Disusun oleh:
Kelompok 5
1. HASAN JUNAIDI
2. AHMAD SANTOSI
3. SUCI NIRMALA SARI
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi umat-
Nya. Alhamdulillah Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Karena
terbatasnya ilmu yang dimiliki oleh kami maka Makalah ini jauh dari sempurna untuk
itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Tidak lupa kami
sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah turut
membantu dalam penyusunan Makalah ini. Semoga bantuan dan bimbingan yang telah
diberikan kepada kami mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Aamiin
Akhirnya kami berharap semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami
dan umumnya bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...........................................................................................10
B. Saran ...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
3. Untuk mengetahui fungsi actuating dalam manejemen
4. Untuk mengetahui cara pelaksanaan actuating
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
2. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagidirinya,
3. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yanglebih
penting, atau mendesak,
4. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan
Bagian yang termasuk dalam manajemen pengarahan sebagai berikut:
Motivasi: Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan
memelihara perilaku manusia. Motivasi merupakan subyek yang penting bagi manajer,
karena menurut definisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Manajer
perlu memahami orang orang berprilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk
bekerja sesuai dengan yang diinginkan organisasi. Motivasi adalah subyek
membingungkan, karena motif tidak dapat diamati atau diukur secara langsung, tetapi
harus disimpulkan dari perilaku orang yang tampak.
Komunikasi dalam Organisasi: Komunikasi adalah kegiatan untuk para manajer
mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka. Proses komunikasi
memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus
dikomunikasikan kepada para manajer agar mereka mempunyai dasar perencanaan,
rencana-rencana harus dikomunikasikan pada pihak lain agar dilaksanakan.
Pengorganisasian memerlukan komuni kasi dengan bawahan tentang penugasan jabatan
mereka. Komunikasi tertulis dan lisan adalah bagian esensi pengawasan. Manajer dapat
melaksanakan fungsi fungsi manajemen mereka hanya melalui interaksi dan komunikasi
dengan pihak lain.
Kepemimpinan manajerial didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan
pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling
berhubungan tugasnya. Implikasi penting dalam definisi tersebut yaitu: pertama,
kepemimpinan menyangkut orang lain bawahan atau pengikut; kedua, kepemimpinan
menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di antara pimpinan dan
anggota kelompok; ketiga, pemimpin dapat juga memberikan pengaruh. Kepemimpinan
merupakan bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen.
4
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi
orang orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran, sedangkan manajemen
mencakup kepemimpinan, tetapi juga mencakup fungsi lain seperti perencanaan,
pengorganisasian dan pengawasan.
B. Prinsip Pergerakan (Actuating)
Pengarahan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam kepemimpinan
yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga
kerja efektif serta efesien untuk mencapai tujuan.
Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping
menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu
sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan
serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh
pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
1. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa
makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap
usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam
melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-
faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup,
pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta
kemampuan bawahan
2. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak
mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan
harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat
dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik
akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar.
5
Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada
saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan
tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur
didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan
saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin
besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
C. Fungsi Actuating.Dalam Menejemen
Menurut Nawawi,2000 dalam Anggowo,2013 adalah sebagai berikut: Fungsi
actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-
orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti
bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan non-
manusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus
dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM
harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi, peran, keahlian, dan kompetensi masing-
masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah
ditetapkan. Fungsi dari Pelaksanaan (actuating) adalah sebagai berikut: (James Stoner,
1993)
1) Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan 2) Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan 3)
Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan 4) Proses implementasi program agar dapat
dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua
pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan
produktifitas yang tinggi. Fungsi aktuasi haruslah dimulai pada diri manajer selaku
pimpinan organisasi. Manajer yang ingin berhasil menggerakkan karyawannya agar
bekerja lebih produktif, harus memahami dan menerapkan ilmu psikologi, ilmu
komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi. Seorang manajer harus mampu bersikap
6
yaitu objektif dalam menghadapi berbagai persoalan organisasi melalui pengamatan,
objektif dalam menghadapi perbedaan dan persamaan karakter stafnya baik sebagai
individu maupun kelompok manusia. Manajer mempunyai tekad untuk mencapai
kemajuan, peka terhadap lingkungan dan adanya kemampuan bekerja sama dengan
orang lain secara harmonis.(Herujito, 2003) Dengan kata lain, manajer harus peka
dengan kodrat manusia yaitu mempunyai kekuatan dan kelemahan, tidak mungkin akan
mampu bekerja sendiri dan pasti akan memerlukan bantuan orang lain, manusia
mempunyai kebutuhan yang bersifat pribadi dan sosial, dan pada diri manusia kadang-
kadang muncul juga sifat-sifat emosional. (Herujito, 2003) Tujuan fungsi aktuasi,
adalah: 1) Menciptakan kerja sama yang lebih efisien 2) Mengembangkan kemampuan
dan ketrampilan staf 3) Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan 4)
Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan prestasi
kerja staf 5) Membuat organisasi berkembang secara dinamis Jadi, yang berperan dalam
pencapaian tujuan tersebut adalah pimpinan,karena dalam hal ini pimpinan yang selalu
mengusahakan suasana kerja yang meningkat, dengan diberikan motivasi dan prestasi
supaya bawahannya lebih semangat dalam bekerja
D. Cara Pelaksanaan Penggerakan (Actuating)
Cara pelaksanaan ini digunakan karena pada umumnya pimpinan menginginkan
pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia bekerja dengan
sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di muka.
Adapun cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa:
1. Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan kepada pegawai
baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan solusi atas berbagai
masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani masa orientasi tidak
selalu ingat atau paham tentang masalah-masalah yang pernah dihadapinya. Suatu
ketika mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang membuat mereka kurang
mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu diberikan kepada pegawai-pegawai
7
lama agar mereka tetap memahami akan perananya. Informasi yang diberikan dalam
orientasi dapat berupa diantara lain, :
a. Tugas itu sendiri
b. Tugas lain yang ada hubungannya
c. Ruang lingkup tugas
d. Tujuan dari tugas
e. Delegasi wewenang
f. Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
g. Hubungan antara masing-masing tenaga kerja, Dst.
2. Perintah
a. Perintah umum dan khusus Penggunaan perintah ini sangat bergantung pada
preferensi manajer, kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan
yang diberikan oleh bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta
perintah khusus bersifat lebih mendetail.
b. Perintah lisan dan tertulis Kemampuan bawahan untuk menerima perintah
sangat mempengaruhi apakan perintah harus diberikan secara tertulis atau lisan
saja. Perintah tertulis memberikan kemungkinan waktu yang lebih lama untuk
memahaminya, sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya,
perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih
besar. Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas-tugas yang
relatif mudah.
8
c. Perintah formal dan informal Perintah formal merupakan perintah yang
diberikan kepada bawahan sesuai dengan tugas/aktivitas yang telah ditetapkan
dalam organisasi. Sedangkan perintah informal lebih banyak mengandung
saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan.
3. Delegasi wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian
perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini, pemimpin melimpahkan sebagian dari
wewenang yang dimilikinya kepada bawahan. Kesulitan-kesulitan akan muncul
bilamana tugas-tugas akan diberikan kepada bawahan itu tidak jelas, misalnya
kesulitan-kesulitan dalam menafsirkan wewenang. dapat menimbulkan keengganan
bawahan untuk mengambil suatu tindakan. Sebagai contoh, seorang Kepala Bagian
Pembelian mengadakan perjanjian pembelian dengan pihak penyedia (supplier) dengan
wewenang yang kurang jelas itu, ia akan menanyakan kepada pimpinan, yang
jawabannya belum tentu memuaskan. Hal ini dapat diatasi dengan membuat suatu
bagan wewenang untuk menyetujui perjanjian. Setelah perencanaan dan
pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu ditempuh
dalam manajemen adalah mewujudkan rencana tersebut dengan mempergunakan
organisasi yang terbentuk. Langkah tersebut adalah actuating yang secara harfiah
diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah tersebut lebih condong diartikan
penggerak atau pelaksanaan. Secara praktis fungsi actuating ini merupakan usaha untuk
menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggerakan (Actuating) penting dalam manajemen dan berbeda dengan ketiga
fungsi lainnya karena dalam actuating berisi tentang hal-hal yang menyangkut dengan
proses dari sebuah manajemen, juga mengatur tentang hubungan kerja antar orang.
Actuating adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk secara
bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing
dengan cara yang terbaik dan benar. Fungsi dan peranan actuating yakni pertama,
melakukan pengarahan (commanding), bimbingan (directing) dan komunikasi
(communication). Kedua, upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan,
dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian. Pengaplikasian actuating dalam
perusahaan adalah pengarahan dan pemotivasian seluruh personil pada setiap kegiatan
perusahaan untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya. Fungsi actuating lebih
menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam
organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti
dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada
pelaksanaan tugas.
B. Saran
Sebaiknya dapat menjalankan fungsi actuating dengan baik supaya dapat tercapai
visi dan misi suatu organisasi atau perusahaan tersebut. Selain dengan fungsi
perencanaan, organizing dan controlling
10
DAFTAR PUSTAKA
11