila mendapatkan penghargaan dalam bentuk apapun.
Bila staf melakukan kegiatan yang berprestasi, informasikan pada atasan
Anda, dan hargai mereka. Hal ini akan bermanfaat bagi mereka dan juga
Anda.
4. Mengetahui kapan dan di mana memberi kritik. Memberitahukan staf bila
mereka baik atau sebaliknya. Bila baik, beritahu reaksi Anda dan jangan
menumpuk berbagai kelemahan atau menumpahkan sekaligus. Jangan
mengkritik orang atau staf Anda di depan orang lain.
5. Memberikan perhatian terhadap pengembangan karier bawahan.
Pimpinan selayaknya memberikan bimbingan pada stafnya untuk
memperoleh cara-cara yang sesuai dalam meningkatkan kariernya.
6. Pemberian tantangan. Motivasi terbaik adalah tantangan untuk pekerjaan.
Bila tidak ada tantangan maka produktivitas, antusiasme kinerja akan
menurun dan kondisi ini harus segera diantisipasi.
7. Selalu melakukan komunikasi dengan bawahan. Pimpinan harus mampu
mengembangkan komunikasi dua arah dengan anak buah atau stafnya
dan pimpinan harus mampu menggunakan bahasa yang mudah

Manajemen Keperawatan Page 9


dimengerti serta berkelanjutan. Komunikasi jangan hanya dilakukan pada
saat terjadi permasalahan atau hal-hal yang bersifat negatif, tetapi juga
dilakukan pada saat tidak terjadi konflik atau masalah, atau pada hal-hal
yang sifatnya positif.
8. Menghargai bawahan dan mereka adalah orang yang dibutuhkan. Seumur
orang memiliki keinginan untuk dibutuhkan oleh orang lain. Pada banyak
kondisi, mintalah masukan atau pendapat dari staf mengenai hal apapun
terutama dalam pengambilan suatu keputusan, dan hindarkan membuat
keputusan otoriter.
9. Tetaplah konsisten. Perilaku tidak konsisten hanya akan membuat staf
menjadi bingung, frustasi, dan pasif dalam menghadapi tugas yang
diberikan.
10. Berlakulah adail. Seorang pemimpin harus mampu memperlakukan
stafnya secara adil. Perilaku diskriminatif akan menghancurkan moral
karyawan dan menurunkan produktivitas kerja.
11. Tahu bagaimana berkata “tidak”. Ada kalanya seorang pimpinan harus
mampu mengatakan “tidak”, terutama yang menyangkut visi dan misi. an
Meskipun demikian, pimpinan harus mampu memberikan alasan yang
kuat mengapa harus menolak suatu keputusan atau usulan tertentu dari
stafnya. pimpinan juga harus mampu meyakinkan dan menyadarkan
bawahan atau stafnya bahwa dia telah mempertimbangkan permintaan
atau usulan staf. Yakinkan bahwa tidak setiap permintaan atau usulan
harus disetujui bila ternyata ada usulan yang lebih prioritas.
Dari uraian di atas maka dibutuhkan jiwa kepemimpinan (leadership)
bagi setiap perawat. Perawat harus berperan sebagai tenaga serba bisa.
Oleh karena itu, perawat harus secara terus-menerus menjaga idealisme dan
meningkatkan profesionalismenya. Perawat harus pandai menjaga diri dan
membawakan diri sebagai seorang pimpinan karena ia juga seorang
coordinator dalam pelaksanaan kerja tim. Di samping itu, perawat harus
terbuka secara penuh, memiliki inisiatif, prakarsa, dan berperilaku kreatif tidak
hanya sendiko dhawuh (melaksanakan perintah tanpa alasan yang jelas)
serta memiliki wawasan ke depan. Jadi, motivasi perawat adalah memiliki
kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja tuntas, dan kerja berkualitas.
Selain itu, seorang perawat harus memiliki budaya kerja (etos kerja) yang

Manajemen Keperawatan Page 10


menyangkut profesional, proporsional, procedural, proaktif, produktif, dan
progresif.

D. Peningkatan dan Pengembangan Staf


Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa rumah sakit dengan
berbagai program dan kegiatannya yang di lakukan untuk menghadapi dan
menjawab berbagai tantangan zaman, tidak dapat di tawar-tawar lagi, harus
di persiapkan system pengembangan sumber daya manusia yang
berdayaguna dan berhasil guna.
Ada beberapa bentuk pengembangan staf yang dapat dilakukan,
antara lain:
1. In service education. Pendekatan yang dilakukan adalah bagaimana staf
akan terlibat dalam proses pendidikan melalui berlangsungnya pelayanan
kesehatan atau keperawatan yang terus di berikan kepada klien. Hal
demikian dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
2. Orientasi. Program ini diberikan kepada staf yang baru atau sebaliknya
untuk mengenalkan tugas-tugas yang harus dilakukannya atau
mengetahui adanya perkembangan teknologi di bidang kesehatan.
3. Job training. Di lakukan melalui program pelatihan bagi staf sesuai dengan
bidang penugasannya atau job tertentu.
4. Continuing nursing education. Program ini merupakan program yang
berkelanjutan sesuai dengan system pendidikan formal yang berlaku, yaitu
system pendidikan tinggi bagi perawat selaras dengan statusnya sebagai
insan profesi.sesuai dengan kebutuhan pngembangan,seluruh perawat
layak untuk mengikuti program ini dengan pertimbangan harusdi
sesuaikan dengan kondisi yang ada
5. Pelatihan kepemimpinan hakikatnya semua perawat adalah
pemimpin.oleh sebab itu,ia perlu mengembangkan kemampuan
lidershipnya sebagai seorang professional
6. Pengembangan karir. Staf mempunyai hak atas pengembangan karirnya
sesuai dengan system yang berlaku

Manajemen Keperawatan Page 11


7. Study banding. Unit kerja satu dengan yang lain ternyata bersifat
kompetitif.oleh sebab itu,bukan tidak mungkin mempunyai nilai lebih di
bandingkan dengan unit kerja sendiri.
8. Penilaian kinerja.seluruh staf di berikan penilaian atas kinerjanya melalui
system penilaian yang berlaku.cakupannya,antara lain tanggung
jawab,loyalitas,kerajinan,kedisiplinan,kepemimpinan dan kejujuran.
9. Pendidikan dan pelatihan. Program ini di rancang untuk memberikan
pendidikan dan pelatihan terhadap staf melalui kurikulum yang sesuai
kebutuhan
10. Magang. Di rumah sakit yang lebih maju.harus di akui bahwa rs lain yang
memiliki nilai lebih harus menjadi target untuk nangsuh kawruh atau
mencari serta menambah ilmu
11. Kelompok kerja keperawatan. Program ini perlu di laksanakan selaras
dengan keperawatan sebagai profesi yang telah,tengah,dan terus di
kembangkan
12. Pengembangan kerjatim di ruanagan. Konsep kerja tim ini masih banyak
kendala dalam pelaksanaan namun semua komponen dalam tim tersebut.

Manajemen Keperawatan Page 12


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
pembinaan adalah suatu “komando" untuk melihat bahwa kepentingan
individu tidak mengganggu kepentingan umum, akan tetapi melindungi
kepentingan umum dan akan menjamin masing-masing unit memiliki pemimpin
yang kompeten dan energik. Keberhasilan kesatuan tersebut dalam manajemen
modern disebut pembinaan atau directing.

B. Saran
Berkat dari pemikiran itu maka staf sebagai pembantu pimpinan rumah
sakit baik dalam kedudukannya selaku pimpinan unit klinik yang lebih rendah
(kepala bidang keperawatan, kepala seksi, kepala bangsal dan lain sebagainya)
maupun staf pembantu yang memainkan peran selaku pemberi nasihat dan
masukan, serta staf pembantu yang bertanggung jawab atas terlaksanannya
kegiatan penunjang dalam konteks pelayanan kesehatan dirumah sakit, dapat
dibina dan ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan, sikap dan mental serta
penampilan secara berencana, terprogram, dan berkesinambungan dari waktu-
kewaktu.

Manajemen Keperawatan Page 13


DAFTAR PUSTAKA

Kuntoro, A. (2010). Buku ajar manajemen keperawatan. yogyakarta: Nuha Medika.

Suprianto, A. d. (2005). Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC.

Manajemen Keperawatan Page 14


Manajemen Keperawatan Page 15

Anda mungkin juga menyukai