Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN ORGANISASI

Dosen Pengampu : Sahat Renol HS, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Mutiara Rumapea (2101070015)
Jernita Sihotang (2101070011)
Jesica Siregar (2101100010)
Evan Gelistha Silalahi (2101100009)
Frans N.G Sianturi (2101070046)

UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN PEMATANGSIANTAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Manajemen Organisasi”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kewirausahaan dengan Dosen pengampu Pak Sahat Renol H S S.Pd., M.Pd.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan masukan, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pemahaman yang kami miliki Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang, terimakasih.

Pematangsiantar, … Oktober 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Organisasi...............................................................................2


B. Tujuan Manajemen Organisasi.....................................................................................2
1. Mewujudkan Efektivitas Kerja...............................................................................2
2. Semua Bagian Dalam Organisasi Dapat Terkoordinasi.........................................3
3. Membentuk Lingkungan Kerja Yang Kondusif.....................................................4
C. Konsep Manajemen Organisasi....................................................................................5
1. Manajemen Sebagai Ilmu Oleh Luther Gullich.....................................................5
2. Manajemen Adalah Seni Oleh Henri M. Boetinger...............................................8
3. Manajemen Adalah Profesi....................................................................................8
D. Fungsi Manajemen Organisasi.....................................................................................9
1. Perencanaan (Planning)..........................................................................................9
2. Pengarahan (Directing)...........................................................................................11
3. Pengawasan (Controlling)......................................................................................12
4. Pengelompokkan (Organizing)...............................................................................12
5. Motivasi (Motivation)............................................................................................13
6. Kepegawaian (Staffing)..........................................................................................13
7. Manajemen Waktu.................................................................................................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen merupakan suatu aktifitas yang berhubungan antara aktifitas satu dengan
aktifitas lainnya. Aktifitas tersebut tidak hanya dalam hal mengelola orang-orang yang bekerja
disuatu perusahaan, melainkan mencakup tindakan – tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai sasaran melalui
pemanfaatan sumber daya yang ada. Rangkaian aktifitas ini dinamakan proses manajemen,
sedangkan orang yang memimpin dan mengatur proses manajemen disebut manajer.

Peranan manajemen dalam organisasi. Hal itu dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, terdapat juga proses organizing, dan struktur organisasi. Organisasi merupakan titik
koordinasi di antara para pebisnis. organisasi mengacu pada hubungan antara berbagai faktor
yang ada dalam sebuah usaha tertentu. Dari sudut pandang perusahaan secara keseluruhan,
organisasi adalah hubungan struktural antara berbagai faktor dalam perusahaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Manajemen organisasi ?


2. Apa tujuan Manajemen organisasi ?
3. Bagaimana konsep – konsep Manajemen organisasi ?
4. Apa fungsi Manajemen organisasi ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Manajemen organisasi.


2. Untuk mengetahui tujuan Manajemen organisasi
3. Untuk mengetahui konsep – konsep Manajemen organisasi.
4. Untuk mengetahui fungsi Manajemen organisasi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Organisasi.

Kata manajemen berawal dari bahasa Inggris manage yang berarti membimbing,
mengawasi, memperlakukan dengan seksama, mengurus perniagaan atau urusan-urusan, dan
mencapai urusan tertentu. Manajemen merupakan suatu proses pengelompokan, perencanaan,
pelaksanaan dan juga pemantauan terhadap seluruh sumber daya dari sebuah organisasi atau
perusahaan agar bisa mencapai tujuan. Sementara organisasi ialah sekelompok orang yang saling
bekerjasama dan juga berinteraksi untuk menjalankan fungsi, peran juga tanggung jawabnya
terhadap organisasi tersebut.

Jadi, manajemen organisasi bisa diartikan sebagai proses perencanaan, pengelompokan,


pemantauan dalam sebuah organisasi. Dimana setiap individu di dalamnya memiliki peran
masing-masing untuk bisa lebih cepat mewujudkan tujuan dari organisasi atau perusahaan.
Manajemen perusahaan, manajemen sekolah adalah dua diantara banyaknya contoh manajemen
organisasi yang kerap kita jumpai.

Kemudian secara Terminologi, Manajemen didefinisikan oleh George R. Terry sebagai


suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan dari sekelompok orang menuju
tujuan organisasi. Sementara itu, organisasi menurut Siagian sebagai ahli menjelaskan organisasi
sebagai persekutuan antara dua orang atau lebih yang terikat dan bekerja sama untuk mencapai
suatu tujuan. Ikatan ini kemudian memiliki tingkatan-tingkatan tertentu, seperti atasan dan
bawahan.

Bila menggabungkan keduanya, manajemen organisasi adalah proses membuat


perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan kepemimpinan berbagai usaha dari anggota
organisasi yang dikoordinasi, diawasi, dan dilatih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
bersama.

B. Tujuan Manajemen Organisasi

Secara umum tujuan manajemen dalam sebuah organisasi adalah mencapai target atau
tujuan organisasi dengan cepat dan juga efektif. Namun, jika kita ingin mengulasnya lebih dalam
maka tujuannya bisa diklasifikasikan menjadi beberapa poin berikut.

1. Mewujudkan Efektivitas Kerja


Tujuan yang pertama yakni menciptakan kinerja yang efektif serta terarah. Sebab dengan
efektivitas kerja yang baik, maka akan mempermudah suatu organisasi untuk bisa
mencapai tujuannya dengan efektif pula. Efektivitas kerja manajemen organisasi dapat
diwujudkan dengan beberapa cara, antara lain:

2
a. Meningkatkan disiplin kerja pegawai : Disiplin kerja yang baik dapat
meningkatkan efektivitas kerja pegawai dan pada gilirannya meningkatkan
efektivitas kerja organisasi.
b. Memiliki tujuan yang jelas: Tujuan yang jelas akan memberikan motivasi bagi
setiap individu dalam organisasi untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik. Dengan begitu, operasional organisasi.
c. Meningkatkan koordinasi antar bagian dalam organisasi : Koordinasi yang baik
antar bagian dalam organisasi dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
organisasi secara keseluruhan.
d. Membentuk lingkungan kerja yang kondusif : Lingkungan kerja yang kondusif
dan nyaman dapat mempengaruhi motivasi kerja setiap individu dalam organisasi.
Dengan begitu, kinerja organisasi dapat meningkat secara keseluruhan.
e. Menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan tepat: Penerapan fungsi-fungsi
manajemen yang tepat akan membawa perubahan baik bagi organisasi. Fungsi-
fungsi manajemen yang tepat akan membantu organisasi mencapai tujuannya
dengan lebih efektif.
f. Dalam mewujudkan efektivitas kerja manajemen organisasi, perlu diperhatikan
beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi, seperti struktur
organisasi, teknologi yang digunakan, kualitas dan perilaku sumber daya manusia,
dan lingkungan luar organisasi.

Oleh karena itu, manajemen organisasi perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut dalam
merancang strategi dan mekanisme kerja yang efektif dan terarah.

2. Semua bagian dalam organisasi dapat terkoordinasi.


Efisiensi serta efektifitas kerja hanya bisa diwujudkan ketika setiap bagian dalam
organisasi dapat saling berkoordinasi dengan baik. Sedangkan koordinasi yang baik dapat
tercipta dengan adanya manajemen di dalam organisasi. Sebab itulah tujuan adanya
manajemen dalam organisasi selanjutnya yaitu mengkoordinir setiap individu dan juga
divisi. Dengan begitu operasional dapat berjalan lebih lancar serta tertata.

Koordinasi antar bagian dalam organisasi sangat penting untuk mencapai efektivitas kerja
manajemen organisasi. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
memastikan semua bagian dalam organisasi dapat terkoordinasi dengan baik:
a. Memiliki desain organisasi yang baik: Desain organisasi yang baik dapat
membantu memastikan bahwa semua bagian dalam organisasi memiliki tugas dan
fungsi yang jelas dan terkoordinasi dengan baik artinya Desain organisasi yang
baik adalah pola hubungan antara berbagai komponen dan bagian dari organisasi
yang dibangun dengan mempertimbangkan prinsip organisasi dan pembagian core
bisnis yang jelas dengan berpedoman pada visi, misi, dan tujuan organisasi itu
sendiri. Dalam desain organisasi yang baik, setiap bagian dalam organisasi

3
memiliki tugas dan fungsi yang jelas dan terkoordinasi dengan baik. Hal ini dapat
membantu memastikan bahwa setiap anggota organisasi tahu apa yang diharapkan
dari mereka dan mencegah tumpang tindih tanggung jawab.
b. Membangun hubungan yang baik antara atasan dan bawahan: Hubungan yang
baik antara atasan dan bawahan dapat membantu memastikan bahwa semua
bagian dalam organisasi bekerja sama dengan baik dan terkoordinasi dengan baik.
dengan membangun hubungan yang baik antara atasan dan bawahan maks
tercapai tujuan organisasi dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
c. Meningkatkan komunikasi: Komunikasi yang baik antara semua bagian dalam
organisasi dapat membantu memastikan bahwa semua bagian dalam organisasi
terkoordinasi dengan baik. Komunikasi yang efektif adalah saling bertukar
informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok
yang hasilnya sesuai dengan harapan. Komunikasi yang baik harus berlangsung
secara timbal balik, makna pesan harus ringkas dan jelas, dan bahasa yang
digunakan mudah dipaham, dalam sebuah organisasi, koordinasi yang baik juga
sangat penting untuk meraih sukses.
d. Memiliki tujuan yang jelas: Tujuan yang jelas dapat membantu memastikan
bahwa semua bagian dalam organisasi bekerja menuju tujuan yang sama dan
terkoordinasi dengan baik sehingga Tujuan organisasi harus dirumuskan dengan
jelas dan dipahami oleh semua anggota organisasi. Hal ini dapat membantu
memastikan bahwa semua bagian dalam organisasi memiliki arah yang sama dan
bekerja menuju tujuan yang sama Selain itu, tujuan yang jelas dapat membantu
memotivasi karyawan dan meningkatkan produktivitas Untuk mencapai tujuan
yang jelas, perlu dilakukan koordinasi antar bagian dalam organisasi.
e. Meningkatkan koordinasi antar bagian: Koordinasi antar bagian dapat membantu
memastikan bahwa semua bagian dalam organisasi bekerja sama dengan baik dan
terkoordinasi dengan baik

Dengan melakukan hal-hal tersebut, duharapkan semua bagian dalam organisasi dapat
terkoordinasi dengan baik dan mencapai efektivitas kerja manajemen organisasi.

3. Membentuk lingkungan kerja yang kondusif dalam manajemen organisasi,


Membentuk lingkungan kerja yang kondusif dalam manajemen organisasi sangat penting
untuk mencapai efektivitas kerja. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan
untuk membentuk lingkungan kerja yang kondusif :
a. Menciptakan rasa aman: Karyawan harus merasa aman dalam lingkungan kerja
mereka, baik dari bahaya fisik maupun pemutusan kerja sehingga dengan
lingkungan kerja yang aman dan nyaman akan dapat meningkatkan produktivitas
kerja karyawan.
b. Meningkatkan loyalitas: Loyalitas baik kepada atasan maupun sesama rekan kerja
dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, Loyalitas

4
karyawan merupakan sikap mental yang ditunjukkan oleh sikap setia terhadap
perusahaan, pekerjaan, atasan, dan rekan kerja. Loyalitas karyawan dapat
mempengaruhi kepuasan kerja dan produktivitas karyawan.
c. Meningkatkan kepuasan kerja: Rasa kepuasan kerja di kalangan karyawan dapat
membantu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, Karyawan yang merasa
puas dengan pekerjaan mereka cenderung lebih termotivasi dan bersemangat
dalam bekerja.
d. Meningkatkan komunikasi: Komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan
dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, Komunikasi yang
efektif antara atasan dan bawahan dapat membantu meningkatkan kinerja
karyawan.
e. Meningkatkan koordinasi antar bagian: Koordinasi antar bagian dapat membantu
menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Oleh karena itu, koordinasi yang
baik harus dilakukan agar semua bagian dalam organisasi dapat terkoordinasi
dengan baik dan mencapai tujuan organisasi secara efektif.
f. Meningkatkan desain organisasi: Desain organisasi yang baik dapat membantu
menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.

Dengan melakukan hal-hal tersebut, lingkungan kerja yang kondusif dapat terbentuk
dalam manajemen organisasi. Hal ini dapat membantu meningkatkan efektivitas kerja dan
mencapai tujuan organisasi dengan lebih baik.

C. Konsep Manajemen Organisasi

Dalam penerapannya, terdapat tiga konsep yang penting untuk Anda ketahui. Konsep-
konsep tersebut diantaranya adalah:

1. Manajemen sebagai ilmu Menurut Luther M Gullick .


Mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha
secara sistematis untuk mamahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama
untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih manfaat bagi
kemanusiaan. Manajeman dikatakan baik apabila memiliki tujuan dan sasaran yang jelas
dan diketahui oleh semua orang yang terlibatdalam kegiatan. Selanjutnya, menyusun
langkah -langkah untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan segala sumber daya
(manusia, dana, sarana, kesempatan, sumber alam dan lainnya) secara optimal, efektif
dan efesien. Tiap elemen-elemen ditata agar tidak tumpang tindih.
Fungsi manajemen menurut Luther M Gullick :
a. Planning (Perencanaan) Perencanaan yang kata dasarnya “rencana” pada
dasarnya merupakan tindakan memilih dan menetapkan segala aktifitas dan
sumber daya yang akan dilaksanakan dan digunakan di masa yang akan datang
untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan mengacu pada pemikiran dan
penentuan apa yang akan dilakukan di masa depan, bagaimana melakukannya,

5
dan apa yang harus disediakan untuk melaksanakan aktivitas tersebut untuk
mencapai tujuan secara maksimal.
Fungsi dari perencanaan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Menjelaskan berbagai masalah.
2) Menentukan prioritas masalah.
3) Menentukan tujuan dan indikator keberhasilan.
4) Mengkaji hambatan dan kendala.
5) Menyusun rencana kerja operasioanal.

b. Organizing (Pengorganisasian).
Pengoganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang
terlibat dalam kerja sama di suatu institusi. Kegiatan pengorganisasian
menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian.
Sehingga pengorganisasian dapat disebut sebagai keseluruhan proses memilih
orang-orang serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk memunjang
tugas orang-orang itu dalam organisasi dan mengatur mekanisme kerjanya
sehingga dapatmenjamin pencapaian tujuan. Dengan memandang
pengorganisasian sebagai suatu proses, jelaskan bahwa banyak input dasar harus
diperhatikan. Pertama-tama, struktur itu harus mencerminkan tujuan-tujuan dan
rencana-rencana karena aktivitas suatu institusi diturunkan dari situ. Kedua,
struktur itu harus mencerminkan otoritas yang tersedia bagi manajer-manajer
institusi. Jadi, otoritas dalam organisasi tertentu adalah hal yang ditentukan secara
sosial untuk menjalankan kebijakan dengan demikian, organisasi demikian itu
dapat diubah. Ketiga, struktur organisasi seperti setiap rencana mana pun, harus
mencerminkan lingkungannya. Keempat, organisasi itu harus diisi dengan staf
yang terdiri dari orang-orang.
c. Staffing (Penyusunan Pegawai).
Pengisian jabatan (staffing) akan mempengaruhi “kepemimpinan dan
pengendalian”. Pengisian jabatan mengharuskan adanya pendekatan dengan
sistem terbuka (open-system approach). Pengisian jabatan dilaksanakan di dalam
institusi, yang pada gilirannya mempunyai hubungan dengan lingkungan luarnya.
Oleh karena itu faktor-faktor intern perusahaan, seperti kebijaksanaan personalia,
iklim organisasi dan sistem imbalan, harus diperhitungkan. Jelasnya, tanpa
imbalan yang mencukupi, mustahillah untuk menarik manajer dengan kualitas
yang tinggi dan menahannya, untuk tetap bekerja di perusahaan tersebut.
Lingkungan luar juga tak dapat diabaikan teknologi tinggi membutuhkan para
manajer yang terlatih baik, berpendidikan cukup, ini dapat menghambat
perusahaan untuk berkembang dengan kecepatan yang diinginkan. Seperti fungsi-
fungsi manajemen lainnya, staffing juga merupakan fungsi yang tidak kalah
pentingnya. Tetapi agak berbeda dengan fungsi lainnya, penekanan dari fungsi ini
lebih difokuskan pada sumber daya yang akan melakukan kegiatan-kegiatan yang
6
telah direncakan dan diorganisasikan secara jelas pada fungsi perencanaan dan
pengorganisasian. Aktifitas yang dilakukan dalam fungsi ini, antara lain
menentukan, memilih, mengangkat, membina, membimbing sumber daya
manusia dengan menggunakan berbagai pendekatandan atau seni pembinaan
sumber daya manusia.
Penyediaan staf merupakan pengarahan dan latihan sekelompok orang yang
mengerjakan sesuatu tugas, dan memelihara kondisi kerja yang menyenangkan.
Dalam upaya mengembangkan staf metode yang dapat dipergunakan, antara lain:
latihan jabatan, penugasan khusus, simulasi, permainan peranan, satuan tugas
penelitian, pengembangan diri dan seterusnya. Sementara itu ada tiga tipe
program pengembangan staf yang terdiri dari: presupervisory programs, middle
management programs dan executive development programs.
d. Directing (Pengarahan).
Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan
terdapat para petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar, dengan pengarahan staff yang
telah diangkat dan dipercayakan melaksanakan tugas di bidangnya masing-masing
tidak menyimpang dari garis program yang telah ditentukan. Pengarahan
(orientasi) meliputi mengenalkan pegawai baru kepada perusahaan, fungsinya,
tugasnya, dan orang-orangnya. Perusahaan besar biasanya mempunyai program
pengarahan yang formal yang menerangkan hal-hal ini: sejarah, produk dan jasa,
kebijaksanaan umum, organisasi (divisi, departemen, dan lokasi), tunjangan
(asuransi, pension,cuti), persyaratan kerahasiaan dalam kontrak pertahanan, dan
peraturan keamanan, ,dan lain-lain. Dalam pelaksanaannya pengarahan ini
seringkali dilakukan bersamaan dengan controlling sambil mengawasi, manajer
sering kali memberi petunjuk atau bimbingan bagaimana seharusnya pekerjaan
dikerjakan. Jika pengarahan yang disampaikan manajer sesuai dengan kemauan
dan kemampuan dari staf, maka staf pun akan termotivasi untuk memberdayakan
potensinya dalam melaksanakan kegiatannya.
e. Coordinating (Koordinasi).
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan satu dari beberapa fungsi
manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan,
percekcokan, kekosongan kegiatan dengan jalan menghubungkan, menyatukan
dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Koordinasi adalah mengimbangi dan
menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok
dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan
keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri.
f. Reporting (Pelaporan).
Dengan pelaporan dimaksudkan sebagai fungsi yang berkaitan dengan pemberian
informasi kepada manajer, sehingga yang bersangkutan dapat mengikuti
7
perkembangan dan kemajuan kerja. Jalur pelaporan dapat bersifat vertikal, tetapi
dapat juga bersifat horizontal. Pentingnya pelaporan terlihat dalam kaitannya
dengan konsep sistem informasi manajemen, yang merupakan hal penting dalam
pembuatan keputusan oleh manajer. Fungsi ini umumnya lebih banyak
ditanganioleh bagian ketatusahaan. Hasil catatan ini akan digunakan manajer
untuk membuat laporan tentang apa telah, sedang dan akan dilakukan dalam
upaya pencapaian tujuan. Fungsi recording and reporting ini akan berhasil jika
tata kearsipan dapat dikelola secara efektif dan efesien.
g. Budgetting (Pembuatan Anggaran)
Luther Gullick mengemukakan bahwa penganggaran termasuk salah satu fungsi
manajemen. Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan dengan pengendalian
organisasi melalui perencanaan fiskal dan akuntansi. Sesuatu anggaran, baik
APBN maupun APBD, menunjukkan dua hal: pertama sebagai satu pernyataan
fiskal dan kedua sebagai suatu mekanisme. APBN merupakan kependekan dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. APBN adalah anggaran pendapatan
dan belanja negara Republik Indonesia setiap tahun yang telah disetujui oleh
anggota DPR (Dewan perwakilan Rakyat).
h. Controlling (Pengawasan).
Proses pengawasan mencatat perkembangan kearah tujuan dan memungkinkan
manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk
mengambil tindakan korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang
efektif, roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian
mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Dari semua pembahasan diatas
penulis menarik kesimpulan bahwa manajemen dapat dilakukan dengan baik
apabila bisa menggerakkan, mengkordinir, mengarahkan dan mengatur sesuai
proses pemanfaatan sumber daya organisasi dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan
perencanaanbersama kelompok, atau kelompok yang diarahkan. Disamping itu
juga untuk mengetahui semua fungsi manajemen berjalan dengan baik,
dibutuhkan perencanaan yang baik bersama kelompok yang disertai dengan
pengorganisasian dan pengarahan. Yang paling terpenting adalah proses
pengawasan untuk memonitor kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan dan
proses membandingkan hasil dan harapan.
2. Manajemen adalah Seni oleh Henry M. Boettinger.
Konsep ini menganggap bahwa manajemen merupakan satu bentuk seni dalam membuat
keputusan. Artinya, manajemen juga kemampuan menerapkan prinsip maupun teknik
dalam mengelola sumber daya milik organisasi agar mencapai tujuannya.
3. Manajemen adalah profesi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa profesi adalah bidang
pekerjaan yang didasarkan pendidikan kemampuan tertentu. Menurut para ahli memiliki
sudut pandang bahwa manajemen sebagai profesi dan menyatakan bahwa :
8
a. Suatu posisi dapat dijabarkan sebagai profesi apabila berdasarkan pada suatu
wadah ilmu pengetahuan yang dilaksanakan secara sistematis dan meminta
kecerdasan serta kemampuan untuk memecahkan permasalahan yang ada baik
ditinjau secara teori maupun praktik lapang.
b. Suatu profesi pasti mebutuhkan waktu yang lama untuk melakukan persiapan
pencapaian spesialisasi berdasarkan suatu latar belakang pendidikan yang luas.
c. Profesi memberikan berbagai macam kesempatan dan menyediakan waktu bagi
para anggotanya dalam aktivitasnya mengikuti pelatihan yang dipergunakan untuk
peningkatan dan penyegaran pengetahuan mereka. Pelatihan ini dilakukan terus
menerus untuk menjaga tingkat up to date masing-masing anggota.
d. Suatu profesi memerlukan penelitian dan penyelidikan secara ilmiah dan
berkelanjutan.

Melalui alasan tersebut maka manajemen memiliki sifat profesi dimana terdapat beberapa
penekanan yang mengarah kepada kesimpulan tersebut.

a. Sebagai ilmu sudah dipastikan bahwa manajemen telah ditelaah dan ditingkatkan
lewat berbagai lembaga pendidikan dan training. Dalam memperoleh pengetahuan
khusus dan kecapakan diperlukan proses pendidikan dalam waktu yang cukup
lama. Hal ini untuk mencetak kemampuan manajer yang kompeten.
b. Spesialisasi pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dalam manajemen dipakai
untuk membimbing, menasehati dan memerintah orang yang bekerja sama dalam
satu tim dan ini juga merupakan suatu manajemen sebagai proses. Contoh
manajemen sebagai proses dalam konteks profesi seperti memuji karyawan di
depan umum dan mengkritik secara pribadi.
c. Manajemen sebagai profesi berarti memajukan setiap pekerjaan supaya tiap
personil mampu berhasil mencapai kedudukan tertinggi untuk tiap keahliannya
sesuai dengan jabatan yang pangkunya. Tidak sesuai dengan standar manajemen
apabila profesi atau jabatan tertentu diperoleh karena proses Nepotisme atau
karena hubungan dengan orang penting semata dalam suatu organisasi.

Oleh karena itu penilaian terhadap manajer lebih sulit dibandingkan penilaian terhadap
profesi lain seperti bidan, polisi, tentara, guru, dan sejenisnya. Pada akhirnya manajemen
sebagai profesi menuntut para profesional agar bekerja sesuai dengan kode etik untuk
melindungi klien mereka. Manajemen saat ini lebih mengarah pada kecenderungan
meningkatnya profesionalisme baik dalam dunia bisnis maupun organisasi non-profit.

Penilaian seorang manajemen juga sangat komprehensif tidak hanya melihat dari
fungsionalnya saja seperti pemasaran,keuangan, SDM dan lain-lain. Akan tetapi
penguasaan terhadap manajemen waktu dan operasional juga sangat diperhitungkan.

D. Fungsi Manajemen Organisasi.

9
1. Planning (Perencanaan).
Perencanaan yang kata dasarnya “rencana” pada dasarnyamerupakan tindakan
memilih dan menetapkan segala aktifitas dansumberdaya yang akan dilaksanakan dan
digunakan di masa yangakan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan
mengacupada pemikiran dan penentuan apa yang akan dilakukan di masadepan,
bagaimana melakukannya, dan apa yang harus disediakanuntuk melaksanakan
aktivitas tersebut untuk mencapai tujuan secarmaksimal.
Fungsi dari perencanaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menjelaskan berbagai masalah.
b. Menentukan prioritas masalah.
c. Menentukan tujuan dan indicator keberhasilan.
d. Mengkaji hambatan dan kendala.
e. Menyusun rencana kerja operasioanal.

Sedangkan manfaat perencanaan tersebut adalah sebagai berikut:

a.Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktumendatang.


b.Dimungkinkan melakukan pilihan dari berbagai alternatiftindakan.
c.Mengarahkan perhatian pada tujuan.
d.Merupakan sarana untuk mengadakan pengawasan.
e.Memudahkan melakukan koordinasi diantara berbagaiorganisasi
f.Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, sehinggamenghemat waktu,
usaha dan dana.
Langkah-langkah dalam perencanaan :
a. Menyadari adanya peluang, meskipun datangnya lebih dahulu daripada apa
yang biasanya dianggap sebagai perencanaan yangsebenarnya, kesadaran
akan suatu kesempatan adalah titik awal yang sebenarnya untuk perencanaan.
Hal itu meliputi suatu pandangan pendahuluan terhadap kemungkinan adanya
peluang-peluang di hari depan dan kemampuan untuk melihanya dengan jelas
dan lengkap.
b. Menentukan sasaran, langkah kedua dalam perencanaan itusendiri ialah
menetapkan sasaran-sasaran bagi seluruh perusahaan dan kemudian bagi
setiap unit bawahannya.
c. Menentukan premis, suatu langkah logis ketiga dalamperencanaan adalah
menetapkan, mendapat persetujuan untukmemanfaatkan, dan menyebarkan
premis-premis perencanaankritis. Hal itu adalah data yang dapat diramaikan
dari sifat sesungguhnya, kebijakan pokok yang bisa diaplikasikan,
danrencana-rencana perusahaan yang ada. Premis adalah asumsi-asumsi
perencanaan dengan kata lain, lingkungan yang diharapkan dari rencana-
rencana yang sedang dilaksanakan.

10
d. Menentukan arah tindakan alternatif, langkah keempat ialahmencari dan
memeriksa arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak
Nampak dengan segera.
e. Mengevaluasi arah tindakan alternatif, setelah menemukan arahtindakan
alternatif dan memeriksa titik kuat dan lemahnya,langkah kelima ialah
mengevaluasi arah tindakan itu dengan menimbang berbagai factor dari sudut
premis dan tujuan.
f. Memilih satu arah tindakan, yaitu titik dimana suatu rencana diterima, titik
sesungguhnya mengenai pengambilan keputusan.
g. Merumuskan rencana turunan, pada titik dimana suatu keputusan diambil,
perencanaannya jarang lengkap dan langkah laindiusulkan. Biasanya selalu
diperlukan rencana turunan (derivatif) untuk mendukung rencana pokok.
h. Mengurutkan rencana berdasarkan anggaran, setelah keputusandiambil dan
rencana telah ditentukan, langkah terakhir untuk memberikan arti kepada
rencana itu, sebagaimana telah digambarkan dalam pembicaraan di atas
mengenai jenis-jenis rencana, ialah memberi nomor kepada rencana-rencana
itu dengan merubah rencana itu menjadi anggaran.

Persyaratan perencanaan terdiri dari :

a. Harus didasarkan pada tujuan yang jelas, maksudnya semuakomponen


perencanaan dikembangkan dengan berorientasi padatujuan yang jelas.
b. Bersifat sederhana, realistis, dan praktis, maksudnyaperencanaan yang dibuat
tidak bersifat muluk-muluk.
c. Terperinci, maksudnya harus memuat segala uraian danklasifikasi rangkaian
tindakan yang akan dilaksanakan.
d. Memiliki fleksibilitas artinya perencanaan yang dibuat tidak bersifat kaku.
e. Terdapat perimbangan antara unsure atau komponen yangterlibat dalam
pencapaian tujuan.
f. Diupayakan adanya penghematan sumber daya sertakemungkinan
diadakannya sumberdaya tersebut di masa-masaaktivitas sedang berlangsung.
Diusahakan agar tidak terduplikasi dalam pelaksanaan.
2. Pengarahan (Directing).
Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan danbimbingan terdapat
para petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan
tugas dapat berjalan denganlancar, dengan pengarahan staff yang telah diangkat dan
dipercayakan melaksanakan tugas di bidangnya masing-masing tidak menyimpang
dari garis program yang telah ditentukan. Pengarahan (orientasi) meliputi
mengenalkan pegawai baru kepada perusahaan, fungsinya, tugasnya, dan orang-
orangnya. Perusahaan besar biasanya mempunyai program pengarahan yangformal
yang menerangkan hal-hal ini: sejarah, produk dan jasa, kebijaksanaan umum,

11
organisasi (divisi, departemen, dan lokasi), tunjangan (asuransi, pension, cuti),
persyaratan kerahasiaan dalam kontrak pertahanan, dan peraturan keamanan ,dan
lain-lain.
Dalam pelaksanaannya pengarahan ini seringkali dilakukan bersamaan dengan
controlling sambil mengawasi, manajer sering kali memberi petunjuk atau bimbingan
bagaimana seharusnyapekerjaan dikerjakan. Jika pengarahan yang disampaikan
manajersesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staf, maka staf punakan
termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalammelaksanakan kegiatannya.
Pengarahan pada hakikatnya adalah keputusan-keputusan pimpinan yang
direncanakan dapat berjalan dengan baik. Denganpengarahan (directing) diharapkan :
a. Adanya kesatuan perintah (unity of command), artinya denganpengarahan ini
akan diperoleh kesamaan bahasa yang harusdilaksanakan oleh para pelaksana.
Sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran yang dapat membingungkan para
pelaksana.
b. Adanya hubungan langsung antara pimpinan dengan bawahan,artinya dengan
pengarahan yang berupa petunjuk atau perintaholeh atasan yang langsung
kepada bawahan, tidak akan terjadimis komunikasi. Di samping itu
pengarahan yang langsung ini dapat mempercepat hubungan antara atasan dan
bawahan.
c. Adanya umpan balik yang langsung, artinya pimpinan dengan cepat
memperoleh umpan balik terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Selanjutnya
umpan balik ini dapat segera digunakan untuk perbaikan.
3. Pengawasan (Controlling).
Pengawasan (Controlling) adalah untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi
ini sudah sesuai dengan rencana atau belum serta mengawasi penggunaan sumber
daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang
melenceng dari rencana. Seorang ketua yang menjadi pemimpin dalam menajemen
pengawasan bertugas memastikan agar apa yang dijual tersebut sudah sesuai dengan
standar yang ditetapkan perusahaan dan telah ditentukan. Ketua juga tidak hanya
memperhatikan produknya tapi juga memperhatikan anggota yang terlibat pada usaha
tersebut. Tugasnya ilah mengingatkan jika ada yang menyimpang dari produksi yang
seharusnya dapat dicapai.
Fungsi pengawasan (controlling) adalah fungsi ini sama penting dan sangat di
tentukan pepelaksanaan proses manajemen, karena itu harus dilakukan dengan
sebaik-baiknya. Pengawasan ini tentang erat dengan fungsi perencanaan dan kedua
fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi, karena:
a. Pengawasan harus terlebih dahulu direncanakan.
b. Pengawasan baru dapat dilakukan jika ada rencana.
c. Pelaksanaan rencana akan baiklah, jika pengawasan dilakukan dengan
baik.

12
d. Tujuan baru dapat diketahuan tercapai dengan baik atau tidak setelah
pengawasan atau penilaian dilakukan.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum melaksanakan fungsi pengawasan
(Controlling), adapun tahapan nya tersebut yaitu:
a. Menetapkan standar pelaksanaan kegiatan usaha
b. Menganalisa penyimpangan yang terjadi
c. Mengambil tindakan jika diperlukan untuk memperbaiki penyimpangan.
4. Pengelompokan/Organizing.
Mengorganisir atau mengelompokkan adalah salah satu fungsi yang amat diperlukan
dari manajemen dalam sebuah organisasi. Mengapa? Karena dengan organizing atau
pengelompokan, kinerja SDM dapat lebih maksimal. Hal ini memerlukan manajemen
sumber daya manusia (MSDM) yang baik oleh karenanya dalam suatu organisasi
senantiasa terdapat beberapa divisi. Hal ini untuk memudahkan organizing individu
sesuai keahlian, keterampilan sehingga dapat menjalankan tanggung jawabnya
dengan maksimal.
5. Motivasi/Motivation.
Fungsi yang kelima ini kerap terlewat karena dianggap tidak penting karena dinilai
lebih kepada kebutuhan individual.nPadahal, dari motivasi individu dihasilkan kinerja
yang mempengaruhi keberhasilan usaha mencapai tujuan. Melalui manajemen,
organisasi dapat memberikan motivasi pada setiap sumber daya manusia di dalamnya.
Baik dengan pemberian reward atau penghargaan. Dengan begitu para tenaga kerja
akan lebih kompetitif dan termotivasi memberi kinerja yang terbaik.
6. Kepegawaian/Staffing.
Fungsi kepegawaian dibutuhkan untuk menjalankan struktur organisasi yang ada.
Tujuannya yakni menempatkan individu karyawan di posisi atau jabatan sesuai
dengan keahliannya.
Fungsi ini juga mempengaruhi kenyamanan lingkungan kerja. Oleh karenanya
penting untuk dijalankan sesuai dengan tujuannya.
Adapun beberapa proses yang menjadi bagian dari fungsi ini diantaranya adalah:
Rencana penerimaan tenaga kerja baru Perekrutan setelah melalui proses seleksi dan
sekaligus dengan penempatan Training atau masa pelatihan kerja Pemberian gaji,
insentif dan juga bonus Evaluasi kinerja karyawan Promosi kenaikan jabatan Ketika
proses tersebut dapat dijalankan, maka fungsi kepegawaian dalam menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman dapat diwujudkan.
7. Manajemen Waktu.
Manajemen waktu dapat mempengaruhi kelancaran dan juga perkembangan sebuah
organisasi. Maka dari itu, penting untuk memiliki manajemen waktu yang baik.
Anda bisa memulai dengan peraturan jam kerja serta deadline untuk setiap tugas atau
tanggung jawab yang diberikan. Dengan begitu setiap individu akan terbiasa memiliki
manajemen waktu yang baik dan berpengaruh pada cara kerja yang efektif serta
efisien.
13
Dari berbagai ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwasanya manajemen organisasi
sangat berperan pada kelancaran operasional serta perkembangan sebuah organisasi
atau perkumpulan. Dimana manajemen tersebut diperuntukkan bagi seluruh sumber
daya yang terlibat, agar efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan dapat
meningkat.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen organisasi adalah suatu proses perencanaan dan pengorganisasian serta


pengendalian terhadap sumber daya sebuah organisasi dengan maksud untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien. Tujuan setiap organisasi tentunya bisa berbeda dan
bermacam-macam, tergantung dari organisasi itu sendiri. Dengan adanya manajemen organisasi
dalam perusahaan, diharapkan dapat membentuk kinerja karyawan yang lebih efektif terutama
dalam hal koordinasi antar departemen atau divisi. Sebagai catatan, manajemen organisasi yang
akan dimaksud di sini berkaitan dengan pengelolaan sumber daya di dalam bisnis atau
perusahaan. Sehingga manajemen organisasi lebih dikaitkan dengan seni untuk mengelola
sumber daya manusia di suatu perusahaan, dalam hal ini adalah karyawan.

Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen dalam organisasi yaitu :

1. Untuk mencapai tujuan, manajemen dibunuhkan untuk mencapai tujuan organisasi,


2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan – tujuan, sasaran – sasaran dan kegiatan
yang saling bertentangan dari pihak – pihak yang berkepentingan dalam organisasi, dan,
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas, yaitu upaya pencapaian tujuan dengan metode
yang benar dan hasil yang baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah Fuad. 2020. Manajemen Organisasi. Jember: Cerdas Ulet Kreatif.

Handoko, Tani, Manajemen edisi 2, ( Yogyakarta :BPFE Yogyakarta, 2009)

Muhammad Rifa'i Muhammad fadli, Manajemen Organisasi (Bandung: Citapustaka Media


Perintis, 2013).

https://id.scribd.com/document/403279816/MAKALAH-FUNGSI-MANAJEMEN-
PERUSAHAAN-docx

https://mekari.com/blog/manajemenorganisasi/:~:text=2.,Manajemen%20adalah%20Seni
%20oleh%20Henry%20M.%20Boettinger,milik%20organisasi%20agar%2 0mencapai
%20tujuannya

https://mekari.com/blog/manajemen-organisasi/

16

Anda mungkin juga menyukai