Makalah Ini Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Proyek Pendidikan
Dosen Pengampu:
MAKALAH
Oleh:
Kelompok 5
Ardhiansah 12010314382
Mahpudoh 12010324546
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kita rahmat, kesehatan dan kesempatan sehingga bisa menyelesaikan penyusunan
dalam makalah mata kuliah Manajemen proyek pendidikan ini yang berjudul
“Pengorganisasian Proyek”.
Shalawat serta salam tidak lupa kita hadiahkan kepada junjungan alam,
yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umat muslim dan mukmin
dari alam kegelapan menuju terang benderang.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangannya seperti pepatah yang mengatakan “tak ada gading
yang tak retak“, baik isi maupun penyusunannya. Atas semua itu dengan rendah
hati, sebagai penulis mengharapkan kritik, dan saran yang membangun guna
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca sekalian.
KELOMPOK 5
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................. 11
B. Saran........................................................................................ 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Santoso, Budi. 2009. Manajemen Proyek Konsep Dan Implementasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Organisasi
3
melalui saluran organisasi seperti memperlakukan manusia sama dengan mesin.
Sedangkan dalam konsepsi modern, pengorganisasian lebih menekankan pada
segi manusia dan tugas-tugas yang dilakukannya, yang bekerja di dalam
kelompok dengan pengaturan yang harmonis (Hidayat, 2001).
B. Prinsip Pengorganisasian
4
atau pembagian kerja ini adalah meningkatkannya produktivitas dan
dapat melakukan pekerjaan dengan efisien karena setiap karyawan
melakukan tugas yang sama setiap harinya sehingga kecepatan kerja
dan kualitas kerja dapat terjaga dengan baik.
Namun di sisi lain, ketergantungan organisasi terhadap karyawan
tersebut akan menjadi sangat tinggi dan juga menimbulkan kebosanan
karyawan akan rutinitas pekerjaan yang sama dan berulang‐ulang.
Kebosanan karyawan tersebut lama kelamaan akan dapat menyebabkan
tingginya tingkat ketidakhadiran (absen) dan tingkat pergantian tenaga
kerja (employee turnover) yang tinggi juga. Oleh karena itu, banyak
perusahaan/organisasi yang melakukan rotasi pekerjaan untuk
mengurangi ketergantungan pada orang‐ orang tertentu dan untuk
menghindari kebosanan akan rutinitas yang sama dan berulang‐ulang.
2. Prinsip Otoritas atau Wewenang (Authority)
Otoritas atau wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu,
membuat keputusan, memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu
(atau tidak melakukan sesuatu), dan hak untuk mengalokasikan sumber
daya atas nama organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan prinsip ini, semua fungsi, tugas, wewenang dan hubungan
antara manajer dan bawahannya harus didefinisikan dan ditentukan
secara jelas. Pengklasifikasian hubungan wewenang (authority) dan
tanggung jawab (responsibility) dapat membantu organisasi mencapai
koordinasi yang lebih baik dan lebih efektif.
3. Prinsip Rantai Komando (Chain of Command)
Rantai Komando merupakan konsep penting untuk membangun
suatu struktur organisasi yang kuat. Rantai Komando atau chain of
command dapat diartikan sebagai garis kewenangan tanpa putus yang
membentang dari puncak manajemen ke karyawan level terendah serta
menjelaskan siapa yang harus bertanggung jawab dan melapor kepada
siapa. Jadi pada dasarnya dapat dikatakan bahwa Rantai Komando
adalah aliran pelaporan. Misalnya seorang Operator produksi harus
5
melapor ke Leader Produksi, Leader produksi harus melapor ke
Supervisor produksi, kemudian Supervisor produksi harus melapor ke
Manajer dan Manajer Produksi harus melapor ke Direktur Operasional.
Tanggung jawab dan garis kewenangan tanpa putus ini berdasarkan dua
prinsip penting yaitu unity of command (kesatuan komando) dan scalar
chain (Jenjang berangkai).
Berdasarkan Prinsip Kesatuan Komando, Karyawan seharusnya
hanya menerima perintah dari seorang atasan saja dan juga bertanggung
jawab kepada satu atasan saja. Jika terlalu banyak Atasan yang
memberikan perintah, karyawan yang bersangkutan akan sulit untuk
membedakan prioritasnya. Hal ini juga akan menimbulkan kebingungan
dan tidak fokus pada tugas yang diberikannya. Sedangkan scalar chain
adalah garis vertikal wewenang dari atas sampai ke bawah. Setiap
karyawan harus menyadari posisi mereka di dalam Hierarki Organisasi.
Garis wewenang ini akan menunjukkan apa yang menjadi wewenang
dan tanggung jawabnya.
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang (Delegation)
Pendelegasian wewenang merupakan salah satu hal yang penting
dalam organisasi. Tanpa adanya pendelegasian wewenang, seorang
manajer harus mengerjakan sendiri semua pekerjaannya. Keberhasilan
seorang manajer pada dasarnya sangat tergantung pada kemampuannya
untuk mendelegasikan wewenang dan pekerjaan kepada bawahannya.
Pendelegasian wewenang dapat diartikan sebagai pelimpahan
wewenang dari seorang manajer kepada bawahannya untuk melakukan
sesuatu atau wewenang untuk pengambilan suatu keputusan.
5. Prinsip Rentang kendali (span of control)
Rentang kendali (span of control) atau sering disebut juga dengan
rentang manajemen (span of management) adalah Jumlah Karyawan
atau bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang
atasan dalam satu waktu, atasan yang dimaksud tersebut dapat berupa
seorang Supervisor ataupun Manajer.Rentang kendali ini sangat penting
6
dalam mengetahui desain dan dinamika kelompok pada organisasi yang
bersangkutan.
Rentang kendali pada suatu unit kerja (departement) dapat berbeda
dengan unit kerja lainnya meskipun dalam satu organisasi yang sama.
Tidak ada angka atau jumlah yang pasti terhadap rentang kendali ini,
hal ini karena setiap organisasi memiliki desain dan bentuk yang
berbeda‐beda juga. Di samping itu, pengalaman dan kepribadian
manajer serta kemampuan dan perilaku bawahan juga mempengaruhi
jumlah rentang kendali ini. Rentang kendali yang sempit akan
mempermudah seorang manajer untuk melakukan supervisi terhadap
bawahannya dan memperlancar komunikasi dengan bawahannya,
sedangkan rentang kendali yang lebar dapat memberikan kesempatan
yang lebih banyak kepada bawahannya dan melatih bawahannya lebih
independen/mandiri.3
C. Tujuan Pengorganisasian
3Ramdani, Dani. 2021. Pengertian Pengorganisasian, Prinsip, Tujuan, Tahapan, Proses, Prosedur,
Dan Manfaatnya. (online) https://www.sosial79.com/2021/04/pengertian-pengorganisasian-
prinsip.html?m=1#comments
7
membagi unit kerja yang terpisah dan tidak sejenis, tetapi berada dalam
satu organisasi.
2. Memperlancar pengawasan, yaitu dapat membantu pengawasan dengan
menempatkan seorang anggota manajer yang berkompetensi dalam
setiap unit organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan
didalam organisasi secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat
mencapai sasaran kerjanya walaupun dengan lokasi yang tidak sama.
Unit-unit operasional yang identik dapat disatukan dengan sistem
pengawasan yang identik pula secara terpadu.
3. Maksimalisasi manfaat spesialisasi, yaitu dengan konsentrasi kegiatan,
maka dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-
pekerjaan tertentu. Spesialisasi pekerjaan dengan dasar keahlian
dapatmenghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sehingga
kemanfaatan produk dapat memberikan kepuasan dan memproleh
kepercayaan masyarakat pengguna.
4. Penghematan biaya, yaitu dengan pengorganisasian, maka akan tumbuh
pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku
organisasi akan selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit
kerja baru yang notabennya menyangkut penambahan tenaga kerja yang
relatif banyak membutuhkan biaya tambahan berupa gaji/ upah.
Penambahan unit kerja sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan nilai
sumbangan pekerja baru dengan tujuan untuk menekan upah buruh
yang berlebihan.
5. Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia, dengan
pengorganisasian, maka masing-masing pekerja antar unit kerja dapat
bekerja saling melengkapi, mengurangi kejenuhan, menumbuhkan rasa
saling membutuhkan, mengurangi pendekatan materialistis. Untuk ini
pihak manajer harus mampu mengadakan pendekatan sosial dengan
8
penanaman rasa solidaritas dan berusaha menampung serta
menyelesaikan berbagai perbedaan yang bersifat individual. 4
D. Manfaat Pengorganisasian
4Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Edisi Kedua Cetakan Kedelapan Belas. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta
9
3. Memungkinkan setiap anggota untuk melaksanakan tugasnya dengan
jelas dan terarah, dikarenakan dengan pengorganisasian telah terdapat
cara pendelegasian wewenang dengan cara yang tepat kepada
orangorang yang tepat.
4. Menghemat usaha dan efektivitas pelaksanaan kerja melalui
penggunaan personalia dan fasilitas-fasilitas fisik dengan
sebaikbaiknya. Hal ini terjadi karena adanya keseimbangan antara
pekerjaan itu sendiri dengan orang yang harus mengerjakannya dan
fasilitas-fasilitas fisik yang tersedia.5
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
secara sederhana prganisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada
kerjasama, dan ada tujuan bersama. tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-
sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan satu
kesatuan yang utuh.
B. Saran
11
maka sebaiknya diterapkan dalam bentuk aktual dilapangan. Dan untuk para
pemimpin sebaiknya harus mengetahui semua hal yang menyangkut tentang
organisasi baik secara individu maupun kelompok.
12
DAFTAR PUSTAKA
13