Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2018
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karuniaNya yang
diberikan kepada kita semua sebagai umatnya. saya dapat menyusun makalah dengan judul
“Konsep Dasar Dan Pendekatan Dalam Desain Oraganisasi” untuk memenuhi mata
kuliah Pengatar Manajemen.
Makalah yang disusun untuk mempelajari lebih detail mengenai apa itu lingkungan organisasi, dan
bagaimana cara mengelolanya. Saya berharap informasi yang saya dapatkan tidak hanya untuk
saya sendiri melainkan untuk para pembaca sebagai ilmu untuk menambah wawasan .
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih ,semoga makalah ini dapat memberikan
kontribusi positif dan memberikan manfaat dalam hidup kita nantinya .Dari lubuk hati yang paling
dalam, sangat disadari bahwa, makalah yang saya buat masih jauh dari sempurna . Oleh sebab
itulah tidak ada salahnya saya mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun untuk
lebih baik kedepannya.
Penyusun
2
Daftar isi
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................................................. 6
BAB II .................................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 7
2.1 Struktur Organisasi dan Desain Organisasi ..................................................................................... 7
2.2 Hal-hal yang berhubungan dengan pengorganisasian .................................................................... 10
2.3 Model Desain Organisasi ............................................................................................................. 12
2.4 Faktor Penting dalam Mendesain Organisasi ................................................................................ 13
2.5 Pengertian Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi ..................................................................... 14
2.6 Wewenang Lini, Staff dan Fungsional .......................................................................................... 15
2.7 Pendelegasian Wewenang ............................................................................................................ 17
2.8 Manfaat dan Hambatan Pendelegasian. ........................................................................................ 17
2.9 Rantai Komando ......................................................................................................................... 19
2.10 Rentang Kendali ........................................................................................................................ 19
2.11 Sentralisasi dan Desentralisasi .................................................................................................... 20
BAB III ................................................................................................................................................ 22
PENUTUP............................................................................................................................................ 22
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 23
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan factor kritis bagi efektevitas
organisasi. Oleh sebab itu, pada bab ini akan di bahas peranan pokok wewenang dalam
fungsi pengorganisasian, termasuk beberapa konsep yang berkaitan erat dengan faktor
tersebut. Pertama-tama akan di uraikan peranan wewenang, dan hubungan wewenang dan
kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai
tujuan individu maupun organisasi.
Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan
pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk
mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan
ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka. Kedua akan di uraikan struktur
lini dan staf melalui mana wewenang dijalankan.
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang
lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
sedangkanPengorganisasian (Organizing) merupakan proses penyusunan struktur
organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang
dimilikinya dan lingkungan yang melingkupinya.
5
1.3 Tujuan Masalah
1) Untuk mengatahui tentang struktur dan desain organisasi.
2) Untuk mengatahui hal-hal yang berhubungan dengan pengorganisasian.
3) Untuk mengatahui apa saja dimensi struktur organisasi.
4) Untuk mengatahui bagaimana model desain organisasi.
5) Untuk mengatahui faktor-faktor apa saja yang penting dalam mendesain organisasi
6) Untuk mengetahui tentang fungsi pengorganisasian: wewenang, delegasi dan
desentralisasi.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Pada dasarnya, Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun. Sedangkan organisasi adalah
suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan.Sehingga, Struktur
Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian baik secara posisi maupun
tugas yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.
Ada beberapa bagian dari organisasi, yaitu:
Struktur adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktivitas di dalam organisasi.
Struktur organisasi adalah hubungan antar para pegawai dan aktivitas-aktivitas mereka satu sama
lain serta terhadap keseluruhan, di mana bagian-bagiannya adalah tugas-tugas, pekerjaan-
pekerjaan atau fungsi-fungsi dan masing-masing anggota kelompok pegawai yang
melaksanakannya.
Struktur organisasi yang akan dibentuk tentunya struktur organisasi yang baik. Struktur
organisasi yang baik harus memenuhi syarat sehat dan efisien.Struktur organisasi sehat berarti
7
tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan peranannya dengan tertib.Struktur
organisasi efisien berarti dalam menjalankan peranannya tersebut masing-masig satuan
organisasi dapat mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil kerja.
b. Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang
dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang
dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang
kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.
c. Struktur Matriks
Struktur Matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda
dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk.Struktur matriks dapat
ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian
8
dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah,
universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.
9
b. Organisasi virtual
Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi
fungsi utama bisnis secara detail.
c. Organisasi nirbatas
Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan rantai
komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan
tim yang diberdayakan.
10
2. Departementalisasi
Departementalisasi adalah kegiatan pekerjaan bersama yang harus dihimpun
kembali sehingga berbagai pekerjaan yang terpisah dapat dikoordinasikan dan
diintegrasikan kembali. Bentuk departementalisasi yaitu departemntalisasi Fungsional,
departemntalisasi Geografis, departemntalisasi Produk, departemntalisasi Proses, dan
departemntalisasi Konsumen. Departementalisasi adalah pengelompokan pekerjaan
menjadi departemen aktivitas pekerjaan yang serupa secara logis berhubungan., oleh
karena itu merupakan hasil keputusan manajer tentantg aktivitas tadi dibagi-bagi menjadi
tugas atau secara jelasnya adalah Proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau
kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu.
Lima bentuk umum departementalisasi:
a. Departementalisasi fungsional
mengelompokkan pekerjaan berdasarkan fungsi yang di lakukan. Pendekatan itu
dapat dilakukan dalam semua jenis organisasi, walaupun fungsin-fungsinya berubah
dalam rangka mencerminkan tujuan dan kegiatan kerja organisasi
b. Departementalisasi produk
mengelompokkan pekerjaan berdasarkan lini produk.dalam pendekatan ini, tiap
bidang produk utama di tempatkan di bawah wewenang manajer yang ahli dalam
bidang itu dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang harus di lakukan terhadap
lini produk itu.
c. Departementalisasi geografis
mengelompokkan pekerjaan berdasarkan berdasarkan wilayah atau geografis .
d. Departementalisasi proses
mengelompokkan pekerjaan berdasarkan arus produk atau pelanggan , dalam
pendekatan ini , kegiatan harus mengikuti arus pemrosesan alami produk atau bahkan
pelanggan
e. Departementalisasi pelanggan
mengelompokkan pekerjaan berdasarkan kelompok pelanggan yang mempunyai
kebutuhan atau masalah bersaing yang dapat sangat baik di penuhidengan
mempunyai tenaga spesialis pada masing-masing pelanggan itu.
11
Organisasi – organisasi besar sering menggabungkan sebagian besar atau semua bentuk
departementalisasi itu. Misalnya, sebuah perusahaan elektronik besar di jepang mengorganisasi
tiap-tiap divisinya menurut lini funsional,mengorganisasi unit-unit pabrikasinya menurut proses ,
unit-unit penjualannya menurut wilayah geografis,wilayah penjualan menjadi empat
pengelompokan pelanggan.
Dua tren departementalisasi adalah meningkatnya penggunaan departementalisasi
pelanggan dan pengunaan tim lintas fungsi. Departementalisasi pelanggan digunakan untuk
memantau kebutuhan pelanggan dan lebih mampu menganggapi perubahan kebutuhan. Lintas
fungsi itu mampu memahami pelanggannya dan lebih cepat menganggapi permintaan mereka.
Yaitu model yang menekankan pentingnya mencapai produksi dan efisiensi tingkat
tinggi. Henry Fayol mengajukan sejumlah prinsip yang berkaitan dengan fungi pimpinan
untuk mengorganisasi dan empat diantaranya berhubungan dengan pemahaman model
mekanistik yaitu:
12
2) Model Organik
Yaitu menekankan pada pentingnya mencapai keadaptasian dan perkembangan
tingkat tinggi. Desain organisasi ini kurang mengandalkan peraturan dan prosedur,
wewenang yang disentralisasikan atau spesialisas yang tinggi.
Model organik desain organisasi merupakan kontars dari model mekanistik.
Karakteristik dan praktek organisasi yang mendasari model organik sama sekali berbeda
dari karakteristik dan praktek yang mendasari model mekanistik. Perbedaan yang paling
mencolok antara kedua model itu berasal dari criteria keefektifan yang berbeda yang ingin
diusahakan sebesar-besarnya oleh masing-masing model. Jika model mekanistik berusaha
untuk mencapai efisiensi dan produksi secara maksimum, maka model organik berusaha
untuk mencapai keluwesan dan keadaptasian yang maksimum. Organisasi organik bersifat
luwes dan dapat beradaptasi dengan tuntutan perubahan lingkungan karena desain
organisasinya mendorong untuk lebih mendayagunakan potensi manusia.
13
2.5 Pengertian Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintahkan
orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
Ada dua pandangan yang saling berlawanan mengenai sumber wewenang yaitu teori
formal dan teori penerimaan. Pandangan wewenang formal menyebutkan bahwa
wewenang adalah dianugrahkan ; wewenang ada karena seseorang diberi atau dilimpahi
atau diwarisi hal tersebut. Pandangan ini menganggap bahwa wewenang berasal dari
tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan kemudian secara hukum diturunkan dari tingkat
ketingkat. Jadi, pandangan ini menelusuri sumber tertinggi dari wewenang keatas sampai
sumber terakhir, dimana untuk organisasi perusahaan adalah pemilik atau pemegang
saham. Pandangan teori penerimaan (acceptance theory of authority) menyanggah
pendapat bahwa wewenang adalah anugrah. Teori penerimaan berpendapat bahwa
wewenang seseorang timbul hanya bila hal itu diterima oleh kelompok atau individu
kepada siapa wewenang itu dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang
ada dalam yang dipengaruhi (influencee) bukan yang mempengaruhi (influenceer). Jadi
wewenang itu ada atau tidak tergantung padapenerima (receifer), yang memutuskan untuk
menerima atau menolak.
Desentralisasi adalah konsep yang lebih luas dan berhubungan dengan seberapa
jauh menejemen puncak mendelegasikan wewenang kebawah ke divisi-divisi, cabang-
cabang atau satuan-satuan organisasi tingkat lebih bawah lainnya. Adapun desentralisasi
merujuk kepada konsep pengorganisasian yang memandang bahwa apa yang terjadi
dilapangan atau dalam kenyataan sering kali tidak sesuai dengan apa yang dipahami oleh
Hierarki tertinggi dari sebuah organisasi, oleh karena itu perlu ada pembagian porsi dalam
hal pengambilan keputusan dan kebijakan yang menyangkut dengan cara bagaimana
organisasi dijalankan.
14
2.6 Wewenang Lini, Staff dan Fungsional
1. Wewenang lini (Line authority)
Wewenang lini adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas
bawahannya langsung. Ini diwujudkan dalam wewenang pemerintah dan secara
langsung tercermin sebagai rantai pemerintah, serta diturunkan kebawah melalui
tingkatan organisasi.
Dalam pendapat lain line authority adalah mereka yang dlam organisasi
bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi
2. Wewenang Staff
Staf authority adalah mereka yang ditunjuk oleh organisasi untuk
membantu bagian-bagian dalam sebuah organisasi yang memiliki kewenangnan
lini. Oleh karena itu, mereka yang memiliki kewenangan staf adalah mereka yang
membantu organisasi dalam mencapai tujuannya, hanya saja dengan cara tidak
langsung. Bentuknya dapat melalui pemberian jasa advokasi bagi direktur, maupun
bagian keuangan dan sebagainya.
Dalam pendapat lain wewenang staf adalah hak yang dipunyai oleh satuan-
satuan staf atau para spesialis untuk mengarahkan, memberikan rekomendasi, atau
konsultasi kepada personalia lini. Ini tidak memberikan wewenang kepada anggota
staf untuk memerintah lini mengerjakan kegiatan tertentu.
3. Wewenang Staff Fungsional
Wewenang staf fungsional adalah hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf
dengan satuan lini. Bila dilimpahi wewenang fungsional oleh menejemen puncak,
seorang staf spesialis mempunyai hak untuk memerintah satuan lini sesuai kegiatan
fungsional dimana hal itu merupakan spesialis dari staf bersangkutan. Sebagai
contoh seorang spesiualis keamanan mungkin mempunyai wewenang untuk
memerintah manajer laboraturium penelitian untuk menutup laboraturium bila gas
berbahaya mencapai tingkat tertentu atau departemen scheduling produksi mungkin
diberi wewenang untuk menentukan pekerjaan departemen produksi mana yang
harus dikerjakan terlebuh dahulu dan sebagainya.
15
Wewenang fungsional dapat melanggar satuan-satuan pemerintah dan
menyebabkan konflik organisasi. Adapun sumber konflik lini staf adalah meliputi :
a) Perbedaan umur dan pendidikan, orang staf biasanya lebih muda dan lebih
berpendidikan dari pada orang-orang staf sehingga menimbulkan “generation
gap”.
b) Perbedaan tugas, dimana orang lini lebih teknis dan generalis, sedang staf
spesialis. Hal ini menimbulkan kejadian-kejadian sebagai berikut :
Karena staf sangat spesialis, mungkin menggunakan istilah-istilah dan
bahasa yang tidak dapat diapahami orang lini.
Orang lini mungkin merasa staf spesialis tidak sepenuhnya mengerti
masalah-masalah lini dan menganggap saran mereka tidak diterapkan
atau dikerjakan.
c) Perbedaan sikap, ini tercermin pada:
Orang staf cenderung memperluas wewenangnya dan cenderung
memberikan perintah-perintah kepada orang lini untuk membuktikan
eksistensinya.
Orang staf cenderung merasa yang paling berjasa untuk gagasan-
gagasan yang diinplementasikan oleh lini; sebaliknya, orang lini
mungkin tidak menghargai peranan staf dalam membantu pemecahan
masalah-masalahnya.
Orang staf selalu merasa dibawah perintah orang lini; dilain pihak orang
lini selalu curiga bahwa orang staf ingin memperluas kekuasaannya.
d) Perbedaan posisi. Manajemen puncak mungkin tidak mengkomunikasiakan
secara jelas luasnya wewenang staf dalam hubungannya dengan lini. Padahal
organisasi departemen staf ditempatkan relatif pada posisi tinggi dekat
menejemen puncak. Departemen lini dengan tingkatan lebih rencah cenderung
tidak senang dengan hal tersebut.
Oleh karena itu perlu disadari untuk menghapuskan konflik-konflik tersebut
harus secara jelas meyampaikan delegasi departemen-departemen staf. Dan
setiap bagian dalam organisasi memiliki kewenangan sekaligus juga tanggung
jawab dalam mencapai tujuan organisasi.
16
2.7 Pendelegasian Wewenang
Empat kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan:
1. Pendelegasi menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.
2. Pendelegasian melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan ata
tugas.
3. Penerimaan delegasi, baik implisit atau eksplisit, menimbulkan kewajiban atau
tanggung jawab.
4. Pendelegasian menerima pertanggung jawaban bawahan untuk hasil-hasil yang
dicapai.
Delegasi dibutuhkan karena manajer tidak selalu mempunyai semua pengetahuan yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan. Mereka mungkin menguasai “the big picture” tetapi
tidak cukup mengerti tentang masalah lebih terperinci. Sehingga, agar organisasi dapat
menggunakan sumber daya-sumber dayanya lebih efisien maka pelaksanaan tugas-tugas
tertentu didelegasikan kepada tingkatan organisasi yang serendah mungkin di mana
terdapat cukup kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya
17
2) Hambatan Pendelegasian
Sekalipun pelimpahan wewenang memiliki sisi manfaat namun juga tidak lepas
dari kendala dalam pelaksanaannya. Staf yang tidak memiliki kemampuan atau
kapabilitas untuk menerima dan menjalankan sesuatu yang didelegasikan kepadanya
justru akan menghambat pencapaian tujuan kearah yang lebih baik. Disisi lain,
pelimpahan wewenang juga akan berdampak pada kurang bertanggung jawabnya
atasan terhadap apa yang semestinya dia lakukan. Pada beberapa kasus pelimpahan
wewenang sering kali dilakukan bukan sebagai proses pembelajaran dan pemberian
kepercayaan daru atasan kepada bawahan, akan tetapi lebih sebagai pelarian tanggung
jawab dari atasan kepada bawahan. Oleh karena itu, perlu sekali digaris bawahi bahwa
pelimpahan wewenang tidak berarti juga memiliki pelimpahan tanggung jawab.
Pelimpahan wewenang bisa jadi hanya merupakan pelimpahan beberapa hal yang dapat
dikerjakan oleh bawahan kita, akan tetapi tangggung jawab sepenuhnya masih berada
di tangan pihak yang melimpahkan wewenang
Agar pelimpahan wewenang dapat berjalan efektif maka ada tiga kunci pokok yang
perlu diperhatikan, yaitu pertama adalah kepercayaan manajer terhadap bawahan
dalam melimpahkan wewenang perlu diiringi dengan pemberian kebebasan kepada
bawahan untuk menjalankan kewenangannya menurut caranya sendiri. Artinya
pendelegasian akan berjalan efektif apabila pihak yang diberi wewenang oleh manajer
diberikan kebasan untuk menjalankan kewenangannya sesuai dengan caranya sendiri.
Hal ini disebabkan bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam melakukan
sesuatu. Kepercayaan dalam mendirikan delegation juga harus diartikan sebagai
kepercayaan kepada bawahan untuk – mungkin saja- melakukan kekelituan dalam
menjalankan kewenangannya, namun sejauh itu dapat menjadikan bawahan untuk
belajar dan bertindak kreatif, maka sebaiknya dibiarkan saja.
18
dalam memahami tujuan organisasi, tuntutan dari setiap pekerjaan, dan kemampuan
bawahan. Tanpa pemahaman yang baik mengenai ketiga hal ini, bisa jadi manajer salah
dalam melakukan pelimpahan wewenang. Sesuatu yang semestinya dilimpahkan
misalnya, tidak dilimpahkan dan sebaiknya sesuatu yang semestinya tidak dilimpahkan
justru dilimpahkan.
Tanggung jawab merupakan kewajiban untuk melaksanakan tugas apa saja yang
dibebankan. Kesatuan Komando merupakan prinsip menejemen yang menyatakan bahwa
tiap-tiap orang harus melapor kesatu menejer saja.
Kita tidak mungkin membahas rantai komando tanpa membahas tiga konsep lain
yaitu wewenang,tanggung jawab dan kesatuan komando. Wewenang mengacu pada hak-
hak yang melekat pada posisi manajerial tertentu yang memberitahu orang apa yang harus
dilakukan dan mengaharapkan orang itu melakukannya . untuk mempermudah koordinasi
dan pengambilan keputusan , para manajer organisasi menjadi bagian dari rantai komando
itu dan di anugeragi dengan kadar wewenang tertentu guna memenuhi tanggung jawabnya.
Sewaktu para manajer mengoordinasi dan memadukan pekerjaan para karyawan , para
karyawan tersebut menanggung kewajiban untuk melaksanakan tugas yang di bebankan.
Kewajiban atau harapan untuk mkelaksanakan itu dikenal sebagai tanggung
jawab.Akhirnya prinsip kesatuan komando membantu melestarikan konsep garis
wewenang yang terus menerus.
19
dikelola seorang menejer secara efisien dan efektif.Faktor itu meliputi keahlian dan
kemampuan menejer serta karyawan dan juga sifat pekerjaan yang sedang dikerjakan.
Contohnya, makin banyak latihan dan pengalaman yang dimiliki karyawan, makin
sedikit pengawasan langsung yang mereka perlukan. Oleh karena itu, para menejer dengan
karyawan yang terlatih dan pengalaman baik dapat berfungsi cukup baik pada rentang yang
lebih luas. Variabel kontingensi lainnya yang akan menentukan rentang yang memadai
mencakup kasamaan tugas-tugas karyawan, kerumitan tugas itu, jarak fisik dengan
bawahan, seberapa besar , prosedur standarisasi yang diterapkan, kecanggihan sistem
informasi, informasi organisasi, kekuatan budaya organisasi, dan gaya yang disukai oleh
manejer.
Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan
di daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu
yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di
mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat
perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir
seluruhnya oleh pemerintah pusat.
Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem
sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian
wewenang yang tadinya harus diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di
20
tingkat pemerintah daerah atau pemda. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar
keputusan dan kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya
campur tangan dari pemerintahan di pusat. Namun kekurangan dari sistem desentralisasi
pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang
tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk
mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol
oleh pemerintah di tingkat pusat.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian
organisasi. Struktur organisasi-organisasi memberikan kerangka yang menghubungkan
wewenang karena struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi para
anggota organisasi. Desain organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan
penciptaan struktur untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi struktur merupakan hasil dari
proses desain.
faktor ketika mendesain organisasi, di antar satu yang sangat penting adalah teknologi,
sifat kerja itu sendiri, karakteristik orang yang melakukan kerja, tuntutan lingkungan
organisasi, keperluan untuk menerima dan memproses informasi dari lingkungan tersebut,
dan keseluruhan strategi yang di pilih organisasi untuk berhubungan dengan lingkungan.
22
DAFTAR PUSTAKA
https://martininobel.wordpress.com/perilaku-organisasi/struktur-dan-desain-organisasi/
http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-sentralisasi-dan-desentralisasi-
ilmu-ekonomi-manajemen.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi
http://hendisuparman20.blogspot.com/2012/10/organisasi-organik-dan-organisasi.html
Handoko, Hani, 1998, Manajemen, Edisi Kedua, BPFE-Yogyakarta
Tisnawatie Sule, Erni; Kurniawan Saefullah, 2005, Pengantar Manajemen, Prenada Media
Group
23