Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI

PENGORGANISASIAN DAN PROSES PENGORGANISASIAN

DOSEN MATA KULIAH:


DR. HJ. MARIATY IBRAHIM, S.SOS, M.SI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :


1. NURHIDAYATI (2201111601)
2. YOLANDA NURUL HADI (2201125564)
3. BADARUDDIN (2201111602)
4. AFRIANDI HARAHAP (2201111605)

PRODI USAHA PERJALANAN WISATA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat
serta karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “Pengorganisasian dan
Proses Pengorganisasian” dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari ibu DR. HJ. Mariaty
Ibrahim, S.SOS, M.SI pada mata kuliah Pengantar Ilmu Administrasi. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca
tentang pengertian organisasi, bagaimana proses pengorganisasian dan tipe-tipe
serta bentuk dari organisasi.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu DR. HJ. Mariaty Ibrahim,
S.SOS, M.SI selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu Administrasi.
Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan kami berkaitan
dengan topik yang diberikan. Kami juga mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini.

Pekanbaru, 30 Oktober 2022

i
Penulis

DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................……………..
KATA PENGANTAR.....................................…………………………i
DAFTAR ISI......................................................……………………… ii
BAB I PENDAHULUAN..................................……………………… 1
1.1 Latar Belakang.............................................……………………….1
1.2 Rumusan Masalah........................................……………………….2
1.3 Tujuan..........................................................……………………….2
BAB II PEMBAHASAN...................................……………………….3
2.1 Pengertian Organisasi..................................……………………….2
2.2 Struktur Organiasi...................................……………………….4
2.2.1 Definisi Struktur Organisasi................……………………….4
2.2.2 Model Desain Struktur Organisasi.......………………………5
2.3 Proses Pengorganisasian..............................……………………….5
2.4 Asas-Asas Pengorganisasian.......................……………………….8
2.5 Tipe-Tipe dan Bentuk Organisasi................………………………9
BAB III PENUTUP...........................................……………………….13
3.1 Kesimpulan..................................................……………………….13

ii
3.2 Saran.............................................................……………………… 13
DAFTAR PUSTAKA........................................……………………….14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membahas tentang masalah organisasi, pasti kita pernah mendengar kata tersebut.
Organisasi adalah sebuah wadah untuk para mahasiswa mengekspresikan aspirasi
mereka, organisasi sangat penting ada di dalam setiap perguruan tinggi karena
dengan adanya organisasi di setiap perguruan tinggi akan banyak menampung
kreatifitas mahasiswanya, sehingga setiap aspirasi dan kreatifitas setiap
mahasiswa tidak ada yang terbuang sia-sia. Setiap organisasi di atur oleh sebuah
aturan yang telah dibuat oleh semua anggota organisasi tersebut dan peraturan itu
akan dijalankan oleh setiap anggotanya dan bagi pelanggar aturan akan dikenakan
sanksi yang telah disepakati oleh setiap anggota dan didalam sebuah organisasi
ada pengurus yang memimpin organisasi agar sebuah organisasi dapat
menjalankan tugas-tugasnya.

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-
orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya,
sarana-parasarana, data dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Artinya dengan definisi tersebut kita
memahami betapa besarnya tanggung jawab dari organisasi mahasiswa ataupun
perusahaan yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

iii
Pengorganisasian merupakan salah satu proses terlaksananya manajemen pada
suatu organisasi. Mengorganisasikan sangat penting dalam manajemen karena
membuat posisi orang jelas dalam struktur dan pengerjaannya dan melalui
pemilihan, pengalokasian, dan pendistribusian kerja yang profesional, sehingga
organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Pengorganisasian
(organizing) adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang, dan
pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai
tujuan organisasi.

1.1 Rumusan Masalah


2. Apa itu definisi pengorganisasian?
3. Apa saja struktur organisasi?
4. Bagaimana proses pengorganisasian?
5. Apa itu azas-azas organisasi?
6. Apa saja tipe-tipe dan bentuk organisasi?

1.1 Tujuan

Dari rumusan masalah diatas dapat di ambil tujuan yaitu, untuk mengetahui
bagian-bagian dalam Pengorganisasian atau sub-sub bab dalam Pengorganisasian
(definisi, struktur, proses, asas atau prinsip, tipe dan bentuk) yang sangat
berpengaruh dalam Pengorganisasian

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pengorganisasian

v
Pengorganisasian kata dasarnya adalah organisasi, pengorganisasian ialah
pengaturan setelah perencanaan tersebut selesai digarap. Di dalam
pengorganisasian, manajer memutuskan posisi-posisi yang perlu diisi serta tugas-
tugas dan tanggung jawab yang melekat pada setiap posisi tersebut.

Berikut merupakan definisi pengorganisasian menurut beberapa ahli, diantaranya :

1. Stoner dan Walker (1986

Pengorganisasian merupakan suatu proses di mana aktivitas kerja disusun dan


dialihkan kepada sumber tenaga untuk mencapai tujuan sebuah organisasi

2. Jaafar Muhammad (1992)

Pengorganisasian adalah penyusunan sumber-sumber organisasi dalam bentuk


kesatuan dengan cara yang berkesan agar tujuan dan objektif organisasi yang
dirancang dapat dicapai.

3. Gatewood. Taylor, dan Farell

Pengorganisasian adalah aktivitas yang terlibat dalam suatu struktur organisasi


yang sesuai, memberi tugas kepada pekerja serta membentuk hubungan yang
berguna di antara pekerja dan tugas-tugas.

4. Certo (1997)

Fokus pertama pengorganisasian adalah menentukan aktivitas yang akan


dilakukan oleh sumber daya manusia dalam organisasi dan bagaimana SDM
tersebut dapat diselaraskan atau digabungkan dengan cara yang terbaik untuk
mencapai tujuan organisasi.

Kesimpulan yang diperolah dari definisi-definisi di atas adalah bahwa


pengorganisasian adalah pembentukan struktur organisasi yang di dalamnya
terkandung:

1) Penugasan formal bagi individu-individu dan bagian-bagian organisasi,

2) Hubungan komunikasi dan pelaporan formal termasuk garis kewenangan,


penanggung-jawab keputusan, jumlah tingkat hirarche, dan jenjang kontrol
manajer.

3) Bahwa penyusunan struktur ini untuk memastikan terjadinya koordinasi


yang efektif bagi seluruh karyawan di seluruh lini dan bagian organisasi.

Dengan kata lain bahwa dalam setiap bangun struktur organisasi disangga oleh
4 pilar, yakni:

vi
1) Division of Work (Pembagian nekerjaan) adalah pemecahan tugas kompleks
menjadi komponen-komponennya, sehingga setiap orang bertanggung jawab
untuk beberapa aktivitas terbatas dan bukan tugas secara keseluruhan. Seringkali
dirujuk sebagai pembagian tugas

2) Departementalisasi merupakan penggabungan tugas secara logis dan efisien.


Untuk melacak jaringan kompleks dari hubungan formal dalum sebuah organisasi,
manajer biasanya mengambar bagan organisasi untuk melukiskan bagaimana
pekerja dibagi-bagi. Dalam baga sebuah organisasi, kotak mewakili
pengelompokan logis dari akti pekerjaan yang kita sebut dengan "depunemen.
Departementalisasi merupakan hasil keputusan manajer tentang aktivitas
pekerjaan apa yang dapat dihubungkan dengan kelompok serupa

3) Hierarki berarti menetapkan siapa yang memberi laporan kepada siapa dalam
organisasi. Setelah pekerjaan dibagi-bagi, departemen dibentuk dan rentan
kembali dipilih manajer dapat memutuskan rantai komando. Hasil dari keputusan
ini merupakan pola bertingkat yang disebut "hierarki" Puncak hierarki organisasi
adalah tempat manajer peringkat senior bertanggung jawab atas operasi dari
seluruh organisasi

4) Koordinasi adalah menetapkan mekanisme yang menyatukan aktivitas


departemental menjadi suatu kesatuan dan memonitor keefektivan iintegrasi
tersebut Tanpa koordinasi, orang akan kehilangan pandangan terhadap perannya
dalam organisasi secara total yang pada akhimya dapat mengorbankan sasaran
organisasi. Seberapa jauh koordinasi yang diperlukan tergantung pada sifat dari
pekerjaan yang dilakukan dan tingkat saling ketergantungan dari orang-orang
dalam berbagai unit yang melakukan tugas itu

2.2 Struktur Organisasi

2.2.1 Definisi Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang
baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.

Struktur organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam mencapai


tujuannya. Struktur organisasi dapat memiliki pengaruh yang besar pada
anggotanya. Pengaruh struktur organisasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan
mengarah pada suatu kesimpulan yang sangat jelas. Struktur organisasi
menjelaskan bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan dan
dikoordinasikan secara formal.

vii
2.2.2 Elemen Struktur Organisasi

Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para menejer ketika hendak
mendisain struktur, antara lain:

a. Spesialis pekerjaan, sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi


kedalam beberapa pekerjaan tersendiri.

b. Depaartementalisasi, dasar yang dipakai untuk mengelompokan pekerjan


secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi
dan pelanggan.

c. Rantai komando, garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari
puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung
jawab kepada siapa.

d. Rentang kendali, jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh menejer secara
efisien dan efektif.

e. Sentralisasi dan desentralisasi, sentralisasi mengacu pada sejauh mana


tingakt pengambilan keputusan terkonsentrasi pada suatu titik didalam organisasi.
Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.

f. Formalisasi, sejauh mana peerja-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.

2.2.3 Model desain struktur organisasi

a. Model mekanistik, yaitu sebuah struktur yang dicirikan oleh


departementralisasi yang luas, formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang
terbatas, dan sentralisasi.

viii
b. Model organik, yaitu sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas
hirarki dan lintas fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan
informasi yang komprehensif, dan mengandalakan pengambilan keputusan secara
parisifarif

c. Model piramid, model ini dibuat prsis sebuah piramida.

d. Model horizontal. Model ini dibuat dengan menarik garis lurus secara
horizontal dengan pembagian fungsional masing-masing bersama tugasnya
masing-masing.

2.3 Proses Pengorganisasian

Proses pengorganisasian haruslah dilakukan dengan hati-hati untuk


mempertimbangkan beberapa aspek yang berhubungan dengan suatu pekerjaan
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.

Adapun beberapa proses atau langkah-langkah pengorganisasian yang dapat


dilakukan agar organisasi yang sudah disusun menjadi baik, efektif, efisien, dan
sesuai dengan kebutuhan dalam mencapai tujuannya, diantara nya yaitu :

1. Meninjau ulang Rencana dan Tujuan Organisasi untuk melibet aktifitas


aktifitas apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan untuk melaksanakan
rencana tersebut

2. Menetapkan aktifitas aktifitas pekerjaan yang dibutuhkan untuk mencapai


tujuan (mendesain pekerjaan)

3. Mengklasifikasikan dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang serupa


dan saling berkaitan (departemenisasi)

4. Memberikan penugasan dan delegasi kewenangan untuk melaksanakan


pekerjaan-pekerjaan tersebut (Pendelegasian pekerjaan)

5. Menyusun hubungan hierarchi (vertikal dan horizontal) antara orang-orang


di dalam organisasi, agar terlihat jelas aliran tanggung-jawab dalam pembuatan
keputusan dan hubungan koordinasi antar bagian (Rentang manajemen dan rantai
komando).

ix
Dalam bagan struktur organisasi formal yang disusun, jasa John Frederick Taylor
sangat lah besar, karena unsur-unsur tersebut sudah di kembangkannya beberapa
tahun lalu, dan timbullah prinsip-prinsip organisasi sebagai berikut :

1) Spesialisasi Pekerja

Spesialisasi pekerjaan adalah kegiatan membagi-bagi pekerjaan sesuai yang


dibutuhkan oleh organisasi dan dengan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah
dan keahlian yang dibutuhkan, sehingga karyawan yang bersangkutan hanya
mengerjakan pekerjaan tertentu sesuai bidang dan bagiannya. Spesialisasi
pekerjaan sangat dibutuhkan bagi pekerjaan besar yang membutuhkan banyak
keahlian yang saling terkait agar terjadi efisiensi, namun spesialisasi pekerjaan
rutin yang tidak banyak membutuhkan pemikiran seringkali menimbulkan
kejenuhan sehingga perlu adanya rotasi kerja sekali waktu.

1. Rantai Komando

Rantai Komando adalah garis kewenangan yang digambar tak terputus yan
mengikat seluruh individu dalam orgamsasi dan menunjukkan siapa yang harus
bertanggung jawab pada siapa. Dalam Rantai komando juga perlu diperhatikan
adanya prinsip-prinsip yaitu :

1). Kesatuan Perintah, yang menjamin bahwa setiap Karyawan hanya wajib
mematuhi perintah dari atasan langsungnya Prinsip ini diperlukan agar karyawan
tidak mengalami konflik permintaan datau kepentingan dari berbagai atasan atau
supervisor

2) Jenjang organisasi yang menunjukkan tingkat-tingkat satuan organisasi yang di


dalamnya terdapat pejabat tugas dan wewenang serta kedudukanya dalam
keseluruhan organisasi. Jenjang organisasi bisa menjadi sangat tinggi manakala
organisasi membesar sehingga menjadi kurang efisien karena jenjang pembuatan
keputusan semakin Panjang

3. Kewenangan

x
Kewenangan adalah hak formal dan sah dari seorang manajer untuk membuat
keputusan, memberikan perintah dan mengalokasikan sumber daya bagi
kepentingan organisasi. Kewenangan ini tercantum dalam diskripsi pekerjaan dan
harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Berdasarkan posisi dalam organisasi, siapapun orangnya haruslah mendapatkan


kewenangan yang sama jika ia menduduki posisi tersebut.

b. Diterima oleh bawahan untuk membuat keputusan berdasarkan hak sah


organisasional.

c. Kewenangan mengalir ke bawah sesuai jenjang hierarchi vertical, bahwa posisi


yang lebih tinggi memiliki kewenangan yang lebih besar.

Di dalam organisasi ada tiga jems kewenangan yakni :

1) Kewenangan lini, yang memberikan kewenangan bagi para manajer untuk


bekerja langsung dengan bawahannya dan membuat keputusan langsung bagi
jajaranya tanpa harus berkonsultasi pada bagian yang lain
2) Kewenangan staf, yakni kewenangan yang dimiliki oleh asisten manajer atau
staf untuk memberikan saran, bantuan dan layanan tertentu yang dibutuhkan
3) Kewenangan fungsional, yakni kewenangan yang didelegasiakan secara formal
pada individua tau departemen untuk menangani atau membantu aktifitas-
aktifitas tertentu yang dilaksanakan oleh bagian lain.

4. Delegation

Pendelegasian wewenang selain dapat meningkatkan kinerja organisasi, juga


dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan karena merasa diberi kewenangan
melakukan sesuatu yang berharga bagi organisasi. Tanpa pendelegasian
wewenang karyawan hanya akan mengerjakan sesuatu dengan perintah tak
memiliki inisiatif dan rasa memiliki. Namun untuk mendelegasikan sebagian
wewenang ada beberapa hal yang pelu diperhatikan sebagai berikut :

a) Menyesuaikan antara tugas yang akan didelegasikan dengan karyawan/tim


yang akan menerimanya dari segi kemampuan, keahlian dan sikap.

b) Organisasikan pekerjaan yang akan didelegasikan (apa yang haru dilakukan,


bagaimana melaksanakannya, kapan harus selesai, keahlian apa yang dibutuhkan)
dan komunikasikan dengan jelas pada bawahan

c) Memberikan penugasan kerja secara jelas dan spesifik, sehingga karyawan


tahu bahwa mereka bertanggung-jawab penuh atas pekerjaan tersebut.

xi
d) Memberikan kewenangan yang cukup untuk melaksanakan tugas khusus
tersebut, tidak berlebihan sehingga menjadi sewenang-wenang tanpa
sepengetahuan sang manajer, dan juga tidak terlalu terbatas sehingga menyulitkan
pelaksanaan pekerjaan.

e) Pastikan agar mereka menerima bagian tanggung-jawab atas penyelesaian


pekerjaan tersebut sebagai bagian logis dari kesediaan menerima wewenang, serta
bagaimana mekanisme pertanggungan jawabnya. Perlu diingat bahwa tanggung-
jawab terbesar tetap berada di tangan manajer atau supervisor/atasan langsung.

5. Rentang Kendali

Seorang manajer dapat mengendalikan bawahan nya tergantung dari jumlah


bawahan tersebut yang bisa luas dan sempit tergantung pada kebutuhan pekerjaan
yang dilakukan dan kebutuhan organisasi yang bersangkutan dan beberapa faktor
berikut :

a) Subjektif (kecakapan dan keahlian, pengalaman, kesehatan, umur, bakat,


kepemimpinan seseorang, kepribadian, kedudukan sosial, dan lain-lain).

b) Objektif (faktor di luar diri seseorang. faktor lingkungan: jenis pekerjaan,


waktu untuk menyelesaikan pekerjaan, kestabilan organisasi, jarak antara
pengawas dan bawahan, banyak sedikitnya pekerjaan pada bawahan atau atasan).

c) Apakah sifat organisasi tersebut tersentralisassi atau terdesentralisasi. Jika


tersentralisasi maka rentang kendali akan sangat luas sebab kekuasaan lebih
terpusat.

2.4 Azas-Azas Organisasi

Organisasi yang baik, efektif, efisien serta sesuai dengan kebutuhan, harus
didasarkan pada asas, beberapa azas dalam organisasi adalah sebagai berikut:

1. Azas Tujuan Organisasi (Principle of organizational objectives) Tujuan


organisasi harus jelas dan rasional, apakah bertujuan untuk mendapatkan laba
ataukah untuk memberikan pelayanan. Hal ini merupakan bagian penting dalam
menentukan struktur organisasi.

2. Asas Kesatuan Tujuan (Principle of unity of objective) Suatu organisasi


harus ada kesatuan yang ingin dicapai. Organisasi secara keseluruhan dan tiap-tiap
bagiannya harus berusaha untuk mencapai tujuan tersebut organisasi akan kacau
bila tidak memiliki kesatuan tujuan.

3. Azas Kesatuan Perintah (Principle of unity of command)

xii
Setiap bawahan Menerima perintah ataupun memberikan pertanggungjawaban
hanya kepada satu orang atasan, namun seorang atasan dapat memerintah beberapa
orang bawahan.

4. Azas Tanggung Jawab (Principle of responsibility) Pertanggungjawaban


dari bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis wewenang (line authority)
dan pelimpahan wewenang. Dengan kata lain, seseorang hanya akan bertanggung
jawab kepada orang yang melimpahkan wewenang tersebut.

5. Azas Pembagian Kerja (Principle of departmen departmentation)


Pengelompokan tugas-tugas, pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang sama ke dalam
satu unit kerja hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan tersebut.

6. Azas Penempatan Personalia (Principle of personnel placement).


Penempatan orang-orang pada setiap jabatan harus didasarkan atas kecapakan,
keahlian dan keterampilannya (the right man, in the right job): mismanagement
penempatan harus dihindarkan Efektivitas organisasi yang optimal memerlukan
penempatan karyawan yang tepat. Untuk itu harus dilakukan seleksi yang objektif
dan berpedoman atas job specification dari jabatan yang akan diisinya. efficiency)

7. Azas efisiensi (Principle of ef

Suatu organisasi dalam mencapai tujuannya harus dapat mencapai hasil yang
optimal dengan pengorbanan yang minimal

8. Azas Kesinambungan (Principle of continuity)

Organisasi harus mengusahakan cara-cara untuk menjamin kelangsungan


hidupnya.

9. Azas Koordinasi (Principle of coordination)

Merupakan rangkaian dari asas-asas organisasi lainnya. Koordinasi dimaksudkan


untuk mensinkronkan dan mengintegrasikan segala tindakan, supaya terarah pada
sasaran yang ingin dicapai.

2.5 Tipe-Tipe dan Bentuk Organisasi

Dalam organisasi di Indonesia saat bermacam -macam bentuk organisasi baik


bersifat organisasi kemasyarakatan ,atau organisasi partai politik.Bahkan dalam
pemerintahan di katakan organisasi beskala nasional.karena organisasi itu terdiri
dari anggota dan pengurus. Di dalam bentuk organisasi dapat kita bedakan sebagai
berikut:

xiii
1. Mendatar (flat), mempunyai ciri-ciri diantaranya :

a. Jumlah satuan organisasi tidak banyak sehingga tingkat-tingkat hararki


kewenangan sedikit.

b. jumlah pekerja(bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak

c. Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah pimpinan relatif
kecil,di negara kita bisa kita lihat misal nya organisasi kemiliteran.

2. Piramida Terbalik.

Organisasi piramida terbalik adalah kebalikan dari tipe piramida terbalik adalah
jumlah jabatan pimpinan lebih besar daripada jumlah pekerja. Organisasi ini
hanya cocok untuk organisasi-organisasi yang pengangkatan pegawainya
berdasarkan atas jabatan fungsional seperti organisasi-organisasi/ lembaga-
lembaga penelitian, lembaga-lembaga pendidikan.

3. Type Kerucut

type organisasi kerucut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/kewenangan


banyak.

b. Rentang kendali sempit.

c. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada penjabat/pimpinan yang


bawah/rendah

d. Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu
jauh.

e. Jumlah informasi jabatan cukup besar.

Bentuk Organisasi:

Dalam berorganisasi tentu mempunyai bentuk- bentuk organisasi, diantaranya :

1. Bentuk organisasi staff

2. Bentuk organisasi lini

3.Bentuk organisasi fungsional

4. Bentuk organisasi fungsional dan lini

xiv
5. Bentuk organisasi fungsional dan staff

6. Bentuk organisasi lini dan staff

Struktur atau skema organisasi

Struktur atau skema organisasi yaitu satuan organisasi yang mempunyai hubungan
dan saluran wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam organisasi, jadi arti
organisasi dan tipe organisasi sering disamakan, padahal keduanya berbeda.

Berikut ini adalah definisi Tipe atau Bentuk Organisasi menurut beberapa ahli
adalah:

1. Organisasi Lini/Garis (Line Organization)

Organisasi Lini Garis diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu
bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan
dengan bawahan, sejak dari pimpinan teranggi sampai dengan jabatan-jabatan
yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain masing-masing
dihubungkan dengan garis wewenang atas komando. Organisasi ini sering disebut
dengan organisasi militer Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi
kecil. Ciri-ciri organisasi lini :

a. Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dan


memilikiJumlah karyawan yang sedikit

b. Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi

c. Belum terdapat spesialisasi Masing-masing kepala unit mempunyai


wewenang & tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan

d. Struktur organisasi sederhana dan stabil Organisasi tipe garis ini biasanya
diterapkan kepada organisasi kecil yang disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)

2. Organisasi Lini Dan Staf (Line And Staff Organization)

Organisasi garis dan staf diciptakan oleh Harrington Emerson. Organisasi garis
dan staf merupakan bentuk organisasi yang mengambil kelebihan-kelebihan dari
organisasi garis seperti adanya pengawasan secara langsung dan spesialisasi kerja.
Organisasi garis dan staf merupakan kombinası dari organisasi lini dan azas
komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh
para staff, dimana staf berperan untuk memberi masukan, bantuan pikiran, saran-
saran, dan data informasi yang dibutuhkan. Ciri-ciri organisasi lini dan staf :

a. Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung

xv
b. Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff

c. Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff

d. Jumlah karyawan banyak Organisasi besar, bersifat komplek

3. Organisasi Fungsional (Functional Organization)

Organisasi Fungsional diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini


disusun berdasarkan pada sifat dan macam-macam pekerjaan yang harus
dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian
yang sungguh-sungguh. Ciri ciri organisasi fungsional

a Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan

b. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa aasan

c. Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis

4. Organisasi Lini Dan Fungsional (Line And Functional Organization)

Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan


kepada perkepala unit (Kepala Bagian) untuk mengambil keputusan dalam bidang
pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan
wewenang kepada pejabat fungsionat yang melaksanakan bidang pekerjaan
operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa
memandang exclona tingkatan. Ciri-ciri organisasi lini dan fungsional :

a. Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang


bersifat bantuan

b. Terdapat spesialisasi yang maksimal dan tidak menonjolkan perbedaan


tingkatan dalam pembagian kerja

5. ganisasi Lini, Fungsional Dan Staf (Line, Functional And Staff


Organization)

Organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut atau gabungan dari


organisasi yang berbentuk lini fungsional dan staf. Organisasi ini memiliki ciri-
ciri :

a. Organisasi besar dan kadang sangat ruwet

b. Jumlah karyawan banyak

c. Mempunyai unsur karyawan pokok.

xvi
Karyawan dengan tugas pokok (line personal), karyawan dengan tugas bantuan
(staff personal), karyawan dengan tugas operasional fungsional (functional group)

6 Organisasi Komite (Commite Organization)

Suatu organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu lainnya


dilaksanakan secara kolektif. Organisasi komite terdiri dari :

1) Executive Committee (Pimpinan Komite), yaitu para anggotanya


mempunyai wewenang lini
2) Staff commite, yaitu orang-orang yang hanya mempunyai wewenang staf.
Organisasi ini mempunai ciri-ciri :

a. Adanya dewan dimana anggota bertindak secara kolektif

b. Adanya hak, wewenang dan tanggung jawab sama dari masing-masing


anggota dewan.

c. Asas musyawarah sangat ditonjolkan

d. Organisasinya besar & Struktur tidak sederhana

e. Biasanya bergerak dibidang perbankan, asuransi, niaga

xvii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengorganisasian (organizing) merupakan suatu cara pengaturan pekerjaan dan


pengalokasian pekerjaan di antara para anggota organisasi sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai secara efisien (Stoner. 1996). Sedangkan T Hani
Handoko (1999) memberikan pengertian pengorganisasian adalah proses
penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber
daya yang dimiliki, dan lingkungan yang melingkupinya. Prinsip
pengorganisasian adalah memiliki tujuan yang tegas dan jelas, departementasi,
pembagian tugas pekerjaan, adanya koordinasi,kesatuan komando, delegasi
wewenang luas jenjang pengawasan yang jelas, seimbang dan fleksibel Unsur

Pengorganisasian adalah struktur organisasi, tugas, orang, keputusan dan imbalan,


situasi informal dan budaya. Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai
mekanisme mekanisme formal dimana organisasi dikelola. Struktur organisasi
menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan
di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun orang-orang yang menunjukkan
kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu
organisasi.

xviii
3.2 Saran

Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini


diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami pengorganisasian
maka sebaiknya diterapkan dalam bentuk yang nyata di lapangan yang sesuai
dengan ketentuannya.

DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Mariaty, 2002. Pengantar Ilmu Administrasi. Pekanbaru

xix

Anda mungkin juga menyukai