VASI
Kelompok 6 :
1. Dhea Salsabilla Virginia
2. Inri Bianca J D
3. Cintia Apriyani
4. Bagus Adityo
5. Wisnu Pahrul Raji
6. M. Irham Hafiedz
0
ABSTRAK
1
DAFTAR ISI
Contents
ABSTRAK.........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................4
C. TUJUAN PEMBAHASAN...............................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN..................................................................................................5
BAB III. PENUTUP........................................................................................................14
A. KESIMPULAN....................................................................................................14
B. SARAN................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan karunia dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MOTIVASI”.
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas kelompok sebelum
Ujian Tengah Semester ganjil program sarjana Fakultas Manajemen Transportasi Laut
Sekolah Tinggi Manajemen Trisakti.
Dalam kesempatan ini kami ingin menghaturkan terimakasih kepada semua pihak yang
terlibat, secara langsung maupun tidak langsung, yang telah membantu terselesaikannya
makalah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua
pihak yang telah memberikan segala bantuan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dengan senang dan rendah hati akan kami terima.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan
wacana bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
3
4
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap di dalam lingkungan kerja kita selalu berhadapan dengan kondisi mental yang
lemah dan pada saat itu kita bisa mendapatkan masukan atau saran yang dapat
membangkitkan semangat kita kembali. Dalam kehidupan ini kita selalu memotivasi diri
kita untuk lebih dari orang lain, tidak hanya di dunia kerja saja kita harus di motivasi agar
menjadi lebih baik tetapi dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini, mendorong mental kita untuk lebih maju lagi. Motivasi mempersoalkan
bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama
secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang motivasi agar lebih jelas apa
yang di maksud dengan motivasi itu sendiri. Motivasi sering di pakai perusahaan untuk
meningkatkan nilai mutu kerja kita di suatu perusahaan .
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PEMBAHASAN
5
BAB II. PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MOTIVASI
Motivasi bukan hanya satu – satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi
seseorang. Dua faktor lainnya yang terlibat adalah kemampuan individu dan pemahaman
tentang perilaku yang diperlakukan untuk mencapai prestasi yang tinggi atau disebut
persepsi peranan. Motivasi, kemampuan dan persepsi peranan adalah saling
berhubungan. Jadi, bila salah satu faktor rendah, maka tingkat prestasi akan rendah,
walaupun faktor – faktor lainnya tinggi.
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut motifavi (motivation) atau motif,
antara lain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish) dan dorongan (drive).
Dalam hal ini akan digunakan istilah motivasi, yang diartikan sebagai keadaan dalam
pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan –
kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan
kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan
kepuasan dirinya. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, sehingga
banyak ahli telah mencoba untuk mengembangkan berbagai teori dan konsep yang akan
dibahas berikut ini.
6
B. BERBAGAI PANDANGAN TENTANG MOTIVASI DALAM ORGANISASI
Perkembangan teori manajemen juga mencakup model – model atau teori – teori
motivasi yang berbeda – beda. Berikut ini akan dibahas tiga diantara model – model
motivasi dengan urutan atas dasar kemunculannya, yaitu model tradisional, model
hubungan manusiawi, dan model sumber daya manusia. Pandangan manajer yang
berbeda tentang masing – masing model adalah penentu penting keberhasilan mereka
dalam mengelola karyawan.
1. Model Tradisional
Model tradisional dari motivasi berhubungan dengan Frederick Taylor dan aliran
manajemen ilmiah. Model ini mengisyaratkan bahwa manajer menentukan bagaimana
pekerjaan – pekerjaan harus dilakukan dan digunakannya sistem pengupahan intensif
untuk memotivasi para pekerja – lebih banyak berproduksi, lebih banyak menerima
penghasilan.
7
3. Model Sumber Daya Manusia
Kemudian para teoritisi seperti McGregor dan Maslow, dan para peneliti seperti
Argyris dan Likert, melontarkan kritik kepada model hubungan manusiawi, dan
mengemukakan pendekatan yang lebih “sophisticated” untuk memanfaatkan para
karyawan. Model ini menyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor
tidak hanya uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk
berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti. Mereka beralasan bahwa
kebanyakan orang telah dimotivasi untuk melakukan pekerjaan secara baik dan bahwa
mereka tidak secara otomatis melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang tidak dapat
menyenangkan. Mereka mengemukakan bahwa para karyawan lebih menyukai
pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik. Jadi, para karyawan dapat
diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan – keputusan dan
pelaksanaan tugas – tugas.
Teori – teori motivasi dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok – petunjuk, isi dan
proses.
8
2. Teori – teori isi (content theories)
Teori isi dari motivasi memusatkan perhatiannya pada pertanyaan : apa penyebab –
penyebab perilaku terjadi dan berhenti?. Jawabannya terpusat pada 1) kebutuhan –
kebutuhan, motif – motif atau dorongan – dorongan yang mendorong, menekan, memacu
dan menguatkan karyawan untuk melakukan kegiatan dan 2) hubungan – hubungan para
karyawan dengan faktor – faktor eksternal (insentif) yang menyarankan, menyebabkan,
mendorong dan mempengaruhi mereka untuk melaksanakan suatu kegiatan. Teori isi
menekankan pentingnya pengertian akan faktor – faktor internal individu tersebut,
kebutuhan atau motif, yang menyebabkan mereka memilih kegiatan, cara dan perilaku
tertentu untuk memuaskan kebutuhan yang dirasakan. Faktor – faktor eksternal, seperti
gaji, kondisi kerja, hubungan kerja, dan kebijaksanaan perusahaan tentang kenaikan
pangkat, delegasi wewenang dan sebagainya, memberikan nilai atau kegunaan untuk
mendapatkan perilaku karyawan yang positif dalam usaha pencapaian tujuan organisasi.
Pendekatan isi banyak dihubungkan dengan nama – nama seperti Maslow, McGregor,
Herzberg, Atkinson dan McClelland. Nama – nama ini merupakan para penulis yang
mempunyai pengaruh sangat kuat dalam bidang manajemen dan pada pemikiran dan
kegiatan para manajer praktisi.
Menurut Maslow, manusia akan didorong untuk memenuhi kebutuhan yang paling
kuat sesuai waktu, keadaan dan pengalaman yang bersangkutan mengikuti suatu hirarki.
Dalam tingkatan ini, kebutuhan pertama yang harus dipenuhi terlebih dahulu adalah
kebutuhan fisiologis, seperti balas jasa, istirahat dan sebagainya. Setelah kebutuhan
9
pertama dipuaskan, kebutuhan yang lebih tinggi berikutnya akan menjadi kebutuhan
utama, yaitu kebutuhan akan keamanan dan rasa aman. Kebutuhan ketiga akan muncul
setelah kebutuhan kedua terpuaskan. Proses ini berjalan terus sampai terpenuhinya
kebutuhan aktualisasi diri, dimana manajemen dapat memberikan insentif untuk
memotivasi hubungan kerja sama, kewibawaan pribadi serta rasa tanggung jawab untuk
mencapai hasil prestasi yang tinggi dari karyawan.
Teori Maslow ini harus dipandang sebagai pedoman umum bagi manajer, karena
konsepnya relatif dan bukan merupakan penjelasan mutlak tentang semua perilaku
manusia. Bagaimana pun juga, teori Maslow banyak berguna bagi manajer dalam usaha
memotivasi karyawan paling tidak untuk dua hal. Pertama, teori ini dapat digunakan
untuk memperjelas dan memperkirakan tidak hanya perilaku individual tetapi juga
perilaku kelompok dengan melihat rata – rata kebutuhan yang menjadi motivasi mereka.
Kedua, teori ini menunjukkan bahwa bila tingkat kebutuhan terendah relatif terpuaskan,
faktor tersebut akan berhenti menjadi motivator penting dari perilaku tetapi dapat menjadi
sangat penting bila mereka menghadapi situasi khusus, seperti disingkirkan, diancam
atau dibuang.
10
prestasi dan semangat kerja, dan faktor – faktor penyebab ketidak-puasan kerja (job
dissatisfaction) mempunyai pengaruh negatif. Jadi, menurut penemuannya para peneliti
membedakan antara yang mereka sebut “motivators” atau “pemuas” (satisfiers) dan
“faktor- faktor pemeliharaan” (kadang – kadang disebut “hygienic factors”) atau
“dissatifiers. Motivator mempunyai pengaruh meningkatkan prestasi atau kepuasan kerja.
Faktor – faktor pemeliharaan mencegah merosotnya semangat kerja atau efisiens, dan
meskipun faktor – faktor ini tidak dapat memotivasi, tetapi dapat menimbulkan
ketidakpuasan kerja atau menurunkan produktifitas. Perbaikan terhadap faktor – faktor
pemeliharaan akan mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan kerja. Faktor – faktor
ini dapat diperbandingkan dengan pasta gigi. Penyikatan gigi secara teratur tidak akan
memperbaikinya, tetapi hal itu membantu pencegahan kerusakan lebih lanjut.
Teori motivasi – pemeliharaan atau teori motivasi – higienis atau teori dua faktor,
sebenarnya paralel dengan teori hirarki kebutuhannya Maslow. Motivator – motivator
berhubungan dengan kebutuhan aktualisasi diri dan penghargaan, dan faktor – faktor
pemeliharaan berhubungan dengan kebutuhan – kebutuhan lebih rendah, terutama
kebutuhan keamanan/rasa aman.
Jadi secara ringkas, penemuan penting dari penelitian Herzberg dan kawan –
kawannya adalah bahwa manajer perlu memahami faktor – faktor apa yang dapat
digunakan untuk memotivasi para karyawan. Faktor – faktor pemeliharaan sebagai faktor
negatif (yang ekstrinsik) dapat mengurangi dan menghilangkan ketidakpuasan kerja dan
menghindarkan masalah, tetapi tidak akan dapat digunakan untuk memotivasi bawahan.
Hanya faktor – faktor positiflah, “motivators” (yang intrinsik), yang dapat memotivasi para
karyawan untuk melaksanakan keinginan para manajer.
11
Teori Prestasi dari McClelland
David McClelland dan para peneliti lainnya mengemukakan bahwa ada korelasi
positif antara kebutuhan berprestasi dengan prestasi dan sukses pelaksanaan.
McClelland, melalui riset empiriknya, menemukan bahwa usahawan, ilmuwan dan
profesional mempunyai tingkat motivasi prestasi diatas rata – rata. Motivasi seorang
pengusaha tidak semata – mata ingin mencapai keuntungan demi keuntungan itu sendiri.
Tetapi karena dia mempunyai keinginan yang kuat untuk berprestasi. Keuntungan (laba)
hanyalah suatu ukuran sederhana yang menunjukkan seberapa baik pekerjaan telah
dilakukan, tetapi tidak sepenting tujuan itu sendiri.
12
Teori – teori sebelumnya memusatkan diri pada kebutuhan – kebutuhan yang
mendorong atau memacu perilaku dan insentif – insentif yang menarik atau
menyebabkan perilaku. Sedangkan teori – teori proses berkenaan dengan bagaimana
perilaku timbul dan dijalankan.
TEORI PENGHARAPAN
Banyak teori proses modern yang penting didasarkan pada apa yang disebut teori
pengharapan (expectancy theory). Konsep ini berhubungan dengan motivasi, dimana
individu diperkirakan akan menjadi pelaksana dengan prestasi tinggi bila melihat 1) suatu
kemungkinan (probabilitas) tinggi bahwa usaha – usaha mereka akan mengarah ke
prestasi tinggi, 2) suatu probabilitas tinggi bahwa prestasi tinggi akan mengarah ke hasil
– hasil yang menguntungkan, dan 3) bahwa hasil – hasil tersebut akan menjadi pada
keadaan keseimbangan, penarik efektif bagi mereka.
Menurut Victor Vroom, dikenal sebagai teori nilai – pengharapan Vroom, orang
dimotivasi untuk bekerja bila mereka mengharapkan usaha – usaha yang ditingkatkan
akan mengarahkan ke balas jasa tertentu, menilai balas jasa sebagai hasil dari usaha –
usaha mereka.
Pembentukan Perilaku
13
sedangkan perilaku yang diikuti konsekuensi – konsekuensi hukuman cenderung tidak
diulang. Dengan demikian perilaku individu diwaktu mendatang dapat diperkirakan atau
dipelajari dari pengalaman di waktu yang lalu.
Jadi, perilaku (tanggapan) individu terhadap suatu situasi atau kejadian (stimulus)
adalah penyebab konsekuensi tertentu. Bila konsekuensi itu positif, individu akan
memberikan tanggapan sama terhadap situasi yang sama, tetapi bila konsekuensi tidak
menyenangkan individu akan cenderung merubah perilakunya untuk menghindarkan dari
konsekuensi tersebut.
Hal ini memberikan petunjuk bila manajer akan mengubah perilaku bawahan, dia
harus mengubah konsekuensi dari perilaku tersebut. Sebagai contoh, seorang karyawan
yang sering datang terlambat dapat dimotivasi agar datang tepat pada waktunya
(pengubahan perilaku), dengan memberikan penghargaan untuk kedatangan yang tepat.
Keterlambatan juga dapat dihentikan dengan pernyataan celaan yang keras. Namun
penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya lebih efektif dengan memberikan
penghargaan atas perilaku yang diinginkan dibanding hukuman bagi perilaku yang tidak
diinginkan.
Ada empat teknik yang dapat dipergunakan manajer untuk mengubah perilaku
bawahan : (1) penguatan positif, bisa penguat primer seperti minuman atau makanan
yang memuaskan kebutuhan – kebutuhan biologis, ataupun penguat sekunder seperti
penghargaan berwujud hadiah, promosi dan uang; (2) penguatan negatif, dimana individu
akan mempelajari perilaku yang membawa konsekuensi tidak menyenangkan dan
kemudian menghindari perilaku tersebut dimasa mendatang (avoidance learning); (3)
pemadaman, dilakukan dengan peniadaan penguatan; dan (4) hukuman, melalui mana
manajer mencoba untuk mengubah perilaku bawahan yang tidak tepat dengan
pemberian konsekuensi – konsekuensi negatif.
14
Teori Porter – Lawyer
Model Porter – Lawyer adalah teori pengharapan dari motivasi dengan versi
orientasi masa mendatang, dan juga menekankan antisipasi tanggapan – tanggapan atau
hasil – hasil. Para manajer tergantung terutama pada pengharapan dimasa yang akan
datang, dan bukan pengalaman biasa yang lalu. Atas dasar probabilitas usaha –
pengharapan yang dirasakan usaha dijalankan, prestasi dicapai, penghargaan diterima,
kepuasan terjadi, dan ini mengarahkan ke usaha dimasa yang akan datang.
Secara teoritik, model pengharapan ini berjalan sebagai berikut : nilai penghargaan
yang diharapkan karyawan dikombinasikan dengan persepsi orang tersebut tentang
usaha yang mencakup – dan probabilitas dari – pencapaian penghargaan untuk
menyebabkan atau menimbulkan suatu tingkat usaha tertentu yang dikombinasikan
dengan kemampuan, sifat – sifat karyawan dan persepsinya mengenai kegiatan –
kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat prestasi yang diperlukan atau
disyaratkan untuk menerima penghargaan – penghargaan intrinsik yang melekat pada
penyelesaian tugas dan penghargaan – penghargaan ekstrinsik bagi manajemen bagi
pencapaian prestasi yang diinginkan. Persepsi individu mengenai “keadilan” dari
penghargaan – penghargaan ekstrinsik yang diterima, ditambah perasaan yang
dihasilkan dari prestasinya menghasilkan tingkat kepuasan yang dialami oleh karyawan.
Pengalaman ini kemudian akan diterapkan pada penilaian individu dimasa mendatang
terhadap nilai penghargaan dan oleh karena itu akan mempengaruhi pencapaian tugas
dan kepuasan di waktu yang akan datang.
15
Sedangkan implikasi – implikasi bagi organisasi adalah meliputi :
TEORI KEADILAN
Teori lain tentang motivasi sebagai hasil dari berbagai penelitian adalah teori
keadilan dan ketidak-adilan. Teori ini mengemukakan bahwa orang akan selalu
cenderung membandingkan antara 1) masukan – masukan yang mereka berikan pada
pekerjaannya dalam bentuk pendidikan, pengalaman, latihan dan usaha, dengan 2) hasil
– hasil (penghargaan – penghargaan) yang mereka terima, seperti juga mereka
membandingkan balas jasa yang diterima karyawan lain dengan yang diterima dirinya
untuk pekerjaan yang sama.
16
mencukupi untuk diterapkan secara meluas dan bahkan dapat menghasilkan
konsekuensi – konsekuensi yang negatif.
Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai sistem, yang mencakup sifat – sifat
individu, pekerjaan, dan situasi kerja ; dan memahami hubungan antara insentif, motivasi
dan produktifitas, mereka akan mampu memperkirakan perilaku bawahan. Hanya
manajer yang mengetahui hal ini dan mengetahui bagaimana menerapkannya dapat
mengharapkan realisasi peningkatan produktifitas dari para karyawan.
17
BAB III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong untuk
melakukan suatu kegiatan, guna mencapai keinginan atau tujuan. Motivasi sangat
penting dalam menjalani kehidupan karena dengan adanya motivasi kita akan terus
berjuang untuk mencapai cita-cita dan tujuan yang ingin kita capai.
Motivasi bukan hanya dapat diberikan untuk menyemangati diri sendiri atau orang di
sekitar kita, tetapi juga dapat diberikan kepada para karyawan untuk mengembangkan
rasa semangat dalam berproduktivitas. Dengan adanya motivasi baik itu berupa uang
sebagai gaji ataupun penghargaan berupa penganggapan terhadap apa yang terlah
dicapai oleh seorang karyawan dalam pekerjaannya.
Dengan adanya motivasi yang diberikan menajer kepada bawahannya, itu akan
mendorong bawahan untuk menghasilkan yang terbaik dalam pekerjaannya. Sebaliknya,
jika seorang manajer tidak member penghargaan apapun kepada bawahannya
sedangkan bawahannya tersebut sudah melaksanakan tugasnya dengan baik, maka
semangat kerja bawahannya tersebut sedikit demi sedikit akan menurun dan akan
berakibat juga pada proses produktivitas.
B. SARAN
Dalam dunia kerja, seorang manajer harus mampu memotivasi para bawahannya
untuk selalu produktif dalam bekerja, sehingga para bawahan / karyawan dapat
memaksimalkan pekerjaan mereka masing – masing.
18
DAFTAR PUSTAKA
19